Anda di halaman 1dari 5

Nama : Said Harits Alaydrus

NIM : 1704103010074
Modul : Solid Handling Study Bench
Kelompok : A2

EFESIENSI PENCAMPURAN
1. Pengertian Efesiensi Pencampuran
Pencampuran adalah proses yang menggabungkan bahan-bahan yang berbeda
untuk menghasilkan produk yang homogen. Suatu perlakuan khusus terutama
diberikan apabila mencampur  bahan padat yang sukar larut ke dalam cairan dan
proses tersebut dilakukan pada skala produksi yang besar. Oleh sebab itu, dibutuhkan
sebuah teknik pencampuran yang memiliki efisiensi tinggi. Salah satu teknik tersebut
yaitu High Shear Mixing yang memiliki mekanisme kerja mirip dengan vortex. Alat
yang digunakan yaitu berupa mixer yang terdiri dari komponen utama yaitu rotor,
stator dan inline. Gerakan memutar dengan cepat dari rotor dapat menimbulkan
pusaran yang arahnya disebar oleh stator, Perkembangan penting dalam desain HSM
yaitu teknologi SLIM (Solid/liquid Injection Manifold). Dalam system SLIM,
padatan tidak ditambahkan melalui bagian atas batch, tetapi penambahan bahan
dilakukan tepat dalam ruang campuran melalui inline, sehingga padatan dapat
langsung tercampur dalam pusaran (Purwaningsih, 2012).
Proses pancampuran merupakan salah satu pekerjaan yang sangat umum
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (Lachman,1989). Pencampuran adalah proses
yang menggabungkan bahan-bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk yang
homogen. Pencampuran dalam sediaan farmasi dapat diartikan sebagai proses
penggabungan dua atau lebih komponen sehingga setiap partikel yang terpisah dapat
melekat pada partikel dari komponen lain (Bhatt dan Agrawal, 2007).

2. Tujuan Pencampuran Padatan


Proses pencampuran bertujuan antara lain untuk memastikan bahan aktif
terdistribusi secara homogen, memastikan penampilan campuran, memastikan bentuk
sediaan melepaskan obat pada organ atau jaringan yang dituju pada kecepatan yang
diinginkan. Pencampuran dapat dilakukan untuk alasan berikut:
- Untuk memastikan bahwa ada keseragaman komposisi antara bahan campuran
yang dapatditentukan dengan mengambil sampel dari bahan curah dan
menganalisis mereka, yangharus mewakili keseluruhan komposisi campuran.
- Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisik atau kimia misalnya difusi,
pembubarandan lain-lain.
 
Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis produk berikut:
- Ketika dua atau lebih dari dua cairan larut dicampur bersama, akan
menghasilkan larutan sejati.
- Bila dua cairan bercampur dicampur dengan adanya zat pengemulsi,
dihasilkan sediaan emulsi.
- Ketika sebuah padatan dilarutkan dalam pelarut, diperoleh larutan.
- Ketika sebuah padat tidak larut dicampur dengan cairan, diperoleh suspensi.
- Pada waktu padat atau cair dicampur dengan basis diperoleh sediaan
semipadat, salepatau supositoria
- Ketika dua atau lebih dari dua zat padat dicampur, diperoleh serbuk yang bila
diisi kedalam cangkang kapsul dikenal sebagai kapsul dan ketika dikompresi
disebut tablet

3. Mekanisme Pencampuran Padatan


Mekanisme pada pencampuran zat padat menurut Hariyani (2012) dilakukan
dengan kombinasi satu atau lebih mekanisme yaitu :
a. Pencampuran konvektif
Dapat dianggap sebagai analog transpor bulk dalam pencampuran cairan.
Tergantung pada tipe mikser yang digunakan, pencampuran konvektif dapat terjadi
dengan memutar  bidang serbuk dengan pisau-pisau pedang atau dayung, dengan
sekrup yang berputar atau dengan metode  lain dengan memindahkan suatu massa
yang relatif besar dari suatu bidang serbuk ke bidang serbuk yang lain.
b. Pencampuran shear
Akibat gaya di dalam massa partikel, terbentuklah bidang-bidang licin.
Tergantung pada sifat aliran serbuk, hal ini dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau
sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan aliran laminer.
c. Pencampuran difusif
Pencampuran dengan “difusi” dinyatakan terjadi jika gerakan acak partikel
dalam suatu bidang (wadah) serbuk menyebabkan mereka relatif berubah posisi satu
sama lain. Pertukaran tempat partikel-partikel tunggal tersebut mengakibatkan
berkurangnya intensitas pemisahan.

4. Peralatan yang Digunakan dalam Proses Pencampuran Padatan


Adapun Peralatan yang biasa digunakan dalam pencampuran yaitu :
a.  Pencampur V

Mixer tipe V merupakan salah satu jenis mixer yang biasa dipakai dalam
proses pencampuran solid-solid karena memiliki beberapa keuntungan antara lain
bentuk sederhana, mudah dibersihkan, dan memiliki kapasitas besar. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas pencampuran adalah kecepatan putar mixer, waktu
pencampuran dan ukuran partikel.
b.  Pencampur ribbon

Ribbon mixers adalah alat pencampuran industri. Pada dasarnya terdiri dari
palung berbentuk casing dengan bawah berbentuk setengah lingkaran, dipasang
dengan horisontal longitudinal batang yang sudah terpasang pada lengan.
c.  Pencampur kerucut ganda

Alat pencampuran ini terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya.
Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena
itu, diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi energi panas
yang menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari produk. Jenis alat pencampur
adonan ini kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat pendingin
Alat pencampur granula yang umum ditemui adalah kneader yang berbentuk
sigmoid yang berputar di dalam satu “can” atau “vessel” dengan berbagai kecepatan.
Prinsip dari alat ini adalah disamping mencampur juga membuat adonan yaitu
membagi, mematahkan, dan selalu membuat luas permukaan yang baru sesering
mungkin terhadap adonan.

5. Tipe Campuran
Menurut Aulton, campuran dapat dibagi 3 tipe :1.

a. Campuran positif

Campuran positif terbentuk dari material seperti gas atau cairan yang
saling bercampur yang bercampur secara spontan dan ireversibel dengan difusi, dan bertuj
uan untuk mencapai perfect mix. Tidak diperlukan pemasukan energi dalamcampuran
positif jika waktu pencampuran tidak terbatas. Dalam pencampuranmaterial dengan
pencampuran positif tidak ada permasalahan selama produksi produk.

b. Campuran negative

Campuran jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur


dengan pembawa untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang
dicampur untuk membentuk emulsi. Pencampuran ini lebih sulit disiapkan danmemerlukan
tingkat pencampuran yang lebih tinggi dengan kekuatan eksternal karenaada
kecenderungan komponen campuran ini terpisah kecuali jika terus diaduk.

c. Campuran netral

Banyak produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh
campuran netral. Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki kecenderungan
bercampur secara spontan tetapi sekali tercampur, mereka tidak akan terpisah dengan
mudah.

Perlu diperhatikan bahwa tipe campuran bisa berubah selama proses. Contohnya, jika
viskositas meningkat campuran bisa berubah dari tipe negatif menjadi netral. Sama halnya,
jika ukuran partikel, derajat pembasahan atau tegangan permukaan cairan berubah maka
tipe campuran juga bisa berubah.

Anda mungkin juga menyukai