PENCAMPURAN
Pencampuran adalah penyebaran satu partikel ke partikel yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan penyebaran
partikel-partikel yang merata antara partikel satu dengan lainnya. Proses pencampuran ini umum dijumpai sebagai
salah satu unit pengolahan hasil-hasil pertanian. Untuk keberhasilan suatu proses pencampuran ada beberapa hal
yang harus diperhatikan antara lain:
1) Viskositas
Semakin tinggi viskositas bahan campuran, makin sulit dilakukan pencampuran sehingga membutuhkan tenaga
yang lebih besar
2) Perbedaan berat jenis
Partikel-partikel yang mempunyai berat jenis yang tinggi cenderung untuk ke dasar atau ke bawah, sedangkan
partikel-partikel yang mempunyai berat jenis yang rendah cenderung ke atas. Jika dalam proses pencampuran
bahan-bahan yang digunakan bervariasi berat jenisnya, maka proses pencampuran semakin sulit.
Kecenderungan ini dapat dilawan dengan mengangkat bahan-bahan ke tengah-tengah campuran atau dibantu
dengan emulsifier
3) Tidak ada sudut yang mati
Dalam proses pencampuran diusahakan sudut-sudut yang mati dapat terangkut/terbawa ke sana kemari dalam
proses pencampuran sehingga akan terjadi proses pencampuran secara maksimal.
Dalam pengolahan hasil pertanian, campuran adalah suatu kombinasi dari beberapa bahan dasar dan bahan
tambahan yang menyebar secara acak dan merata. Campuran yang rata dinamakan campuran homogen.
Pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk yang utuh (berupa campuran) dari beberapa bahan.
Pencampuran dapat digolongkan menjadi 3 macam berdasarkan sifat fisik bahannya yaitu pencampuran kering,
basah dan semi basah.
Pencampuran bahan pangan kering umumnya terjadi pada bahan pangan yang berbentuk tepung-tepungan
(powder) atau granula. Proses pencampuran pada bahan pangan kering bertujuan untuk membuat suatu bentuk
yang seragam dari beberapa bahan pangan kering. Pada pencampuran basah dan semi basah, bahan yang
dicampur bisa berbentuk cair dengan padat, cair dengan cair, bahkan cair dengan gas. Proses pencampuran banyak
dilakukan pada industri pangan, salah satu contoh dalam industri pembuatan roti proses pencampuran terjadi dalam
bentuk kering yaitu tepung terigu, gula dan susu bubuk. Pencampuran semi basah yaitu pencampuran antara bahan
kering dengan air atau telur dan sebagainya.
Peralatan pencampur atau mixer dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Berdasarkan jenis bahan yang dicampur, yaitu alat pencampur cairan, alat pencampur granula atau tepung, dan
alat pencampur pasta.
2) Berdasarkan jenis pengaduk, yaitu double cone mixers, ribbon blender, planetary mixers, dan propeller mixers.
(5) Mixer
Pada alat ini terdapat dua corong pemasukan bahan yang dilengkapi dengan pintu pengatur
pemasukan bahan. Alat ini juga dilengkapi dengan piringan yang berputar dibagian tengahnya.
Dua bahan yang berbeda dimasukkan bersama-sama melalui kedua pintu pemasukan.
(6) Sekop
Sekop merupakan salah satu contoh alat pencampur bahan pangan kering secara manual.
Sekop ini digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan pencampuran bahan pangan kering
(3) Homogenizer
Homogenizer biasanya digunakan untuk mencampur bahan cair dengan cair yang
tidak saling melarutkan, misalnya minyak dengan air. Homogenizer
menghancurkan bagian yang tidak terlarut (minyak) menjadi partikel-partikel yang
sangat halus dan kemudian mendispersikannya dengan kecepatan tinggi ke
seluruh bagian cairan yang lain (air). Jumlah minyak/lemak biasanya lebih sedikit
dibandingkan dengan air. Misalnya pada pembuatan salad dressing, es krim,
homogenisasi susu, dan lain-lain.
(4) Pengadon
Digunakan untuk mencampur bahan-bahan padat dengan bahan cair membentuk
campuran yang sangat kental, kenyal dan ulet, misalnya adonan mie atau adonan roti.
Alat pengadon bekerja dengan cara memotong/ menyobek/menarik, menekan dan
membalik. Contoh alat pengadon adalah dough mixer untuk membuat adonan roti.
Pemilihan pengaduk pada proses pencampuran ini didasarkan pada tingkat kekentalan pasta atau adonan yang
dibuat.
PROSES PENCAMPURAN
Beberapa cara mencampur basah / semi basah yang banyak dilakukan di industri pangan adalah (1) Pengadukan,
(2) Pendispersian, (3) Pengemulsian dan (4) Pengadonan.
FORMULA
Formula/resep/komposisi adalah ketentuan tentang jenis dan jumlah dari beberapa bahan yang dibuat campuran.
Jumlah bahan biasanya dinyatakan dalam satuan persen, satuan berat (kilogram, gram, dan sebagainya), satuan
volume (galon, liter, mililiter, dan sebagainya).
Contoh komposisi/formula/resep yang menggunakan satuan persen (%):
Latihan :
Untuk mencoba menghitung kebutuhan bahan dalam suatu pengolahan pangan, cobalah latihan berikut!
Suatu perusahaan kue setiap bulan membuat produk dengan bahan dasar terigu 250 kg. Dengan resep/formula
seperti tabel berikut :
2. Ragi 1,6 %
3. Gula Pasir 11 %
4. Margarin 10 %
5. Garam 1,4 %
6. Telur 9%
7. Susu 4%
8. Pelembut 0,4 %
9. Air 45 %
Maka berapakah kebutuhan akan Tepung terigu, Ragi, Gula pasir dan Margarin dan bahan lainnya dalam daftar
tersebut?