MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH:
(C1714201020)
A. Manajemen
cukup luas dan bervariasi. Untuk itu manajemen modern memiliki konsep yang
pertama kali diungkapkan oleh Henry Fayol (1841-1925) dengan konsep: forecasting,
organizing, commanding, coordinating dan controlling (Yasin, 2013). Selain itu ada
juga beberapa pengertian manajemen menurut para ahli antara lain menurut Mary
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
ekonomi adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang mengarah kepada
B. Kepemimpinan
Kepimpinan merupakan suatu konsep yang terus mengalami pengembangan dari
waktu ke waktu dan telah didefinisikan dengan berbagai cara berbeda oleh berbagai
a. Leadership is not making friends and influencing people i.e salesman. Leadership
is the lifting of man’s vision to higher sights, the raising of man’s performance to
c. It (leadership) refers to the quality of the behavior of the individual whereby the
Masing – masing memiliki focus yang berbeda. Manajemen bekerja dengan focus
pada products order and consistency dalam planning and budgeting, organizing
and staffing dan controlling and problem solving. Sedangkan leadership memiliki
focus yang lebih luas yaitu pada products change and movement dengan bentuk
anatara individu dan sekelompok orang dalam organisasi. Lebih lanjut, Hiriyappa
dan Northouse memberikan beberapa kesimpulan mengenai leadership, yaitu
berperilaku, menjalankan tradisi yang ada. Selain itu Hiriyappa, Christensen dkk,
memotivasi karyawan. Sementara itu, konsep leadership Bass lebih focus pada
2. Gaya/model kepemimpinan
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur
atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin
yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini
adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa “ Tong Kosong
Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-
permintaan maaf dan janji. Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika :
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila
anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing
kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun
tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan
suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil.
Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam
mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau
semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya
tidak menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan
target yang tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila
ada keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan
jawab para bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Pada
gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih
ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan
memiliki gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-
win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya
demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan.
Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima
Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada kalanya
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang.
Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap
permasalahan para bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin
ini. Orang – orang datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala
kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak
stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
dalam menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien
A. Perencanaan (Planning)
(Swanburg R., 2000 dalam Kholid, 2013), planningmemutuskan seberapa luas akan
tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan
a. Tujuan perencanaan
5) Jenis perencanaan :
untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa kini.
Perencanaan operasional
c. Manfaat perencanaan
perubahan lingkungan.
jelas.
3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
5) Memudahkan koordinasi.
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebiih mudah dipahami.
d. Keuntungan perencanaan
anggota.
e. Kelemahan perencanaan
konstribusi nyata.
individual dan penanganan suatu masalah pada saat masalah itu terjadi.
konsisten.
B. Pengorganisasian (Organizing)
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
3) Pendelegasian wewenang.
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam fungsi
manajemen.
tujuan.
praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
6) Mendelegasikan wewenang.
C. Kepegawaian (Staffing)
personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Komponen yang
termasuk dalam fungsi staffing prinsip: rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru,
proses yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja
bagi semua personel yang ada.Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk
berbagai arahan. Sri (2012), menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan
dan memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan
a. Tujuan Pengarahan
Asmuji (2014), menyatakan terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, yaitu
sebagai berikut:
b. Unsur-unsur Pengarahan
Pengarahan atau juga disebut "penggerakan" merupakan upaya memengaruhi
bawahan agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Guna mengarahkan atau menggerakkan bawahan, ada beberapa unsur yang perlu di
pencapaian sasaran.
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
sebagai berikut.
agar aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
e) Supervisi. Bentuk komunikasi yang bertujuan memastikan kegiatan yang
antara individu dan individu, individu dengan kelompok, atau juga kelompok
a) Delegasi
bertujuan agar aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah
baik, baik secara lisan maupun tulisan antara person yang memberikan
b) Supervisi
c) Motivasi
ditetapkan.
d) Manajemen konflik
Konflik merupakan proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa
pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi
secara negatif. Konflik merupakan masalah internal dan eksternal yang
merupakan proses yang bermula ketika interaksi pihak satu dengan yang lain
orang lain untuk menciptakan persamaan makna dan mencapai satu tujuan
yang sama.
E. Pengendalian/evaluasi (Controlling)
segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur.
c. Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
5) Harus obyektif
6) Harus fleksibel
8) Harus ekonomis
9) Harus mudah dimengerti
keperawatan, yaitu:
a) Analisa data. Perawat melihat gerkaan , tindakan dan prosedur yang tersusun dalam
pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya ukuran fisik saja dan
secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.
Manfaat pengawasan:
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan kerja.
4. Jenis Metode MAKP Beserta Tugas Dan Peran Dari Kepala Ruang, Ketua Tim (Katim) Dan
A. Metode Penugasan
a. Metode Tim
dan kolaboratif (Douglas, 1984 dalam Sitorus, 2011). Metode ini digunakan bila
yang terdiri dari tenaga professional, teknikal dan pembantu dalam satu grup
komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
1) Konsep Metode Tim menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim
teknik kepemimpinan.
terjamin.
d) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
keperawatan.
pendokumentasiannya.
a) Dalam Perencanaan
mengatur penugasan/penjadwalan.
terhadap pasien.
b) Dalam Pengorganisasian
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
pasien
c) Dalam Pengarahan
dan sikap.
d) Dalam Pengawasan
diberikan.
saat itu juga, (b) pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar
hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
b. Metode Primer
penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga
pasien dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama perawat primer yang
primer biasanya mempunyai 4–6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama pasien dirawat di rumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
Kelebihan:
Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
Kelemahan: metode ini hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
di masyarakat.
d) Evaluasi kerja.
terjadi.
a) Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat
dengan pasien.
medular. Metode ini adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer dan
ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat professional
kesamaaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang
perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care. Dalam
modifikasi, satu tim yang terdiri dua hingga tiga perawat memiliki tanggung
jawab penuh pada sekelompok pasien. Hal ini tentu saja dengan suatu
dalam memberikan askep dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua
hingga tiga perawat, tanggung jawab yang paling besar tetap ada pada perawat
tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
professional lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan dalam hal membuat
b) Memimpin rapat
d) Mendelegasikan tugas
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
dikenal dengan teori self care (perawatan diri). Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien
A. Minimal Care :
j. Operasi ringan
B. Partial Care
C. Total Care
a. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
f. Dimandikan perawat
i. Perawatan kolostomi
j. Menggunakan WSD
A. Metode Rasio
dan jenis personel yang harus disediakan rumah sakit sesuai dengan tipe rumah
sakit. Dengan tipe ini hanya diketahui jumlah personel secara total. Walaupun
Tabel 1.Memberikan informasi rasio tempat tidur dan personel dari setiap tipe
rumah sakit .
Khusus Disesuaikan
Catatan :
TM = tenaga medis
TT = Tempat tidur
Contoh perhitungan :
Rumah sakit yang baru didirikan dengan tipe C kapasitas 100 tempat tidur, berapa
Jawab :
Jumlah perawat yang dibutuhkan = jumlah paramedis = 1/1 *100 = 100 orang perawat.
B. Metode Gillies
Tenaga Perawat (TP)= A X B X 365
Salah satu formula untuk menghitung tenaga perawat yang dikembangkan oleh
(365-C) x Jam kerja /hari
Gillies (1982) yaitu :
Keterangan :
Contoh : misalkan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam. Untuk
RS yang memilliki 100 tt dan BOR 70% kebutuhan tenaga perawat adalah :
A x B x 365 = 153.300
saja satuan hari diubah menjadi minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif juga
dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah jam kerja per hari selama 40
jam perminggu. Tampak pada metode PPNI tidak ada sesuatu yang baru dengan
metode Gillies hanya PPNI berusaha menyesuaikan lama hari kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia.
Keterangan : 41 mg x 40 jam
Tenaga Perawat (TP) = A x B X 365
TP = Tenaga Perawat
255 x Jam kerja/hari
A = Jumlah Perawatan/24jam
Contoh : misalkan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam. Untuk
rumah sakit dengan jumlah 100 tempat tidur dan BOR rata-rata 70% berapa
D. Metode Ilyas
adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode Gillies menghasilkan
jumlah perawat yang terlalu kecil sehingga beban kerja perawat tinggi, sedangkan
PPNI menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga tidak efisien.
Keterangan :
Contoh : Misalkan dengan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam,
untuk rumah sakit yang mempunyai tempat tidur 100 dan Bor 70% berapa jumlah
5 DBayi Baru
= BOR x ALahir
xC 2.5 Jam/pasien/hari
80%
Adapun metode perhitungan tenaga perawat menurut metode NINNA adalah
T= D
sebagai berikut :
1800
Keterangan :
D = Hitung Dasar
Contoh :Diketahui sebuah rumah sakit dengan rawat inap 28 tt, BOR 62.53%
waktu asuh keperawatan adalah 2.5 jam. Berapa jumlah kebutuhan perawat
Jawab :
Cara lain untuk menentukan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dijelaskan oleh
Loveridge dan Cummings (1996) dalam Sitorus (2005), didasarkan pada tingkat
keseriusan kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit, yaitu dengan sistem
klasifikasi (patient classification system) atau sistem akuitas (aquity system). Sistem
akuitas ini terdiri dari indikator kritis yang merupakan tugas spesifik yang dibutuhkan
pasien pada suatu unit. Pada evaluasi prototipe dan evaluasi faktor. Kedua sistem
evaluasi ini dikembangkan dari indikator kritis yang merupakan tugas spesifik yang
dibutuhkan pasien pada suatu unit. Pada evaluasi prototipe, pasien dikelompokan
kedalam kelas. Terdapat empat kelas yang ditetapkan berdasarkan indikator kritis.
Kelas 1 2 jam/24 jam, kelas II 3 jam/24 jam, kelas III 3 jam/24 jam, kelas IV 6 jam/24
jam.
Apabila dalam ruangan terdapat 3 pasien kelas II, 14 pasien kelas III , 3 pasien kelas
pasien) = 90 jam. Karena terdapat 3 kali pergantian shift yang ter bagi dalam 35 %
Pada evaluasi faktor, pasien dikelompokan berdasarkan jumlah nilai yang didapat
berdasarkan indikator kritis atau unit relatif (relative value units, RVUs).
1. Kelas I 0-10
2. Kelas II 11-25
4. Kelas IV >41
Dan Berdasarkan penelitian Sitorus (2005) setiap RVUs dibutuhkan waktu 3 menit. Dalam
ruangan seperti diatas, dimana kelas II, 3 pasien, kelas III, 14 pasien dan kelas IV, 3 pasien maka
berbeda, evaluasi faktor lebih menunjukan nilai sebenarnya yang diperlukan oleh setiap pasien.
Pada contoh diatas, evaluasi faktor memerlukan 4.03 perawat sedangkan evaluasi prototipe
2002. Dalam perhitungan dengan klasifikasi pasien maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui :
I. Metode MPKP
jumlah dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984), Loveride &
dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu perawatan minimal memerlukan waktu 1-2
jam/24 jam, perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, perawatan
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Dalam suatu penelitian
Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah
perawat yang dibutuhkan pada padi, sore dan malam tergantung pada tingkat
mencerminkan variasi perubahan dan jumlah pasien diruang rawat. Setelah itu
dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam hari.
Untuk ruang rawat inap dengan 30 tt dan BOR 90% jumlah perawat yang dibutuhkan
Untuk penetapan Perawat Primer atau PP di suatu ruang rawat ditetapkan dengan
keperawatan diperlukan perawat dengan kemampuan lebih tinggi. Pada Pro Act
Model yang dikembangkan Tonges (1987) dalam Sitorus (2005) disebut Clinical Care
penulis menjadikan dasar perhitungan MPKP sebagai metode yang dipilih dalam
penelitian ini.
Daftar Pustaka
KERJA PERAWAT RSPI PROF. Dr. SULIANTI SAROSO. JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
Nur Hidayah, 2014. MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM
DALAM PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2.
Julianto M, 2015. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen Konflik.
Instalasi Rawat Inap (IRNA) Gedung Prof. Dr. Soelarto, RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia.