Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada proses kimia, khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengadukan
merupakan salah satu cara di dalam proses pencampran komponen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengadukan mempunyai pengertian suatu
operasi yang menciptakan gerakan dari bahan-bahan yang diaduk, umumnya
dilakukan untuk mencampur dan mendispersikan bahan. Bahan yang diaduk bisa
berupa dua cairan yang saling melarut, padatan dalam cairan, gas dalam cairan
yang berbentuk gelembung. Pengadukan juga dapat dilakukan untuk mempercepat
perpindahan panas, contohnya pada pemanasan fluida dengan koil atau jaket
pemanas. Meskipun proses pengadukan ini telah lama dipakai atau diterapkan,
proses pengadukan ini sangat dibutuhkan dalam suatu proses industri. Namun,
perancangan sistem peralatan yang digunakan masih tetap membutuhkan data
yang harus dikumpulkan melalui beberapa tahap percobaan.
Percobaan ini pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan suatu cara
melaksanakan suatu proses pengadukan dan menunjukkan pengaruh beberapa
variabel operasi dari pengadukan itu sendiri terhadap kerja sistem dalam operasi
yang akan dilaksanakan.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menentukan hubungan daya pencampuran terhadap jenis aliran
pengadukan (Nre).
2. Menentukan hubungan viskositas terhadap aliran pengadukan (Nre).
3. Mengamati pola aliran pengadukan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengadukan dan Pencampuran


Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari
bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau
komponennya menyebar (terdispersi). Adapun tujuan dari pengadukan :
a. Mencampur dua cairan yang saling melarut.
b. Melarutkan padatan dalam cairan.
c. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung.
d. Mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket
pada dinding bejana.
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua
fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki
berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan
proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini.
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu :
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara
keseluruhan (bulk flow).
2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida
yang terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang
yang luas, diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair
maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah
perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan
jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk,
penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk
yaitu densitas dan viskositas.

2
Berdasarkan Geankoplis (2003), tujuan di dalam pengadukan fluida,
antara lain :
1. Mencampurkan dua fluida yang mudah larut.
2. Melarutkan padatan dalam cairan, seperti garam dalam air.
3. Mendispersikan gas ke dalam cairan.
4. Mensuspensi partikel-partikel padat yang halus dalam cairan.
5. Pengadukan fluida meningkatkan perpindahan panas diantara fluida dan
coil atau jaket dalam dinding tangki.

2.2 Tangki berpengaduk


Tangki berpengaduk (tangki reaksi) adalah bejana pengaduk tertutup yang
berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama
digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan
pada tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang
lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda
yang di las atau di sambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan yang
berbentuk belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak
dikehendaki tangki dapat diisolasi. Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain bawahnya
cekung.
2. Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3. Kelengkapannya, seperti :
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran
suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
(http://tekimku.blogspot.com/)

3
2.3 Jenis pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat,
cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Secara umum, terdapat
tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu pengaduk berbentuk baling-baling
(propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan
pengaduk helical ribbon.

a. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

Gambar 2.1 Pengaduk jenis Baling-baling (a),


Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga
1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas
rendah.

b. Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan
rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat
biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan
dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10
dari panjangnya.

Gambar 2.2 Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua.

4
c. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30-50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau
enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang
radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-
potong menjadi gelembung gas.

Gambar 2.3 Pengaduk Turbin pada bagian variasi.

2.4 Kecepatan Pengaduk


Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran
adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan.. Secara umum klasifikasi
kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang
dan tinggi.
a. Kecepatan Putaran Rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa
b. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
c. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk viscositas rendah
seperti air.

5
2.5 Pola aliran dalam tangki berpengaduk
Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk
itu sendiri. Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical
screw dapat membentuk aliran aksial dari bawah tangki menuju ke atas
permukaan cairan. Pola aliran yang dihasilkan oleh tiap-tiap pengaduk tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 2.4 Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk


(a) flat-blade turbine (b) marine propeller (c) helical screw

2.6 Draft Tube


Draft tube merupakan silinder ramping yang mengelilingi pengaduk
dengan diameter lebih besar dari diameter pengaduk. Alat ini digunakan untuk
mengendalikan arah dan kecepatan alir fluida. Penggunaan draft tube
menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dari keseragaman aliran,
terutama pada daerah dekat permukaan cairan. Tetapi, daya yang dibutuhkan pada
sistem pengadukan dengan draft tube lebih besar daripada sistem open impeller.
Posisi pengaduk dalam draft tube ditentukan oleh jenis pengaduk yang digunakan.

6
Gambar 2.5 Tangki berpengaduk dengan draft tube
(a)pengaduk turbine (b) pengaduk propeller
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdk-tangki-
berpengaduk.pdf )
2.7 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Hidrodinamika fluida yang terjadi dalam tangki berpengaduk dapat
diturunkan dalam suatu korelasi empiris antara bilangan Reynolds, Fraude dan
Power.
a. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Untuk sistem dengan
𝑛 𝐷𝑎 𝜌
pengadukan : 𝑁𝑅𝑒 =
𝜇

dengan ρ = densitas fluida


μ = viskositas fluida
Da = diameter pengaduk
b. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑛2 𝐷𝑎
𝑁𝐹𝑟 =
𝑔
Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini
hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk
vorteks. Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.

7
c. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan
yang dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat
distribusi pada permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total
dan kecepatan pengaduk.
𝑃
𝑃𝑜 =
𝜌 𝑛3 𝐷𝑎5
Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan
pada persamaan-persamaan berikut:
Untuk sistem tanpa baffle : Po = a . Reb. . Prc (13)
Untuk sistem dengan baffle : Po = a . Reb (14)
dengan :
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi: ln Po = ln a + b ln Re

2.9 Merancang Bejana Bersekat dan Tanpa Sekat


Seorang perancang bejana sangat memperhatikan tipe dan lokasi impeller,
ukuran bejana, ukuran baffle dan sebagainya. Masing-masing keputusan sangat
mempengaruhi kecepatan dari fluida, besarnya viscositas dan power yang di
perlukan. sebagai titik awal untuk desain pada masalah pengadukan, sebuah turbin
pengadukan untuk tangki bersekat ditunjukkan pada gambar:

Gambar 2.6 Pengukuran Turbin

8
𝐷𝑎 1 𝐻 𝐽 1
= = 1 =
𝐷𝑡 3 𝐷𝑡 𝐷𝑡 12

𝐶 𝑊 1 𝐿 1
= 1 = =
𝐷𝑎 𝐷𝑎 5 𝐷𝑎 4

Dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki ( ft )
Da = diameter pengaduk ( ft )
Dt = diameter tangki ( ft )
H = tinggi fluida dalam tangki ( ft )
J = lebar baffle ( ft )
W = lebar pengaduk ( ft )

Sedangkan untuk tangki tanpa sekat, pada Nre di bawah 300, kurva angka
daya untuk tangki yang mempunyai sekat atau tidak bersekat adalah identik. Pada
NRe yang lebih tinggi kurva memisah. Di daaerah Nre demikian, yang biasanya di
hindarkan dalam praktek dengan tangki tanpa sekat, terbentuk vortex dan angka
Froude akan terpengaruh.

𝑎 − log 𝑏 𝑁𝑅𝑒
𝑀=
𝑏

Berbagai faktor bentuk dalam persamaan tersebut ditentukan oleh jenis


dan susunan alat. Ukuran-ukuran penting untuk bejana dengan pengaduk turbin
yang umum disajikan pada Gambar 6. Faktor-faktor bentuk yang berhubungan
dengan dimensi bejana, sekat, dan impeller tersebut adalah: S1 = Da/Dt, S2 =
E/Da, S3 = L/Da, S4 = W/Da, S5 = J/Dt dan S6 = H/Dt. Faktor-faktor tersebutlah
yang biasanya dikorelasikan dengan bilangan-bilangan tak berdimensi dan diplot
dalam grafik-grafik korelasi.

9
Gambar 2.7 Grafik Korelasi Np vs NRe
Selain memperhatikan ukuran bejana, seorang perancang bejana hendaknya
juga mengetahui besarnya daya yang diperlukan dalam suatu proses pengadukan.
Besarnya kebutuhan daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑃 𝑔𝑐
𝑁𝑝 =
𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌

Dimana :
𝑁𝑝 = power number
P = power ( watt )
𝑔𝑐 = gravitasi bumi ( ft/s )
N = jumlah putaran ( rpm)
Da = diameter pengaduk ( ft )
𝜌 = densitas ( lb/ft3)

( Mc Cabe , 242-251 )

10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan

a) Alat Percobaan
 Peralatan Tangki Pengaduk
 Piknometer 25 ml
 Gelas Ukur 1000 ml
 Gelas ukur 25 ml
 Stopwatch
b) Bahan Percobaan
 Air
 Tepung Kanji

11
c) Skema Percobaan
Membuat adonan tepung kanji.

Memasukkan 40 liter air ke dalam tangki pengaduk.

Menyambungkan ke listrik dan Menyalakan tangki pengaduk.

Mengatur kecepatan pengaduk

Kecepatan pengaduk 2,5 rpm; 5 rpm; 7,5


rpm; 10 rpm; 12,5 rpm

Mencatat arus awal, tengangan awal, viskositas serta massa jenisnya.

Mengulangi untuk kecepatan pengaduk berbeda.

Menambahkan adonan tepung kanji dan pewarna.

Adonan tepung kanji 350 gram, 700 gram,


1050 gram, 1400 gram, dan 1750 gram

Mengatur kecepatan pengaduk

Kecepatan pengaduk 2,5 rpm; 5 rpm;


7,5 rpm; 10 rpm; 12,5 rpm

Mencatat arus awal, tengangan awal, viskositas serta massa jenisnya.

Mengulangi untuk kecepatan pengaduk berbeda

Mengulangi untuk berat adonan berbeda

Mematikan tangki pengaduk.

Gambar 3.1 Skema Percobaan Tangki Pengaduk

12
d) Gambar Alat

Gambar 3.2 Alat Percobaan Tangki Pengaduk


Keterangan :
A : Motor Penggerak
B : Tangki
C : Pengaduk

3.2 Variabel Percobaan

1) Variabel tetap
 Kecepatan pengadukan: 2,5 rpm; 5 rpm; 7,5 rpm; 10 rpm; dan 12
rpm
2) Variabel bebas
 Volume Air : 20 mL, 25 mL, 30 mL, 35 mL dan 40 mL
 Volume Pasta Kanji : 350 gram, 700 gram, 1050 gram, 1400
gram, dan 1750 gram
3) Variabel Kontrol
 Tegangan (volt) dan arus (I)

13
3.3 Prosedur Percobaan

a) Menyiapkan alat dan bahan.


b) Tepung kanji dimasak dengan air sampai mendidih.
c) Memasang impeler pada sumbu pengaduk lalu memasangkan ke
motor pengaduk.
d) Memasukkan air 40 liter
e) Menyambungkan ke listrik dan menyalakannya.
f) Mengatur kecepatan pengaduk sesuai dengan aturan variabel dari
asisten.
g) Membaca arus awal (I0) dan tegangan awal (V0)
h) Menggambar pola aliran yang terlihat.
i) Memasukkan variabel lain yaitu kanji 350 gram ke dalam tangki
pengaduk.
j) Mengatur kecepatan sesuai dengan aturan variabel dari asisten.
k) Membaca arus awal (I0) dan tegangan awal (V0).
l) Menggambar pola aliran yang terlihat.
m) Memasukkan tiap 350 gram kanji dan mengulangi langkah i sampai l
sesuai variabel.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan untuk Variabel air

Kecepatan
V air (ml) V I t (detik) pada piknometer oswald
pengadukan
2,5 20 0,5
5 25 0,5
20 7,5 30 0,5 1
10 40 0,7
12 50 0,8
2,5 20 0,5
5 30 0,6
25 7,5 40 0,6 1
10 48 0,7
12 52 0,9
2,5 20 0,5
5 40 0,6
30 7,5 45 0,9 1
10 50 1
12 58 1,1
2,5 26 0,6
5 30 0,8
1
35 7,5 50 1
10 52 1
12 53 1,1
2,5 25 0,6
5 45 0,9 1
40
7,5 50 1,1
10 60 1,1

15
12 60 1,2

Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan untuk Variabel air 40 L + kanji


Berat
Kecepatan t (detik) pada
pasta V I
pengadukan piknometer Oswald
kanji (gr)
2,5 25 0,6 5
5 48 0,9 4,5
350 7,5 50 1,1 4,8
10 55 1,2 4,5
12 56 2 4,4
2,5 20 0,5 4,3
5 40 0,9 5,1
700 7,5 50 1 5,1
10 55 1,2 5,2
12 61 1,4 5,7
2,5 28 0,6 4,5
5 48 0,9 6,05
1050 7,5 50 1,1 6,3
10 58 1,2 6,3
12 60 1,3 6,8
2,5 20 0,5 6,13
5 35 0,8 6,6
1400 7,5 52 1,1 6,7
10 58 1,2 7,57
12 60 1,4 7,6
2,5 25 0,4 7,96
5 40 0,8 7,99
1750 7,5 51 1,1 8,3
10 58 1,3 8,4
12 61 1,4 8,9

16
17
4.2 Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Tangki Pengaduk
Berat Densitas Np
Kecepatan Daya Viskositas
pasta (kg/m3) Nre
pengadukan (watt) (kg/m.s)
kanji (gr)
2,5 15 1018,16 0,00407 1134,38 13246322
5 43,2 1018,16 0,00458 2016,67 4238822,9
350 7,5 55 1018,12 0,00489 2835,94 1499069,3
10 66 1017,44 0,00509 3630 728547,69
12 112 1017,2 0,00559 3960 650422,64
2,5 10 1017,88 0,00438 1055,23 8214773,1
5 36 1018,12 0,00519 1779,41 3116781,5
700 7,5 50 1018,76 0,0052 2669,12 1282626,1
10 66 1018,92 0,0053 3490,38 700526,62
12 85,4 1019,12 0,00581 3821,05 478545,6
2,5 16,8 1019,4 0,00459 1008,33 13187449
5 43,2 1038,84 0,00628 1500 3152843,5
1050 7,5 55 1021,8 0,00644 2160,71 1142148
10 69,6 1019,76 0,00642 2880,95 609751,31
12 78 1019,08 0,00693 3202,94 366375,15
2,5 10 1022,84 0,00627 740,212 5762402
5 28 1021,52 0,00674 1375 1873217,2
1400 7,5 57,2 1022,36 0,00685 2031,72 1116918,5
10 69,6 1025,04 0,00776 2397,62 507454,85
12 84 1024,84 0,00779 2865,79 353025,44
2,5 10 1023,84 0,00815 570,038 4437628,7
5 32 1019,84 0,00815 1135,79 1768386,7
1750 7,5 56,1 1025,36 0,00851 1640,06 884270,28
10 75,4 1027,48 0,00863 2160,71 495422,94
12 85,4 1027,2 0,00914 2447,19 306484,26

18
Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Pola Aliran Variabel Air (40 liter) + Kanji
Kecepatan
Pengaduk Pola Aliran Vorteks

(rpm)

2,5

7,5

10

12

19
Pembahasan dan Diskusi

Pada percobaan praktikum yang sudah kami lakukan, kami menggunakan


bahan tepung kanji dan air. Air sebagai komponen pelarut padatan yang bertujuan
untuk melarutkan kanji yang sudah matang agar dengan mudah dalam proses
pencampuran dan menggunakan potongan karet berbentuk kotak yang bertujuan
untuk kami dapat dengan mudah mengetahui pola aliran yang akan kami gambar
nantinya. Dalam proses pencampuran dan pengadukan, faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, dan sifat fisk fluida yang diaduk.
Jenis dan geometri pengaduk atau yang biasa disebut impeler,sangat berpengaruh
terhadap pola aliran pengaduk dalam fluida. Pemilihan jenis impeller harus
disesuaikan dengan sifat fisik fluida terutama viskositas.
Kecepatan yang terlalu tinggi juga mempengaruhi pola aliran melingkar.
Kecepatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pusaran atau disebut vorteks.
Vorteks yang terjadi di dalam pengadukan sangat tidak diharapkan karena vorteks
menyebabkan penurunan kualitas pengadukan. Masuknya udara ke dalam fluida,
dan tumpahnya fluida akibat kenaikan permukaan fluida. Vorteks terjadi juga
karena pemilihan impeller. Impeller yang kami praktikkan, dalam pemasangannya
kurang maksimal atau impeller tidak stabil sehingga pengadukannya kurang
maksimal. Selain itu, tidak adanya baffle juga berpengaruh terhadap adanya
vorteks. Tekanan yang semakin tinggi juga berpengaruh besar terhadap adanya
vorteks.
Selain pemilihan jenis impeller, waktu pengadukan terhadap aliran
pengadukan juga didiskusikan. Namun, waktu pengadukan yang sama dalam
praktikum kami tidak hampir berpengaruh besar terhadap aliran pengadukan.
Faktor yang paling besar mempengaruhi aliran pengadukan yaitu kecepatan yang
diberikan. Semakin tinggi kecepatan, maka pola aliran yang dihasilkan akan
semakin cepat. Jika kecepatan yang diberikan sama namun massa komponen yang
diberikan semakin besar, maka daya yang dibutuhkan semakin besar pula.
Namun, pada percobaan kami, hasil daya yang didapat mengalami kenaikan yang
terkadang konstan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya baffle yang ada di
tangki pengaduk. Baffle sangat berpengaruh besar terhadap daya dan aliran

20
pengaduk. Karena dengan tidak adanya baffle, maka tangki akan goyang dan
pengadukan tidak bisa teraduk sempurna dan menyebabkan terjadinya vorteks
sehingga komponen antara kanjiyang sudah matang dengan air tidak sepenuhnya
homogen.
80

70

60

50 air 20 l
Nre

40 air 25 l

30 air 30 l
air 35 l
20
air 40 l
10

0
0 5 10 15 20 25
Daya (watt)

Gambar 4.1 Grafik Daya terhadap Nre untuk Variabel Air

4500
4000
3500
3000
kanji 350 gr
2500
Nre

kanji 700 gr
2000
kanji 1050 gr
1500
kanji 1400 gr
1000
kanji 1750 gr
500
0
0 20 40 60 80 100 120
Daya (watt)

Gambar 4.2 Grafik Daya terhadap Nre untuk Variabel Air + Pasta Kanji

21
4500
4000
3500
3000
2,5 rpm
2500
Nre

5 rpm
2000
7,5 rpm
1500
10 rpm
1000
12 rpm
500
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
Viskositas

Gambar 4.3 Grafik Viskositas terhadap Nre untuk Variabel Air + Pasta Kanji
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.1 yang kami dapatkan, hubungan
antara daya pencampuran terhadap aliran pengadukan adalah berbanding lurus.
Semakin besar massa kanji yang ditambahkan maka daya yang dibutuhkan untuk
pengadukan semakin besar, hal ini tidak terlepas dari viskositas bahan. Dimana
semakin banyak larutan kanji yang dimasukkan, maka viskositas bahan semakin
tinggi. Sesuai dalam teori, salah satu faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan dan pencampuran adalah sifat fisik fluida, jika viskositas bahan
rendah maka pengadukan akan berlangsung cepat dan daya yang dibutuhkan kecil
begitu pula sebaliknya jika viskositas bahan tinggi maka pengadukan akan
berlangsung lambat dan daya yang dibutuhkan juga tinggi.
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa viskositas berbanding
terbalik dengan NRe sehingga semakin besar viskositas bahan maka aliran
pengadukan semakin lambat. NRe menyatakan perbandingan antara gaya inersia
dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Hal ini membuktikan bahwa aliran
pengadukan yang terjadi pada fluida dipengaruhi oleh viskositas bahan.

22
900

800

700

600
air 20 l
Np 500
air 25 l
400
air 30 l
300
air 35 l
200
air 40 l
100

0
0 5 10 15 20 25
Nre

Gambar 4.3 Hubungan NRe Terhadap NP untuk Variabel Air

20000000
18000000
16000000
14000000
12000000 kanji 350 gr
Np

10000000 kanji 700 gr


8000000 kanji 1050 gr
6000000
kanji 1400 gr
4000000
2000000 kanji 1750 gr
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
Nre

Gambar 4.4 Hubungan NRe Terhadap NP untuk Variabel Air + Pasta Kanji

Bilangan power merupakan bilangan yang digunakan untuk menghitung power


(daya) atau tenaga yang dibutuhkan pada percobaan yang dilakukan. Pada grafik
Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa nilai NRe berbanding terbalik dengan nilai NP
(Number power), Oleh sebab itu semakin besar aliran pengadukan (Nre) maka
daya (Np) yang dibutuhkan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil yakni semakin besar tekanan
yang diberikan, semakin besar pula daya yang dibutuhkan dengan
cepatnya pola aliran pengadukan.
 Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil yakni viskositas berbanding
terbalik dengan NRe sehingga semakin besar viskositas bahan maka aliran
pengadukan semakin lambat.

5.2 Saran
 Untuk tangki pengaduk diharapkan dipasangkannya buffle.
 Pemilihan jenis impeller yang disesuaikan dengan variable dan sifat
fisik variable.
 Voltmeter dipilihkan yang terdapat angka dan garis yang lebih jelas
agar praktikan dapat membaca secara real.
 Amperemeter dipilihkan yang terdapat angka dan garis yang lebih jelas
agar praktikan dapat membaca secara real.

24
DAFTAR PUSTAKA

Coulson dan Richardson.2012. “Chemical Engineering”, Vol 2 Mc Cabe and


Smith, “Unit Operation of Chemical Engineering”, Erlangga
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdk-tangki-
berpengaduk.pdf )
Job, sheet praktokum.“Tangki Berpengduk” .Laboratorium Pilot Plant. Jurusan
Politeknik Negeri Bandung
Geankoplis, Christie J. “Transport Process and Unit Operation”.Printice –
Hall.Third Edition
Septianti,Mimin.2013.http://mhmns.blogspot.com/2013/04/tangki.berpengaduk.ht
ml
Teknik.Kimia.2017.”Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia 3”. Surabaya.
ITATS

25
APPENDIKS

Menghitung densitas fluida

Volume piknometer kosong = 24,971

Variabel air

 Massa larutan = massa piknometer berisi – massa piknometer kosong

= 50,971 – 24,971

= 25 gr

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 25 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟


Densitas Larutan = = =1 = 1000 kg/m2
𝑉𝑙𝑎𝑢𝑟𝑡𝑎𝑛 25 𝑚𝑙 𝑚𝑙

Dengan cara perhitungan yang sama di dapatkan :

1. Variabel air 40 L + kanji 350 gram → 𝜌 = 1018,2 kg/m2


2. Variabel air 40 L + kanji 700 gram → 𝜌 = 1019,1 kg/m2
3. Variabel air 40 L + kanji 1050 gram → 𝜌 = 1021,8 kg/m2
4. Variabel air 40 L + kanji 1400 gram → 𝜌 = 1022,8 kg/m2
5. Variabel air 40 L + kanji 1750 gram → 𝜌 = 1025,4 kg/m2

 Menghitung viskositas fluida

Variabel air 40 L + kanji 350 gram pada 2,5 rpm

Diketahui : µo = 1 cp

to = 1 detik

𝜌o = 1000 kg/m3

t = 4 detik

𝜌 = 1018,2 kg/m3

𝑡×𝜌 4 ×1018,2
µ = µo =1× = 2,2935 cp = 0,0041 kg/m.
𝑡𝑜 × 𝜌𝑜 1 ×1000

26
 Menghitung nilai NRe
Di ketahui : Da = 0,33 m Da2
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
N = 2,5 Rpm × = 0,0417 rev/s
60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜌 = 1018,2 kg/m3

𝐷𝑎2 ×𝑁 × 𝜌 (0,33)2 ×0,0417 ×1018,2


NRe = = = 1134,4
𝜇 0,001

 Menghitung nilai Np
Diketahui : Da = 0,33 m Da2
I = 0,6 A
V = 25 V
N = 0,0417 rev/s

𝑃 0,6 ×25
Np = = = 13.246.322 A
𝑁3 × 𝐷𝑎2 (0,04173 ) ×(0,33)3

27

Anda mungkin juga menyukai