Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN


Dosen: Mira Wisman, S.T, M.T

Disusun oleh:
Ferdian Yogi Pratama (17311010)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019/2020
Soal.

1) Bagaimana cara mendapatkan stabilitas campuran beraspal yang tinggi?

2) Bagaimana cara memaksimumkan durabilitas campuran beraspal?

3) Bagaimana cara mendapatkan fleksibitas campuran beraspal yang tinggi?

4) Bagaimana cara mendapatkan meningkatkan skid resistance?

5) Hal apa saja yang menyebabkan skid resistance menurun?

6) Bagaimana cara menentukan Kadar Aspal Optimum?

7) Persen Kadar Aspal?

Jawab

1) Stabilitas yaitu kemapuan campuran aspal sebagai bahan perkerasan untuk menahan
deformasi akibat beban lalu lintas tanpa terjkadi perubahan seperti gelombang, alur
ataupun Bleeding. Kebutuhan akan stabilitas sejalan denagn jumlah lalu lintas dan
beban kendaraan yang lewat. Kekuatan atau stabilitas ini diharapkan dari sifat paling
kuno ( Interkocking ) antar agregat penyusunnya, kelekatan yang disumbangakan oeh
aspal dan adanya mortar. Dengan demikian stabilitas yang tinggi dapat diperoleh
dengan cara mengusahakan :

• Agregat dengan gradasi yang rapat ( Dense Graded )


• Agregat dengan permukaan kasar
• Agregat berbentuk kubus
• Aspal dengan penetrasi rendah
Aspal dengan jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir yang perlu
diperhatikan adalah bahwa memaksimalkan nilai stabilitas akan menyebababkan
penurunan kinerja campuran lainnya.

2) Durabilitas adalah ketahanan suatu campuran terhadap disintegrasi karena beban lalu
lintas dan berbagai faktor lingkungan ( cuaca, air dan perubahan suhu ). Makin besar
besar potensi terhadap berbagai agregat, makin besar durabilitasnya. Aspal
menyelimuti agregat dalam bentuk film aspal untuk melindungi dari air, sehingga air
tidak dapat masuk kedalam agregat. Aspal juga mengisi rongga udara, sehingga

rongga udara berkurang dan menghindari terjadinya proses oksidasi yang dapat
menyebkan aspal menjadi rapuh dan getas. Namun ada batasan minimum rongga
udara terisi aspal untuk menghindari terjadinya Bleeding. Durabilatas dapat menurun
disebabkan oleh :

a. faktor eksternal : Udara, panas, air/uap air ( oksidasi )

b. faktor internal : Aspal, agregat ( kehancuran secara mekanis ) Faktor yang

mempengaruhi durabilitas aspal beton adalah :

• VIM (Void in Mineral Mixture ) atau rongga dalam campuran kecil sehingga
lapis kedap air dan udara tidak masuk kedalam campuran yang menyebabkan
terjadinya oksidasi dan aspal menjadi rapuh / getas.
• VFA (void in mineral agregat ) atau rongga dalam agregat, dalam suatu
campuran aspal yang telah dipadatkan termasuk didlam nya rongga yang
terdidri aspal efektif. Jika VMA besar maka film aspal dapat dibuat tebal.
Untuk memaksimalkan durabilitas dilakukan dengan cara campuran aspal
beton mempunyai kandungan aspal yang cukup untuk menyelimuti semua
agregat. Aspal yang cukup untuk mengisi ruang udara diantara agregat (
Kedap air ) Flow ( kelelehan ) perubahan bentuk platis suatu campuran yang
terjadi akibat beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau
0,01 ” VFB ( Void filled with bitumen ) rongga terisi aspal, bagian dari
rongga volume didalam agregat (VMA ) yang terisi aspal efektif dinyatakan
dl dalam % VMA Ketahanan diharapkan meningkat dengan adanya proteksi
aspal terhadap agregat yang makin besar.untuk memaksimumkan durabilitas
dilakukan dengan cara :

1. campuran aspal beton mempunyai kandungan aspal yang cukup


menyelimuti semua partikel agregat.

2. Aspal yang cukup untuk mengisi ruang udar diantara agregat.

3) Fleksibilitas adalah campuran beraspal sebagai bahan perkerasan menahan lendutan


tanpa terjadi retak dan perubahan volume. Fleksibilitas suatu campuran dapat
diperoleh dengan:

a. Penggunaan agergat bergradasi senjang sehingga memperoleh VMA ynag besar

b. Penggunaan aspal lunak (penetrasi yang tinggi)

c. Penggunaan aspal yang cukup banyak ,sehingga diperoleh VIM yang kecil untuk
memaksimalkan fleksibilitas, harus digunakan dengan gradasi terbuka (Open
Groded), karena itu harus kompromi dengan stabilitas campuran, dimana
campuran yang menggunakan agregat bergradasi terbuka yang stabil
dibandingkan dengan campuran yang menggunakan bergradasi rapat. Fleksibilitas
suatu campuran beraspal dapat dinilai dengan menggunakan rasioantara stabilitas
Marshall dengan kelelehan ( Flow ), yang dikenal dengan nama Marshall
Questient. Semakin besar MQ semakin kaku campuran dan sebaliknya.

4) Kekerasan (skid Resistence) adalah kemampuan permukaan lapis keras untuk


menghindari kendaraan yang melalui diatasnya agar tidak terjadi bleding / sleping
(tergenlincir) keluar saat permukaan basah, nilai kerekatan yang tinggi dapat
diperoleh dengan cara :

a. Menggunakan agregat yang miknoteklstur tinggi dan nilai abrasi rendah.


b. Membuat kondisi permukaan mempunyai mikroteksture tinggi misalnya dengan
menambah ” hipping”

5) Dimana tahanan geser ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

a. Penggunaan agregat dengan permukaan kasar.

b. Penggunaan kadar aspal sehingga dapat mencegah bleeding.

c. Penggunaan agregat berbentuk kubus.

d. Penggunaan agregat kasar yang cukup.

6) Penentuan Kadar Aspal Optimum Secara garis besar prosedur yang baku dalam
perencanaan campuran beraspal berdasarkan nilai PRD adalah sebagai berikut:

Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + Konstanta dengan pengertian


: Pb = kadar aspal perkiraan CA = agregat kasar tertahan saringan No. 8 FA =
agregat halus lolos saringan No. 8 tertahan

7) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam tiga tahap


berikut ini :

a. Memperolah Gradasi Agregat yang sesuai, suatu gradasi agregat yang sesuai
diperoleh dari penentuan persentase yang sesuai dari masing-masing fraksi agregat
Bilamana campuran adalah HRS yang bergradasi halus (mendekati batas amplop
atas), maka akan diperoleh Rongga dalam agregat (VMA) yang lebih besar. Pasir
halus yang digabung dengan agregat pecah akan mempunyai bahan antara 2,36 mm
dan 600 mikron yang sesedikit mungkin. Bahan yang lolos ayakan 2,36 mm dan juga
tertahan ayakan 600 mikron sebesar 20% masih dapat diterima, akan lebih baik bila
10 - 15%. Bahan bergradasi senjang harus memenuhi ketentuan dalam Tabel 11.
Campuran Aspal Beton (AC) dapat dibuat bergradasi halus (mendekati batas titiktitik
kontrol atas), tetapi akan sulit memperoleh rongga dalam agregat (VMA) yang
disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal beton bergradasi kasar (mendekati batas
titik-titik kontrol bawah)

b. Membuat Formula Campuran Rancangan (FCR) Lakukan rancangan dan pemadatan


Marshall sampai membal (refusal). Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat
diperoleh dari rumus dibawah ini: Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (%
Filler) + Konstanta dengan pengertian : Pb = kadar aspal perkiraan CA = agregat
kasar tertahan saringan No. 8 FA = agregat halus lolos saringan No. 8 tertahan No.
200 Filler = agregat halus tertahan saringan No, 200 Nilai Konstanta sekitar 0,5 - 1,0
untuk AC dan HRS Buat benda uji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan mendekati
0, 5 %, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua kadar aspal di bawah kadar aspal
perkiraan awal yang sudah dibulatkan mendekati 0,5% ini. (contoh bilamana rumus
memberikan nilai 5,7% dibulatkan menjadi 5,5%, buatlah benda uji dengan kadar
aspal 5,5 % , 6 % , 6,5% dan 7%, dibawah dengan 4,5 % dan 5%). Ukurlah berat isi
benda uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan stabilitas sisa setelah perendaman. Ukur
atau hitung kepadatan benda uji pada rongga udara nol (Gmm). Hitunglah Rongga
dalam Agregat (VMA), Rongga terisi Aspal (VFB) dan Rongga dalam Campuran
(VIM). Gambarkan semua hasil tersebut dalam grafik. Buatlah benda uji tambahan
dan dipadatkan sampai membal (refusal) dengan menggunakan prosedur PRD - BS
598 untuk tiga kadar aspal (satu memberikan rongga dalam campuran di atas 5%,
satu pada 5 % dan satu di bawah 5%) Ukur berat isi benda uji dan hitung
kepadatannya. Gambarkanlah batas-batas yang disyaratkan dalam grafik untuk setiap
parameter yang terdaftar dalam tabel 8 sampai tabel 10. dan tentukan rentang kadar
aspal yang memenuhi semua ketentuan dalam spesifikasi. Gambarkan rentang ini
dalam skala balok seperti yang ditunjukkan dalam RSNI M-01-2003 Rancangan
kadar aspal umumnya mendekati tengah-tengah rentang kadar aspal yang memenuhi
semua parameter yang disyaratkan. Pd T-04-2005-B 16 dari 24 Suatu campuran yang
sesuai harus memenuhi semua kriteria dalam tabel 8 sampai tabel 10 dengan suatu
Rentang Kadar Aspal Praktis. Rentang kadar aspal untuk campuran aspal yang
memenuhi semua kriteria rancangan harus mendekati (atau lebih besar dari) satu
persen. Rentang kadar aspal ini dimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang
sesungguhnya dalam produksi campuran aspal.
c. Memperoleh persetujuan Formula Campuran Rancangan (FCR) sebagai Formula
Campuran Kerja (FCK) Nyatakan bahwa rancangan campuran laboratorium telah
memenuhi ketentuan dengan membuat campuran di instalasi pencampur aspal dan
penghamparan percobaan serta dengan pengulangan pengujian kepadatan
laboratorium Marshall dan membal (refusal) pada benda uji yang diabli dari instalasi
pencampur aspal.

Anda mungkin juga menyukai