PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Berdasarkan Geankoplis (2003), tujuan di dalam pengadukan fluida,
antara lain :
1. Mencampurkan dua fluida yang mudah larut.
2. Melarutkan padatan dalam cairan, seperti garam dalam air.
3. Mendispersikan gas ke dalam cairan.
4. Mensuspensi partikel-partikel padat yang halus dalam cairan.
5. Pengadukan fluida meningkatkan perpindahan panas diantara fluida dan
coil atau jaket dalam dinding tangki.
3
2.3 Jenis pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat,
cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Secara umum, terdapat
tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu pengaduk berbentuk baling-baling
(propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan
pengaduk helical ribbon.
4
c. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30-50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau
enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang
radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-
potong menjadi gelembung gas.
5
2.5 Pola aliran dalam tangki berpengaduk
Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk
itu sendiri. Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical
screw dapat membentuk aliran aksial dari bawah tangki menuju ke atas
permukaan cairan. Pola aliran yang dihasilkan oleh tiap-tiap pengaduk tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.
6
Gambar 2.5 Tangki berpengaduk dengan draft tube
(a)pengaduk turbine (b) pengaduk propeller
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdk-tangki-
berpengaduk.pdf )
2.7 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Hidrodinamika fluida yang terjadi dalam tangki berpengaduk dapat
diturunkan dalam suatu korelasi empiris antara bilangan Reynolds, Fraude dan
Power.
a. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Untuk sistem dengan
𝑛 𝐷𝑎 𝜌
pengadukan : 𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
7
c. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan
yang dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat
distribusi pada permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total
dan kecepatan pengaduk.
𝑃
𝑃𝑜 =
𝜌 𝑛3 𝐷𝑎5
Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan
pada persamaan-persamaan berikut:
Untuk sistem tanpa baffle : Po = a . Reb. . Prc (13)
Untuk sistem dengan baffle : Po = a . Reb (14)
dengan :
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi: ln Po = ln a + b ln Re
8
𝐷𝑎 1 𝐻 𝐽 1
= = 1 =
𝐷𝑡 3 𝐷𝑡 𝐷𝑡 12
𝐶 𝑊 1 𝐿 1
= 1 = =
𝐷𝑎 𝐷𝑎 5 𝐷𝑎 4
Dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki ( ft )
Da = diameter pengaduk ( ft )
Dt = diameter tangki ( ft )
H = tinggi fluida dalam tangki ( ft )
J = lebar baffle ( ft )
W = lebar pengaduk ( ft )
Sedangkan untuk tangki tanpa sekat, pada Nre di bawah 300, kurva angka
daya untuk tangki yang mempunyai sekat atau tidak bersekat adalah identik. Pada
NRe yang lebih tinggi kurva memisah. Di daaerah Nre demikian, yang biasanya di
hindarkan dalam praktek dengan tangki tanpa sekat, terbentuk vortex dan angka
Froude akan terpengaruh.
𝑎 − log 𝑏 𝑁𝑅𝑒
𝑀=
𝑏
9
Gambar 2.7 Grafik Korelasi Np vs NRe
Selain memperhatikan ukuran bejana, seorang perancang bejana hendaknya
juga mengetahui besarnya daya yang diperlukan dalam suatu proses pengadukan.
Besarnya kebutuhan daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑃 𝑔𝑐
𝑁𝑝 =
𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌
Dimana :
𝑁𝑝 = power number
P = power ( watt )
𝑔𝑐 = gravitasi bumi ( ft/s )
N = jumlah putaran ( rpm)
Da = diameter pengaduk ( ft )
𝜌 = densitas ( lb/ft3)
( Mc Cabe , 242-251 )
10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
a) Alat Percobaan
Peralatan Tangki Pengaduk
Piknometer 25 ml
Gelas Ukur 1000 ml
Gelas ukur 25 ml
Stopwatch
b) Bahan Percobaan
Air
Tepung Kanji
11
c) Skema Percobaan
Membuat adonan tepung kanji.
12
d) Gambar Alat
1) Variabel tetap
Kecepatan pengadukan: 2,5 rpm; 5 rpm; 7,5 rpm; 10 rpm; dan 12
rpm
2) Variabel bebas
Volume Air : 20 mL, 25 mL, 30 mL, 35 mL dan 40 mL
Volume Pasta Kanji : 350 gram, 700 gram, 1050 gram, 1400
gram, dan 1750 gram
3) Variabel Kontrol
Tegangan (volt) dan arus (I)
13
3.3 Prosedur Percobaan
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecepatan
V air (ml) V I t (detik) pada piknometer oswald
pengadukan
2,5 20 0,5
5 25 0,5
20 7,5 30 0,5 1
10 40 0,7
12 50 0,8
2,5 20 0,5
5 30 0,6
25 7,5 40 0,6 1
10 48 0,7
12 52 0,9
2,5 20 0,5
5 40 0,6
30 7,5 45 0,9 1
10 50 1
12 58 1,1
2,5 26 0,6
5 30 0,8
1
35 7,5 50 1
10 52 1
12 53 1,1
2,5 25 0,6
5 45 0,9 1
40
7,5 50 1,1
10 60 1,1
15
12 60 1,2
16
17
4.2 Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Tangki Pengaduk
Berat Densitas Np
Kecepatan Daya Viskositas
pasta (kg/m3) Nre
pengadukan (watt) (kg/m.s)
kanji (gr)
2,5 15 1018,16 0,00407 1134,38 13246322
5 43,2 1018,16 0,00458 2016,67 4238822,9
350 7,5 55 1018,12 0,00489 2835,94 1499069,3
10 66 1017,44 0,00509 3630 728547,69
12 112 1017,2 0,00559 3960 650422,64
2,5 10 1017,88 0,00438 1055,23 8214773,1
5 36 1018,12 0,00519 1779,41 3116781,5
700 7,5 50 1018,76 0,0052 2669,12 1282626,1
10 66 1018,92 0,0053 3490,38 700526,62
12 85,4 1019,12 0,00581 3821,05 478545,6
2,5 16,8 1019,4 0,00459 1008,33 13187449
5 43,2 1038,84 0,00628 1500 3152843,5
1050 7,5 55 1021,8 0,00644 2160,71 1142148
10 69,6 1019,76 0,00642 2880,95 609751,31
12 78 1019,08 0,00693 3202,94 366375,15
2,5 10 1022,84 0,00627 740,212 5762402
5 28 1021,52 0,00674 1375 1873217,2
1400 7,5 57,2 1022,36 0,00685 2031,72 1116918,5
10 69,6 1025,04 0,00776 2397,62 507454,85
12 84 1024,84 0,00779 2865,79 353025,44
2,5 10 1023,84 0,00815 570,038 4437628,7
5 32 1019,84 0,00815 1135,79 1768386,7
1750 7,5 56,1 1025,36 0,00851 1640,06 884270,28
10 75,4 1027,48 0,00863 2160,71 495422,94
12 85,4 1027,2 0,00914 2447,19 306484,26
18
Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Pola Aliran Variabel Air (40 liter) + Kanji
Kecepatan
Pengaduk Pola Aliran Vorteks
(rpm)
2,5
7,5
10
12
19
Pembahasan dan Diskusi
20
pengaduk. Karena dengan tidak adanya baffle, maka tangki akan goyang dan
pengadukan tidak bisa teraduk sempurna dan menyebabkan terjadinya vorteks
sehingga komponen antara kanjiyang sudah matang dengan air tidak sepenuhnya
homogen.
80
70
60
50 air 20 l
Nre
40 air 25 l
30 air 30 l
air 35 l
20
air 40 l
10
0
0 5 10 15 20 25
Daya (watt)
4500
4000
3500
3000
kanji 350 gr
2500
Nre
kanji 700 gr
2000
kanji 1050 gr
1500
kanji 1400 gr
1000
kanji 1750 gr
500
0
0 20 40 60 80 100 120
Daya (watt)
Gambar 4.2 Grafik Daya terhadap Nre untuk Variabel Air + Pasta Kanji
21
4500
4000
3500
3000
2,5 rpm
2500
Nre
5 rpm
2000
7,5 rpm
1500
10 rpm
1000
12 rpm
500
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
Viskositas
Gambar 4.3 Grafik Viskositas terhadap Nre untuk Variabel Air + Pasta Kanji
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.1 yang kami dapatkan, hubungan
antara daya pencampuran terhadap aliran pengadukan adalah berbanding lurus.
Semakin besar massa kanji yang ditambahkan maka daya yang dibutuhkan untuk
pengadukan semakin besar, hal ini tidak terlepas dari viskositas bahan. Dimana
semakin banyak larutan kanji yang dimasukkan, maka viskositas bahan semakin
tinggi. Sesuai dalam teori, salah satu faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan dan pencampuran adalah sifat fisik fluida, jika viskositas bahan
rendah maka pengadukan akan berlangsung cepat dan daya yang dibutuhkan kecil
begitu pula sebaliknya jika viskositas bahan tinggi maka pengadukan akan
berlangsung lambat dan daya yang dibutuhkan juga tinggi.
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa viskositas berbanding
terbalik dengan NRe sehingga semakin besar viskositas bahan maka aliran
pengadukan semakin lambat. NRe menyatakan perbandingan antara gaya inersia
dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Hal ini membuktikan bahwa aliran
pengadukan yang terjadi pada fluida dipengaruhi oleh viskositas bahan.
22
900
800
700
600
air 20 l
Np 500
air 25 l
400
air 30 l
300
air 35 l
200
air 40 l
100
0
0 5 10 15 20 25
Nre
20000000
18000000
16000000
14000000
12000000 kanji 350 gr
Np
Gambar 4.4 Hubungan NRe Terhadap NP untuk Variabel Air + Pasta Kanji
23
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil yakni semakin besar tekanan
yang diberikan, semakin besar pula daya yang dibutuhkan dengan
cepatnya pola aliran pengadukan.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil yakni viskositas berbanding
terbalik dengan NRe sehingga semakin besar viskositas bahan maka aliran
pengadukan semakin lambat.
5.2 Saran
Untuk tangki pengaduk diharapkan dipasangkannya buffle.
Pemilihan jenis impeller yang disesuaikan dengan variable dan sifat
fisik variable.
Voltmeter dipilihkan yang terdapat angka dan garis yang lebih jelas
agar praktikan dapat membaca secara real.
Amperemeter dipilihkan yang terdapat angka dan garis yang lebih jelas
agar praktikan dapat membaca secara real.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
APPENDIKS
Variabel air
= 50,971 – 24,971
= 25 gr
Diketahui : µo = 1 cp
to = 1 detik
𝜌o = 1000 kg/m3
t = 4 detik
𝜌 = 1018,2 kg/m3
𝑡×𝜌 4 ×1018,2
µ = µo =1× = 2,2935 cp = 0,0041 kg/m.
𝑡𝑜 × 𝜌𝑜 1 ×1000
26
Menghitung nilai NRe
Di ketahui : Da = 0,33 m Da2
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
N = 2,5 Rpm × = 0,0417 rev/s
60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜌 = 1018,2 kg/m3
Menghitung nilai Np
Diketahui : Da = 0,33 m Da2
I = 0,6 A
V = 25 V
N = 0,0417 rev/s
𝑃 0,6 ×25
Np = = = 13.246.322 A
𝑁3 × 𝐷𝑎2 (0,04173 ) ×(0,33)3
27