Anda di halaman 1dari 7

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

ALAM PERASAAN: DEPRESI

OLEH:
NI NYOMAN SRI RAHAYU RITAWATI
NIM. 1202115003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN ALAM


PERASAAN: DEPRESI

I. MASALAH UTAMA
Gangguan alam perasaan: depresi.
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,
pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti
kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
dapat dimengerti oleh orang lain.
Terjadinya depresi pada seseorang disebabkan oleh adanya persepsi negative
terhadap suatu masalah (seperti memandang dirinya tidak mampu melakukan apaapa, lingkungan yang tidak mendukung, dan pengalaman yang diterima adalah
sumber masalah) membuat mekanisme koping seseorang menjadi maladaptive
sehingga terjadi akumulasi stress yang berkepanjangan memicu terjainya depresi
dan kemungkinan besar dapat menciderai dirinya sendiri.

III. RENTANG RESPON

Respon adaptif
Responsive

Respon Maladaptive
Reaksi

Supresi

Reaksi

Depresi

1. Responsive adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan
perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia internal
dan eksternal.
2. Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang normal yang dialami
individu yang mengalami kehilangan misalnya bersedih, berfokus pada diri sendiri,
berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan itu berlangsung tidak
lama.
3. Supresi merupakan tahap awal yang maladaptive, dimana individu menyangkal,
menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap lingkungan.
4. Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan
menetap tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi berduka
memanjang ini dapat berlangsung beberapa tahun.
5. Depresi adalah gangguan alam perasaaan yang ditandai dengan respon emosional
yang berat dikenal melalui intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik dan funsi
social sperti perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.

IV. A. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri

Akibat

Gangguan alam perasaan: depresi

Koping maladaptif

Core problem

Penyebab

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1.

Gangguan alam perasaan: depresi


a. Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering
mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna
lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk
dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang
lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan
sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya
kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat
berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif
terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional),
waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang-kadang pasien suka
menunjukkan

sikap

bermusuhan

(irritable) dan tidak suka diganggu.

(hostility),

mudah

tersinggung

2.

Koping maladaptif
a.

Data Subyektif
Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

b.

Data Objektif
Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.

Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.

2.

Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan


koping maladaptif.

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUJUAN UMUM
Klien tidak mencederai
diri.

TUJUAN KHUSUS
1. Klien dapat membina
hubungan

saling

percaya

TINDAKAN
1. Perkenalkan diri dengan klien
2. Lakukan

interaksi

dengan

pasien

sesering

mungkin

dengan

sikap

empati.
3. Dengarkan pemyataan pasien dengan
sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai

bahasa

non

Misalnya:

memberikan

verbal.
sentuhan,

anggukan.
4. Perhatikan pembicaraan pasien serta
beri

respons

sesuai

dengan

keinginannya.
5. Bicara

dengan

nada

suara

yang

rendah, jelas, singkat, sederhana dan


mudah dimengerti.
6. Terima pasien apa adanya tanpa
dapat

membandingkan dengan orang lain.


1. Beri dorongan untuk mengungkapkan

menggunakan koping

perasaannya dan mengatakan bahwa

adaptif

perawat

2. Klien

memahami

apa

yang

dirasakan pasien.
2. Tanyakan kepada pasien cara yang
biasa dilakukan mengatasi perasaan
sedih/menyakitkan.
3. Diskusikan dengan pasien manfaat
dari koping yang biasa digunakan.
4. Bersama pasien mencari berbagai
alternatif koping.
5. Beri dorongan kepada pasien untuk
memilih koping yang paling tepat dan
dapat diterima.
6. Beri dorongan kepada pasien untuk
mencoba koping yang telah dipilih.
7.

Anjurkan pasien untuk mencoba


alternatif lain dalam menyelesaikan

3. Klien terlindung dari


perilaku mencederai
diri

masalah.
1. Pantau dengan seksama resiko bunuh
diri/melukai diri sendiri.
2. Jauhkan dan simpan alat-alat yang
dapat digunakan olch pasien untuk
mencederai

dirinya/orang

lain,

ditempat yang aman dan terkunci.


3. Jauhkan

bahan

alat

yang

membahayakan pasien.
4. Awasi dan tempatkan pasien di ruang
yang

mudah

dipantau

oleh

peramat/petugas.
dapat 1. Bantu untuk memahami bahwa klien

4. Klien
meningkatkan
diri

harga

dapat mengatasi keputusasaannya.


2. Kaji dan kerahkan

sumber-sumber

internal individu.

3. Bantu
sumber-sumber

mengidentifikasi
harapan

(misal:

hubungan antar sesama, keyakinan,


hal-hal untuk diselesaikan).
dapat 1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber

5. Klien
menggunakan

ekstemal

dukungan sosial

terdekat,

individu
tim

(orang-orang

pelayanan

kesehatan,

kelompok pendukung, agama yang


dianut).
2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai,
pengalaman

masa

lalu,

aktivitas

keagamaan, kepercayaan agama).


3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal :
6. Klien

dapat

menggunakan

obat

dengan benar dan tepat

konseling pemuka agama).


1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek

dan efek

samping

minum obat).
2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip
5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara,
waktu).
3. Anjurkan membicarakan efek dan efek
samping yang dirasakan.
4.Beri

reinforcement

positif

menggunakan obat dengan benar.

bila

Anda mungkin juga menyukai