SKRIPSI
Oleh:
ANJAR MAHANANI
G1D008020
NIM : G1D008020
Riwayat Pendidikan :
Jenderal Soedirman
PERSEMBAHAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan atau
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.
Anjar Mahanani
G1D008020
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
Kecemasan Pada Anak” Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapat gelar sarjana pada Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
penyusunan usulan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dari banyak
pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan
1. dr. Hj. Retno Widiastusi, MS, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
Jenderal Soedirman.
3. Aris Fitriyani S. Kep., Ns., MM., selaku dosen pembimbing I yang telah
ini.
Banyumas.
7. Erma Dwi K. S.Kep., Ns., Kusriyati. AMK., dan seluruh perawat di ruang
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
usulan penelitian ilmiah ini, oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang
bersifat membangun demi hasil yang lebih baik. Semoga penelitian ini mendapat
ridho dari Alloh SWT dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Anjar Mahanani
G1D008020
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
2013
1 2 3
Anjar Mahanani , Aris Fitriyani, S.Kep., Ns., MM , Dian Ramawati, M. Kep., Ns
ABSTRAK
Latar belakang: Hospitalisasi merupakan suatu proses oleh suatu alasan yang
terencana atau darurat, sehingga anak harus dirawat di rumah sakit yang dapat
menyebabkan anak mengalami kecemasan. Untuk mengatasi kecemasan dapat
diberikan penatalaksanaan psikoterapi, salah satunya adalah dengan musik klasik
Mozart.
Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh durasi
pemberian terapi musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang
mengalami hospitalisasi saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di RSUD
Banyumas.
Metode: Jenis penelitian Quasy Experiment dengan pendekatan pretest-posttest
with control group design. Menggunakan teknik purposive sampling, yang
berjumlah 30 anak dan dianalisis dengan Mann-Whitney dan Wilcoxon.
Hasil: Hasil analisis didapatkan p value sebesar 0,025, nilai p value < α
(0,025<0,05). Sehingga terdapat perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi
musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang mengalami
hospitalisasi saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di RSUD Banyumas.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik
Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di RSUD Banyumas. Kata kunci:
Hospitalisasi, Kecemasan anak, Musik Klasik Mozart.
Nursing Department
Faculty of Medicine and Health Scineces
University of Jenderal Soedirman
Purwokerto
2013
1 2 3
Anjar Mahanani , Aris Fitriyani, S.Kep., Ns., MM , Dian Ramawati, M. Kep., Ns
ABSTRACT
PERSEMBAHAN………………………………………………………… iii
ABSTRACT................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................
xiv
xvi
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN
D.Manfaat Penelitian..........................................................................................8
E. Keaslian Penelitian.........................................................................................9
A. Landasan Teori 12
1. Terapi Musik 12
a. Pengertian Musik 12
b. Musik Klasik 13
2. Kecemasan 17
a. Pengertian Kecemasan 17
f. Tingkat Kecemasan24
3. Hospitalisasi 36
a. Pengertian Hospitalisasi 36
b. Dampak Hospitalisasi 37
c. Kecemasan Hospitalisasi 38
B. Kerangka Teori 51
C. Kerangka Konsep 52
D. Hipotesa Penelitian 53
A. Desain Penelitian 54
1. Jenis Penelitian………………………………… . 54
2. Lokasi Penelitian……………………………… . 55
C. Variabel Penelitian 57
D. Definisi Operasional 58
E. Instrumen Penelitian 60
I. Etika Penelitian 67
A. Hasil……………………………………………………….. 69
1. Karakteristik Responden…………………………… 69
Menit 75
B. Pembahasan………………………………………………… 80
C. Kelemahan Penelitian………………………………… .. 94
A. Kesimpulan……………………………………… 95
B. Saran………………………………………………………. . 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Definisi Operasional………..………………………………….......... 59
Banyumas……………………………………………………........... 69
diberikan terapi……………………………………………………... 72
diberikan terapi………………………………………….................. 73
Gambar Halaman
2.1. Kerangka teori...... …………..………………………………..…… 51
DF : Dengue Fever
F : Febris
KD : Kejang Demam
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cukup panjang yaitu antara usia 2 tahun sampai dengan 11 atau 12 tahun. Dengan
anak terbagi menjadi dua periode yaitu periode anak awal dan anak akhir. Periode
anak awal berkisar dari usia dua sampai dengan enam tahun (2-6 tahun) dan
periode anak akhir dari usia enam sampai dengan tibanya masa kematangan secara
seksual, yaitu masa pubertas. Pengklasifikasian anak awal dan anak akhir
mengacu pula pada usia dimana anak awal merupakan usia prasekolah dan anak
Anak usia prasekolah dan usia sekolah rentan terkena penyakit, sehingga
banyak anak pada usia tersebut yang harus dirawat di rumah sakit dan
yang sangat dramatis (Wong , 2009). Di Indonesia 30% dari 180 anak antara 3
sampai 12 tahun mempunyai pengalaman dengan rumah sakit (Smetz cit Luthfi,
membutuhkan perawatan yang spesial dibanding pasien lain, anak sakit juga
miniatur dari orang dewasa atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk
merawat penderita anak-anak 20-45% lebih banyak daripada waktu untuk
Umumnya anak yang sudah agak besar jika dirawat di rumah sakit akan
timbul rasa takut baik pada dokter ataupun perawat, apalagi jika anak telah
atau dokter akan menyakiti dengan cara menyuntik. Selain itu anak akan merasa
tentu berbeda bentuk dan suasananya dengan alat-alat yang ada di ruang
perawatan. Reaksi pertama selain ketakutan juga pasien kurang nafsu makan
bahkan anak yang masih kecil menangis, tidak mau minum susu atau makan
pengalaman yang penuh dengan stres, baik bagi anak maupun orang tua.
Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stres dan kecemasan
pada anak. Pada anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit akan muncul
orang yang mengurusinya, dan kerapkali harus berhubungan dan bergaul dengan
(Supartini, 2004).
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak
pada anak. Jika seseorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan
mudah mengalami krisis karena : (1) Anak mengalami stres akibat perubahan
terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari,
dan (2) Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk
mengalami perasaan takut dan cemas apalagi bila harus menjalani rawat inap atau
suatu alasan yang terencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah. Anak yang sakit dan harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa
sulit karena tidak dapat melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan
orang-orang asing, perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak
merupakan sumber utama stresor, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang
mengancam dan stresor, keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan
bersalah karena tidak mampu merawat anaknya, rasa takut, cemas, frustasi, dan
depresi. Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak seperti
perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, kehilangan
kontrol, menarik diri, serta lebih peka dan pasif seperti menolak makan (Hidayat,
2005). Tidaklah mengejutkan bila masuk rumah sakit dikaitkan dengan kecemasan
dan ketakutan. Bukan hanya pada orang dewasa, pada anak-anak pun mereka
mempunyai rasa takut terhadap penyakit yang pada akhirnya berhubungan dengan
ketakutan dan kecemasan akan rumah sakit. Bahkan untuk anak yang masih kecil
(Aidar, 2011).
ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual
yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 2007). Kecemasan merupakan
psikoterapi, salah satu bentuk dari psikoterapi adalah terapi musik (Kaplan &
Sadock, 2002).
kecemasan terutama pada pasien dalam kondisi kritis. Implementasi dari terapi
pemulihan yang lebih cepat. Musik yang memiliki tempo lambat dan
menenangkan bisa menjadi terapi yang dapat diartikan sebagai pengobatan. Musik
penerus musik dan saraf penerus rasa sakit adalah sama, sehingga para dokter
anak di ruang Kanthil RSUD Banyumas, buku registrasi pasien masuk dan
yang diperoleh melalui buku registrasi pasien masuk didapatkan data bahwa
jumlah pasien anak pada bulan Januari-Mei 2012 berjumlah 541 anak, sedangkan
pada bulan Mei 2012 pasien anak di ruang Kanthil berjumlah 133 anak, dengan
jumlah 5 penyakit teratas adalah penyakit diare cair akut (37 pasien anak), kejang
demam (15 pasien anak), febris (12 pasien anak), broncho phneumoni (10 pasien
dengan standar nasional 75-85% maka pemakaian tempat tidur yang tersedia di
ruang Kanthil pada bulan Januari–Desember 2011 belum efisien. Sedangkan rata-
rata Bed Occupancy Rate (BOR) untuk 3 bulan terakhir (bulan April–Juni 2012)
adalah 56,08% dengan jumlah rata-rata pasien perhari adalah 18 orang. Ketika
respon menangis jika ada perawat datang, meronta-ronta, memeluk ibunya dan
sebagian besar anak tidak kooperatif dan mengalami kecemasan terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan dan perawat lebih banyak bekerja sama dengan orang
tua saat melakukan tindakan keperawatan, dan mahasiswa profesi yang bertugas
di ruang Kanthil mengatakan bahwa banyak pasien anak yang menangis ketika
didekati oleh perawat. Berdasarkan kasus di atas perlu dilakukan tindakan untuk
mengurangi kecemasan pada pasien anak tersebut, salah satu tindakan yang dapat
keperawatan pada anak untuk mengurangi tingkat kecemasan anak saat dilakukan
hospitalisasi.
B. Perumusan Masalah
kecemasan pada anak (Supartini, 2004). Dampak yang dapat ditimbulkan akibat
tidak mau makan dan minum (Ngastiyah, 2005). Kurangnya pengetahuan tentang
vital menjadi salah satu hal yang membuat anak takut dan sulit beradaptasi
terapimusik. Tetapi cara paling efektif untuk menurunkan kadar hormon stres
pada penelitian ini yaitu “Adakah perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi
musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang mengalami
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Banyumas.
2. Tujuan Khusus
ruang Kanthil RSUD Banyumas (usia, jenis kelamin dan jenis penyakit).
D. Manfaat Penelitian
yang hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapakan dari penelitian ini
adalah :
klasik Mozart untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien anak selama
2. Pendidikan Keperawatan
keperawatan anak dan menjadi tambahan informasi yang berguna bagi para
3. Pelayanan Keperawatan
proses penyembuhan.
4. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data untuk penelitian selanjutnya, dan
5. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
Penurunan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia (6-8 tahun)
Penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group Pra-Post Test Design,
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan uji analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah adalah analisis statistik uji Wilcoxon. Hasil
dan Aasym sig nya sebesar 0,000 (nilai p). Hal ini menunjukan bahwa nilai p
value<0,05, yang berarti ada pengaruh yang sangat signifikan antara sebelum dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan stres hospitalisasi pada pasien anak
usia 6-8 tahun setelah dilakukan terapi mendongeng. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada persamaan uji
statistiknya yaitu uji Wilcoxon, variabel terikatnya yaitu tingkat kecemasan anak
Penurunan Nyeri Post Operasi Pada Anak Usia Sekolah Di RSUP Haji Adam
jumlah sampel 14 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi
dapat dikumpulkan dengan menggunakan Face Pain Rating Scale. Data yang
(α= 0,05). Pada kelompok kontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
terapi musik terhadap intensitas nyeri paska operasi tidak bermakna yaitu 0,200
pengaruh yang signifikan terhadap intensitas nyeri yaitu 0,000 (p<0,05). Sehingga
dapat diketahui bahwa terapi musik dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap intensitas nyeri paska operasi pada anak. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada persamaan teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling, variabel bebasnya yaitu terapi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Terapi Musik
a. Pengertian Musik
yang menyangkut organisasi atau kombinasi dari suara atau bunyi dan
emosi dalam alur waktu dan ruang tertentu. Musik dapat menyebabkan
dari suara, suara berasal dari vibrasi dan vibrasi adalah esensi dari segala
Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang membuat orang senang
yang disukainya. Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu dan
berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang
harmoni internal (inner harmony). Jadi, musik adalah alat yang bermanfaat
akan lebih mudah mengatasi stres, ketegangan, rasa sakit, dan berbagai
gangguan atau gejolak emosi negatif yang dialaminya. Selain itu musik
b. Musik Klasik
musik. Musik klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik,
yaitu ditulis dalam bentuk notasi musik dan dimainkan sesuai dengan
notasi yang ditulis. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir
atmosfir yang serius. Penonton diharapkan untuk diam dan tidak banyak
bergerak agar tiap nada dalam komposisi yang dimainkan dapat terdengar
dilakukan pada periode baraque, terutama oleh J.S Bach. Pemain dapat
kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai
kalangan usia (Suhartini, 2008). Terapi musik adalah materi yang mampu
Musik klasik Mozart adalah musik klasik yang muncul 250 tahun
pikiran. Musik klasik Mozart juga memiliki irama, melodi, dan frekuensi
motivasi di otak. Musik klasik Mozart memiliki efek yang tidak dimiliki
tubuh akan mampu membangun sistem kekebalan yang lebih baik, dan
dengan sistem kekebalan yang lebih baik tubuh menjadi lebih tangguh
fungsi sistem saraf otonom. Cabang simpatis dari sistem saraf otonom
bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal untuk menghasilkan
jantung dan tekanan darah, dan norepinefrin secara tidak langsung melalui
utama adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu
berpeluang untuk aktif dan meningkat fungsinya. Selain itu, musik dapat
sedih, melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stres, sehingga dapat
dengan posisi yang nyaman, sedangkan tempo harus sedikit lebih lambat,
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan serta sesuai
adalah kesehatan, yaitu pada saat dirawat di rumah sakit (Nevid, 2005).
atau juga dapat memperlihatkan seperti fobia atau obsesif dan kecemasan
spesifik dan kondisi ini dialami secara subjektif. Cemas berbeda dengan
(Stuart, 2001). Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan
misalnya kegelapan. Kecemasan anak usia sekolah lebih terpusat pada hal
yang nyata, misalnya cedera tubuh atau bahaya alam. Selama masa
menurut Hawari (2004), antara lain adalah sebagai berikut: (1) Gejala
(3) Gangguan konsentrasi dan daya ingat; dan (4) Gejala somatik : rasa
menurun, dan denyut nadi menurun; (b) Pernafasan : nafas cepat dan
makan menurun, tidak nyaman pada perut, mual dan diare; (d)
urinarius : sering berkemih; (f) Kulit : keringat dingin, gatal, dan wajah
dan melarikan diri dari masalah; (3) Respon kognitif: respon kognitif yang
gambaran visual dan takut cedera atau kematian; dan (4) Respon afektif:
respon afektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa bersalah dan
malu.
(1998) adalah:
2) Jenis kelamin
3) Pengalaman individu
1) Teori Psikoanalitik
2) Teori Interpersonal
4) Teori Keluarga
5) Teori Biologis
hari, seperti bermain, belajar bagi anak usia sekolah, dan lain
sebagainya.
seseorang. Ancaman ini dapat terjadi pada anak yang akan dilakukan
tindakan pemasangan infus dan bisa juga terjadi pada orang tua.
Ancaman yang terjadi pada orang tua dapat disebabkan karena orang
pengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari
lingkungannya.
1) Cemas Ringan
2) Cemas Sedang
berkurang.
3) Cemas Berat
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
4) Panik
adalah ketakutan yang tidak masuk akal yaitu takut pada orang banyak.
2002).
5) Kecemasan pemisahan
Ketakutan yang tidak masuk akal terpisahkan dari orang tua atau
atau jauh dari orang tua yang tidak dipengaruhi oleh usia anak, budaya,
berikut: anak yang lebih muda akan mengamuk ketika ibunya mulai
melakukan pekerjaannya atau pada anak yang lebih tua akan mulai
terjadi gejala panik apabila dalam waktu 2 jam ibunya tidak kembali,
Biasanya timbul sakit kepala berat, mual, muntah, sesak nafas tepat
2008).
6) Kecemasan umum
Setiap orang memiliki teman atau tetangga dengan masalah ini. Pada
Kecemasan dan kekhawatiran yang terkait dengan tiga (atau lebih) dari
beberapa hari dan selama 6 bulan terakhir (catatan: hanya satu item
untuk tertidur atau tidur tidak memuaskan dan gelisah). Fokus dari
timbul bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu obat, obat lain
i. Penatalaksanaan Kecemasan
antara lain adalah terapi musik, nafas dalam , dan guidance imagenary.
2) Farmakoterapi
j. Akibat Kecemasan
berikut:
orang banyak.
kesenangan pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan
perasaan ditusuk-tusuk.
menghilang/berhenti sekejap.
berat badan.
kecil, tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat
haid), darah haid berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid
kepala pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu
berdiri.
(Hawari, 2004).
2) Spence Children’s Anxiety Scale (SCAS) adalah instrumen kecemasan
frekuensi setiap gejala yang terjadi pada empat skala poin mulai dari
tidak pernah (skor 0) sampai poin selalu (skor 3). Hasil kuesioner akan
(skor 17-32), berat (skor 33-48), dan berat sekali/panik (skor >49).
dengan rentang skor kecemasan sebagai berikut: ringan (skor < 28),
sedang (skor 28-56), berat (skor 57-84), dan sangat berat/panik (skor
d) Ketakutan cedera fisik (7, 10, 13, 17, 20, 24 dan 26)
a. Pengertian Hospitalisasi
bagi anak. Dampak hospitalisasi yang dialami bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stres dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stres
anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak
berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru bagi anak yaitu
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut dapat menjadi faktor penyebab stres
orang tua serta bersikap cuek pada perawat yang akan merawatnya karena
anak belum dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Stres yang
buruk, hal ini terjadi karena anak masih mempunyai keterbatasan tentang
mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi
anak mencoba menghindar dari orang tua, dan anak menjadi marah.
sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai dapat terhambat. Hal ini
membuat anak menjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisap jari dan
c. Kecemasan Hospitalisasi
perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Pada anak yang
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
3) Dukungan keluarga
Anak akan mencari dukungan yang ada dari orang lain untuk
dia harus di rawat di rumah sakit maka akan lebih kooperatif anak
1) Penolakan (avoidance)
2) Mengalihkan perhatian
membaca buku cerita saat di rumah sakit, menonton televisi (TV) saat
merasa kesakitan.
2, yaitu:
2007).
diagnotik dan terapi, berpisah dengan orang tua dalam arti semetara.
mereka untuk selalu ditemani oleh orang tua. Anak usia sekolah
orang tua. Reaksi yang umum terjadi pada anak usia sekolah
dan depresi.
aktivitas.
anak lain yang lebih kecil terutama saat dilakukan prosedur tindakan
mati, dan adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlakuan atau rasa
nyeri akan ditunjukkan dengan ekspresi baik secara verbal maupun non
merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan atau menggigit dan
4. Tanda Vital
fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting, maka disebut
dengan tanda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan
status kesehatan klien yang lazim (data dasar), seperti respon terhadap stres
fisik dan psikologis, terapi medis dan keperawatan, perubahan tanda vital,
dan medis. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk
auskultasi digunakan untuk menentukan tanda vital (Potter & Perry, 2005).
Menurut Potter & Perry (2005) pedoman berikut ini adalah pedoman
yang tenang.
b) Lengan yang diukur harus dalam keadaan bebas (tidak tertutup
dengan baik.
c) Memilih manset yang baik, yaitu manset yang dapat melilit 40%
d) Lilitkan manset pada tengah lengan ke atas dengan bola manset berada
lagi).
i) Tunggu 30 detik untuk mengulangi prosedur ini pada lengan yang
sama.
Ukuran-ukuran manset:
Pasanglah manset melingkari lengan atas atau tungkai atas, dengan batas
a) Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari,
telunjuk, jari tengah dan jari manis jika kita kesulitan menggunakan 2
jari.
c) Pada bayi dan anak d bawah 2 tahun laju nadi dihitung dengan meraba
d) Nadi dapat pula di raba di tempat- tempat lain yang letak arteriny
pedis.
3) Laju Pernafasan
Penghitungan laju pernapasan pada bayi dan anak paling tepat bila
beberapa cara:
pemeriksa harus melihat gerakan nafas dan detik jarum jam sekaligus.
jarum jam.
pernapasan.
fungsi vital anak, mencakup suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan
dan tekanan darah. Bandingkan setiap catatan fisiologis dengan nilai normal
untuk kelompok usia tersebut, selain itu bandingkan nilai yang diperoleh
pada kunjungan sebelumnya dengan catatan yang ada saat ini. Seperti pada
sebagian besar prosedur yang dilakukan pada anak, anak yang lebih besar
berikut:
1) Tekanan Darah
Rentang sistolik normal anak usai 1-7 tahun (usia dalam tahun + 90) dan
usia 8-18 tahun (2x usia dalam tahun + 83). Sedangkan rentang diastolik
normal anak usia 1-5 tahun (56 mmhg) dan usia 6-18 tahun (usia dalam
2) Denyut Nadi
Rentang denyut nadi normal pada anak usia 2-10 tahun saat istirahat dan
3) Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernapasan normal pada anak usia 6 bulan-2 tahun adalah 20-
30 kali/menit, anak usia 3-10 tahun adalah 20-28 kali/menit dan anak
4) Suhu
Rentang suhu normal anak sama dengan suhu orang dewasa (36,5-37,5
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan oleh Aidar (2011), Djohan
(2005), Kaplan & Sadock (2007), Musbikin (2009), Satiadarma (2002), Stuart &
Sundeen (1998), Stuart & Laraia (2007) dan Wong & Whaley (2007), maka
dibentuk kerangka teori penelitian yang dapat dijelaskan melalui Gambar 2.1
sebagai berikut:
Penatalaksanaan kecemasan
Hospitalisasi Pada Anak
Meningkatkan serotonin
Reaksi anak:
dan menurunkan hormon
ACTH Teori-teori tentang
1. Melakukan penolakan
kecemasan:
(penolakan pemeriksaan
TTV) 1.Teori psikoanalitik
2. Mengalihkan perhatian Kecemasan akibat
2.Teori interpersonal
3. Berupaya aktif hospitalisasi
3.Teori perilaku
4. Mencari dukungan 4.Teori keluarga
Rileks, rasa aman & sejahtera, 5.Teori biologis
melepaskan rasa gembira &
Faktor-faktor yang sedih, melepaskan rasa sakit &
mempengaruhi kecemasan: menurunkan tingkat stres
1. Usia
2. Jenis kelamin
Penurunan tingkat kecemasan
3. Pengalaman individu
pada anak
Kerangka konsep merupakan fokus penelitian yang akan diteliti, kerangka konsep
ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Pretest PostPost-test-test
Kelompok
(kecemasan anak kontrol (kecemasananak
hospitalisasi saat hospitalisasi)saat
Terapi musik pemeriksaan TTV)
pemeriksaan TTV) Dengan
Dengan menggunakan klasik Mozart Denganmenggunakakan
selama 30 McMurtrySCASFaces
McMurtry Faces Penurunan tingkat
Anxiety scale menit Anxiety scale
kecemasan anak
yang mengalami
Pretest Kelompok hospitalisasi
Post-test
(kecemasan anak perlakuan
(kecemasan anak
hospitalisasi saat Terapi musik hospitalisasi saat
pemeriksaan TTV) pemeriksaan TTV)
Dengan menggunakan klasik Mozart 1. Usia
Dengan menggunakan 2. Jenis kelamin
McMurtry Faces selama 45 McMurtry Faces
Anxiety scale 3. Jenir penyakit
menit Anxiety scale
4. Pengalaman
individu
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Ada dua hipotesis yaitu hipotesis statistik atau disebut juga hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis kerja (Ha) disebut juga dengan hipotesis alternatif. Hipotesa penelitian
adalah jawaban sementara penelitian atau dalil sementara yang sebenarnya akan
Ha : Ada perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik Mozart selama
30 menit dan 45 menit terhadap tingkat kecemasan pada anak yang mengalami
Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik Mozart
selama 30 menit dan 45 menit terhadap tingkat kecemasan pada anak yang
Banyumas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
sebelum (01 dan 03) dan setelah periode perlakuan (02 dan 04), sehingga
terapi musik klasik Mozart selama 45 menit dan kelompok kontrol selama 30
menit.
Keterangan :
1. Populasi
terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
anak rawat inap di RSUD Banyumas, dalam satu bulan terakhir yaitu bulan
Mei 2012 jumlah pasien anak yang dirawat di ruang Kanthil sebanyak 133
pasien .
2. Sampel
sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu seperti waktu, biaya, dan
n = Besar sampel
N = Besar populasi
n = 44,88
n = 45
a. Kriteria inklusi
hospitalisasi.
Rumah Sakit.
b. Kriteria eksklusi
di ruang isolasi).
C. Variable Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan anak yang
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, jenis
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah faces anxiety scale for children
skala kecemasan wajah. Faces anxiety scale for children menunjukkan berbagai
1. Uji Validitas
Penelitian ini tidak melakukan uji validitas lagi, karena instrumen yang
yang biasa digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan. Adapun nilai uji
validitas yang telah didapatkan oleh McMurtry bahwa r hitung lebih besar dari
2. Uji Reliabilitas
alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2011). Hal
ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih
2003). Penelitian ini tidak melakukan uji reliabilitas lagi, karena instrument
yaitu sebesar 0,77 yang artinya reliable dan dapat digunakan dalam penelitian.
dari Direktur RSUD Banyumas, Kepala instalasi rawat inap dan Kepala
menjadi sampel.
orang tua responden, dan meminta orang tua responden untuk memberikan
a. Data Primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
informasi yang dicari (Saryono, 2011). Data primer dalam penelitian ini
b. Data Sekunder
Data sekunder disebut juga data tangan kedua. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
ini diperoleh oleh peneliti dari pihak RSUD Banyumas. Data yang
diperoleh berupa: jumlah pasien rawat inap anak, usia pasien, jenis
1. Pengolahan data
dari:
a. Editing
Data yang terkumpul selanjutnya disusun. Editing adalah memeriksa
daftar pertanyaan.
b. Coding
hipotesis.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya
b. Analisis Bivariat
kecemasan anak dengan melihat pre test dan post test. Analisis ini
mean populasi sama atau tidak. Untuk menghitung nilai statistik uji
Keterangan:
N1= sampel 1
N2= sampel 2
terapi pada kelompok yang diberi terapi musik klasik Mozart selama
th =
Se=
Keterangan:
n = banyak data.
I. Etika Penelitian
Etika adalah prinsip moral yang memengaruhi tindakan (Saryono, 2011). Etika
1. Informed Consent
sebelum penelitian kepada responden yang akan diteliti. Lembar ini dilengkapi
maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh
2. Anonimity
3. Confidentiality
diambil peneliti, baik dari buku, skripsi maupun jurnal. Dalam penelitian ini
responden bersedia secara sukarela sebagai responden. Penelitian ini
publik, kecuali data ilmiah yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Sebelum
A. Hasil
1. Karakteristik Responden
yang diberi perlakuan terapi musik klasik Mozart selama 30 menit dan 15
orang pada kelompok yang diberi perlakuan terapi musik klasik Mozart
dengan karakteristik yang terdiri dari jenis kelamin, usia anak dan tanda-tanda
vital.
sebesar 56,7%.
Distribusi jumlah responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2.
sebanyak 5 orang.
terbanyak diderita oleh responden pada kedua kelompok adalah febris (F),
terapi.
Responden dalam penelitian ini mengalami tingkat kecemasan yang
tabel 4.4.
Total 15 15 30 100
lebih sedikit kecemasan, hal itu dapat terlihat dari presentase yang
diperoleh yaitu 26,7% pada kelompok perlakuan terapi musik klasik
Mozart selama 30 menit dan 30% pada kelompok perlakuan terapi musik
terapi.
tabel 4.5.
Total 15 15 30 100
lebih sedikit kecemasan, hal itu dapat terlihat dari presentase yang
Mozart selama 30 menit dan 33% pada kelompok perlakuan terapi musik
orang, tetapi setelah diberikan terapi musik klasik Mozart jumlah pasien
tingkat kecemasan pada kelompok 30 menit ini dapat dilihat pada lampiran
orang, tetapi setelah diberikan terapi musik klasik Mozart jumlah pasien
tentang tingkat kecemasan awal pada responden kelompok terapi 30 menit dan
sebelum dilakukan terapi musik klasik Mozart pada kelompok terapi 30 menit
musik klasik Mozart dari hasil analisis uji Mann-Whitney dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6. Tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi antara kelompok terapi
30 menit dan kelompok terapi 45 menit sebelum dilakukan
pemberian terapi musik klasik Mozart.
Kelompok n Z test p Value
Sebelum
30 menit 15 -0,328 0,743
45 menit 15
Total 30
Berdasarkan Tabel 4.6. diketahui bahwa hasil analisis dari uji statistik
Mann-Whitney pada saat sebelum terapi diperoleh nilai p value sebesar 0,743
pada kelompok 30 menit dan kelompok 45 menit, dengan kata lain kelompok
terapi musik klasik Mozart selama 30 menit dan pemberian terapi musik klasik
klasik Mozart pada kedua kelompok responden maka digunakan uji statistik
Wilcoxon. Uji statistik Wilcoxon digunakan untuk menguji dua sampel yang
(n=15).
Perubahan tingkat kecemasan akibat hospitalisas sebelum dan
value adalah 0,257 dengan demikian p value > α (0,257 >0,05), maka Ho
(n=15).
uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,006 dengan demikian p value < α
menit.
vital di RSUD Banyumas pada kelompok 45 menit, maka perlu dilakukan uji
untuk mengetahui perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik
Tabel 4.9. Tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi antara kelompok terapi
30 menit dan kelompok terapi 45 menit sesudah dilakukan
pemberian terapi musik klasik Mozart.
Kelompok n Z test p Value
Berdasarkan tabel 4.9. diketahui bahwa hasil analisis dari uji statistik
0,025 dengan α=0,05. Karena nilai p value < 0,05 (0,025<0,05) maka Ho
musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang mengalami
terapi musik klasik Mozart, dengan kata lain antara kelompok 30 menit dan 45
B. Pembahasan
a. Jenis Kelamin
menurut hasil Sensus Penduduk 2010 adalah 18.680 juta anak laki-laki dan
17.714 juta anak perempuan (Profil Anak Indonesia, 2012). Jumlah pasien
anak usia 5-10 tahun di ruang Kanthil selama penelitian adalah 37 orang
anak perempuan dan 49 orang anak laki-laki (buku register ruang kanthil,
dengan 10 tahun, hal itu sesuai dengan pernyataan Monks, Knoers, dan
dilakukan oleh peneliti juga sesuai dengan penelitian Sari dan Sulisno
(2012) bahwa anak perempuan lebih cemas daripada anak laki-laki karena
seperti perhatian dari orang tua dan keluarga, kebutuhan sosial seperti
bermain dengan teman sebaya. Anak laki-laki merupakan salah satu faktor
2007).
b. Usia
anak, usia 6 tahun sebanyak 14 anak, usia 7 tahun sebanyak 12 anak, usia
8 tahun sebanyak 16 anak, usia 9 tahun sebanyak 4 anak dan usia 10 tahun
menit adalah responden berusia 5 tahun yaitu sebanyak 7 orang, dan pada
psikologi merupakan rentang yang cukup panjang yaitu antara usia 2 tahun
dan tugas perkembangan yang berbeda, masa anak terbagi menjadi dua
periode yaitu periode anak awal dan anak akhir. Periode anak awal
berkisar dari usia dua sampai dengan enam tahun (2-6 tahun) dan periode
anak akhir dari usia enam sampai dengan tibanya masa kematangan secara
seksual, yaitu masa pubertas. Pengklasifikasian anak awal dan anak akhir
mengacu pula pada usia dimana anak awal merupakan usia prasekolah dan
yaitu berjumlah 16 orang (usia 5-6 tahun), dan sisanya berjumlah 14 orang
Umumnya anak usia pra sekolah jika dirawat di rumah sakit akan timbul
rasa takut baik pada dokter ataupun perawat, apalagi jika anak telah
perawat atau dokter akan menyakiti dengan cara menyuntik. Selain itu
ketakutan juga pasien kurang nafsu makan bahkan anak yang masih kecil
menangis, tidak mau minum susu atau makan makanan yang diberikan
manja, minta perhatian lebih pada orang tua serta bersikap cuek pada
dan takut akan kematian. Reaksi emosional pada anak sering ditunjukkan
dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam
c. Jenis Penyakit
bahwa jenis penyakit yang terbanyak diderita oleh kedua kelompok adalah
0
adalah kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 C) dan sebagai respon
terbanyak pada anak-anak. Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari
0
tetap hangat (36,5-37,5 C) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah.
produksi panas pada otot dan hati, dan pengeluaran panas pada kulit dan
paru-paru. Ketikaa terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh meresponnya
dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia tersebut akan
menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman
karena febris merupakan tanda dan gejala dari penyakit lainnya sehingga
Hal itu terlihat pada tabel 4.6. dimana diperoleh nilai p value sebesar 0,743
tersebut (Demsey P.A & Demsey A. D., 2002). Sesuai dengan tinjauan
Terapi 30 Menit
pada saat sebelum dan sesudah terapi. Hasil analisis menggunakan uji
nilai p value adalah 0,257 dengan demikian p value > α (0,257 >0,05),
maka Ho diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh terapi musik klasik Mozart terhadap tingkat
yang lebih lama, hal ini diharapkan akan memberikan hasil yang lebih
baik. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan dengan hasil penelitian
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari
dirawat diruang ICU-ICCU. Dan hasil penelitian ini juga tidak sejalan
dengan hasil penelitian Arslan, Ozer, & Ozyurt (2008). Pemberian durasi
dipilih sendiri selama periode pra operasi secara efektif dapat mengurangi
tingkat kecemasan dan harus menjadi alat yang berguna ketika sesi pra
operasi.
Terapi 45 Menit
uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,006 dengan demikian p value < α
menit.
Arslan, Ozer & Ozyurt (2007) Tingkat kecemasan pada kelompok musik
secara statistik signifikan lebih rendah pada post test setelah diberikan
pasien yang lebih tua yang menjalani operasi jantung, tingkat kecemasan
kelompok yang diberi terapi musik lebih rendah daripada kelompok
kontrol. Setelah terapi musik selama 45 menit pada pasien operasi jantung
penurunan kecemasan pada semua kelompok setelah sesi pra operasi dan
sesi pasca operasi antara sesi hari ke tiga dan empat, dan perbedaan
value sebesar 0,025 dengan α=0,05. Karena nilai p value < 0,05
45 menit sesudah diberikan terapi musik klasik Mozart, dengan kata lain
antara kelompok yang diberi terapi musik klasik Mozart selama 30 menit
dan 45 menit mengalami perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian,
tidak mengalami perubahan yang signifikan jika dilihat dari hasil p value,
pengaruh durasi yang lebih lama yaitu selama 45 menit pada saat
saat diberikan terapi, tetapi pada kelompok 30 menit tidak ada responden
Mozart juga memiliki irama, melodi, dan frekuensi tinggi yang dapat
klasik Mozart memiliki efek yang tidak dimiliki komposer lain. Musik
dilihat dari penilaian melalui face anxiety scale for children yang diujikan
hubungan sejarah yang erat dan panjang. Sejak zaman Yunani kuno musik
dan sangat mudah diterima oleh organ pendengaran dan tidak dibatasi pula
klasik lebih didasarkan pada keyakinan banyak ahli bahwa irama dan
2008).
C. Kelemahan Penelitian
1. Objek penelitian yang hanya dilakukan pada satu institusi rumah sakit saja.
Akan lebih baik bila penelitian serupa dilakukan di beberapa rumah sakit dan
di lingkungan yang lebih tepat dalam lingkup yang lebih besar serta dilakukan
2. Adanya faktor confounding yang tidak dikendalikan pada penelitian ini yaitu:
jenis penyakit yang diderita oleh responden, dilakukan tindakan invasif saat
A. Kesimpulan
durasi pemberian terapi musik klasik Mozart pada anak yang mengalami
febris.
2. Tingkat kecemasan anak sebelum terapi musik klasik Mozart pada kelompok
3. Tingkat kecemasan anak sebelum dan sesudah terapi musik klasik Mozart
4. Tingkat kecemasan anak sebelum dan sesudah terapi musik klasik Mozart
45 menit.
B. Saran
pemberian terapi musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pada anak yang
musik klasik Mozart untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien anak
2. Penelitian keperawatan
invasif, dengan pemberian terapi lebih dari sekali selama anak mengalami
hospitalisasi.
3. Bagi Masyarakat/orangtua
Aidar, N. (2011). Hubungan peran keluarga dengan tingkat kecemasan anak usia
sekolah (6-12 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang III Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle /123456789/27095.
Arslan, Sevban., Ozer, Nadiye., & Ozyurt, Funda. (2008). Effect of music on
preoperative anxiety in men undergoing urogenital surgery. Australian
Journal of Advanced Nursing, Volume 26, Number 2, 2008.
Farida, A. (2010). Efektifitas terapi musik terhadap penurunan nyeri post operasi
pada anak usia sekolah di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi,
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20095.
McMurtry, C.M., Noel, M., Chambers, C.T., McGrath, P.J. (2011). Children’s fear
during procedural pain: Preliminary investigation of the Children’s Fear
Scale. Health Psychology, Advanced Access Online.
Merritt, S. (2003). Simfoni otak. Bandung : Kaifa.
Monks, F. J., Knoers AMP., & Hadinoto, S. R. (2006). Psikologi perkembangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Musbikin, I. (2009). Kehebatan musik untuk mengasah kecerdasan anak.
Jogjakarta: Power Books (IHDINA).
Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta: EGC.
Nevid, J. S. (2005). Psikologi abnormal edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo. (2003). Metodologi penelitian kesehatan edisi ke 2. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam.(2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan volume 1, Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Prabowo, H. & Regina, H.S. (2007). Tritmen meta musik untuk menurunkan stres.
http://repository.gunadarma.ac.id.
Sari, F. S., & Sulisno, Madya. (2012). Hubungan kecemasan ibu dengan
kecemasan anak saat hospitalisasi anak. Journal Nursing Study. Volume 1,
Nomor 1, Tahun 2012. Hal 51-59.
Satiadarma, M. P & Zahra. (2004), Cerdas dengan musik. Jakarta: Puspa Suara.
Schou, K. (2008). Music therapy for post operative cardiac patients, a randomized
controlled trial evaluating guided relaxation with music and music
listening on anxiety, pain, and mood. Dissertation Thesis. Department of
Communication: Aalborg University.
http://www.mt-phd.aau.dk/digitalAssets/6/6484_karin_schou_thesis.pdf.
Soeparmin,Soesilo., Suarjaya, I. Kt., & Tyas, M.P. (2008). Peranan musik dalam
mengurangi kecemasan anak selama perawatan gigi. Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Spence, S.H., Rapee, R., McDonald, C., & Ingram, M. (2001). The structure of
anxiety symptoms among preschoolers. Behaviour research and therapy,
39, 1293 - 1316.
Spence, S. H., Barrett, P. M., Turner, C. M. (2003). Psychometric properties of the
spence children’s anxiety scale with young adolescents. Journal of Anxiety
Disorders, 17 (2003) 605–625.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (1998). Keperawatan jiwa, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Stuart, G. W. (2001). Buku saku keperawatan jiwa (edisi ketiga). Jakarta: EGC.
Wong dan Whaley’s. (2007). Nursing care of infants and children, 8th edition. St
Louis: Mosby.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., Schwartz, P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik, Volume 2. Jakarta : EGC.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan menjadi responden
Kepada Yth.
Orang Tua Responden
Di Ruang Kanthil RSUD Banyumas
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan:
Nama : Anjar Mahanani
NIM : GID008020
Alamat : Kp. Kalijurang RT 01 RW 03 no. 83 Kec. Purwasari, Kab. Karawang.
Jawa Barat. 41373
Adalah mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Akan mengadakan
penelitian dengan judul “ Perbedaan Pengaruh Durasi Pemberian Terapi Musik
Klasik Mozart Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Yang Mengalami Hospitalisasi
Saat Dilakukan Pemeriksaan Tanda-tanda Vital di RSUD Banyumas”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan anak menjadi
responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadikan anaknya sebagai responden dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu
bersedia anaknya menjadi responden saya mohon Bapak/Ibu menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pernyataan-pernyataan pada lembar kuesioner
yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu selaku orang tua
anak saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Anjar Mahanani
Lampiran 2. Persetujuan menjadi Responden
Purwokerto,........................................
(.....................................)
Lampiran 3. Data Demografi Responden
Data ini harap diisi sesuai dengan kondisi yang ada, peneliti akan menjaga
kerahasiaannya dan menggunakan data ini sesuai dengan tujuan penelitian.
Identitas Responden
1. Nama Orang Tua :
2. Nama Anak :
3. Usia Anak :
Tekanan Darah
Suhu
Nadi
Pernapasan
Lampiran 4. McMurtry Anxiety Scale
PERLAKUAN 30 MENIT
PERLAKUAN 45 MENIT
Jenis TTV PRE TTV POST FACES
NO KODE usia diagnosa KET
kelamin
SUHU NADI RR TD SUHU NADI RR TD PRE POST
Keterangan:
Skor 0 = tidak ada kecemasan sama sekali
Skor 1 = lebih sedikit kecemasan
Skor 2 = sedikit kecemasan
Skor 3 = mengalami kecemasan
Skor 4 = kecemasan ekstrim
↑ = Peningkatan tingkat kecemasan
↓ = Penurunan tingkat kecemasan
↔ = Tetap/tidak berubah
NPar Tests
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Pos Perlakuan 30 Menit - Negativ e Ranks 5 4.00 20.00
Pre Perlakuan 30 Menit Positiv e Ranks b 4.00 8.00
2
Ties c
8
Total 15
a. Pos Perlakuan 30 Menit < Pre Perlakuan 30 Menit
b. Pos Perlakuan 30 Menit > Pre Perlakuan 30 Menit
c. Pos Perlakuan 30 Menit = Pre Perlakuan 30 Menit
b
Test Statistics
Pos
Perlakuan 30
Menit - Pre
Perlakuan 30
Menit
Z a
-1.134
Asy mp. Sig. (2-tailed) .257
a. Based on positiv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Pos Perlakuan 45 Menit - Negativ e Ranks 9a 5.00 45.00
Pre Perlakuan 45 Menit Positiv e Ranks b .00 .00
0
Ties c
6
Total 15
a. Pos Perlakuan 45 Menit < Pre Perlakuan 45 Menit
b. Pos Perlakuan 45 Menit > Pre Perlakuan 45 Menit
c. Pos Perlakuan 45 Menit = Pre Perlakuan 45 Menit
b
Test Statistics
Pos
Perlakuan 45
Menit - Pre
Perlakuan 45
Menit
Z a
-2.724
Asy mp. Sig. (2-tailed) .006
a. Based on positiv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Pre Perlakuan 30 Menit 15 15.03 225.50
45 Menit 15 15.97 239.50
Total 30
b
Test Statistics
Pre Perlakuan
Mann-Whitney U 105.500
Wilcoxon W 225.500
Z -.328
Asy mp. Sig. (2-tailed) .743
Exact Sig. [2*(1-tailed a
Sig.)] .775
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Pos Perlakuan 30 Menit 15 18.67 280.00
45 Menit 15 12.33 185.00
Total 30
b
Test Statistics
Pos
Perlakuan
Mann-Whitney U 65.000
Wilcoxon W 185.000
Z -2.246
Asy mp. Sig. (2-tailed) .025
Exact Sig. [2*(1-tailed a
Sig.)] .050
Frequency Table
Jenis kelamin
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
ValidLaki-laki 6 40.0 40.0 40.0
Perempuan 9 60.0 60.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Usia
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 7 46.7 46.7 46.7
6 5 33.3 33.3 80.0
8 2 13.3 13.3 93.3
10 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu (oC)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35.6 1 6.7 6.7 6.7
35.9 1 6.7 6.7 13.3
36.0 3 20.0 20.0 33.3
36.2 2 13.3 13.3 46.7
36.9 1 6.7 6.7 53.3
37.0 1 6.7 6.7 60.0
37.3 3 20.0 20.0 80.0
37.8 1 6.7 6.7 86.7
38.0 1 6.7 6.7 93.3
38.4 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 5 33.3 33.3 33.3
Tidak Normal 10 66.7 66.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 1 6.7 6.7 6.7
92 2 13.3 13.3 20.0
100 4 26.7 26.7 46.7
104 1 6.7 6.7 53.3
105 1 6.7 6.7 60.0
110 1 6.7 6.7 66.7
115 2 13.3 13.3 80.0
120 1 6.7 6.7 86.7
124 1 6.7 6.7 93.3
130 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 10 66.7 66.7 66.7
Tidak Normal 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 1 6.7 6.7 6.7
25 1 6.7 6.7 13.3
26 3 20.0 20.0 33.3
27 2 13.3 13.3 46.7
28 3 20.0 20.0 66.7
29 3 20.0 20.0 86.7
36 1 6.7 6.7 93.3
40 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 10 66.7 66.7 66.7
Tidak Normal 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Sistol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 3 20.0 20.0 20.0
100 12 80.0 80.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Diastol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 6 40.0 40.0 40.0
70 9 60.0 60.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Suhu (oC)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35.6 2 13.3 13.3 13.3
35.8 1 6.7 6.7 20.0
35.9 1 6.7 6.7 26.7
36.3 1 6.7 6.7 33.3
36.4 1 6.7 6.7 40.0
36.5 2 13.3 13.3 53.3
36.6 1 6.7 6.7 60.0
36.8 1 6.7 6.7 66.7
36.9 2 13.3 13.3 80.0
37.0 1 6.7 6.7 86.7
38.4 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 7 46.7 46.7 46.7
Tidak Normal 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 3 20.0 20.0 20.0
97 1 6.7 6.7 26.7
100 3 20.0 20.0 46.7
106 1 6.7 6.7 53.3
108 1 6.7 6.7 60.0
110 2 13.3 13.3 73.3
112 1 6.7 6.7 80.0
116 1 6.7 6.7 86.7
120 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 11 73.3 73.3 73.3
Tidak Normal 4 26.7 26.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 2 13.3 13.3 13.3
25 1 6.7 6.7 20.0
26 2 13.3 13.3 33.3
27 3 20.0 20.0 53.3
28 2 13.3 13.3 66.7
29 1 6.7 6.7 73.3
30 2 13.3 13.3 86.7
35 1 6.7 6.7 93.3
50 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 10 66.7 66.7 66.7
Tidak Normal 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Sistol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 5 33.3 33.3 33.3
100 10 66.7 66.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Diastol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 40 1 6.7 6.7 6.7
60 9 60.0 60.0 66.7
70 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
TTV PRE PERLAKUAN 45 MENIT
Frequencies
Frequency Table
Jenis kelamin
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 7 46.7 46.7 46.7
Perempuan 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Usia
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 2 13.3 13.3 13.3
6 2 13.3 13.3 26.7
7 4 26.7 26.7 53.3
8 1 6.7 6.7 60.0
9 1 6.7 6.7 66.7
10 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu (oC)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35.6 2 13.3 13.3 13.3
36.0 2 13.3 13.3 26.7
36.1 1 6.7 6.7 33.3
36.2 1 6.7 6.7 40.0
36.3 2 13.3 13.3 53.3
36.4 2 13.3 13.3 66.7
36.8 1 6.7 6.7 73.3
36.9 1 6.7 6.7 80.0
37.1 1 6.7 6.7 86.7
37.2 1 6.7 6.7 93.3
37.5 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 5 33.3 33.3 33.3
Tidak Normal 10 66.7 66.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 80 1 6.7 6.7 6.7
84 1 6.7 6.7 13.3
88 1 6.7 6.7 20.0
98 1 6.7 6.7 26.7
100 3 20.0 20.0 46.7
104 1 6.7 6.7 53.3
110 4 26.7 26.7 80.0
112 2 13.3 13.3 93.3
115 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 12 80.0 80.0 80.0
Tidak Normal 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22 1 6.7 6.7 6.7
24 2 13.3 13.3 20.0
26 4 26.7 26.7 46.7
27 7 46.7 46.7 93.3
28 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 15 100.0 100.0 100.0
Sistol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 4 26.7 26.7 26.7
100 9 60.0 60.0 86.7
110 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Diastol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 7 46.7 46.7 46.7
70 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Suhu (oC)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35.2 1 6.7 6.7 6.7
36.0 3 20.0 20.0 26.7
36.3 2 13.3 13.3 40.0
36.5 3 20.0 20.0 60.0
36.6 1 6.7 6.7 66.7
36.7 1 6.7 6.7 73.3
36.8 3 20.0 20.0 93.3
37.0 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Suhu
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 9 60.0 60.0 60.0
Tidak Normal 6 40.0 40.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 87 1 6.7 6.7 6.7
96 2 13.3 13.3 20.0
99 1 6.7 6.7 26.7
100 4 26.7 26.7 53.3
106 1 6.7 6.7 60.0
108 1 6.7 6.7 66.7
110 3 20.0 20.0 86.7
113 1 6.7 6.7 93.3
120 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Nadi
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 13 86.7 86.7 86.7
Tidak Normal 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR (kali/menit)
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22 1 6.7 6.7 6.7
23 1 6.7 6.7 13.3
24 1 6.7 6.7 20.0
26 3 20.0 20.0 40.0
27 5 33.3 33.3 73.3
28 4 26.7 26.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
RR
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 15 100.0 100.0 100.0
Sistol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 4 26.7 26.7 26.7
100 11 73.3 73.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Diastol
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 7 46.7 46.7 46.7
70 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0