BAB XIII
Campuran beton aspal panas adalah campuran antara agregat dan aspal dalam
keadaan panas, dengan atau tanpa bahan tambahan. Campuran yang dibuat untuk
lapisan aspal beton panas (LASTON) AC-WC. Agregat dan aspal memiliki
karakteristik berbeda-beda, yang ditunjukkan oleh parameter seperti berat jenis,
penyerapan agregat, gradasi, abrasi, penetrasi, daktilitas, viskositas, dan lain-lain.
Biasanya agregat diperoleh dari tempat yang terdekat dari lokasi yang
menggunakannya. Kadang kala agregat yang dipergunakan merupakan campuran
agregat yang diperoleh dari tempat yang berbeda dan instalasi pencampuran pun
berbeda-beda sehingga tidak pernah ada suatu resep campuran tunggal untuk
menghasilkan campuran satu jenis beton aspal yang diinginkan.
Civil Engineering of Sriwijaya University
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 4
Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari rumus di bawah
ini:
13.3 Perhitungan
% Berat Lolos
Ukuran Ayakan Agregat
(mm) AC-WC
19 100
12.5 90 - 100
9.5 77 - 90
4.75 53 - 69
2.36 33 - 53
1.18 21 - 40
0.6 14 - 30
0.3 9 - 22
0.15 6 - 15
0.075 4 - 9
Dari tabel di atas, ditentukan data CA, FA, F, dan C untuk menghitung kadar aspal
rencana dengan Metode Luas Permukaan.
= 44
F = % Berat Lolos Saringan 0,075 mm
=9
C = 0,5 – 1,0 (untuk Laston AC)
Pb2 = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%F) + C
= 0,035 (47) + 0,045 (44) + 0,18 (9) + 0,75
= 5,995 %
Pb Rata-rata
Pb =
= 5,5575%
= 6%
P1 = 5% P4 = 6,5%
P2 = 5,5% P5 = 7%
P3 = 6%
P1
Berat total = 1200 g
Kadar aspal = 5%
Berat aspal = 5% x 1200 g = 60 g
Berat agregat = 1200 g – 60 g = 1140 g
P2
Berat total = 1200 g
Kadar aspal = 5,5%
Berat aspal = 5,5% x 1200 g = 66 g
Berat agregat = 1200 g – 66 g = 1134 g
P3
Berat total = 1200 g
Kadar aspal = 6%
Berat aspal = 6% x 1200 g = 72 g
Berat agregat = 1200 g – 72 g = 1128 g
P4
Berat total = 1200 g
Kadar aspal = 6,5%
13.4 Kesimpulan
KAR (Kadar Aspal Rencana) yang didapatkan dari perhitungan sebesar
5,5575% = 6% untuk Laston (AC) WC
BAB XIV
JOB MIX FORMULA
14.1. Tujuan
Tujuan pembuatan benda uji ini adalah:
a.Membuat sample yang nantinya digunakan dalam pengujian Marshall.
b.Mengetahui cara pembuatan benda uji dengan benar sebelum melakukan
perhitungan pengujian Marshall
dan disetujui. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum
diperoleh rumus
perbandingan campuran (JMF) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana telah
disetujui, Rumus Perbandingan Campuran (JMF) menjadi definitif sampai Direksi
Pekerjaan menyetujui JMF penggantinya. Mutu campuran harus dikendalikan,
terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang diuraikan pada Tabel 6.3.3.(2) di
bawah ini.
Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan
percobaan.Contoh campuran aspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau
dari truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi.
Benda uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan
dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan. Kepadatan rata-rata (Gmb)
dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus
dibandingkan dengan pemadatan campuran aspal terhampar dalam pekerjaan.
Penerapan Rumus Perbandingan Campuran dan Toleransi Yang Diijinkan
a) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan Rumus
Perbandingan Campuran, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel
6.3.3.(2) di bawah ini :
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan maupun
campurannya atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan
keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang
diperoleh dari Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan Toleransi yang Diijinkan
harus ditolak.
PERHITUNGAN
100a + Ukuran % Lolos SebelumKombinasi 100b
Spesifikasi B.Tengah
+ 100c Saringan
AgregatHalus (a)
AgregatSedang AgregatKasar
(mm) (b) (c)
19 100 100 100 100 100
12.5 90 - 100 95 100 99.63 45.7
9.5 77 - 90 83.5 100 98.9 11.12
4.75 53 - 69 61 100 18.17 2.91
2.36 33 - 53 43 93.4 1.21 1.61
1.18 21 - 40 30.5 70.65 1.11 1.53
0.6 14 - 30 22 48.276 0.94 1.46
0.3 9 -.22 15.5 36.4 0.67 0.84
0.15 6 -.15 10.5 15.7 0.57 0.79
0.075 4 -.9 6.5 6.5 0.17 0.25
PAN 0 0 0 0 0
=100…. (Persamaan 1)
100a + 98,9b+ 11,12c =83,5… (Persamaan 2)
100a + 18,17b+ 2,91c =61…... (Persamaan 3)
Persamaan 1 – Persamaan 2
Persamaan 2 – Persamaan 3
Persamaan 4 x 73,391
1,1b + 88,88c =16,5 x73,391
80,73b + 6522,984c = 1210,95…..(Persamaan 6)
Persamaan 6 – Persamaan 5
80,73b + 6522,984c = 1210,95
80,73b+ 8,21c =22,5 -
6514,774c =1188,45
c =0,182