TUGAS 1
FAKTOR Demam tifoid sangat Demam berdarah Jarang mencuci Tinggal di atau
RISIKO umum terjadi di dengue (DBD) bisa tangan setelah ke mengunjungi daerah
negara-negara menyerang siapa saja, toilet tropis di mana
berkembang, baik yang tua atau Penyimpanan dan penyakit malaria
terutama pada anak- muda. Organisasi persiapan makanan umum terjadi, macam
anak. Meski lebih Kesehatan Dunia yang tidak bersih negara Afrika, bagian
sering terjadi pada (WHO) Jarang selatan Gurun Sahara,
anak-anak, kondisi memperkirakan membersihkan dapur anak benua Asia,
ini juga bisa sekitar setengah dari dan toilet Kepulauan Solomon,
menyerang orang di populasi manusia di Sumber air yang Papua Nugini, dan
usia berapa pun. dunia berisiko tidak bersih Haiti
terkena penyakit ini. Makan makanan sisa Usia lebih muda,
Indonesia sendiri pun yang sudah dingin terutama anak-anak
termasuk negara Selain faktor risiko dan bayi
rawan DBD dengan di atas, perubahan Kemiskinan
catatan kasus yang pola makan baru- Pengetahuan kurang
cukup tinggi. baru ini juga dapat Kurangnya atau tidak
-Gemar menumpuk menyebabkan diare adanya layanan
baju kotor di rumah akut. Ini termasuk kesehatan
-Sering keluar rumah asupan kopi, teh,
malam-malam minuman bersoda,
atau permen karet
yang mengandung
gula yang sulit
diserap.
Kondisi buang air
besar cair berlebih
ini juga dapat
terjadi pada
pelancong,
wisatawan,
atau traveler. Di
mana ini bisa terjadi
saat Anda bepergian
ke negara-negara
berkembang yang
banyak mengalami
kasus infeksi bakteri
E. coli.
Pelancong yang
minum air
terkontaminasi,
makan makanan
terkontaminasi, atau
makan makanan
mentah, juga dapat
terinfeksi bakteri
sampai diare.
TANDA Masa inkubasi rata- 1. Demam akut, Mula-mula pasien 1. Badan terasa
GEJALA/MANI rata 10-20 hari. yang tetap tinggi cengeng, gelisah, lemas dan pucat
FESTASI Yang tersingkat 4 selama 2- 7 hari tanpa suhu tubuh biasanya karena kekurangan
KLINIS hari jika infeksi sebab yang jelas, meningkat, nasfu darah dan berkeringat
terjadi melalui kemudian turun makan 2. Nafsu makan
makanan, sedangkan secara lisis. Demam berkurangatau tidak menurun
yang terlama sampai disertai gejala tidak ada.- Kemudian dise 3. Mual-mual
30 hari jika infeksi spesifik, seperti rtai diare, tinja cair, kadang-kadang diikuti
melalui minuman. anoreksia, malaise, mungkin disertai len muntah
Selama masa nyeri pada punggung, dir atau lendir darah. 4. Sakit kepala yang
inkubasi mungkin tulang, persendian - Warna tinja makin berat, terus menerus,
ditemukan gejala dan kepala. lama berubah kehija khususnya pada
prodroma, yaitu 2. Manifestasi u- infeksi dengan
perasaan tidak enak perdarahan dengan hijauan karena berca plasmodium
badan, lesu, nyeri tes Rumpel Leede ( + mpur empedu- Anus Falciparum
kepala, pusing, dan ), mulai dari petekie ( dan daerah 5. Dalam keadaan
tidak bersemangat. + ) sampai sektiar timbul lecet menahun (kronis)
Kemudian gejala perdarahan spontan karena gejala diatas, disertai
klinis yang biasa seperti mimisan, sering defekasi dan pembesaran limpa
ditemukan, yaitu : muntah darah, atau tinja makin 6. Malaria berat,
a. Demam lebih berak darah hitam. lamamakin asam seperti gejala diatas
dari 7 hari 3. Hasil sehingga akibat disertai kejang-kejang
Pada kasus tertentu, pemeriksaan makin lama makin dan penurunan
demam berlangsung trombosit menurun ( asam sehingga kesadaran
selama 3 minggu, normal: 150. 000- akibat makin 7. Pada anak, makin
bersifatfebris 300.000 µL ), banyakasam laktat muda usia makin tidak
remiten dan suhu hematokrit meningkat yang berasal dari jelas gejala klinisnya
tidak seberapa ( normal: pria < 45, latosa yang tidak di tetapi yang menonjol
tinggi. Selama wanita < 40 ). absorbsi oleh usus adalah mencret (diare)
minggu pertama, 4. Akral dingin, selama diare. dan pucat karena
suhu tubuh gelisah, tidak sadar kekurangan darah
berangsur-angsur 5. Pembesaran hati (anemia).
meningkat setiap dan nyeri tekan tanpa
hari, biasanya ikhterus
menurun pada pagi
hari dan meningkat
lagi pada sore dan
malam hari. Dalam
minggu kedua,
penderita terus
berada dalam
keadaan demam.
Dalam minggu
ketiga, suhu badan
berangsur-angsur
turun dan normal
kembali pada akhir
minggu ketiga.
b. Gangguan
saluran pencernaan
Pada mulut terdapat
nafas berbau tidak
sedap, bibir kering
dan pecah-pecah
(ragaden), lidah
ditutupi selaput putih
kotor (coated
tongue, lidah tifoid),
ujung dan tepinya
kemerahan, jarang
disertai tremor. Pada
abdomen terjadi
splenomegali dan
hepatomegali
dengan disertai nyeri
tekan. Biasanya
didapatkan kondisi
konstipasi, kadang
diare, mual, muntah,
tapi kembung jarang.
c. Gangguan
kesadaran
Umumnya kesadaran
penderita menurun
walaupun tidak
seberapa dalam,
yaitu apatis sampai
somnolen. Jarang
terjadi sopor, koma
atau gelisah.
d. Pada punggung
terdapat roseola
(bintik kemerahan
karena emboli basil
dalam kapiler kulit.
e. Relaps (
f. Epitaksis
g. Bradikardi
2. Saat
pemeriksaan selama
perjalanan Penyakit
Biakan darah
terhadap salmonella
thypi terutama
positif pada minggu
pertama dan
berkurang pada
minggu-minggu
berikutnya. Pada
waktu kambuh
biakan darah dapat
positif kembali.
3. Vaksinasi di
masa lampau
Vaksinasi terhadap
demam typhoid di
masa lampau dapat
menimbulkan
antibodi dalam darah
klien, antibodi ini
dapat menekan
bakteremia sehingga
biakan darah negatif.
4. Pengobatan
dengan obat anti
mikroba.
Bila klien sebelum
pembiakan darah
sudah mendapatkan
obat anti mikroba
pertumbuhan kuman
dalam media biakan
terhambat dan hasil
biakan mungkin
negatif.
d. Uji Widal
Uji widal adalah
suatu reaksi
aglutinasi
antara antigen dan
antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang
spesifik terhadap
salmonella thypi
terdapat
dalam serum klien
dengan typhoid juga
terdapat pada orang
yang pernah
divaksinasikan.
Antigen yang
digunakan pada uji
widal adalah
suspensi salmonella
yang sudah
dimatikan dan diolah
di laboratorium.
Tujuan dari uji widal
ini adalah untuk
menentukan adanya
aglutinin dalam
serum klien yang
disangka menderita
typhoid.
.
c. Pengobatan malaria
malaria Klorokuin
e. Kurang
pengetahuan,
mengenai penyakit,
prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/
mengingat kesalahan
interprestasi
informasi,
keterbatasan kognitif.
TUGAS 2
TUGAS 3
PEMERIKSAAN Tes Tzanck Pemeriksaan Tes urine, untuk -Tes fungsi hati
PENUNJANG (Imunohistokimi penunjang melihat keberadaan -Tes antibodi
a) Ditemukan bakteri leptospira -virus hepatitis
Teknik Polymera tungau melalui dalam urine. -Tes protein dan
se Chain biopsieksisional Tes darah, untuk materi genetik
Reaction (PCR) dengan pewarna melihat adanya virus
Tes Serologi HE bakteri dalam aliran -USG perut
Pemeriksaan darah, dan antibodi -Biopsi hati.
Radiologi dalam tubuh.
Pemeriksaan antibodi
dalam darah perlu
diulang lagi dalam
waktu 1 minggu
untuk memastikan
hasilnya, karena hasil
positif bisa saja
ditunjukkan dari
infeksi lain yang
terjadi sebelumnya.
Pemeriksaan fungsi
ginjal, untuk melihat
kondisi ginjal dan
infeksi bakteri ini
pada ginjal.
Pemeriksaan fungsi
hati.
Foto Rontgen
paru, untuk melihat
apakah infeksi sudah
menyebar hingga ke
organ paru-paru.
TATA LAKSANA isolasi untuk -Menghindari 1. Bina hubungan Diet untuk pasien
PERAWATAN mencegah kontak dengan baik dengan klien dan hepatitis
penularan.Diet b orang atau benda keluarga. Beberapa
ergizi yang terinfeksi. pantangan yang
tinggi (Tinggi ka -Mencuci barang 2.Berikan kompres harus dihindari
lori dan yang mungkin dingin dan ajarkan antara lain :
Protein).2.1ila de terinfeksi dengan cara untuk memakai Semua makanan
mam air panas es/handuk pada yang mengandung
tinggi, kompres -Rutin tubuh,khusunya pada lemak tinggi
dengan air membersihkan aksila/lipatan paha seperti daging
hangat.3.upayak rumah 3.anjurkan untuk kambing dan babi,
an agar memakai baju tipis jerohan, otak, es
tidak terjadi infe yang menyerap krim, susu full
ksi pada kulit, keringat. cream, keju,
misalnya pember mentega/
ian antiseptik margarine, minyak
pada air mandi. serta makanan
bersantan seperti
gulai, kare, atau
gudeg.
Makanan kaleng
seperti sarden dan
korned.
Kue atau camilan
berlemak, seperti
kue tart, gorengan,
fast food.
Bahan makanan
yang
menimbulkan gas,
seperti ubi, kacang
merah, kool, sawi,
lobak, mentimun,
durian, nangka.
Bumbu yang
merangsang,
seperti cabe,
bawang, merica,
cuka, jahe.
Minuman yang
mengandung
alkohol dan soda.
Sedangkan bahan
makanan yang
baik dikonsumsi
penderita hepatitis
:
Sumber hidrat
arang seperti nasi,
havermout, roti
putih, umbi-
umbian.
Sumber protein
antara lain telur,
ikan, daging,
ayam, tempe, tahu,
kacang hijau,
sayuran dan buah-
buahan yang tidak
menimbulkan gas.
Makanan yang
mengandung
hidrat arang tinggi
dan mudah dicerna
seperti gula-gula,
sari buah, selai,
sirup, manisan,
dan madu.
FAKTOR HIV bisa menginfeksi semua Penyakit ini dapat diderita Merokok merupakan faktor risiko untuk
RISIKO orang dari segala usia. Akan oleh setiap orang, tetapi terkena pneumonia
tetapi, risiko tertular HIV paling sering menyerang Memiliki kondisi medis lain, terutama
lebih tinggi pada pria yang orang-orang yang berusia penyakit paru-paru seperti penyakit paru
tidak disunat, baik pria antara 15 – 35 tahun, obstruktif kronik (PPOK) atau asma
heteroseksual atau lelaki seks terutama mereka yang Bayi kurang dari 1 tahun atau lansia
lelaki. Risiko tertular HIV bertubuh lemah, kurang gizi lebih tua dari 65 tahun
juga lebih tinggi pada atau yang tinggal satu rumah Memiliki gangguan sistem kekebalan
individu dengan sejumlah dan berdesak-desakan tubuh
faktor, di antaranya: bersama penderita TBC. Minum obat yang disebut proton pump
Hubungan seks tanpa Lingkungan yang lembap, inhibitor (seperti Prilosec atau Protonix)
mengenakan kondom. Risiko gelap dan tidak memiliki yang mengurangi jumlah asam lambung
penularan akan lebih tinggi ventilasi memberikan andil Minum alkohol berlebihan
melalui hubungan seks anal, besar bagi seseorang Baru-baru ini mengalami pilek atau flu
dan hubungan seks dengan terjangkit TBC.
berganti pasangan.
Menderita infeksi menular
seksual. Sebagian
besar infeksi menular
seksual menyebabkan luka
terbuka di kelamin penderita,
sehingga meningkatkan risiko
tertular HIV.
Berbagi suntikan. Pengguna
NAPZA suntik umumnya
berbagi jarum suntik dalam
menggunakan narkoba.
TANDA Rasa lelah dan lesu TANDA & GEJALA a. Manifestasi non spesifik infeksi
GEJALA/M Berat badan menurun secara Keluhan dapat bermacam- dan toksisitas berupa demam (39,5 ºC
ANIFESTA drastis macam atau malah tanpa sampai 40,5 ºC). , sakit kepala, iritabel,
SI KLINIS Demam yang sering dan keluhan, yang terbanyak gelisah, malaise, nafsu makan kurang
berkeringat di waktu malam adalah : keluhan gastrointestinal.
Mencret dan kurang nafsu 1. Demam : subfebril, b. Gejala umum saluran pernapasan
makan febril ( 40-41derajat C) hilang bawah berupa batuk, takipnuea (25 – 45
Bercak-bercak putih di lidah timbul. kali/menit), ekspektorasi sputum, nafas
dan di dalam mulut 2. Batuk : terjadi karena cuping hidung, sesak napas, air hinger,
Pembengkakan leher dan adanya iritasi pada bronkus, merintih, sianosis. Anak yang lebih besar
lipatan paha batuk ini untuk membuang dengan pneumonia akan lebih suka
Radang paru /mengeluarkan produksi berbaring pada sisi yang sakit dengan
Kanker paru(Katiandagho, radang, dimulai dari batuk lutut tertekuk karena nyeri dada.
2015, p. 28) kering sampai batuk c. Tanda pneumonia berupa retraksi
purulenta (menghasilkan (penarikan dinding dada bawah kedalam
sputum) saat bernapas bersama dengan
3. Sesak nafas : bila sudah peningkatan frekuensi napas), perkusi
lanjut dimana infiltrasi radang pekak, fremitus melemah, suara napas
sampai setengah paru. melemah, dan ronki.
4. Nyeri dada : ini jarang d. Tanda efusi pleura atau empiema,
ditemukan, nyeri timbul bila berupa gerak ekskusi dada tertinggal di
infiltrasi radang sampai ke daerah efusi, perkusi pekak, fremitus
pleura sehingga menimbulkan melemah, suara napas melemah, suara
pleuritis. napas tubuler tepat di atas batas cairan,
5. Malaise : ditemukan friction rup, nyeri dada karena iritasi
beripa anorexia, nafsu makan pleura (nyeri bekurang bila efusi
menurun, BB menurun, sakir bertambah dan berubah menjadi nyeri
kepala, nyeri otot, keringat tumpul), kaku duduk / meningimus
diwaktu malam hari (iritasi menigen tanpa inflamasi) bila
terdaat iritasi pleura lobus atas, nyeri
abdomen (kadang terjadi bila iritasi
mengenai diafragma pada pneumonia
lobus kanan bawah).
e. Pada neonatus dan bayi kecil tanda
pneumonia tidak selalu jelas. Efusi
pleura pada bayi akan menimbulkan
pekak perkusi.
f. Tanda infeksi ekstrapulmonal.
( Arif mansjoer, dkk, 2001, Hal 466)
TATA Pengobatan suportif Pepenyuluhan . Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat
LAKSANA Pemberian nutrisi yang baik · Pencegahan dimulai dengan makanan entral bertahap
PERAWAT Pemberian multivitamin · Pemberian obat-obatan melalui selang nasogastrik dengan feding
AN Pengobatan simpomatik : drip.
Pencegahan infeksi 1. OAT (obat anti 4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat
oportunistik dapat di gunakan tuberkulosa) : diberikan inhalasi dengan salin normal
anti biotik kotrimoksazol. 2. Bronchodilatator dan beta agonis untuk memperbaiki
Pemberian ARV ( anti 3. Expektoran transpormukosilier.
retroviral ) 4. OBH 5. Koreksi gangguan keseimbangan asam
5. Vitamin - basa dan elektrolit.
· Fisioterapi dan
rehabilitasi
· Konsultasi secara
teratur
MASALAH 1. Resiko tinggi infeksi Bersihan Jalan Napas Tidak 1. Bersihan jalan nafas tak efektif
/DIAGNOS berhubungan dengan Efektif berhubungan dengan inflamasi trachea
A imunosupresi, malnutrisi dan Definisi bronchial, pembentukan edema,
KEPERAW pola hidup yang beresiko. Ketidakmampuan untuk peningkatan produksi sputum.
ATAN YG 2. Resiko tinggi infeksi membersihkan sekret atau 2. Gangguan pertukaran gas
LAZIM (kontak pasien) berhubungan obstruksi saluran napas untuk berhubungan dengan gangguan kapasitas
MUNCUL dengan infeksi HIV, adanya mempertahankan jalan napas pembawa oksigen darah.
infeksi nonopportunisitik tetap paten. 3. Nyeri (akut) berhubungan dengan
yang dapat ditransmisikan. inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
3. Intolerans aktivitas 4. Resiko tinggi terhadap nutrisi
berhubungan dengan kurang dari kebutuhan berhubungan
kelemahan, pertukaran dengan peningkatan kebutuhan
oksigen, malnutrisi, metabolik sekunder terhadap demam dan
kelelahan. proses infeksi.
4. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake
yang kurang, meningkatnya
kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan
infeksi GI
6. Tidak efektif koping
keluarga berhubungan dengan
cemas tentang keadaan yang
orang dicinta