Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KERACUNAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Tindakan Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh :

Kelompok 4
1. Tri Yanto (A01301828)
2. Wahid Anwarudin (A01301830)
3. Wahyudi Candra (A01301832)
4. Widadatul Amalina (A01301834)
5. Widya Arisanti (A01301835)
6. Windi Rahmayuningsih (A01301836)
7. Yachya Abatihim (A01301838)
8. Yudi Prasetyo (A01301839)
9. Sofiani (A01301844)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR TERMOREGULASI
PADA KASUS FEBRIS THYPOID

A. Definisi
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi),
serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan terhadap organisme hidup dengan dosis
relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ
atau jaringan (Sartono 2001 : 1)
Intokkasi atau kercunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia
yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi
setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth Vol.3).
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia
yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan makanan bila
seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman penyakit. Kuman yang paling sering
mengkontaminasi makanan adalah bakteri. Kuman ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui
makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan
itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.
Racun adalah zat / bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung / inhalasi,
suntikan dan absorbsi melalui kulit atau di gunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif
kecil akan merusak kehidupan / menggangu dengan serius fungsi satu / lebih organ atau jaringan.
Karena adanya bahan- bahan yang berbahaya, menteri kesehatan telah menetapkan peraturan
no 435 / MEN. KES / X1 / 1983 tanggal 16 November 1983 tentang bahan – bahan berbahaya.
Karena tingkat bahayanya yang meliputi besar dan luas jangkauan, kecepatan penjalaran dan
sulitnya dalam penanganan dan pengamanannya, bahan – bahan berbahaya atau yang dapat
membahayakan kesehatan manusia secara langsung atau tidak langsung.

B. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi
dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut biasanya terletak di
kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.
b. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu
Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
c. Laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang
d. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: oeso –
“membawa”, dan phagus – “memakan”)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian:
· bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
· bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
· serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
e. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3
bagian yaitu:
· Kardia
· Fundus
· Antrum.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
· Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
· Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
· Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
f. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan
otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).
g. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
· Kolon asendens (kanan)
· Kolon transversum
· Kolon desendens (kiri)
· Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
h. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki
sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
i. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks
pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis)
yang jelas tetap terletak di peritoneum.
j. Rektum dan anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
k. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
l. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga
memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
m. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,
panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - Bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting
yaitu:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

C. Etiologi
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang
berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh:
1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
D. Patifisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan
sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat
dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi
mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya
depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat
syok,asidemia,dan hipoksia.

E. Manifestasi Klinis
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian,apakah melalui
mata,paru,lambung atau melalui suntikan. Karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya
kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik,tetapi juga jenis dan kecepatan
metabolismenya,pertimbangan lain meliputi perbedaan respon jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil
(pinpoint),muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid.
Kulit muka merah,banyak berkeringat,tinitus,tuli,takikardia dan hiperventilasi sangat mengarah
pada keracunan salisilat akut (aspirin).
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat,disertai dengan gangguan pernapasan
dan kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan dengan keracunan akut
dekstroprokposifen,terutama bila digunakan bersamaan dengan alkohol.
Untuk zat aditif,gejala terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
1. Kelompok Sindrom Simpatotimetik
Gejala yang sering ditemukan adalah dilusi, paranoid, takikardia, hipertensi, keringat banyak,
midriasis, hiperefleksi, kejang (pada kasus berat), hipotensi (pada kasus berat) dan aritmia.
Obat-obat dengan gejala tersebut adalah: Amfetamin, Kokain, Dekongestan, Intoksikasi
teofilin, Intoksikasi kafein
2. Golongan Opiat (morfin,petidin,heroin,kodein) dan sedative
Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah koma, depresi napas, miosis, hipotensi,
bradikardi, hipotermia, edema paru, bising usus menurun, hiporefleksi dan kejang.
Obat pada kelompok ini yaitu: Narkotik, Barbiturat, Benzodiazepin, Meprebamat, Etanol.
A. Gejala yang paling menonjol meliputi
a. Kelainan Visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan Saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
B. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Tremor pada lidah dan kelopak mata
f. Pupil miosis
C. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
c. Kejang dan kram perut
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
D. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negatif
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
f. Inkontinensia urine dan feses
g. Kovulsi
h. Koma
i. Blokade jantung akhirnya meninggal

F. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas (Apneu)
e. Syok

G. Penatalaksana
1. Tindakan Emergensi
a. Airway: Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi
b. Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernafasan tidak adekuat
c. Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi
jaringan.
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose
5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat – obatan
depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan
buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan alat bag –
valve – mask.
3. Identifikasi penyebab
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari
penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha penyelamatan penderita yang harus
segera di lakukan.
4. Mengurangi absorbs
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan merangsang muntah,
menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon aktif dan membersihkan usus
5. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis multipel
karbon aktif, dialisis dan hemoperfus.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Tn.X
PADA KASUS KERACUNAN

1. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama : Tn. X
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Alamat : Jemur 1/2, Kebumen
Pekerjaan : Buruh
Tanggal Masuk : 13 April 2015
No. Register : 0903055
Diagnosa Medis : Keracunan Makanan
b. Keluhan Utama : Klien mengalami penurunan kesadaran yaitu somnolen, muntah setelah
makan tempe, pusing.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe
bongkrek.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan klien belum pernah dirawat dirumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan
klien.
4. Anamnesa singkat
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi.
d. Pengkajian
1. AIRWAY
Terdapat sumbatan pada jalan nafas oleh sputum/lendir. RR : 23 x/ menit, cepat dan
dangkal.
2. BREATHING
Pasien tidak mengalami gangguan pernafasan, Irama pernafasan : cepat, Kedalaman :
dangkal. RR : 23 x/ menit.
3. CIRCULATION
Tekanan Darah pasien : 100/60 mmHg (kuat dan regular), Nadi : 67 x/menit, capillary refill
: <2dtk, sianosis, EKG menunjukkan sinus bradikardia.
4. DISABILITY
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2
Tingkat kesadaran somnolen.
5. EXPOSURE/ENVIRONMENT/EVENT: -
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Tekanan darah : 100/60 mmHg
2. BB : 45 kg
3. Nadi : 67 x/ menit
4. RR : 23 x/menit
5. Suhu : 36 0C
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : mesosephal, klien berambut lurus dan panjang, dan tidak rontok.
2. Mata : besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+) terhadap
cahaya konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
3. Telinga : bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan pendengaran
4. Hidung : Bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat polip pada hidung.
5. Muka : wajah klien tampak simetris.
6. Mulut : tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah.
7. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 23 x/menit, cepat dan dangkal,
HR 55x/menit, suara jantung s1 dan s2 tunggal.
9. Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada luka memar,
peristaltik usus 8x/mnit, perkusi hipertimpani.
10. Ekstremitas : Tidak terdapat luka, capilari revil <2 akral dingin
11. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat luka/ulkus, tidak terpasang
kateter.

c. Pemeriksaan Penunjang
1. BGA
2. Laboratorium
Penurunan kadar Khe dengan sel darah merah dalam plasma, penting untuk memastikan
diagnosis keracuna IFO akut / kronik .Keracunan Akut :
a. Ringan 40 – 70 %
b. Sedang 20 – 40 %
c. Berat <>
d. Keracunan kronik : Apabila kadar KhE menurun sampai 25–50%.
3. Pathologi Anatomi
Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan pathologi biasanya tidak khas. Sering hanya di
temukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ – organ lainnya.

3. ANALISA DATA
Tanggal
No. / Jam Data Fokus Problem Etiologi Nama&
TTD
1. Senin, DO: Bersihan jalan obstruksi
o Tampak hipersekresi
13 April nafas tidak jalan nafas
kelenjar ludah.
2015 o Kesadaran : Somnolent efektif
o Nadi 67 x/mnt, Kuat,
Reguler
o RR : 23 x/mnt, Cepat dan
dangkal
o Hasil EKG: Sinus
Bradikardia
2. Senin, DS : Perubahan Intake tidak
13 April o Klien mengatakan makan nutrisi kurang adekuat
2015 tempe bongkrek saat dari (Anoreksia,
dirumah, sudah lebih dari kebutuhan Mual dan
empat jam sejak terakhir Muntah )
makan.
o Klien mengatakan dirumah
sudah muntah satu kali.
o Klien mengatakan merasa
mual.
DO :
o TD 100/60
o RR : 23 x/mnt, Cepat dan
dangkal

4. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


I. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat
(Anoreksia, Mual dan Muntah)
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal& No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Tanggal&
Jam Dx Jam
Senin, 13 I. Setelah dilakukan tindakan - kepatenan jalan nafas :
April keperawatan selama 2x15 menit buka jalan nafas,
2015 pasien menunjukkan bersihan suction, fisioterapi
jalan nafas menjadi dada sesuai indikasi
efektif dengan criteria hasil: - Identifikasi kebutuhan
Status Pernapasan : insersi jalan nafas
Pertukaran Gas tidak akan
buatan
terganggu di buktikan dengan :
- Kesadaran composmentis, - Monitor pemberian
TTV menjadi normal, oksigen, vital sign tiap
pernafasan menjadi normal 15 menit
yaitu tidak mengalami nafas - Monitor status
dangkal respirasi: adanya suara
nafas tambahan.
- Identifikasi sumber
alergi: obat, makanan,
dll, dan reaksi yang
biasa terjadi.
- Monitor respon alergi
selama 24 jam
- Ajarkan/ diskusikan
dgn klien/keluraga
untuk menghindari
alergen
- Ajarkan tehnik nafas
dalam dan batuk
efektif
- Pertahankan status
hidrasi untuk
menurunkan viskositas
sekresi
- Kolaborasi dgn Tim
medis : pemberian O2,
obat bronkhodilator,
obat anti allergi, terapi
nebulizer, insersi jalan
nafas, dan pemeriksaan
laboratorium: AGD
Senin, 13 II. Setelah dilakukan tindakan - Ketahui kesukaan
April keperawatan selama 2x15 menit makanan pasien
2015 pasien menunjukkan - Tentukan kemampuan
pemenuhan nutrisi dapat pasien untuk
adekuat/terpenuhi dengan memenuhi kebutuhan
criteria hasil: nutrisi
- Status Gizi Asupan - Timbang berat badan
Makanan dan pasien dalam interval
Cairan ditandai pasien nafsu yang tepat
makan meningkat, mual dan - Pantau kandungan
muntah hilang, pasien nutrisi dan kalori pada
tampak segar catatan asupan
- Status - Tentukan motivasi
Gizi; Nilai Gizi terpenuhi pasien untuk
dibuktikan dengan BB mengubah kebiasaan
meningkat, BB tidak turun. makan
- Diskusikan dengan
ahli gizi dalam
menentukan
kebutuhan protein
- Diskusikan dengan
dokter kebutuhan
stimulasi nafsu
makan, makanan
pelengkap, pemberian
makanan melalui
slang.
- Rujuk ke dokter untuk
menentukan penyebab
perubahan nutrisi
- Rujuk ke program
gizi di komunitas
yang tepat, jika pasien
tidak dapat membeli
atau menyiapkan
makanan yang
adekuat.
Daftar Pustaka
Doenges, Marylin E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Heru S, Adi. 1995. KADER Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC

http://askep keracunan.com

Sartono. 2001. Racun Dan Keracunan. Jakarta. Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai