Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektivitas
pencampuran dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan
menyebabkan suatu material akan bergerak secara spesifik (tertentu), sedangkan
pencampuran adalah pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya
dari dua atau lebih fase. Suatu material yang homogen, seperti air dingin dalam
tangki yang penuh dalam tangki dapat diaduk tetapi tidak dapat dilakukan
pencampuran sebelum ditambahkan material lain ke dalam tangki. Jadi elaslah
bah!a pengadukan (agitasi) tidaklah sama dengan pencampuran (mixing).
"idak seperti unit pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran
dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan
panas dan perpindahan massa secara cepat. Peralatan pencampuran yang
digunakan untuk kepentingan komersial sangatlah banyak, misalnya pencampuran
yang digunakan untuk memproduksi bahan kimia, makanan, obat#obatan dan lain
sebagainya. "ugas dari mixer (pencampur) itu sendiri adalah $
1. %engontakkan cairan#cairan yang tidak dapat bercampur, misalnya proses
ekstraksi solven
&. Proses emulsi untuk menghasilkan produk yang stabil
'. %elarutkan padatan kasar pada cairan dengan viskositas rendah
(. )ispersi padatan halus dalam cairan dengan viskositas tinggi
*. )ispersi padatan halus dalam cairan, misalnya proses fermentasi
+. %engontakkan gas,padatan,cairan pada reaksi katalitik
-. %encampur cairan yang dapat bercampur (misible)
"etapi yang menadi masalah bah!a tidak satupun alat yang dapat
melakukan fungsi dari pencampuran secara menyeluruh dan efisien karena
disebabkan biaya pengoperasian yang sangat tinggi. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka sangatlah perlu untuk mengetahui proses pencampuran ataupun
pengadukan secara lebih dalam, tentang alat yang digunakan ataupun cara yang
&
tepat sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang optimal serta dapat menekan
biaya yang digunakan seminimal mungkin.
Pada banyak operasi pengaduk sangat diperlukan untuk mencampurkan
larutan, seperti pencampuran petroleum. Peralatan campuran dikarakteristikkan
oleh kemampuannya untuk membangkitkan kapasitas ke dalam tangki yang dapat
dielaskan dalam umlah aliran yang dihasilkan, dan dapat dibaca secara visual.
)engan hal ini gradien velositas dalam tangki dirancang berdasarkan pergeseran
angka.
Pada umumnya semua tenaga masuk ke dalam vessel secara proporsional
untuk menghasilkan kapasitas pumping (.) dan !aktu kecepatan utama (/).
Kecepatan utama secara konsep berhubungan dengan perubahan angka aliran dan
pada umumnya lebih tinggi dari kecepatan utama rata#rata. Pada aliran turbulen,
ditipekan oleh angka 0eynolds Impeller. "enaga masukan ini ditransfer antara
variasi skala besar (secara umum disebut skala makro). Pergeseran angka pada
kondisi 1111 atau lebih besar dari yang rendah sebagai kecepatan fluktuasi skala
kecil ini cukup kecil pada ukuran fisika (biasanya kurang dari 111).
1.2. Permasalahan
1. 2agaimanakah pengaruh penggunaan dari dua impeller yang berbeda (tipe
propeller 3 padle) terhadap kualitas campuran yang dihasilkan.
&. 2agaimanakah pengaruh penggunaan baffle dalam proses pencampuran.
'. 2agaimanakah pengaruh kecepatan putaran impeller yang berbeda dalam
proses pencampuran.
(. 2agaimanakah pengaruhi penggunaan bahan dalam proses pencampuran.
*. 4aktor#faktor yang mempengaruhi pola aliran dan kualitas campuran dalam
proses pencampuran.
+. Pengaruh kecepatan putaran impeller terhadap konduktivitas larutan garam.
1.3. Tujuan
1. %engetahui prinsip dan cara kera Fluid Mixing Apparatus
&. %engetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan pola aliran
'. %engetahui pengaruh dari penggunaan baffle pada proses pencampuran
'
(. %engetahui bentuk#bentuk impeller
*. %engetahui perhitungan Fluid Mixing
+. %engetahui aplikasi dari Fluid Mixing Apparatus
1.4. Hi!tesa
1. Semakin besar kecepatan putaran impeller maka semakin cepat pula teradinya
homogenitas dalam campuran.
&. )engan penggunaan buffle maka aliran yang teradi adalah turbulen sehingga
proses pencampuran akan teradi lebih cepat.
'. Semakin kecil ukuran padatan yang akan dicampur atau dilarutkan maka
semakin cepat pula teradinya homogenitas.
(. Semakin kecil viskositas cairan yang digunakan semakin cepat teradinya
homogenitas.
1.". #an$aat
1. )apat mengetahui prinsip dasar dari percobaan fluid mixing apparatus.
&. )apat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh dua buah
impeller (Propeller 3 turbin).
'. )apat mengetahui faktor#faktor yang menyebabkan pola aliran yang berbeda,
seperti padatan yang digunakan, viskositas cairan, kecepatan putaran impeller
dan lain sebagainya.
(. )apat mengetahui besarnya daya hantar listrik yang ditimbulkan sebagai
pengaruh dari kecepatan putaran.
*. )apat mengetahui perbedaan yang teradi pada pencampuran liquid yang
menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle (tidak terbentuk vortex dan
terbentuk vortex).
(
BAB II
TIN%AUAN PU&TA'A
2.1. Mixing
Pengadukan 5at cair dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari
tuuan langkah itu sendiri. "uuan pengadukan antara lain adalah $
1. 6ntuk memilih suspensi partikel 5at padat.
&. 6ntuk meramu 5at cair yang mampu larut, misalnya metil alkohol dan air.
'. 6ntuk menyebarkan gas di dalam 5at cair dalam bentuk gelembung kecil.
(. 6ntuk menyebarkan 5at cair yang tidak dapat bercampur dengan 5at cair lain,
sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran#butiran halus.
*. 6ntuk mempercepat perpindahan kalor antara 5at cair dengan kumparan atau
mantel kalor.
Kadang#kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tuuan sekaligus,
misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan 5at cair. )alam beana hidrogenasi
didispersikan melalui 5at cair dimana terdapat partikel#partikel katalis padat dalam
keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau
mantel.
Pengadukan menunukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu
pada suatu bahan di dalam beana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam sirkulasi.
2.2. Mechanically Agitated Vessel
2.2.1. Vessel
Vessel biasanya berbentuk tangki silinder vertikal dimana di dalamnya
akan diisikan fluida dengan kedalaman yang sama dengan diameter tangki. "etapi
pada beberapa sistem pengontakan gas atau cairan dengan kedalaman cairan
sekitar ' kali diameter tangki maka akan digunakan banyak impeller. )iameter
vessel berkisar antara 1,1 meter untuk unit yang kecil hingga 11 meter ataupun
lebih untuk instalasi industri besar.
2agian dasar tangki dapat berbentuk datar, lengkungan atau lancip
(kerucut) tergantung pada faktor kemudahan pada saat pengurasan atau pada 5at
*
padat yang terlarut. 2entuk yang sering digunakan adalah bentuk lengkungan
karena sudut yang ada sangat minimalis sehingga 5at padat tidak ada yang terselip
dan akan rata tercampur. Sedangkan ika bentuk kerucut (cone) yang digunakan,
maka harus dipastikan bah!a pencampuran dapat dilakukan dengan sempurna
dengan cara menurunkan posisi impeller. "etapi hal ini akan sangat berbahaya
ika impeller terlalu dekat dengan permukaan dinding vessel terutama ika sampai
bersentuhan akan mengakibatkan alat menadi rusak.
)alam kasus lainnya sering pula digunakan & buah impeller pada bagian
atas. 7alaupun ba!ah vessel untuk memperoleh pencampuran yang sempurna.
Pada design mixer atau settler untuk solvent extraction biasanya digunakan tangki
segi empat karena pertimbangan harga yang lebih murah untuk kapasitas yang
besar dan uga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler.
2.2.2. Baffle
6ntuk mencegah teradinya pembentukan ruang udara (vortex) pada saat
cairan#cairan dengan viskositas rendah diaduk dalam tangki silinder vertikal
dengan impeller yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle yang
dipasang pada dinding vessel. Baffle yang digunakan biasanya memiliki arak
yang sama sekitar 1 # 11 dari diameter tangki.
Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel. Baffle
umumnya tidak digunakan pada cairan dengan viskositas tinggi dimana
pembentukan vortex bukanlah menadi masalah yang penting. Baffle dipasang
pada mixing vessel untuk menambah turbulensi. 7alaupun penggunaan baffle
menaikkan umlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memiliki keuntungan yaitu
teradinya perpindahan panas secara terus menerus dan !aktu yang dibutuhkan
untuk mencampur lebih cepat. Ketika !aktu yang digunakan pada proses
pencampuran sangatlah sedikit, pencampur yang terbaik adalah pencampur
dengan umlah tenaga yang terkecil dan !aktu yang sangat pendek. 2egitu pula
sebaliknya, ketika !aktu yang digunakan pada proses pencampuran lama maka
pencampur yang terbaik adalah pencampur dengan umlah tenaga yang terkecil
dan !aktu yang sangat lama.
+
2.2.3. Impeller
Impeller inilah yang akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem,
yang menyebabkan 5at cair bersikulasi di dalam beana untuk akhirnya kembali ke
impeller. )ari segi bentuknya, ada tiga enis impeller yaitu propeller (baling#
baling), dayung (padle), dan turbin (turbine). %asing#masing enis terdiri lagi atas
berbagai variasi dan sub#enis. 8da lagi enis#enis impeller lain yang
dimaksudkan untuk situasi#situasi tertentu, namun ketiga enis itu agaknya dapat
digunakan untuk menyelesaikan 9*: dari semua masalah agitasi 5at cair.
Jenis#enis impeller yang lain $
1. The marine type propeller
&. Flat blade turbine
'. The dis! flat blade turbine
(. The curved blade turbine
*. The pitched blade turbine
+. The shrouded turbine
2eberapa tipe impeller, yaitu $ propeller, turbin, paddle, anchor, helical
ribbbon, helical scre". Penggunaan impeller di atas tergantung pada geometri
vessel (tangki), visikositas cairan.
1. 6ntuk viskositas yang lebih kecil dari &111 cP, maka digunakan impeller
dengan tipe propeller.
&. 6ntuk viskositas antara &111 cP # *1111 cP, maka digunakan impeller dengan
tipe turbin.
'. 6ntuk viskositas antara 11111 cP # 1111111 cP, maka digunakan impeller
tope anchor, helical ribon dan paddle
(. 6ntuk viskositas diatas 1 uta cP, digunakan pencampuran khusus, seperti
banburg mixer, !neaders, extrudes, sigma mixer dan beberapa tipe lainya.
8da dua macam impeller pengaduk yaitu
1. Impeller aliran aksial yang membangkitkan arus seaar dengan sumbu poros
impeller
&. Impeller aliran radial yang membangkitkan arus pada arah tangensial atau
radial
-
6kuran impeller tergantung pada enis impeller dan kondisi operasi seperti
yang dielaskan oleh 0eynolds, 4roude dan Po!er sebagai suatu karakteristik
yang saling mempengaruhi. Kecepatan impeller standar yang digunakan untuk
kepentingan komersil (industri) adalah '(, (*, *+, +;, ;(, 111, 1&*, 1**, 191, dan
'&1 rpm. "enaga yang dibutuhkan biasanya tidak cukup untuk digunakan secara
kontinyu untuk mengatur gerakan steam turbin. )ua kecepatan driver mungkin
dibutuhkan pada saat torques a!al sangat tinggi.
Jenis aliran di dalam beana yang sedang diaduk bergantung pada $
a. Jenis impeller
b. Karakteristik fluida
c. 6kuran serta perbandingan (proporsi) tangki, sekat, dan agitator.
Kecepatan fluida dalam setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen, dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada
variasi dari ketiga komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain. Ketiga komponen
itu yaitu $
1. Komponen radial yang bekera pada arah tegak lurus terhadap poros impeller.
&. Komponen longitudinal, yang bekera pada arah paralel dengan poros.
'. Komponen tangensial, atau rotasional, yang bekera pada arah singgung
terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros.
2.2.3.1. Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk 5at
cair berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 1.1*1 atau 1.-*1 rpm, sedangkan propeller besar berputar pada (11
sampai ;11 rpm. 8rus yang meninggalkan propeller mengalir melalui 5at cair
menurut arah tertentu samapi dibelokkan oleh lantai atau dinding beana. Kolom
5at cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu meninggalkan impeller
dengan memba!a ikut 5at cair stagnan yang diumpainya dalam peralanannya itu,
dan 5at cair stagnan yang terba!a ikut itu mungkin lebih banyak dari yang diba!a
kolom arus sebesar itu kalau berasal dari nosel stasioner. )aun#daun propeller
merobekkan menyeret 5at cair itu. <leh karena arus aliran ini sangat gigih,
agitator propeller sangat efektif dalam beana besar.
;
Propeller yang berputar membuat pola heliks di dalam 5at cair, dan ika
tidak tergelincir antara 5at cair dan propeller itu, satu putaran penuh propeller
akan memindahkan 5at cair secara longitudinal pada arak tertentu, bergantung
dari sudut kemiringan daun propeller. 0asio arak ini terhadap diameter
dinamakan arak#bagi (pitch) propeller itu. Propeller yang mempunyai arak bagi
1,1 disebut mempunyai arak#bagi buur#sangkar (square pitch).
(am)ar 1. Pola 8liran 4luida untuk Propeller di "engah Vessel "anpa
Baffle
(am)ar 2. Pola 8liran 4luida untuk Propeller di "engah Vessel dengan
Baffle, Pola 8liran 8ksial
(am)ar 3. Pola 8liran 4luida untuk Propeller di "engah Vessel dengan
Baffle, Pola 8liran 0adial
2.3.3.2. Paddle
9
6ntuk tugas#tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang#kadang daun#daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saa.
)ayung (paddle) ini berputar di tengah beana dengan kecepatan rendah sampai
sedang, dan mendorong 5at cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya
gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring. 8rus yang
teradi bergerak ke luar ke arah dinding, lalu membelok ke atas atau ke ba!ah.
)alam tangki#tangki yang dalam, kadang#kadang dipasang beberapa dayung pada
satu poros, dayung yang satu di atas yang lain. )alam beberapa rancang, daunnya
disesuaikan dengan bentuk dasar beana, yang mungkin bulat atau cekung, piring,
sehingga dapat mengikis atau menyapu permukaan pada arak sangat dekat.
)ayung (padle) enis tersebut dinamakan agitator angkar (anchor agitator).
Jangkar ini sangat efektif untuk mencegah terbentuknya endapan atau kerak pada
permukaan penukar kalor, seperti umpamanya, dalam beana proses bermantel,
tetapi tidak terlalu efektif sebagai alat pencampur. Jangkar ini biasanya
dioperasikan bersama dengan dayung berkecepatan tinggi atau agitator lain, yang
biasanya berputar menurut arah yang berla!anan.
8gitator dayung yang digunakan di industri biasanya berputar dengan
kecepatan antara &1 dan 1*1 rpm. Panang total impeller dayung biasanya antara
*1 sampai ;1 persen dari diameter#dalam beana. =ebar daunnya seperenam
sampai sepersepuluh panangnya. Pada kecepatan yang sangat rendah, dayung
dapat memberikan pengadukan sedang di dalam beana tanpa#sekat, pada
kecepatan yang lebih tinggi diperlukan pemakaian sekat, sebab ika tidak, 5at cair
itu akan berputar#putar saa mengelilingi beana itu dengan kecepatan tinggi,
tetapi tanpa adanya pencampuran.
8dapun kelebihan dari penggunaan paddle adalah sebagai berikut $
1. Sirkulasi berbentuk aliran radial, tetapi tidak pada sirkulasi vertikal kecuali
digunakan baffle
&. )apat digunakan pada seluruh range viskositas
'. "idak mudah rusak dalam pengoperasiannya
(. "idak mudah kotor
11
*. Flo" capacity bisa tinggi dengan menggunakan multiple blade
+. 2aiaya relatif rendah
(am)ar 4. Pola 8liran 4luida untuk Propeller di "engah Vessel
2.3.3.3. Tur)in
"urbin biasanya efektif untuk angkau viskositas yang cukup luas. Pada
cair berviskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung di keseluruhan beana, menabrak kantong#kantong yang stagnan dan
merusaknya. )i dekat impeller itu terdapat 5ona arus deras yang sangat turbulen
dengan geseran yang kuat. 8rus utamanya bersifat radial dan tangensial.
Komponen tangensialnya menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus
dihentikan dengan menggunakan sekat (baffle) atau difuser agar impeller itu
menadi sangat efektif. 2eberapa di antara berbagai ragam bentuk rancang turbin
adalah turbin daun#lurus terbuka, turbin piring berdaun dan turbin piring lengkung
vertikal. Kebanyakan turbin itu menyerupai agitator#dayung berdaun banyak
dengan daun#daunnya yang agak pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada
suatu poros yang dipasang di pusat beana. )aun#daunnya boleh lurus dan boleh
pula lengkung, boleh bersudut, dan boleh pula vertikal. Impellernya mungkin
terbuka, setengah terbuka, atau terselubung. )iameter impeller biasanya lebih
kecil dari diameter dayung, yaitu berkisar antara '1 sampai *1 persen dari
diameter beana.
)alam keadaan biasa, di mana poros itu vertikal, komponen radial dan
tangensial berada dalam satu bidang horisontal, dan komponen longitudinalnya
vertikal. Komponen radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam
memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. 2ila poros itu
vertikal dan terletak persis di pusat tangki, komponen tangensial biasanya kurang
11
menguntungkan. 8rus tangensial itu mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran
di sekitar poros, dan menimbulkan vorteks pada permukaan 5at cair, dan karena
adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai
lapisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan#lapisan itu.
Jika di dalam sistem itu terdapat pula partikel 5at padat, arus sirkulasi itu
cenderung melemparkan partikel#partikel itu, dengan gaya sentrifugal, ke arah
luar, dan dari situ bergerak ke ba!ah, dan sesampai di dasar tangki, lalu ke pusat.
Karena itu, bukannya pencampuran yang berlangsung di sini, tetapi sebaliknya
pengumpulanlah yang teradi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi 5at cair begerak
menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antara daun dan 5at cair itu
berkurang, dan daya yang dapat diserap 5at cair itu menadi terbatas.
)alam beana yang tak bersekat, alir putaran itu dapat dibangkitkan oleh
segala enis impeller, baik aliran aksial maupun yang radial. Jadi, ika putaran 5at
cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap,
bagaimanapun bentuk rancangan impeller. Pada kecepatan impeller tinggi vorteks
yang terbentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller> dan
gas dari atas permukaan 5at cair akan tersedot ke dalam 5at cair itu. %akanya hal
demikian tidaklah dikehendaki. 8liran tingkat (circulatory flo") dan arus putar
(s"irling) dapat dicegah dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di ba!ah
ini. )alam tangki#tangki kecil impeller dipasang di luar sumbu tangki (eksentrik).
Porosnya digeser sedikit dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu
bidang yang tegak lurus terhadap pergeseran itu. )alam tangki#tangki yang lebih
besar, agitatornya dipasang di sisi tangki, dengan porosnya pada bidang
horisontal, tetapi membuat sudut dengan ari#ari tangki.
2.3. Jet Mixer
Pencampuran dalam sebuah vessel dilakukan untuk viskositas rendah
dengan menggunakan #et no$$le yang dimasukkan dalam vessel dimana cairan
dengan viskositas tinggi dialirkan kedalam #et no$$le. Pompa digunakan untuk
mengeluarkan sebagian liquid dari vessel dan dikembalikan melalui no$$le melalui
vessel. "ransfer momentum dari #et viskositas tinggi menuu liquid dalam vessel
menyebabkan aksi pencampuran sirkulasi dalam tangki.
1&
2.4. In-line Static Mixer
In%line static mixers digunakan untuk operasi pencampuran dan pelarutan
dalam umlah yang besar. Sebuah unit tetap diletakkan dalam sebuah pipa dan
pencampur dimasukkan oleh sistem pemompaan. 6ntuk kasus pencmpuran liquid
kental secara laminer, pencampuran dilakukan dengan mekanisme slicing dan
folding. Proses pencampuran ini memberikan peningkatan dalam produk
campuran sebagai umlah dari elemen pencampuran yang diulang meningkat.
)alam kasus pelarutan liquid#liquid dan gas%liquid seperti mekanisme di atas
tidak berpengaruh dan biasanya operasi teradi secara turbulen.
2.". In-Line Dynamic Mixer
6ntuk operasi pencampuran dimana membutuhkan produksi kontinyu dari
solid yang dilarutkan dan emulsi, In%&ine 'ynamic Mixers adalah salah satu
bentuk mixer yang dapat digunakan. 8lat ini terdiri dari sebuah rotor dimana spin
adalah kecepatan tinggi di dalam sebuah casing dan umpan material dipompakan
secara kontinyu menuu unit. )i dalam casing, shear force fluida yang tinggi
digunakan pada operasi pelarut.
2.*. Mills
2eberapa kegiatan kimia termasuk pelarutan solid dan pengemulsian tidak
dapat dilakukan di dalam vessel yang dicampur secara mekanik karena tidak
mungkin dapat menurunkan tegangan tinggi untuk memecah partikel agregat
dalam memperoleh kualitas pelarutan atau menciptakan emulsi yang stabil. Mills
dapat digunakan dalam operasi pelarutan dimana pelarutan partikel dilakukan
dengan crushing atau shearing.
2.+. Unit Pelarutan ,engan 'e-eatan Tinggi
"ipe peralatan ini serupa dengan In%&ine 'ynamic Mixer, tetapi dalam
kasus ini alat digunakan dalam sebuah vessel. 8lat pencampur ini terdiri dari rotor
kecepatan tinggi di dalam vessel dimana fluida dimasukkan ke aksi shearing
intensif.
2... Valve omogeni!ers
1'
6nit ini mempunyai bagian pemompaan untuk menyuplai material yang
akan dilarutkan melalui sebuah orifice terkecil. "ekanan tinggi akan diturunkan
mendekati tekanan fluida melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan shear
force tinggi dimana emulsi dan suspensi koloid akan dihasilkan secara kontinyu.
2./. "ltrasonic omogeni!ers
%aterial yang akan diproses dipompakan pada tekanan tinggi (diatas 1*1
bar) melalui orifice yang didesain secara khusus untuk menghasilkan aliran
dengan kecepatan tinggi melalui sebuah blade yang digoyangkan atau digetarkan
pada frekuensi ultrasonik.
2.10. #xtr$ders
Pelarutan dalam industri plasit biasanya dilakukan dalam extruders. Feed
yang biasanya mengandung polimer utama dalam bentuk granular atau bubuk,
bersama#sama dengan aditif seperti stabili$er, plasti$er, pigmen ber!arna dan
lain#lain. Selama proses dalam extruders dikeluarkan pada tekanan tinggi dan lau
kontrol dari extruders untuk pembentukan.
Parameter yang mempengaruhi klasifikasi agitator$
1. Parameter Proses
a. viskositas rendah
b. kelarutan 5at terlarut
c. konduktivitas termal fluida dan 5at terlarut ika teradi perpindahan panas
d. densitas fluida
e. ukuran partikel solid
&. Parameter %ekanik
a. diameter impeller
b. rotasi impeller per menit
c. bentuk impeller
d. volume vessel
e. bentuk vessel
f. letak agitator terhadap vessel
1(
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan tergantung pada efektivitas
pengadukan dan pencampuran 5at dalam proses. Pengadukan diartikan sebagai
gerakan terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan didalam beana dimana
gerakan terinduksi menurut cara tertentu menurut bahan didalam beana, dimana
gerakan mempunyai pola sirkulasi. Sedangkan pencampuran adalah peristi!a
menyebarnya bahan#bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar
kedalam bahan yang lain, sedangkan kedua bahan tersebut tadinya terpisah dalam
dua fase yang berbeda.
2.11. Pen-amuran Solid - Li%$id
2ila 5at padat disuspensikan dalam tangki yang diaduk, ada beberapa cara
untuk mendifinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan
deraat suspensi yang berlainan pula, dan karena itu kita perlu menggunakan
definisi yang tepat dan korelasi yang semestinya didalam merancang atau dalam
penerapan ke skala besar.
1. %endekati suspensi penuh
yaitu suspensi dimana masih terdapat sebagian kecil kelompok#kelompok 5at
padat yang terkumpul didasar tangki agak kepinggir atau ditempat lain.
&. Partikel bergerak penuh
yaitu seluru partikel berada dalam suspensi atau bergerak disepanang dasar
tangki
'. Suspensi penuh atau Suspensi diluar dasar
yaitu seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada didasar
tangki atau tidak berada didasar tangki selama leih dari 1 atau & detik.
2.12. Pen-amuran Li%$id - Li%$id
Pencampuran 5at cair#cair (misible) di dalam tangki merupakan proses
yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen. Impeller akan menghasilkan arus
kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur baik di sekitar impeller
karena adanya keterbulenan yang hebat.
Pada !aktu arus itu melambat karena memba!a ikut 5at cair lain dan
mengalir di sepanang dinding, teradi uga penpencampuran radial. Sedangkan
1*
pusaran#pusaran besar pecah menadi kecil, tetapi tidak banyak teradi
pencampuran pada arah aliran.
2.13. Pen-amuran &as - Li%$id
)alam proses pencampuran gas dengan liquid, gas akan tersuspensi dalam
bentuk gelembung#gelembung kecil dengan tekanan tertentu.
1+
BAB III
#ET1D1L1(I PE231BAAN
3.1 Alat
1. Satu unit Fluid Mixing Apparatus yang dilengkapi dengan impeller berbeda
dengan baffle dan tanpa baffle
&. <hmmeter
3.2. Bahan
1. 8ir
&. Pasir
'. ?aram
3.3. Pr!se,ur Per-!)aan
1. Siapkan Fluid Mixing Apparatus tanpa baffle sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya
&. 6kurlah diameter vessel, diameter impeller, arak impeller dari dasar vessel,
lebar bilah impeller.
'. %asukkan air, pasir, dan garam ke dalam Fluid Mixing Apparatus, kemudian
pasang impeller yang dikehendaki.
(. /idupkan Fluid Mixing Apparatus dan aturlah kecepatan putaran impeller *1
rpm, 111 rpm, &11 rpm, '11 rpm, lakukan secara bergantian
*. 8mati dan gambarlah pola aliran yang teradi setiap kenaikan keceaptan
perputaran impeller dan hitung daya dari pengadukan tersebut.
+. 6langi percobaan di atas untuk impeller yang berbeda dan Fluid Mixing
Apparatus dengan baffle.
1-
BAB I4
DATA HA&IL PEN(A#ATAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
A.
Ukuran
5lui,
#i6ingB
affle
Jenis
Impeller
rpm )
f
)
a
/ 7 @
Jenis Pola
8liran
"idak
Propeler
111 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
&11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
'11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
8da
111 &9 1& '1 (.1 1' 8KSA8=
&11 &9 1& '1 (.1 1' 8KSA8=
'11 &9 1& '1 (.1 1' 8KSA8=
1;
Baffle
Jenis
Impeller
rpm )
f
)
a
/ 7 @
Jenis Pola
8liran
"idak
"urbine
111 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
&11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
'11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
8da
111 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
&11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
'11 &9 1& '1 (.1 1' 08)A8=
4.2 (am)ar P!la Aliran 7ang Terlihat
19
Impeller Baffle 111 rpm &11 rpm '11 rpm

Propeler
"idak

Propeler
8da

&1
4.3 Perhitungan
1. Konversikan satuan masing#masing ukuran ke konversi yang sesuai
)
a
( diameter impeller ) B 1& cm B 1,'9'- ft
"urbine "idak

"urbine 8da

&1
n ( kecepatan putaran impeller ) B 111 rpm B 1,+- rps
B &11 rpm B ','' rps
B '11 rpm B * rps
)
t
( diameter tabung ) B &9 cm B 1,9*1( ft
! ( lebar daun impeller ) B (,1 cm B 1,1'(* ft
@ ( arak dasar tabung ke impeller ) B 1' cm B 1,(&+* ft
/ ( tinggi larutan dari dasar tabung ke permukaan ) B '1 cm B 1,9;(& ft
= ( panang daun impeller ) B * cm B 1,1+( ft
&. "entukan enis impeller yang digunakan C
Jenis Impeller yang digunakan Propeller bersekat ( ada baffle ).
'. /itung perbandingan )
a
,)
t
, @,)
a
, =,)
a
, 7,)
a
* , &
1
9*1( , 1
'9'- , 1
= =
t
a
'
'
& , 1
1
'9'- , 1
(+&* , 1
= =
a
'
(
* , &
1
'9'- , 1
1+( , 1
= =
a
'
&
'
1
'9'- , 1
1'(* , 1
= =
a
'
)
(. /itung 0eynold Dumber, D0
e
setelah itu cari nilai daya Dp dari grafik (9#1'
atau 9#1() buku <"K ilid 1 sesuaikan dengan pengamatan grafik

n '
*
a
&
0e
=
)
a
B 1,1& m
n B 1,+- rps
n B ','' rps
n B * rps
E dicari dengan cara $
2eker kosong B &-1 gr
2eker berisi sampel B -11 gr
%assa sampel B ('9 gr
&&
Folume beker B

(11,*)
&
. * , ( cm
'

B 119-,* kg,m
'

, asumsi suhu &*


o
G, B ;,9 . 11
#(
kg,m
( sumber bu!u Mass% Transfer +peration Bab , bagian contoh soal ,-. hal-
/012 Treyball 3-()

n '
*
a
&
0e
=
a. 6ntuk propeler tanpa baffle
n B 1,+- rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- +- , 1 ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B &9+*(,-
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4
Treyball 3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-;
n B ','' rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- '' , ' ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B *91'1,;&
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4
Treyball 3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-+
n B * rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- * ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B ;;-;+,*
&'
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4
Treyball 3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-(
b. 6ntuk propeler dengan baffle
n B 1,+- rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- +- , 1 ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B &9+*(,-
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-;
n B ','' rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- '' , ' ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B *91'1,;&
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-+
n B * rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- * ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B ;;-;+,*
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-(
c. 6ntuk turbin tanpa baffle
n B 1,+- rps
&(
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- +- , 1 ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B &9+*(,-
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-;
n B ','' rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- '' , ' ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B *91'1,;&
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-+
n B * rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- * ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B ;;-;+,*
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-(
d. 6ntuk turbin dengan baffle
n B 1,+- rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- +- , 1 ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B &9+*(,-
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-;
&*
n B ','' rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- '' , ' ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B *91'1,;&
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-+
n B * rps
m !g
m !g rps m
*
, 11 9 , ;
, * , 119- * ) 1& , 1 (
(
' &
0e

=
D
0e
B ;;-;+,*
Plot data pada 4igure +.* bu!u Mass% Transfer +peration Bab ,4 Treyball
3-( , diperoleh nilai daya Dp>
Dp B 1,'-(

*. %asukkan ke rumus daya
c
a p
g
' n *
P

* '
=
a. 6ntuk propeler tanpa baffle
n B 1,+- rps, Dp B 1,'-;
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) +- , 1 ( '-; , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,1(; !att
n B ','' rps, Dp B 1,'-+
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) '' , ' ( '-*+ , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,'-9 !att
&+
n B * rps, Dp B 1,'-(
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) * ( '-( , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,&-+ !att
b. 6ntuk propeler dengan baffle
n B 1,+- rps, Dp B 1,'-;
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) +- , 1 ( '-; , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,1(; !att
n B ','' rps, Dp B 1,'-+
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) '' , ' ( '-*+ , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,'-9 !att
n B * rps, Dp B 1,'-(
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) * ( '-( , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,&-+ !att
c. 6ntuk turbine tanpa baffle
n B 1,+- rps, Dp B 1,'-;
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) +- , 1 ( '-; , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,1(; !att
n B ','' rps, Dp B 1,'-+
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) '' , ' ( '-*+ , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,'-9 !att
n B * rps, Dp B 1,'-(
&-
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) * ( '-( , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,&-+ !att
d. 6ntuk turbine dengan baffle
n B 1,+- rps, Dp B 1,'-;
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) +- , 1 ( '-; , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,1(; !att
n B ','' rps, Dp B 1,'-+
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) '' , ' ( '-*+ , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,'-9 !att
n B * rps, Dp B 1,'-(
1
, * , 119- ) 1& , 1 ( ) * ( '-( , 1
' * '
m !g m rps
P =
P B 1,&-+ !att
&;
Grafik Untuk Daya Vs Kecepatan Putaran
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
0 50 100 150 200 250 300 350
V(kecepatan putaran) RPM
P
(Daya)
Watt
BAB 4
PE#BAHA&AN
Pada percoban 4luid %iHing 8pparatus ini, kita ingin mengetahui pola
aliran dari suatu fluida dengan menggunakan tipe impeller yang berbeda#beda.
Pada percobaan kali ini digunakan impeller. Impeller inilah yang akan
membangkitkan pola aliran di dalam sistem, yang menyebabkan 5at cair
bersikulasi di dalam beana untuk akhirnya kembali ke impeller. 8da dua macam
impeller pengaduk, yaitu impeller aliran#aksial (axial%flo" impeller) dan impeller
aliran#radial (radial%flo" impeller). Impeller enis pertama membangkitkan arus
seaar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada
arah tengensial atau radial.
&9
Prinsip dari percobaan ini adalah dengan mencampurkan dua enis atau
lebih senya!a yang berbeda dapat diperoleh campuran yang homogen. Pada
proses pencampuran tersebut kita mengunakan baffle dengan tuuan untuk
mengurangi pembentukan vorteks akibat dari perputaran impeller yang berputar
dengan kecepatan tinggi. Pembentukan vorteks ini dapat menghambat atau
mengurangi efisiensi dari pencampuran karena dengan adanya vorteks ini, maka
partikel # partikel yang ada dalam larutan tidak dapat terdistribusi secara merata
ke seluruh sistem sehingga akan memperlambat proses atau lau homogenitas dari
pencampuran tersebut dan bisa adi pencampuran tersebut tidak sempurna.
Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel. Baffle
umumnya tidak digunakan pada cairan dengan viskositas tinggi dimana
pembentukan vorteH bukanlah menadi masalah yang penting. Baffle dipasang
pada miHing vessel untuk menambah turbulensi. 7alaupun penggunaan baffle
menaikkan umlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memilki keuntungan yaitu
teradinya perpindahan panas secara terus menerus dan !aktu yang dibutuhkan
untuk mencampur lebih cepat.
Pemakaian baffle dapat mengurangi pembentukan vorteks karena keempat
sisi baffle yang mempunyai ukuran yang seragam dapat menghambat pola aliran
yang bergeolak yang cenderung akan membentuk vorteks. Pada dasarnya,
vorteks teradi karena adanya gaya sentripetal yang ditimbulkan oleh perputaran
poros impeller pada kecepatan tinggi yang cenderung mengarah ke pusat poros.
)engan adanya baffle ini, maka gaya sentripetal yang ditimbulkan oleh aliran
fluida tersebut dapat dikurangi.
Perbedaan enis bahan yang digunakan dalam pencampuran uga dapat
mempengaruhi kehomogenan yang baik. Semakin kecil viskositas fluida yng
dihandle maka semakin homogenlah proses pencampuran tersebut. )alam
percobaan ini, kita menggunakan pasir sebagai parameter untuk melihat pola
aliran yang teradi. Jumlah pasir yang digunakan akan berpengaruh pada hasil
pengamatan (secara kasat mata) terhadap bentuk dan pola aliran yang sedang
'1
diaduk. Jika pasir yang digunakan terlalu sedikit, maka pola aliran yang terbentuk
tidak terlihat secara elas.
BAB 4I
'E&I#PULAN DAN &A2AN
4I.1. 'esimulan
1. "uuan dari pencampuran adalah mencampurkan dua enis 5at yang berbeda
agar mempunyai homogenitas yang baik. 2aiknya proses pencampuran yang
dilakukan dilihat dari dapat tidaknya dicapai pencampuran yang sempurna.
&. 8da beberapa enis impeller yaitu antara lain enis propeller, turbin, dan
paddle. %asing#masing tipe impeller ini digunakan untuk enis fluida yang
berbeda#beda. "ipe aliran yang ditimbulkan uaga berbeda#beda tergantung
pada enis impellernya.
'. )alam proses pencampuran sebaiknya dihindari terbentuknya vorteks, karena
dapat mengurangi efisiensi dari proses pencampuran tersebut. Pemakaian enis
impeller yang tepat untuk enis fluida tertentu uga menentukan efisiensi dari
proses.

4I.2 &aran
'1
Sebaiknya pasir pada tangki ditambahkan agar praktikan dapat lebih elas
melihat pola aliran yang terbentuk dan praktikan dapat mengetahui dengan pasti
bagaimana bentuk aliran yang terbentuk.
DA5TA2 PU&TA'A
"reyball,0obert. 19;-. Mass Transfer +peration. De! Iork $ %c. ?ra! /ill 2ook Gompany.
J.0, 7elty, 7icks, G.@, 7ilson, 0.@.19;(. Fundamental of Momentum2 5eat2
and Mass Transfer. De! Iork $ John 7iley 3 Sons Anc.
0/, Perry, G/, Ghiton. 19;(. 6hemical (ngineering 5and Boo! 1 th edition. "okyo $ %c. ?ra! /ill
Kogakusha =td.
G. %c.=.7arren, Smith, Julian 3 /arriot, Peter. 199'. +perasi Te!ni! 7imia- Jakarta $ @rlangga.
'&
(A#BA2 ALAT
''
Keterangan$
1. Gontroler
&. Penyangga "abung
'. "abung 8ir
(. Impeller
*. Pompa
BAB I4
HA&IL PEN(A#ATAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tana Bu$$le ,an Agitat!r Tur)ine
Pada 111 rpm Pada 1*1 rpm Pada &11 rpm
'(

(a) (b) (c)
Pada &*1 rpm Pada '11 rpm Pada '*1 rpm

(d) (e) (f)
(a) J Pasir sedikit bergerak (mengendap di tengah#tengah dasar tabung).
J 8liran mengikuti arah perputaran impeller (aliran laminar).
J "erbentuk vorteH.
(b) J Pasir lebih banyak yang bergerak di sekitar tumpukan pasir dan
ditengah# tengah tumpukannya membentuk ka!ah kecil.
J 8liran sama tetapi kecepatannya bertambah.
J Gekungan vorteH semakin dalam.
K J Pasir lebih banyak bergerak daripada tumpukan pasir tidak ada ka!ah
lagi.
'*
J8liran tetap searah dengan perputaran impeller dan kecepatannya
bertambah.
J Gekungan vorteH semakin dalam.
(d) J Pasir mulai bergerak ke atas tabung tetapi di bagian pinggirnya.
J 8liran fluidanya sama dengan kecepatannya bertambah.
J Gekungan vorteH semakin dalam.
(e) J Pasir semakin banyak bergerak ke arah atas dan benda di atas tumpukan
pasir.
J 8liran tetap dan kecepatannya semakin bertambah.
J Gekungan vorteH semakin ke dalam.
(f) J Pasir yang tertumpuk di dasar tabung semakin sedikit dan sisanya
bergerak ke arah atas tetapi masih diba!ah impeller.
J 8lirannya sama (tetap aliran laminer) dan kecepatannya semakin tinggi.
J ForteHnya membentuk cekungan yang dalam dan hampir menyerupai
kerucut.
4.1.2 #enggunakan Bu$$le ,an Agitat!r Tur)in
Pada 111 rpm Pada 1*1 rpm Pada &11 rpm
'+

(a) (b) (c)
Pada &*1 rpm Pada '11 rpm Pada '*1 rpm

(d) (e) (f)
(a) J Pasir tetap berada di tengah#tengah dasar tabung dan menumpuk.
J 8lirannya turbulen.
J "idak terbentuk vorteH.
(b) J Pasir tetap berada di tengah dasar tabung dan menumpuk.
J 8lirannya turbulen dan kecepatannya bertambah.
J "idak terbentuk vorteH.
(c) J Pasir mulai bergerak ke arah atas diatas tumpukan pasir tersebut.
J 8lirannya turbulen dan kecepatannnya bertambah.
J "erbentuk vorteH yang lebih lambat.
'-
(d) J "umpukan pasir berbentuk bukit menyerupai limas dengan alas segi
empat, pasir lebih banyak naik dan berada diba!ah impeller.
J 8lirannya turbulen dan kecepatannya bertambah.
J "erbentuk vorteH yang lebih dalam.
(e) J "umpukan pasir berbentuk bukit menyerupai limas dengan alas segi
empat. Pasir lebih banyak naik dan berada di ba!ah impeller.
J 8lirannya turbulen dan semakin cepat.
J "erbentuk vorteH yang lebih dalam.
(f) J "umpukan pasir berbentuk bukit menyerupai limas dengan alas
segiempat. Pasir lebih banyak naik dan berada di ba!ah impeller.
J 8lirannya turbulen dan lebih cepat.
J "erbentuk vorteH dan lebih dalam tetapi masih auh dari impeller.
BAB 4
PE#BAHA&AN
/asil pengamatan pada percobaan ini memperlihatkan adanya perbedaan#
perbedaan pola aliran yang ditunukkan oleh alat fluida miHing apparatus, dimana
';
pengadukan dilakukan dengan kecepatan yang bervariasi, dengan menggunakan
baffle dan tidak menggunakan baffle.
Pada saat tidak menggunakan baffle semakin besar kecepatan, semakin
besar vorteH yang terbentuk baik dengan impeller paddle maupun dengan impeller
turbin. ?erak pasir ke arah atas cenderung membentuk kerucut.
Pada fluida miHing apparatus tidak menggunakan baffle terdapat vorteH
dalam aliran dimana vorteH ini sangat merugikan karena menghambat proses
pencampuran. /al ini disebabkan karena propeller terletak vertikal dan persis
berada dipusat tangki sehingga komponen tangensial biasanya kurang
menguntungkan. 8rus tangensial mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran di
sekeliling poros dan menimbulkan vorteH pada permukaan 5at cair, dan karena
adanya sirkulasi aliran laminer cendrung membentuk stratifikasi pada berbagai
lapisan tanpa adanya longitudinal antara lapisan#lapisan itu. Pada percobaan ini
digunakan pasir dan garam sebagai partikal padat pada fluid miHing apparatus,
dan arus sirkulasi cendrung melemparkan partikel#partikel itu dengan gaya
sentifugal keluar dan dari situ bergerak keba!ah dan sampai kedasar tangki, lalu
ke pusat. Karena itu disini bukanlah pencampuran yang berlangsung, tetapi
teradinya pengumpulan. Jadi karena dalam aliran sirkulasi 5at cair bergerak
menurut arah gerakan daun impeller. Kecepatan relatif antara daun dan 5at cair
berkurang, dan daya yang dapat diserap 5at cair menadi terbatas. )alam beana
yang tidak bersekat aliran putaran itu dapat dibangkitkan oleh segala enis
impeller, baik aliran aksial maupun yang radial. Jadi ika putaran 5at cait itu
cukup kuat pola aliran didalam tangki itu dapat dikatakan tetap, bagaimanapun
bentuk rancang impeller. Pada kecepatan impeller tinggi, vorteH yang terbentuk
sedemikian dalamnya sehingga mencapai impeller dan gas dari atas permukaan
5at cair akan tersedot kedalam 5at cair itu. 2iasanya hal demikian tidak
dikehendaki.
Pada saat menggunakan baffle pola aliran tampak tidak membentuk
vorteH, sehingga pengadukan dan pencampuran lebih merata atau homogen.
Karena tidak ada vorteH aliran tampak lebih membesar daripada menggunakan
baffle. Jadi pada fluid miHing apparatus dimana mempunyai agitator vertikal cara
'9
yang baik untuk mengurangi vorteH yang tidak dikehendaki yaitu dengan
memasang sekat#sekat(baffle) yang berfungsi menghalangi rotasi tanpa
mengganggu aliran radial fluida atau aliran longitudinal. Sekat yang sederhana
namun efektif dapat dibuat dengan memasang bilah#bilah vertikal terhadap
dinding tangki.
Pada impeller turbin dan flate paddle yang menggunakan baffle didapatkan
hubungan antara kecepatan perputaran pengaduk dan konduktivitas larutan
dengan !aktu yang berbeda#beda. Sebagai indikator untuk konduktivitas maka
digunakan garam dapur (DaGl), karena DaGl didalam air akan melepaskan ikatan
ionnya dan berpisah menadi ion#ion, sehingga larutan dapat dihitung
konduktivitasnya.
Lat cair yang digunakan adalah air yang memiliki viskositas rendah. Lat
cair berviskositas rendah partikel#partikelnya menalani lintasan#lintasan kecil di
dalam beana dan mungkin tidak bercampur sama sekali. /anya sedikit energi
yang diberikan untuk pencampuran. "etapi ika dipasang baffle, pencampuran
menadi lebih cepat, karena lebih banyak energi yang digunakan untuk
pencampuran. )isamping itu pencampuran uga auh lebih cepat homogen bila
dipasang baffle.
)ari hasil pengamatan didapatkan bah!a dengan semakin naiknya
kecepatan putaran pengadukan dan !aktu, maka harga konduktivitas akan
semakin naik. /al ini disebabkan dengan kecepatan yang tinggi akan semakin
mempermudah DaGl melepaskan ikatan ionnya karena gangguan yang besar dari
pengaduknya. Setelah melepaskan ikatan ionya ion#ion ini akan berikatan dengan
molekul air. Jadi dengan semakin besarnya kecepatan maka kemungkinan DaGl
larut semakin besar. /al yang sama teradi pada impeller paddle dan turbin tanpa
menggunakan baffle, konduktivitas akan semakin naik seiring dengan naiknya
kecepatan pengadukan.
(1
BAB 4I
'E&I#PULAN 8 &A2AN
(1
*.1 'esimulan
Astilah pengadukan dan pencampuran sebenarnya tidaklah sinonim satu
sama lain. Pengadukan menuukkan gerakan tereduksi menurut cara tertentu
dalam suatu beana, dimana gerakan tersebut membentuk pola sirkulasi.
Pencampuran adalah peristi!a penyebaran bahan#bahan secara acak, dimana
bahan yang satu menyebar dalam bahan yang lain, sedangkan sebelumnya
keduanya terpisah dalam dua fase atau lebih.
)ari percobaan dapat diambil beberapa kesimpulan $
1. Konduktivitas larutan garam yang diaduk dengan paddle lebih besar daripada
konduktivitas larutan garam yang diaduk dengan paddle.
&. )engan baffle dapat menghindari adanya vorteH dan proses pencampuran
akan berlangsung lebih cepat.
'. 2ila 5at cair berviskositas rendah didalam beana tidak bersekat (baffle),
partikel#partikelnya mungkin menalani lintasan kecil#kecil selamanya dan
mungkin tidak bercampur sama sekali. /anya sedikit energi yang diberikan
untuk pencampuran tetapi ika pada beana dipasang sekat (baffle) maka
energi yang dibutuhkan lebih besar.
(. ?erak pasir pada alat fluid miHing apparatus cenderung membentuk kerucut
ika tak digunakan baffle dan cenderung menyebar ika menggunakan baffle.
*. Pencampuran menadi lebih cepat homogen bila digunakan baffle.
+. Semakin besar kecepatan semakin besar konduktivitas larutan yang dicapai.
*.2 &aran
8dapun saran yang diberikan dari hasil percobaan ini bah!a untuk
memperoleh kehomogenan yang merata dan cepat tercapai yang merata dan cepat
tercapai, maka alat pencampuran atau fluid miHing apparatus lebih baik
menggunakan baffle dan dipakai pada kecepatan yang tinggi.
Percobaan hendaknya menggunakan paling sedikit dua bahan solid dan
dua macam liMuid sehingga dapat dibuat perbandingan hasil. Selain itu hendaknya
(&
alat#alat yang digunakan untuk percobaan ini benar#benar dapat berfungsi dengan
baik.
DA5TA2 PU&TA'A
('
%cGabe, 7arren l, dkk, <perasi "eknik Kimia, Jilid 1, P". ?elora 8ksara
Pratama, Jakarta, 1991.
"reybal, 0obert @, %ass "ransfer <perations, "hird @dition, %c?ra!#/ill 2ook
Gompany, De! Iork, 19-+.
LA#PI2AN
9 (am)ar Alat
((

Keterangan $ 1 B Penyangga tabung
& B "abung air
' B Stirred
( B Pompa
* B Katup pembuang
# La!ran &ementara

Anda mungkin juga menyukai