Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Jiwa


Yang dibimbing oleh :
Ibu Dyah Widodo, S.kp, M.Kes

Oleh :
1. Herin Fidela Roosyidah (1601460008)
2. Ashvihan Imana (1601460012)
3. Yulione Vicky Fajar (16014600…)
4. Hasrining Tri Suprapti (1601460034)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
Maret, 2018
FORMAT

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan .... Hari, TGL : ........

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien :

a. Data Subjektif

 Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan


 Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab

b. Data Objektif

 Klien tampak tegang saat bercerita


 Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
 Mata melotot, pandangan tajam
 Nada suara tinggi
 Tangan mengepal
 Berteriak

2. Diagnosa Keperawatan :

Risiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Tindakan Keperawatan :

a. Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara fisik

b. Tujuan Khusus

Klien dapat membina hubungan saling percaya

Klien dapat mengidentifikasipenyebab perilaku kekerasan


Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan

Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan

Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku


kekerasan fisik 1: teknik nafas dalam

Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan :

Bina hubungan saling percaya

Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya

Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan

Bantu klien mengungkapkan tanda gejalaperilaku kekerasan


yang dialaminya

Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan


selama ini

Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang


dilakukan pada diri sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan

Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku


kekerasan secara fisik : teknik napas dalam

Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal


kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Vicki Fajar, panggil


saja Suster Vicki. Saya adalah mahasiswi dari POLTEKKES
KEMENKES MALANG.

Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Saya yang akan
merawat bapak. Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah
mulai sekarang saya akan panggil Bapak Vihan saja, ya”

b. Evaluasi/validasi

“kalau boleh tahu, sudah berapa lama bapak Vihan di sini ? Apakah
bapak Vihan masih ingat siapa yang membawa kesini ? bagaimana
perasaan Bapak saat ini? Saya lihat Bapak sering tampak marah dan
kesal, sekarang Bapak masih merasa kesal atau marah ?”

c. Kontrak :

Topik

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang


membuat Bapak Vihan marah dan bagaimana cara
mengontrolnya? Ok. Pak?”

Waktu

Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan


saya?Bagaimana kalau 15 menit saja?

Tempat

Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh


kok, asal Bapak merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di
teras ruangan ini saja ya, Pak”
Tujuan

Agar Bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif


yaitu dengan latihan fisik 1 : teknik nafas dalam dan tidak
menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.

2. Fase Kerja

“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak Vihan
merasa marah? ”

Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa?


Samakah dengan yang sekarang?”

“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan?


Apakah Bapak merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang,
mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? ”

“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”

“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? ” Ya


tentu tidak, apa kerugian yangBapak Vihan alami?”

“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik?


Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian?”

”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah


satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah
Bapak dapat tersalurkan.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara


dulu? Namanya teknik napas dalam”

”Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi


sudah Bapak rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan
–lahan melalui mulut”
“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi,bapak berdiri atau
duduk dengan rileks tarik nafasdari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. “

“Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya”

“Nah.. Bapak Vihan tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas
dalam, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak sudah terbiasa
melakukannya”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

Subyektif

“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang


dan melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi?
Ya...betul, dan kelihatannya Bapak terlihat sudah lebih rileks”.

Obyektif

”Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu
apa yang Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk
meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas
dalam yang benar.

“Wah...bagus, Bapak masih ingat semua...”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Bagaimana kalaukegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan


di tulis dalam jadwal kegiatan harian Bapak”.

c. Kontrak yang akan datang

Topik :
“ Nah, Pak. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja.
Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak.
Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal.

Waktu :

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana
kalau 15 menit lagi saja?

Tempat :

“Kita latihannya dimana, Pak? Di teras ruangan ini saja lagi , Pak”.
“ok, Pak.

Anda mungkin juga menyukai