Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penambangan terbuka merupakan salah satu metode yang paling
sederhana dibandingkan dengan berbagai metode penambangan di permukaan
dan bawah permukaan. Walaupun konsep dasar pada penambangan terbuka
cukup sederhana, dibutuhkan proses perencanaan dan operasi yang cukup rumit.
Umumnya metode ini membutuhkan investasi modal besar, tetapi dapat
memberikan produktivitas yang lebih tinggi dengan biaya operasi yang
tergolong lebih rendah dibandingkan dengan metode lain. Namun, akibat
adanya persaingan di tingkat produksi, harga komoditas dan permasalahan
lingkungan yang ketat membuat industri tambang harus meningkatkan kualitas
produksi yang efisien dan ramah lingkungan. Sebagian besar eksploitasi mineral
global terjadi melalui penambangan permukaan maka sangat penting untuk
memahami, mengevaluasi, dan meningkatkan efisiensi operasional tambang.
Aktivitas penambangan sebagian besar diwakili oleh empat operasi utama yaitu
pengeboran, peledakan, pemuatan dan pengangkutan. Untuk perencanaan dan
perancangan tambang yang tepat, semua operasi ini harus direncanakan secara
hati-hati sedemikian rupa sehingga dapat mencegah beban tambahan seperti
biaya operasi, jejak lingkungan, dll. Pengeboran dan peledakan dikenal sebagai
metode yang paling kompatibel karena desain yang sesuai dan menghasilkan
operasi pemuatan dan pengangkutan yang efisien.
Peledakan (blasting) yang dirancang secara sistematis dan teliti akan
menjadi aspek yang sangat penting dari proses penambangan di pit terbuka.
Parameter yang perlu diperhatikan dan dikaji dalam perencanaan blasting
meliputi pit menjadi lebih dalam dan lebih curam, pemisahan kualitas untuk
menghindari hilangnya material selama ledakan serta optimasi seluruh sistem
fragmentasi pabrik tambang untuk menghindari berbagai masalah biaya. Maka
dari itu perlu dilakukan permodelan yang baik untuk mengoptimal kan semua
parameter teknis seperti beban, jarak, biaya, emisi dan lainnya. Makalah ini
menyajikan model optimasi terintegrasi untuk operasi pengeboran dan

1
peledakan yang terdiri dari semua parameter teknis, ekonomi dan lingkungan.
Pada akhirnya, optimasi akan dilakukan untuk mencapai parameter desain yang
dioptimalkan. Aplikasi pemodelan dinamis untuk merancang pola bench
blasting dengan menggabungkan pola bench blasting, perencanaan produksi,
kebisingan, getaran, fly rock, dan estimasi biaya pengeboran dan peledakan.
Perencanaan efisiensi bench blasting mengurangi dampak lingkungan dari
kebisingan, getaran, dan flying rock dari bench blasting dapat dikendalikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui cara kerja model
sistem dinamika pada perencanaan bench blasting dalam mengoptimalkan biaya
serta produksi agar lebih efisien.

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Bench Blasting
Peledakan jenjang adalah peledakan memakai lubang bor vertical atau
hamper vertical. Lubang bor diatur dalam satu deretan atau beberapa deretan sejajar
atau kearah bidang bebas ( free Face)
Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda
walaupun mungkin jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses genesa batuan
yang akan mempengaruhi karakteristik massa batuan secara fisik maupun mekanik.
Perlu diamati pula kenampakan struktur geologi, misalnya retakan atau rekahan,
sisipan (fissure) dari lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya. Kondisi
geologi semacam itu akan mempengaruhi kemampu-ledakan (blastability).
Tentunya pada batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi struktur geologi
seperti tersebut di atas, jumlah bahan peledak yang diperlukan akan lebih banyak
untuk jumlah produksi tertentu dibanding batuan yang sudah ada rekahannya.
Dengan demikian makin keras suatu batuan pada daerah tertentu memerlukan PF
yang tinggi agar tegangan batuan terlampaui oleh kekuatan (strength) bahan
peledak.

Gambar 2.1 Geometri Peledakan Jenjang


2.2 Dinamika Sistem
Dinamika sistem (SD) adalah metode untuk mendeskripsikan,
memodelkan, mensimulasikan, dan menganalisis masalah dan / atau sistem yang
kompleks dalam hal proses, informasi, batasan dan strategi organisasi. Pemodelan

3
dinamika sistem (SDM) berkaitan dengan perilaku dinamis dari sistem. Yaitu,
perilaku sistem dari waktu ke waktu. Dalam SDM, perancang mencoba untuk
mengidentifikasi pola perilaku yang ditunjukkan oleh variabel sistem penting, dan
kemudian membangun model yang dapat meniru pola. Setelah model memiliki
kemampuan ini, dapat digunakan sebagai bahan laboratorium untuk mengubah
perilaku sistem dengan cara yang diinginkan. Secara umum, ada dua jenis model
sistem dinamis yang berbeda. Ini adalah sistem terbuka dan sistem tertutup. Dalam
sistem terbuka, output tidak memiliki efek apa pun pada input mereka berbeda
dengan sistem tertutup di mana output dapat mengontrol input.

Gambar 2.2 System Dinamic Model


Setiap model dinamis sistem terdiri dari konstanta, pembantu, saham, arus dan
umpan balik, yang akan dijelaskan di bagian berikut:
1. Konstanta dan pembantu
Semua parameter yang membentuk model dinamis sistem dibagi menjadi
dua kelompok yang berbeda dari konstanta atau pembantu. Konstanta adalah
jumlah tetap permanen sepanjang waktu pemrosesan sistem sementara
pembantu didefinisikan sebagai persamaan di antara konstanta yang berbeda,
yang mungkin berubah selama pemrosesan sistem.
2. Stok dan arus
Stock mewakili hasil akumulasi dari waktu ke waktu, Beberapa contoh
Stock bisa berupa saldo tunai, produksi, dll. Sedangkan arus merupakan aliran
masuk dan keluar dari saham, sehingga mengubah tingkat. Pendapatan dan
pengeluaran, tingkat produksi dan penjualan, dll. Adalah beberapa contoh arus.

Gambar 2.3 Stock dan Arus

4
3. Feedback
Meskipun persediaan dan arus diperlukan dan cukup untuk menghasilkan
perilaku dinamis, mereka bukan satu-satunya blok bangunan sistem dinamis.
Lebih tepatnya, stok dan aliran adalah bagian dari loop umpan balik dalam
sistem dunia nyata, dan loop umpan balik sering digabungkan bersama oleh
kopling nonlinier yang sering menyebabkan perilaku inter-intersif.

Gambar 2.4 Feedback


4. Loop positif dan negatif
Sistem tertutup dikendalikan oleh dua jenis loop umpan balik: loop positif
dan negatif. Loop positif menggambarkan proses penguatan diri di mana suatu
tindakan menciptakan hasil yang menghasilkan lebih banyak tindakan, sehingga
lebih banyak hasilnya.

Gambar 2.5 Loop Positif


Loop umpan balik negatif menggambarkan proses pencarian yang menghasilkan
tindakan yang ditujukan untuk menggerakkan sistem ke depan, atau menjaga
sistem pada keadaan yang diinginkan. Secara umum, proses umpan balik negatif
menstabilkan sistem, meskipun kadang-kadang dapat membuat tidak stabil
mereka dengan menyebabkan mereka terombang-ambing.

5
Gambar 2.6 Loop Negatif

6
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Prototype dynamics model of bench blasting design
Persamaan untuk desain pola ini dikembangkan sejak tahun 1952 oleh
Anderson dan Fraenkel, yang sudah memiliki lebih dari 18 persamaan sampai
sekarang. Meskipun banyak penelitian dalam teknologi peledakan, tidak ada teori
tunggal atau serangkaian persamaan yang dapat digunakan secara efisien untuk
desain peledakan dalam operasi penambangan permukaan dengan kondisi tambang
yang berbeda. Dengan modifikasi persamaan yang ada berdasarkan data yang
diperoleh dari bidang peledakan, parameter desain optimum dapat ditentukan
karena variabel kompleks dan banyak persamaan dalam peledakan yang beberapa
variabel mengubah perubahan lainnya mengikuti. Jadi dengan teknik ini, variabel
dianalisis dan dihubungkan untuk responden ketika beberapa variabel berubah. C.
Lopez Jimeno, dkk. (1995) menyajikan fungsi tabel faktor K untuk desain bench
blasting dengan menggunakan 2 parameter sebagai diameter lubang bor, dan kuat
tekan. Faktor-faktor tersebut dipisahkan menjadi 2 kelompok, diameter lubang
kecil (65-165 mm), dan diameter lubang besar (180-450 mm).

7
Dampak lingkungan dari bench blasting adalah faktor penting. Dampak utamanya
adalah kebisingan, getaran, dan fly rock dari peledakan. Struktur model PDMBBD
dipisahkan menjadi 6 sub-model.
1. Blasting Production Planning
2. Pola Desain Peledakan
3. Pengendalian Lingkungan
4. Kondisi Pengeboran dan Peledakan
5. Biaya Pengeboran dan Peledakan
6. Pengambilan Keputusan
Dari daftar variabel input utama dalam PDMBBD, Tiga variabel utama
diperhitungkan untuk membuat simulasi sampel, termasuk perencanaan produksi
peledakan (BPP), kekuatan tekan batu (CS), dan jarak antara area peledakan ke area
pengukuran (R). Tujuan dari simulasi sampel ini adalah untuk menemukan
diameter lubang yang sesuai (D) yang membuat biaya per produksi (CPP)
minimum. Ada 27 skenario yang dibuat dalam Tabel berikut. Dalam setiap
skenario, diameter lubang bervariasi antara 50-400 mm untuk menemukan hasil
yang sesuai.
Tabel 3. Variabel Metrix untuk skenario simulasi

8
Kriteria yang dilakukan mengujian tidak hanya minimum biaya per produksi (CPP),
tetapi juga pengendalian lingkungan, termasuk getaran (PPV), kebisingan (db) dan
fly rock (MDFR). Dari 27 skenario, biaya minimum per produksi CPP (euro / ton)
dan diameter lubang yang cocok D (mm) didapatkan sebagai berikut:
Tabel 4. Biaya Minimum per produksi dan diameter lubang (mm)

hasil dari biaya per produksi dan diameter lubang yang sesuai tidak berubah
terhadap jarak antara area peledakan dan area pengukuran. Oleh karena itu, hasil
dari simulasi dapat diatur dalam 9 kelompok dengan peledakan perencanaan
produksi dan kekuatan tekan yang ditunjukkan pada grafik :

9
Hasil simulasi sampel ini menunjukkan perbandingan hubungan antara masing-
masing variabel dalam grafik dan tabel. Hal ini membantu untuk memahami
variabel yang terlibat seperti, diameter lubang yang sesuai untuk biaya per produksi
minimum meningkat setelah perencanaan produksi peledakan. Biaya per produksi
secara langsung berkaitan dengan kekuatan tekan batuan. Selain itu, jarak antara
area peledakan dan area pengukuran adalah kriteria penting untuk pengendalian
lingkungan, khususnya dalam jarak yang pendek, dll.

10
BAB IV
KESIMPULAN
Model prototype dynamics desain bench blasting menunjukkan hasil
perhitungan dari banyak skenario secara otomatis ketika mengubah variabel input
dengan mudah dan efisien. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi salah satu alat
alternatif yang membantu untuk merancang pola bench blasting untuk desain awal
atau penyesuaian pola sebelumnya. Selain itu, PDMBBD dapat membuat nilai
kumulatif dari total biaya pengeboran dan peledakan (CCDB) dan perencanaan
produksi peledakan kumulatif (CBPP) per hari dalam hal bulan atau tahun dengan
mengubah periode waktu simulasi. Dengan demikian, hal ini mempermudah dalam
proses merancang pola bench blasting agar lebih cepat dan efisien.
Namun, model ini adalah model prototipe. Perlu dikembangkan dan lebih
banyak variabel perlu ditambahkan seperti kondisi massa batuan, persamaan
alternatif dan jenis peledakan lainnya perlu dilakukan. Selain itu, setiap proses
pengoperasian maupun perhitungan perlu penyesuaian dan pembaruan nilai
variabel input terlebih dahulu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour. 2018. Optimized design of drilling and blasting operations in open pit
mines under technical and economic uncertainties by system dynamic
modelling. Germany : Elsevier
Lu, Wenbo, 2011. An equivalent method for blasting vibration simulation. China :
Elsevier
Sontamino, 2012. A Prototype Dynamics Model of Bench Blasting Design.
Thailand : Conference: The 10th International Conference on Mining,
Materials and Petroleum Engineering The 6th International Conference on
Earth Resources Technology “Sciences and Technologies Towards 2012”

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai