TEKNOLOGI BAHAN
“ayakan kerikil”
TUGAS KELOMPOK 1
NAMA MAHASISWA :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Pengertian agregat kasar adalah agregat yang semua butirnya tertahan saringan :
- 4,80 mm (SII.0052.1980).
- 4,75 mm (ASTM C33.1982)
- 5,00 mm(BS.812.1976)
Peratutan tentang ayakaan kerikil dapat dilihat pada SNI-03-2847-2002 (tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung), SNI 03-1749-1990 (agregat untuk
aduk dan beto, cara penentuan besar butir), SNI03-1750-1990 (agregat beton, mutu, dan
cara uji)
Agregat yang kita pakai sebagai campuran beton adakalanya memiliki distribusi
butiran bervariasi (heterogen) maupun homogen. Agregat dengan gradasi (distribusi
butiran) heterogen lebih baik di pakai sebgai campuran beton daripada agregat yang
gradasinya homogen.
Agregat yang baik unutk campuran semen adalah agregat kasar dengan butiran
yang heterogen, karena ruang kosong antara partikel lebih sedikit dan pemakaian
semenpun akan lebih irit serta pengikatan butiran-butiran agregat dapat berlangsung
baik. Kerikil adalah agregat yang kasar yang berdiameter 38,1 mm – 4,76 mm
(maksudnya lolos saringan 38,1 mm dan tertahan pada saringan 4,76 (pengujian
material dan bahan,2019)
Batasan Modulus Kehalusan Kerikil :
5,5 ≤ FM ≤ 7,5
FM dari kerikil tersebut dikatatakan baik dan memenuhi syarat sebagai bahan
konstruksi.
Gradasi butiran kerikil berdasarkan A.S.T.M :
B. TUJUAN
Mengetahui latak dari Gradasi Kerikil tersebut
Menentukan Modulus kehalusan (fineness Modulus) kerikil
2
C. MANFAAT
Dapat menentukan ukuran agregat yang akan digunakan dalam beton
3
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
A. Alat
a. 1 set ayakan (75 mm ; 38,1 mm ; 19,1 mm ; 9,52 mm ; 4,75 mm)
4
Sumber : Dokumen Tim
3
Gambar 4 : ayakan 9,52 mm ( 8 inch )
2. Pan
5
Sumber : Dokumen Tim
Gambar 7 : Pan
3. Sekop
4. Sample Spitter
6
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Cara pengerjaannya yaitu sebagai berikut :
1. Sediakan kerikil 4000 gr
sample splitter
5 menit
7
5. Kemudian letakkan di shieve shaker machine, kemudian hidupkan selama 10 menit
6. Setelah 10 menit ambil ayakan dan timbang kerikil yang tertahan dimasing–masing
ayakan tersebut
7. Lalu tulis berat kerikil yang tertahan pada masing-masing ayakan tersebut
8
BAB IV
HASIL DATA PERCOBAAN
38.1 0 0 0
19.1 0 0 0
2.38 0 0 0
1.19 0 0 0
0.60 0 0 0
0.30 0 0 0
0.15 0 0 0
Perhitungan
Perhitungan rata-rata sample
9
Berat Fraksi Tertahan (Gram) Kumulatif
Diameter
Ayakan % %
Sample Berat % Berat
Sample I Kumulatif Kumulatif
II Total Tertahan
Tertahan Lolos
38.1 0 0 0 0 0 100 %
19.1 0 0 0 0 0 100 %
10
Graffik penentuan gradasi
120
60
50
40
24.85
20
10
0 0 01.06
9.6 19 38 76
120
60 60
40
30
24.85
20
10
0 0 1.06
9.6 19 38 76
120
40 40
35
24.85
20
10
0 0 1.06
9.6 19 38 76
11
BAB V
ANALISA DATA
38.1 0 0 0 0 0 100 %
19.1 0 0 0 0 0 100 %
12
2. Mencari Persentase Tertahan Kumulatif %
= Persentase tertahan kumulatif + Persentase berat tertahan saringan berikutnya
(dibawahnya)
13
BAB VI
KESIMPULAN
semakin sedikit agregat yang tidak lolos saringan terkecil maka uji kkehalusan
agregat semakin baik, dengan analisis lolos ayakan tersebut dapat diketahui kualitas baik
buruknya agregat tersebut
Sebaliknya jika semkain banyak agregat yang tertahan dalam saringan berdasarkan
kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas agregat tersebut buruk.
Oleh karena itu angka kualitas kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya
kualitas gradasi agregat.
Maka dari itu diatas dapat disimpulkan bahwa :
Fine Modulus (FM) kerikil sebanyak 6,6879%
Bahwa dalam grafik gradasi , terlihat bahwa kerikil lebih mengarah kepada
grafik batas gradasi lerikil atau koral ukuran maksimun 10 mm
14
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Sarwa,MT,dkk .Modul Praktikum Pengunjian Material dan Bahan (Bahan
Rekayasa).2019
SNI 03 – 2834 - 2000
15
16