BAB 11
SNI 06-2489-1991
AASHTO T-245-74
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
d. Korek Api
Gambar 5.4
e. Stopwatch
Gambar 5.5
f. Gas 12 Kg
Gambar 5.6
Bahan :
g. Benda Uji
Aspal murni (bitumen) yang di panaskan sampai cukup cair, masukan ke dalam
cawan cleveland, Lalu hilangkan gelembung udara yang ada pada permukaan
cairan.
3. Langkah Kerja
b. Letakkan cawan yang berisi bitumen ke alat cleveland, lalu letakan diatas plat
pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak di bawah titik tengah
cawan. Kemudian letakan nyala api penguji dengan poros pada jarak 75 mm dari
titik tengah cawan.
Gambar 5.10
c. Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas
dasar cawan benda uji dan terletak pada 1 garis yang menghubungkan titik tengah
cawan benda uji dan titik poros nyala penguji. Dan kemudian aturlah sehingga
poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi, lalu catat suhu
awal (60 ºC).
Gambar 5.13
Gambar 5.14
4. Pengolahan Data
SUHU SUHU
MENIT KETERANGAN MENIT KETERANGAN
(˚C) (˚C)
0 60 15 82
1 60 16 84
2 60 17 90
3 60 18 91
4 60 19 93
5 60 20 99
6 60 21 100
7 60 22 102
8 65 23 103
9 65 24 106
10 69 25 108
11 71 26 111
12 73 27 114
13 79 28 118
14 81 29 120
Tabel 5.1 Data Laboratorium Titik Nyala dan Titik Bakar
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum diatas dan dari tabel Toleransi di atas (Tabel 5.2)
bahwa tidak memenuhi titik bakar dan titik nyala tidak tercapai, karena suhu di bawah
minimum titik nyala 175 ºC.
BAB 6
(SNI-2439-2011)
Gambar 6.1
b. Cawan
Gambar 6.2
Gambar 6.3
d. Tabung
Gambar 6.4
e. Oven
Gambar 6.5
f. Benda Uji
Benda uji digunakan untuk praktikum kali ini adalah agregat kasar ⅜”, yang
tertahan di ¼” (± 100gr) dan sudah di bersihkan/dicuci dalam air suling, serta
aspal cair yang telah dipanaskan.
3. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan yang telah disebutkan
pada poin 2
b. Penyelimutan :
1) Timbang cawan (berat kosong = 39,8 gr )
2) Timbang 100 gr agregat kering oven pada temperatur ruang ke
cawan pengaduk (cawan + Agregat = 139,8 gr)
3) Tambahkan 5,5 gr aspal cair yang telah di panaskan sesuai dengan
persyaratan dalam Tabel 3.1
Gambar 6.9
c. Pengikatan (curing) :
5) Masukan campuran aspal dan agregrat beserta cawannya ke dalam
oven selama 2 jam pada temperatur 60˚.
Gambar 6.12
d. Perendaman :
7) Pindahkan campuran ke wadah gelas (Tabung) dengan kapasitas
500 ml penuhi segera dengan air suling sebanyak 400 ml pada
temperatur ruang sekitar 25 ˚C.
8) Biarkan campuran direndam selama 16 jam sampai dengan 18 jam.
Gambar 6.13
4. Rumus
5. Data Laboratorium
BENDA UJI
NO URAIAN
1
1 Berat Cawan 39,8 gr
2 Berat Cawan + Agregat 139,8 gr
3 Berat Cawan + Agregat + Aspal
Sebelum Perendaman 113 gr
Sesudah Perendaman 112,5 gr
Tabel 6.1 Data Laboratorium Kelekatan Aspal
6. Perhitungan
Berat Aspal Sebelum Perendaman : 111 gr
Berat Aspal Sesudah Perendaman : 112,5 gr
112,5
Kelekatan Aspal = 𝑥 100% = 99,56 %
113
7. Kesimpulan
BENDA UJI
NO URAIAN
1
1 Berat Cawan 39,8 gr
2 Berat Cawan + Agregat 139,8 gr
3 Berat Cawan + Agregat + Aspal
Sebelum Perendaman 113 gr
Sesudah Perendaman 112,5 gr
4 Kelekatan Aspal pada Agregat 99,56 gr
Tabel 6.2 Rekapitulasi Data
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kelekatan aspal pada agregat adalah
99,56%. Berdasarkan SNI 2439-2011 bahwa kelekatan agregat adalah minimal 95%,
Jadi aspal yang di uji terbilang baik digunakan karena memenuhi SNI.