Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS

PRAKTIKUM JALAN TADULAKO


CIVIL ENGINEERING 2020

MIX - 01
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT
1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
 Mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian campuran aspal
dengan agregat dengan baik dan benar.
 Mahasiswa dapat menggunakan alat penumbuk (manual) campuran aspal dan
agregat  dengan baik dan benar.
 Mahasiswa mengerti cara menggunakan alat uji marshall.
 Mahasiswa dapat membuat Design Mix Formula (DMF) campuran aspal dan
agregat.
1.2 Tujuan Mix Design
Mendapatkan Design Mix Formula (DMF) campuran aspal dan agregat yang
meliputi:
 Proporsi agregat dalam campuran yang memenuhi spesifikasi gradasi
campuran.
 Kadar Aspal Optimum ( KAO ) dalam campuran.
 Persentase aspal terhadap agregat dan persentase aspal terhadap campuran.

2. Terminologi

a. Stabilitas
Kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi
kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
b. Flow / Kelelehan
Perubahan bentuk plastis suatu campuran aspal yang terjadi akibat beban sampai
batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”.
c. VIM (Voids in Mixture/Rongga didalam Campuran)
Volume rongga yang berisi udara di dalam campuran aspal, dinyatakan dalam %
volume.
d. VMA (Voids in Mineral Aggregate/Rongga didalam Agregat)
Volume rongga yang terdapat diantara butir-butir agregat dari suatu campuran
aspal yang telah dipadatkan, termasuk didalamnya adalah rongga udara dan
rongga yang terisi aspal efektif, dinyatakan dalam % volume.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

e. VFB (Voids Filled with Bitumen/Rongga terisi Aspal)


Bagian dari volume rongga didalam agregat (VMA) yang terisi aspal efektif,
dinyatakan dalam % VMA.
f. Kadar Aspal Efektif
Total kandungan aspal dari suatu campuran dikurangi bagian aspal yang hilang
karena penyerapan oleh agregat, dinyatakan dalam %.

3. Teori Dasar
3.1 Umum
Terdapat bermacam-macam tipe campuran aspal dan agregat, yang paling
umum adalah campuran Aspal Beton (Asphaltic Concrete/AC) yang lebih dikenal
dengan AC atau LASTON dan campuran Hot Rolled Asphalt (HRA). Perbedaan
mendasar dari kedua tipe campuran ini adalah pada gradasi agregat
pembentuknya. Campuran tipe AC menggunakan agregat bergradasi menerus
(continuous graded) sedangkan campuran tipe HRA menggunakan agregat
bergradasi senjang (gap graded).

Sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh suatu campuran aspal dan
agregat diantaranya :

a. Stabilitas
Campuran harus memiliki ketahanan terhadap deformasi permanen yang
disebabkan oleh beban lalu lintas. Stabilitas suatu campuran dapat diperoleh
dari adanya sifat interlocking agregat dalam campuran ataupun dengan
menggunakan aspal berpenetrasi rendah.
b. Fleksibilitas
Campuran harus dapat menahan defleksi dan momen tanpa timbul retak
pada campuran tersebut yang diakibatkan oleh perubahan jangka panjang
pada daya dukung tanah atau lapis pondasi, lendutan yang berulang akibat
beban lalu lintas, perubahan volume campuran akibat perubahan suhu.
Fleksibilitas suatu campuran dapat diperoleh dengan cara meninggikan
kadar aspal dalam campuran, menggunakan aspal berpenetrasi tinggi, dan
juga dengan menggunakan agregat bergradasi terbuka (open graded).

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

c. Durabilitas
Durabilitas berkaitan dengan keawetan suatu campuran terhadap beban lalu
lintas dan pengaruh cuaca. Campuran harus tahan terhadap air dan
perubahan sifat aspal karena penguapan dan oksidasi. Durabilitas dapat
ditingkatkan dengan cara membuat campuran yang padat dan kedap air,
yang dapat diperoleh dari penggunaan agregat bergradasi rapat (dense
graded) dan kadar aspal yang tinggi.
d. Workabilitas
Workabilitas berarti kemudahan suatu campuran untuk dihamparkan dan
dipadatkan untuk mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Hal ini
dapat tercapai jika viskositas campuran pada suhu pencampuran dan
pemadatan cukup rendah.
e. Ekonomis
Campuran harus direncanakan dengan menggunakan jenis dan kombinasi
material yang menghasilkan biaya termurah tetapi memenuhi persyaratan
stabilitas, flexibilitas, durabilitas dan workabilitas.

Perencanaan suatu campuran agregat dan aspal terutama ditujukan agar


campuran tersebut dapat memiliki sifat-sifat seperti yang tersebut diatas. Tujuan
akhir dari perencanaan tersebut adalah menentukan suatu kadar aspal optimum
yang akan memberikan keseimbangan dari semua sifat campuran tersebut, karena
tidak ada satu kadar aspal pun yang akan dapat memaksimalkan semua sifat
campuran.

3.2 Perencanaan Campuran Aspal dan Agregat

Ada bermacam-macam metoda perencanaan campuran, yang paling dikenal


adalah metoda Marshall dan metoda Hveem. Secara umum semua metoda itu
terdiri dari proses-proses :

1) Persiapan benda uji


2) Pemadatan
3) Perhitungan rongga dan tes stabilitas dan kadar rongga
4) Analisis
Persiapan benda uji terdiri dari penyiapan agregat dan aspal serta
pembuatan benda uji sesuai spek yang direncanakan.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Pemadatan benda uji dilakukan untuk mensimulasikan kepadatan campuran


tersebut di lapangan setelah beban lalu lintas tertentu. Metoda pemadatan yang
umum adalah :

a) Impact Compaction, yang digunakan pada metoda Marshall

b) Kneading Compation, yang digunakan pada metoda Hveem

c) Gyratory Compaction

Setelah pemadatan selesai, proses selanjutnya adalah pengujian berat jenis


benda uji untuk menghitung kandungan rongga didalam campuran dan kemudian
diikuti dengan pengujian stabilitas.

Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk suatu kadar aspal tertentu adalah
tiga buah, agar hasil pengujian terjamin secara statistik. Umumnya kadar aspal
divariasikan dengan kenaikan 0,5% atau 1%. Banyaknya kadar aspal yang
divariasikan tergantung dari jenis campurannya, umumnya pada setiap pengujian
cukup dibuat lima kadar aspal.

Gambar 1. Representasi Volume dalam Campuran Padat

Keterangan :
Vma : Volume rongga didalam agregat (VMA)

Vmb : Volume bulk dari campuran padat

Vmm : Volume campuran yang tidak berongga

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Vfa : Volume rongga yang terisi aspal (VFB)

Va : Volume rongga didalam campuran (VIM)

Vb : Volume aspal didalam campuran

Vba : Volume aspal yang terserap ke dalam agregat

Vsb : Volume agregat (untuk menghitung berat jenis bulk)

Vse : Volume agregat (untuk menghitung berat jenis efektif)

Modul perencanaan campuran aspal dan agregat ini akan terkait dengan
modul perhitungan berat jenis dan penyerapan untuk agregat serta modul
perhitungan berat jenis aspal.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

4. Prosedur Praktikum
Secara umum, prosedur perencanaan dan pengujian campuran aspal dan agregat
dengan menggunakan Metoda Marshall dapat dilihat pada bagan alir berikut ini.

Gambar 2. Bagan Alir Perencanaan Campuran

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Gambar 3. Bagan Alir Pengujian Campuran

Prosedur perencanaan yang diterangkan disini adalah perencanaan campuran


dengan menggunakan Uji Marshall. Proses perencanaan dimulai dengan memilih
spesifikasi (spek) umum Bina Marga 2018. Dari spek ini akan diperoleh keterangan
mengenai komposisi campuran, yaitu gradasi agregat yang harus digunakan serta jenis
aspal yang boleh digunakan.

Proses selanjutnya adalah pembuatan benda uji campuran yang diikuti oleh
pemadatan. Disarankan paling sedikit dibuat 5 variasi kadar aspal, dan untuk setiap
kadar aspal tersebut dibuat 3 benda uji. Pemadatan benda uji, dalam hal ini
menggunakan Metoda Marshall, dinyatakan dalam jumlah tumbukan yang dikenakan

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

pada benda uji tersebut. Jumlah tumbukan ini didasarkan pada jenis lalu lintas rencana
(dapat dilihat pada Kriteria Perencanaan).

Sebelum melakukan uji Marshall terlebih dahulu dilakukan pengujian berat isi
dan berat jenis untuk dapat menghitung kandungan rongga didalam campuran. Setelah
semua perhitungan selesai dilakukan, dapat ditentukan kadar aspal optimum
berdasarkan kriteria perencanaan yang diambil.

4.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari :

1. Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi
7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
2. Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
a. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk
silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm.
b. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis)
berukuran 20,32  20,32  45,72 cm dilapisi dengan pelat baja
berukuran 30,48  30,48  2,54 cm dan dijangkarkan pada lantai beton
di keempat bagian sudutnya.
c. Pemegang cetakan benda uji

Gambar 4. Alat Penumbuk (Manual)


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Tahun 2022, Kelompok 5F

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

3. Alat pengeluar benda uji.


Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan
benda uji dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm.

Gambar 5. Alat Pengeluar Benda Uji


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Tahun 2022, Kelompok 5F

4. Alat Marshall lengkap dengan :


a. Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung.
b. Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm.
c. Arloji pengukur pelelehan (flow) dengan ketelitian 0,25 mm beserta
perlengkapannya

Gambar 6. Alat Marshall Digital


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Tahun 2022, Kelompok 5F

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi sampai
200oC ( 3oC).
6. Bak perendam (Waterbath) dilengkapi dgn pengatur suhu mulai 20 – 60 o C (
1oC).

Gambar 7. Bak Perendam


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Tahun 2022, Kelompok 5F

7. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg


dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian
1 gram.

Gambar 8. Timbangan Digital


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Tahun 2022, Kelompok 5F

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

8. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250oC dan 100oC
dengan ketelitian 1% dari kapasitas.
9. Perlengkapan lain :
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
b. Sendok pengaduk dan spatula.
c. Kompor dan pemanas (hot plate).
d. Sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan pelindung
pernapasan atau masker.
e. Kantong plastik kapasitas 2 kg
f. Kompor gas elpiji atau minyak tanah

4.2 Pembuatan Benda Uji


1. Kengeringkan agregat pada suhu 105 - 110oC minimum selama 4 jam,
dikeluarkan dari alat pengering (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap.
2. Memisah-misahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki (sesuai
spek) dengan cara penyaringan.
3. Memanaskan aspal sampai mencapai tingkat kekentalan (viskositas) yang
disyaratkan baik untuk pekerjaan pencampuran maupun pemadatan seperti
Gambar 9. Suhu pencampuran dan pemadatan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Gambar 9. Grafik hubungan antara suhu dan viskositas aspal

Tabel 1. Tingkat Kekentalan (Viskositas) Aspal Untuk Aspal Padat dan


Aspal Cair
Pencampuran Pemadatan
Alat Aspal Aspal Aspal Aspal
Satuan Satuan
Padat Cair Padat Cair
Kinematik 170 
170  20 C.ST 280  30 280  30 C.ST
Viscometer 20
Saybolt DET. DET.
Furol 85  10 85  10 140  15 140  15
Viscometer S.F S.F

Sumber : SNI-06-2489-1991

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

4.3 Proses pencampuran


a. Menyiapkan bahan untuk setiap benda uji yang diperlukan yaitu agregat
sebanyak  1200 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5
mm  1,27 mm. Pencampuran agregat agar sesuai dengan gradasi yang
diinginkan dilakukan dengan cara mengambil nilai tengah dari batas spek.
Untuk memperoleh berat agregat yang diperlukan dari masing-masing fraksi
untuk membuat satu benda uji adalah dengan mengalikan nilai tengah tersebut
terhadap total berat agregat.
b. Memanaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 28oC di atas suhu
pencampuran untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan
sampai 14oC di atas suhu pencampuran.
c. Menuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan seperti Tabel 1 di
atas sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan
tersebut, kemudian aduklah dengan cepat pada suhu sesuai butir 4.3 b sampai
agregat terselimuti aspal secara merata

4.4 Proses pemadatan

a. Membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk


dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 - 148,9 oC.
b. Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang
cetakan.
c. Meletakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting
menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.
d. Memasukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran
keras-keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling
pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya.
e. Melakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak :
- 75 kali tumbukan untuk lalu lintas berat
- 50 kali tumbukan untuk lalu lintas sedang
- 35 kali tumbukan untuk lalu lintas ringan
dengan tinggi jatuh 457,2 mm. Selama pemadatan harus diperhatikan agar
kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

f. Melepaskan pelat alas berikut leher sambung dari cetakan benda uji, kemudian
cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut
leher sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi.
g. Menumbuk dengan jumlah tumbukan yang sama sesuai butir 4.4 e terhadap
permukaan benda uji yang sudah dibalikkan ini.
h. Melepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada
permukaan ujung ini.
i. Mengeluarkan dengan hati-hati dan letakkan benda uji di atas permukaan yang
rata dan biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang.
j. Mendinginkan dengan kipas angin meja bila diperlukan pendinginan yang
lebih cepat.

4.5 Prosedur Pengujian


4.5.1 Pengujian Berat Jenis Campuran (ASTM D 2726-73)
a. Menimbang benda uji kering sehingga didapat berat benda uji kering.
b. Merendam benda uji didalam bak perendam pada 25oC selama 3
sampai 5 menit dan timbang didalam air, akan didapat berat benda uji
di dalam air.
c. Mengeringkan permukaan benda uji dengan lap kering kemudian
ditimbang, akan didapat berat kering permukaan jenuh (ssd).
d. Mencatat hasil pengujian pada formulir yang telah disediakan dan
hitung berat jenis campuran sesuai dengan rumus yang disediakan.

4.5.2 Pengujian Campuran Aspal Metode Marshall (SNI 06-2489)

a. Merendam benda uji dalam bak perendam selama 30-40 menit dengan
suhu tetap 60oC (1oC) untuk benda uji yang menggunakan aspal padat,
untuk benda uji yang menggunakan aspal cair masukkan benda uji ke
dalam oven selama minimum 2 jam dengan suhu tetap 250 C ( 10C).
b. Mengeluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan
ke dalam segmen bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu
yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendaman
atau oven sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30
detik.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

c. Memasang segmen atas di atas benda uji dan letakkan keseluruhannya


dalam mesin penguji.
d. Memasang arloji pengukur pelelehan (flow) pada kedudukannya di atas
salah satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada
angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dpegang teguh
terhadap segmen atas kepala penekan.
e. Menaikkan kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan hingga
menyentuh alas cincin penguji, sebelum pembebanan diberikan.
f. Mengatur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol.
g. Memberikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap
sekitar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau
pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan
dan catat pembebanan maksimum atau stabilitas (stability) yang
dicapai, koreksilah bebannya dengan menggunakan faktor perkalian
yang bersangkutan dari Tabel 2 bila benda uji tebalnya kurang atau
lebih besar dari 63,5 mm.
h. Mencatat nilai pelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji
pengukur pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Tabel 2. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)

(Sumber : Spesifikasi Umum 2018 revisi 2 Perkerasan Aspal)

Tabel 3. Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan

(Sumber : Spesifikasi Umum 2018 revisi 2 Perkerasan Aspal)

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Tabel 4. Faktor Koreksi Stabilitas

Volume Tinggi Volume Tinggi


Faktor Faktor
Benda Uji, Benda Uji, Benda Uji, Benda Uji,
Koreksi Koreksi
cm3 mm cm3 mm
200 – 213 25,4 5,56 421 - 431 52,4 1,39
214 – 225 27,0 5,00 432 - 443 54,0 1,32
226 – 237 28,6 4,55 444 - 456 55,6 1,25
238 – 250 30,2 4,17 457 - 470 57,2 1,19
251 – 264 31,8 3,85 471 - 482 58,7 1,14
265 – 276 33,3 3,57 483 - 495 60,3 1,09
277 – 289 34,9 3,33 496 - 508 61,9 1,04
290 – 301 36,5 3,03 509 - 522 63,5 1,00
302 – 316 38,1 2,78 523 - 535 65,1 0,96
317 – 328 39,7 2,50 536 - 546 66,7 0,93
329 – 340 41,3 2,27 547 - 559 68,3 0,89
341 – 353 42,9 2,08 560 - 573 69,8 0,86
354 – 367 44,4 1,92 574 - 585 71,4 0,83
368 – 379 46,0 1,79 586 - 598 73,0 0,81
380 – 392 47,6 1,67 599 - 610 74,6 0,78
393 – 405 49,2 1,56 611 - 625 76,2 0,76
406 – 420 50,8 1,47

Tabel 5. Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal

(Sumber : Spesifikasi Umum 2018 revisi 2 Perkerasan Aspal)

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

5. Hasil Perhitungan dan Pelaporan


5.1 Rancangan Gradasi Campuran AC-WC
5.1.1 Analisa saringan
1. Fraksi Agregat ¾”
Tabel 6. Gradasi Fraksi Agregat ¾”
Berat Kumulatif
Saringan Bukaan
tertahan tertahan % Tertahan % Lolos
No. (mm)
(gr) (gr)
3/4' 19,10 0,00 0 0,00 100,00
1/2' 12,70 2182,50 2182,50 59,52 40,48
3/8' 9,520 781,70 2964,20 80,83 19,17
#4 4,760 585,00 3549,20 96,78 3,22
#8 2,380 87,20 3636,40 99,16 0,84
#16 1,160 6,10 3642,50 99,33 0,67
#30 0,590 3,30 3645,80 99,42 0,58
#50 0,279 0,90 3646,70 99,44 0,56
#100 0,150 5,00 3651,70 99,58 0,42
#200 0,074 5,80 3657,50 99,74 0,26
PAN 9,60 3667,10 100,00 0,00
Contoh Perhitungan untuk saringan No. 4
 Pada saringan No. 4 Berat tertahan = 585,00 gr
 Kumulatif Tertahan
= Berat Tertahan + Kumulatif Tertahan sebelumnya
= 585,00 gr + 2964,20 gr
= 3549,20 gr
 % Tertahan
= Komulatif Tertahan / Berat agregat x 100%
= 3549,20 gr / 3667,10 gr x 100%
= 96,78%
 % Lolos
= 100% - % Tertahan
= 100% - 96,78%
= 3,22%

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

2. Fraksi Agregat 3/8”


Tabel 7. Gradari Fraksi Agregat 3/8”
Berat Kumulatif
Saringan No. Bukaan (mm) % Tertahan % Lolos
tertahan (gr) tertahan (gr)
3/4' 19,10 0,00 0 0,00 100,0
1/2' 12,70 30,80 30,80 0,88 99,1
3/8' 9,520 52,60 83,40 2,39 97,6
#4 4,760 1990,10 2073,50 59,33 40,7
#8 2,380 1149,50 3223,00 92,21 7,8
#16 1,160 55,80 3278,80 93,81 6,2
#30 0,590 54,80 3333,60 95,38 4,6
#50 0,279 16,00 3349,60 95,84 4,2
#100 0,150 81,20 3430,80 98,16 1,8
#200 0,074 56,60 3487,40 99,78 0,2
PAN 7,70 3495,10 100,00 0,0

Contoh Perhitungan untuk saringan No. 8


 Pada saringan No. 8 Berat tertahan = 1149,50 gr
 Kumulatif Tertahan
= Berat Tertahan + Kumulatif Tertahan sebelumnya
= 1149,50 gr + 2073,50 gr
= 3223,00 gr
 % Tertahan
= Komulatif Tertahan / Berat agregat x 100%
= 3223,00 gr / 3495,10 gr x 100%
= 92,21 %
 % Lolos
= 100 % - % Tertahan
= 100 % - 92,21 %
= 7,8 %

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

3. Fraksi Agregat Halus (Abu Batu)


Tabel 8. Gradari Fraksi Agregat Halus (Abu Batu)
Bukaan Berat Kumulatif
Saringan No. % Tertahan % Lolos
(mm) tertahan (gr) tertahan (gr)

3/4' 19,10 0,00 0,00 0,00 100,00


1/2' 12,70 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8' 9,520 0,00 0,00 0,00 100,00
#4 4,760 17,20 17,20 0,58 99,42
#8 2,380 589,80 607,00 20,33 79,67
#16 1,160 743,30 1350,30 45,23 54,77
#30 0,590 600,00 1950,30 65,32 34,68
#50 0,279 182,30 2132,60 71,43 28,57
#100 0,150 260,20 2392,80 80,14 19,86
#200 0,074 153,00 2545,80 85,27 14,73
PAN 439,90 2985,70 100,00 0,00

Contoh Perhitungan untuk saringan No. 8


 Pada saringan No. 8 Berat tertahan = 589,80 gr
 Kumulatif Tertahan
= Berat Tertahan + Kumulatif Tertahan sebelumnya
= 589,80 gr + 17,20 gr
= 607,00 gr
 % Tertahan
= Komulatif Tertahan / Berat agregat x 100%
= 607,00 gr / 2985,70 gr x 100%
= 20,33%
 % Lolos
= 100 % - % Tertahan
= 100 % - 20,33 %
= 79,67%

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

5.1.2 Gradasi Gabungan


Tabel 9. Gradasi Gabungan Campuran AC-WC

Contoh Perhitungan untuk saringan No. 8


 Fraksi ¾” Dengan Komposisi campuran 15%
= (% lolos saringan no. 8 x 15%) / 100%
= (0,84 % x 15%) / 100%
= 0,13 %
 Fraksi 3/8” Dengan Komposisi campuran 27%
= (% lolos saringan no. 8 x 27%) / 100%
= (7,79 % x 27%) / 100%
= 2,10 %
 Abu Batu Dengan Komposisi campuran 58%
= (% lolos saringan no. 8 x 58%) / 100%
= (79,67 % x 58%) / 100%
= 46,21 %
 Gradasi gabungan untuk saringan no. 8
= 0,13 % + 2,10% + 46,21%
= 48,44 %
Kontrol
33 % ≤ 48,44 % ≤ 53% (Memenuhi Spesifikasi)
Berdasarkan persentase proporsi tiap agregat seperti di atas diperoleh gradasi campuran
seperti tergambar pada grafik berikut:

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Gambar 10. Grafik Gradasi Agregat Gabungan Campuran AC-WC


 Hasil proporsi fraksi agregat dalam campuran:
o Agregat Kasar:
a. Fraksi Agregat 3/4” = 15 %
b. Fraksi Agregat 3/8” = 27 %
o Agregat Halus:
a. Abu Batu = 58 %
5.1.3 Menghitung Perkiraan Kadar Aspal:
Course Aggregate (CA) = 100% - Lolos saringan No. 8
= 100% - 48,44%
= 51,56%
Fine Aggregate (FA) = Lolos saringan No. 8 – Lolos saringan No. 200
= 48,44% - 8,64%
= 39,80%
Filler = Lolos saringan No. 200
= 8,64%
Total = Course Aggregate+ Fine Aggregate+Filler
= 51,56% + 39,80% + 8,64%
= 100%

pKAO = 0,035(%CA)+0,045(%FA)+0,18(%FF)+ konstanta


= 0,035(51,56) + 0,045(39,80) + 0,18(8,64) + 0,5
= 5,65 % ≈ 6,0 %

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

5.2 Uji Volumetrik Campuran


 Berat jenis aspal = 1,018
 Berat jenis agregat = 2,584
b
 % aspal terhadap agregat (a) = x 100% 8
100 %−b
5%
= x 100%
100 %−5 %

= 5,26 %

 % aspal terhadap campuran (b) = 5,0 %


 Berat (c)
c = 1227,7 gram

 Berat jenuh (d)


d = 1236,1 gram

 Berat dalam air (e)


e = 689,4 gram

 Isi (f)
f =d-e
= 1236,1 - 689,4
= 546,7 gram

 Berat isi benda uji (g)


g =c/f
= 1227,7 / 546,7
= 2,25

 Berat jenis maks. Teoritis (h)


h = 100%/ ((100% – b ) / bj agg + b / bj aspal )
= 100 %/ ((100% – 5%) / 2,584 + 5% / 1,018)
= 2,40%

 %Volume aspal terhadap volume benda uji (i)


i = (b x g) / bj Aspal
= (5% x 2,25) / 1,018
= 11,03 %

 % rongga terhadap agregat (j)


j = (100% – b ) x g / bj agregat
= (100% – 5%) x 2,25 / 2,584
= 82,56%

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

 Jumlah kandungan rongga (%) (k)


k = 100% – i - j
= 100% – 11,03% – 82,56%
= 6,41%

 % rongga terhadap agregat, VMA (l)


l = 100% – j
= 100% – 82,56%
= 17,44 %

 % rongga terhadap aspal, VFB (m)


m = 100% x i / l
= 100% x 11,03% / 17,44%
= 63,25%

 % rongga terhadap campuran, VIM (n)


n = 100% – ((100% x g) / h
= 100% – ((100% x 2,25) / 2,40)
= 6,41 %

5.3 Hasil Uji Marshall Campuran


 Didapatkan hasil pengukuran benda uji:

-Diameter (D) = 10,2 cm


-Tinggi benda uji (T) = 6,7 cm
-Volume (V) = (1/4 π ) D2 x T
= (1/4 π ) x 10,2² x 6,7 cm
= 547,476 cm3 (Dari Tabel 4. diperoleh Faktor Koreksi
Stabilitas = 0,89)
 Pembacaan arloji stabilitas (o)
o = 7,04 kN

 Stabilitas (p) kalibrasi alat

P = o x konversi satuan (1 kN = = 101,97 kg)


= 7,04 x 101,97 kg
= 718,08 kg

 Stabilitas (q) koreksi benda uji

q = p x Faktor Koreksi
= 718,08 kg x 0,93
= 667,81 kg

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

 Kelelehan, Flow (r)


r = 3,61 mm

 Marshall Quotient, MQ (s)


s = q/r
= 667,81 kg / 3,61 mm
= 184,99 kg/mm

Untuk nilai hasil uji volumetrik dan uji Marshall campuran lainnya pada berbagai
macam kadar aspal dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Volumerik & Uji Marshall AC-WC


Kadar aspal (%) 5 5,5 6 6,5 7 Spesifikasi
Kepadatan (gr/cm3) 2,25 2,25 2,26 2,29 2,30 min 2,2
VIM (%) 6,41 5,38 4,35 2,32 1,42 3-5%
VMA (%) 17,44 17,56 17,68 16,97 17,24 Min 15
VFB (%) 63,25 69,37 75,41 86,35 91,73 Min 65
Stabilitas (kg) 667,81 801,76 962,55 933,67 848,91 Min 800 kg
Flow (mm) 3,61 3,47 3,94 4,01 4,05 2-4
MQ* (kN/mm) 184,99 231,06 244,30 232,84 209,61

Catatan
* : Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 Revisi 2, untuk
campuran AC tidak mensyaratkan nilai MQ, tetapi stabilitas dan flow harus
memenuhi spesifikasi (Berapapun nilai MQ yang diperoleh asalkan nilai
stabilitas dan flow memenuhi spesifikasi). Jika campuran HRS (Lataston)
berapapun nilai flow yang diperoleh, nilai stabilitas dan MQ memenuhi
spesifikasi Bina Marga tahun 2018 revisi 2.

** : Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 (Revisi 2)

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

5.4 Hasil Penentuan Kadar Aspal Optimum ( KAO )


Berdasarkan nilai-nilai pada Tabel 10 diatas digambarkan grafik hasil Kadar
Aspal dengan karakteristik-karakteristik campuran, seperti pada Gambar berikut:

Gambar 11. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs Kepadatan


Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan kepadatan, diketahui
persamaan polinomial adalah y =-0,0304x2+0,3971x+1
dy
 Dengan menggunakan rumus turunan =0
dx
0 = -0,0608x+0,3971
0,0608x = 0,3971
x = 0,3971 / ( 0,0608 )
Maka didapat nilai x = 6,53%
y = -0,0304(6,53)2 + 0,3971(6,53) +1
Maka didapat nilai y = 2,30 gr/cm3

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Gambar 12. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs VIM


Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan VIM, diketahui
persamaan polinomial adalah y =-0,2061x2-0,1332x+12,296
 Untuk y = 5,0
5 = -0,2061x2-0,1332x+12,296
Didapatkan nilai x = 5,63% (termasuk dalam interval kadar aspal)
 Untuk y = 3,0
3 = -0,2061x2-0,1332x+12,296
Didapatkan nilai x = 6,40% (termasuk dalam interval kadar aspal)

Gambar 13. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs VMA


Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan VMA, diketahui
persamaan polinomial adalah y = 0,5961x2-7,3959x+40
 Diketahui persamaan garis adalah y = 0,5961x2-7,3959x+40
dy
Dengan menggunakan rumus turunan =0
dx

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

0 = 1,1922x – 7,3959
1,1922x = 7,3959
x = 7,3959 / ( 1,1922 )
Maka didapat nilai x = 6,20%
y = 0,5961 (6,20)2 – 7,3959 (6,20) + 40
Maka didapat nilai y = 17,059%

Gambar 14. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs VFB


Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan VFB, diketahui
persamaan polinomial adalah y = -2,4575x2 +44,484x-100
 Untuk y = 65
65 = -2,4575x2 +44,484x-100
Didapatkan nilai x = 5,21%

Gambar 15. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs Stabillitas

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan Stabilitas, diketahui
persamaan polinomial adalah y = -209,55x2+2615,2x-7200
 Untuk y = 800
800 = -209,55x2+2615,2x-7200
Didapatkan nilai x1 = 5,37%
dy
Dengan menggunakan rumus turunan =0
dx
0 = -419,1x + 2615,2
419,1x = 2615,2
x = 2615,2 / ( 419,1 )
Maka didapat nilai x = 6,24%
y = -209,55(6,24)2 + 2615,2(6,24) – 7200
Maka didapat nilai y = 958,226 kg

Gambar 16. Grafik Hubungan Kadar Aspal vs Flow


Berdasarkan persamaan dan grafik hubungan kadar aspal dan Flow, diketahui
persamaan polinomial adalah y = -0,0885x2+1,3501x-1,056
 Untuk y = 4,0
4,0 = -0,0885x2+1,3501x-1,056
Didapatkan nilai x = 6,60% (termasuk dalam interval kadar aspal)
Berdasarkan grafik pada Gambar 11 – Gambar 16 seperti di atas dan dengan
memperhatikan spesifikasi yang ada, maka digambarkan Bar Chart seperti pada
Gambar 17 berikut:

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

Gambar 17. Bar Chart Penentuan Kadar Aspal Optimum

Berdasarkan Bar Chart diatas dapat ditentukan rentang nilai Kadar Aspal
Optimum (KAO) campuran yang memenuhi spesifikasi berada pada kisaran nilai
5,63 %+6,40 %
5,63% - 6,40% dengan nilai rata-rata yaitu = 6,0 %
2

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

6. Pembahasan
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs kepadatan didapatkan bahwa kepadatan
akan meningkat seiring bertambahnya kadar aspal hingga mencapai kepadatan
maksimum 2,30 gr/cm3 pada kadar aspal 6,53%. Selanjutnya kepadatan akan menurun
seiring bertambahnya kadar aspal.
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs VIM (kandungan rongga dalam
campuran) didapatkan bahwa kandungan rongga dalam campuran (VIM) akan
menurun dengan seiring bertambahnya kadar aspal. Hal ini karena rongga dalam
campuran telah terisi oleh aspal. Dari hasil yang didapatkan, pada saat nilai VIM 3% -
5% nilai kadar aspal yang memenuhi spesifikasi adalah 5,63% ≤ kadar aspal ≤
6,40%.
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs VMA (kandungan rongga dalam agregat)
didapatkan bahwa VMA akan menurun seiring bertambahnya kadar aspal hingga nilai
VMA minimum 17,059% pada kadar aspal 6,20%. Selanjutnya nilai VMA akan
meningkat seiring bertambahnya kadar aspal.
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs VFB (Rongga yang terisi aspal) akan
meningkat seiring dengan bertambahnya kadar aspal. Dari hasil yang didapatkan,
pada saat nilai VFB 65% nilai kadar aspal minimum yang didapatkan sebesar 5,21 %.
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs stabilitas didapatkan bahwa stabilitas
akan meningkat seiring bertambahnya kadar aspal sampai mencapai stabilitas
maksimum 958,226 kg pada kadar aspal 6,24 %. Setelah itu stabilitas akan menurun
seiring bertambahnya kadar aspal.
 Berdasarkan kurva hubungan kadar aspal vs flow / kelelehan didapatkan bahwa flow
akan meningkat seiring bertambahnya kadar aspal hingga mencapai nilai flow
maksimum yaitu 4 mm pada nilai kadar aspal 6,60%.
 Bar Chart untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO) campuran menunjukkan
bahwa kadar aspal yang memenuhi spesifikasi keseluruhan dimulai dari kadar aspal
5,63 % hingga 6,40 %. Dengan mencari nilai rata-ratanya, diperoleh KAO 6,0 %.

KELOMPOK 5F
UNIVERSITAS
PRAKTIKUM JALAN TADULAKO
CIVIL ENGINEERING 2020

7. Kesimpulan dan Saran


7.1 Kesimpulan
1. Proporsi tiap fraksi terhadap agregat sebagai berikut:
- Agregat 3/4" = 15 %
- Agregat 3/8" = 27 %
- Abu batu = 58 % +
Total = 100%
2. Proporsi tiap fraksi agregat dalam campuran sebagai berikut:
- Kadar Aspal = 6,0 %
- Agregat 3/4" = 15 % x (100% - 6,0%) = 14,10 %
- Agregat 3/8" = 27 % x (100% - 6,0%) = 25,38 %
- Abu batu = 58 % x (100% - 6,0%) = 54,52 % +
Total = 100 %
3. Jenis material yang digunakan:
Course Aggregate (CA) = 100% - Lolos No.8 = 51,56 %
Fine Aggregate (FA) = Lolos No.8 – Lolos No.200 = 39,80 %
Filler = Tertahan No.200 = 8,64 % % +
Total = 100%
4. Rentang kadar aspal campuran menunjukkan bahwa kadar aspal yang memenuhi
spesifikasi keseluruhan dimulai dari kadar aspal 5,63 % hingga 6,40 %. Dan
Kadar Aspal Optimum KAO diperoleh yaitu 6,0 %.

7.2 Saran
1. Pada waktu memanaskan dan mencampur aspal usahakan untuk menjaga suhu agar
tetap berada pada suhu 115o C atau suhu terlalu tinggi dari 115 o C karena
kandungan minyak pada Aspal dapat berkurang banyak dan Aspal menjadi sangat
encer sehingga dapat berpengaruh pada daya ikat terhadap aggregate.
2. Pada waktu penumbukkan sebaiknya mengecek suhu campuran Aspal sebelum
dipadatkan (Tidak boleh < 145o C). Karena suhu pencampuran Aspal saat diangkat
dari kompor pemanas sampai diletakkan pada cetakan akan berkurang.

KELOMPOK 5F

Anda mungkin juga menyukai