Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM JALAN RAYA

UJIAN AKHIR SEMESTER

Oleh :
MARIA NATASYA HUTAGALUNG
( 5183250024 )

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
SOAL

1. Jelaskan mengenai tujuan dari masing-masing modul praktikum.


2. Uraikan keterkaitan antar modul-modul praktikum yang ada pada penuntun Praktikum
jalan raya
3. Jelaskan aplikasi/penerapan dari modul-modul praktikum terhadap pembuatan job
mix formula (JMF) pada teori jmf.
4. Jelaskan bagaimana hubungan pengujian agregat terhadap bahan aspal pada
penyusunan job mix formula (jmf)
5. Dalam pengujian Marshall test sebutkan dan jelaskan apa saja yang menjadi pokok
pengujian diperlukan untuk bahan campuran beraspal.

JAWABAN

1. Tujuan modul praktikum pengujian agregat dan aspal


a. Analisa saringan agregat halus dan kasar. Tujuan dari praktikum ini untuk
memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat
halus dan agregat kasar.
b. Pemeriksaan berat jenis penyerapan agregat kasar. Tujuan prakatikum ini
adalah untuk mempereroleh pengukuran berat jenis agregat yang diperlukan
untuk perencanaan campuran aspal dengan agregat.
c. Pemeriksaan berat isi agregat. Tujuannya yaitu menentukan nilai berat isi
agregat kasar dan halus atau campuran dan mengelompokkannya berdasarkan
berat isinya.
d. Pemeriksaan keausan agregat dengan mesin los Angeles. Tujuannya Untuk
memproleh tingkat ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin Los Angeles.
e. -Indeks kepipihan dan kelonjongan. Tujuannya dapat menentukan % indeks
kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang dapat digunakan dalam
campuran beraspal.
f. Marshall test. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik
campuran, menentukan ketahanan atau stabilitas terhadap kelelehan plastis
(flow) dari campuran aspal.

2. Keterkaitan antara modul pengujian yang ada yaitu untuk menciptakan jalan raya
berkualitas serta aman digunakan agar mampu menyalurkan beban lalu lintas
diatasnya ke tanah dasar. Untuk menciptakan lapis aspal beton berkualitas maka harus
dilakukan pengujian agar laston tersebut kedap air, tahan terhadap keausan akibat lalu
lintas, mempunyai nilai structural dan stabilitas yang tinggi. Struktur perkerasan jalan
raya sendiri terbagi atas 3 tipe yaitu struktur perkerasan lentur, kaku dan komposit.
3. Penelitian terdiri atas pengujian aspal (aspal properti) dan pengujian terhadap
campuran (Marshall Test). Setelah dilakukan uji volumetrik dari benda uji, dilakukan
pengujian Marshall Test. Hasil dari Marshall Test pengujian didapatkan kadar aspal
optimum dari campuran aspal yang akan digunakan sebagai kadar aspal untuk
pembuatan Job Mix Formula untuk skala lapangan. Dari pengujian Marshall Test
didapatkan sifat campuran seperti stabilitas, flow, kepadatan, dan porositas (VIM).
Sedangkan penghamparan aspal porus dilapangan dilakukan tiga variasi pemadatan
yaitu 6, 8 dan 10 gilasan. Kemudian dilakukan coring untuk pengambilan sampel
untuk masing masing variasi gilasan. Selanjutnya dilakukan Marshall Test dan
dibandingkan dengan hasil di laboratorium.

4. Untuk memperoleh hasil yang dapat digunakan di Lapangan maka perlu diadakan
penghamparan berdasarkan data di Lab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik Marshall Test, Porositas dan Densitas dari Aspal Porus di lapangan dan
membandingkannnya dengan hasil uji di Laboratorium. Penelitian ini terdiri atas
pengujian agregat, pengujian Aspal, pengujian hasil coring di Lapangan. Setelah
didapatkan kadar aspal optimum kemudian dibuat benda uji di Laboratorium.
Berdasarkan kadar aspal optimum di laboratorium di buat job mix Formula untuk
skala Lapangan . Pada saat penghamparan di lapangan dilakukan pemadatan dengan
tiga variasi gilasan. Kemudian dilakukan coring dan selanjutnya diuji di laboratorium.

5. - Setiap pencampuran hanya untuk satu benda uji.


- Lakukan analisa saringan terhadap setiap agregat yang akan dipakai. Dari analisa
saringan tersebut dapat ditentukan banyaknya agregat agar dapat memenuhi gradasi
campuran yang diperlukan.
-Panaskan aspal sebanyak yang dibutuhkan campuran sampai suhu (124± 3)°C atau
bila digunakan tar sampai (107± 3)°C.
-Setelah pemanasan aspal mencapai suhu yang diinginkan, tuangkan semua agregat
yang telah dipanaskan ke dalam panci pengaduk yang telah dipanaskan.
-Angkat panci pcngaduk dari timbangan dan aduk agregat dan aspal secara basah
selama paling sedikit 90 detik atau paling lama 120 detik selama pencampuran untuk
mempertahankan suhu pencampuran, panci dapat diletakkan di atas pemanas kecil,
atau penangas pasir atau disinari dengan lampu infra merah.
-Panaskan silinder cetakan, piston atas dan piston bawah bersama-sama di dalam
penangas air paling tidak selama 1 jam pada suhu sedikit di bawah titik didih air, atau
di dalam oven paling tidak 2 jam pada suhu 93,3 C sampai 135°C.

Anda mungkin juga menyukai