Disusun oleh:
Ferdian Yogi Pratama (17311010)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019/2020
Soal.
Jawab
1) Stabilitas yaitu kemapuan campuran aspal sebagai bahan perkerasan untuk menahan
deformasi akibat beban lalu lintas tanpa terjkadi perubahan seperti gelombang, alur
ataupun Bleeding. Kebutuhan akan stabilitas sejalan denagn jumlah lalu lintas dan
beban kendaraan yang lewat. Kekuatan atau stabilitas ini diharapkan dari sifat paling
kuno ( Interkocking ) antar agregat penyusunnya, kelekatan yang disumbangakan oeh
aspal dan adanya mortar. Dengan demikian stabilitas yang tinggi dapat diperoleh
dengan cara mengusahakan :
2) Durabilitas adalah ketahanan suatu campuran terhadap disintegrasi karena beban lalu
lintas dan berbagai faktor lingkungan ( cuaca, air dan perubahan suhu ). Makin besar
besar potensi terhadap berbagai agregat, makin besar durabilitasnya. Aspal
menyelimuti agregat dalam bentuk film aspal untuk melindungi dari air, sehingga air
tidak dapat masuk kedalam agregat. Aspal juga mengisi rongga udara, sehingga
rongga udara berkurang dan menghindari terjadinya proses oksidasi yang dapat
menyebkan aspal menjadi rapuh dan getas. Namun ada batasan minimum rongga
udara terisi aspal untuk menghindari terjadinya Bleeding. Durabilatas dapat menurun
disebabkan oleh :
• VIM (Void in Mineral Mixture ) atau rongga dalam campuran kecil sehingga
lapis kedap air dan udara tidak masuk kedalam campuran yang menyebabkan
terjadinya oksidasi dan aspal menjadi rapuh / getas.
• VFA (void in mineral agregat ) atau rongga dalam agregat, dalam suatu
campuran aspal yang telah dipadatkan termasuk didlam nya rongga yang
terdidri aspal efektif. Jika VMA besar maka film aspal dapat dibuat tebal.
Untuk memaksimalkan durabilitas dilakukan dengan cara campuran aspal
beton mempunyai kandungan aspal yang cukup untuk menyelimuti semua
agregat. Aspal yang cukup untuk mengisi ruang udara diantara agregat (
Kedap air ) Flow ( kelelehan ) perubahan bentuk platis suatu campuran yang
terjadi akibat beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau
0,01 ” VFB ( Void filled with bitumen ) rongga terisi aspal, bagian dari
rongga volume didalam agregat (VMA ) yang terisi aspal efektif dinyatakan
dl dalam % VMA Ketahanan diharapkan meningkat dengan adanya proteksi
aspal terhadap agregat yang makin besar.untuk memaksimumkan durabilitas
dilakukan dengan cara :
c. Penggunaan aspal yang cukup banyak ,sehingga diperoleh VIM yang kecil untuk
memaksimalkan fleksibilitas, harus digunakan dengan gradasi terbuka (Open
Groded), karena itu harus kompromi dengan stabilitas campuran, dimana
campuran yang menggunakan agregat bergradasi terbuka yang stabil
dibandingkan dengan campuran yang menggunakan bergradasi rapat. Fleksibilitas
suatu campuran beraspal dapat dinilai dengan menggunakan rasioantara stabilitas
Marshall dengan kelelehan ( Flow ), yang dikenal dengan nama Marshall
Questient. Semakin besar MQ semakin kaku campuran dan sebaliknya.
6) Penentuan Kadar Aspal Optimum Secara garis besar prosedur yang baku dalam
perencanaan campuran beraspal berdasarkan nilai PRD adalah sebagai berikut:
a. Memperolah Gradasi Agregat yang sesuai, suatu gradasi agregat yang sesuai
diperoleh dari penentuan persentase yang sesuai dari masing-masing fraksi agregat
Bilamana campuran adalah HRS yang bergradasi halus (mendekati batas amplop
atas), maka akan diperoleh Rongga dalam agregat (VMA) yang lebih besar. Pasir
halus yang digabung dengan agregat pecah akan mempunyai bahan antara 2,36 mm
dan 600 mikron yang sesedikit mungkin. Bahan yang lolos ayakan 2,36 mm dan juga
tertahan ayakan 600 mikron sebesar 20% masih dapat diterima, akan lebih baik bila
10 - 15%. Bahan bergradasi senjang harus memenuhi ketentuan dalam Tabel 11.
Campuran Aspal Beton (AC) dapat dibuat bergradasi halus (mendekati batas titiktitik
kontrol atas), tetapi akan sulit memperoleh rongga dalam agregat (VMA) yang
disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal beton bergradasi kasar (mendekati batas
titik-titik kontrol bawah)