Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JURNAL RIVIEW

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”
Dosen Pengampu : Marla,M.pd

OLEH :

KELOMPOK 4

GABRIELIA FATMA RAMADHAN (5183550007)

SYARIFAH AQSHA AL-ATTAS ( 5183250025)

YAYANG STIFANY (5183250013)

TEKNIK SIPIL S1

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang CRITICAL JURNAL REVIEW tugas
ini untuk memenuhi salah satu tugas dari PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

Dan juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah membantu dan ikut
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah kami ini. Makalah ini telah penulis susun
dengan semaksimal mungkin dan terlepas dari itu pasti ada kelemahan kelemahan yang
penulis harap dimaklumkan didalam makalah ini baik kata maupun kalimat yang ada
didalamnya.

Akhir kata penulis sampaikan, penulis berharap makalah ini banyak membantu dan
bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini dan mendapat inovasi maupun
inspirasi di dalamnya.

Medan, Mei 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CJR ......................................................................................... 1
C. Manfaat CJR......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Jurnal I ................................................................................................... 2
B. Ringkasan Jurnal I ............................................................................................... 2
C. Identitas Jurnal II.................................................................................................. 3
D. Ringkasan Jurnal II ............................................................................................. 4
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
A. Kelebihan Jurnal I ................................................................................................ 6
B. Kekurangan Jurnal I ........................................................................................... 6
C. Kelebihan Jurnal II .............................................................................................. 6
D. Kekurangan Jurnal II .......................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia


sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah bentuk anugrah yang diturunkan oleh
Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang
paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu
dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari
kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau
keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan,
agama dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-
sama makhluk ciptaan Tuhan.

Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai
makhluk ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-
masing individu. Namun pada kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di
Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui.
B. Tujuan Penulisan CJR
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa,
dan membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.
3. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya implementasi hak
asasi manusia di Indonesia.
C. Manfaat CJR
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan
mencari sumber bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam
mengkritisi sebuah jurnal.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang implementasi hak asasi manusia di
Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal I

Nama jurnal : Jurnal Ipteks Terapan

Judul artikel : Implementasi Hukum dan Hak Asasi Manusia di


Indonesia

Penulis : Nirwansyah

Volume penerbitan :8

Tahun terbit : 2015

Edisi :4

Jumlah halaman :6

B. Ringkasan Jurnal I

Dengan meratifikasi perjanjian PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM)


melalui Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, membuktikan
keseriusan pemerintah Indonesia dengan HAM. Implementasinya diharapkan juga
keseriusan pemerintah melalui penegakan hukum yang berlaku, tanpa memandang
tingkat sosial, ras, agama dan lainnya. Pelanggaran bisa saja dilakukan oleh
pemerintah ataupun masyarakat, baik kelompok maupun secara perorangan.

Sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah


dengan dibentuknya KOMNAS HAM berdasarkan Kepres Nomor 50 tahun 1993
pada tanggal 7 Juni 1993. KOMNAS HAM menyandang tugas : 1) memantau &
menyelidiki pelaksanaan HAM & memberi saran serta pendapata kepada
pemerintah perihal HAM. 2) membantu pengembangan kondisi-kondisi yang
kodusif bagi pelaksanaan HAM sesuai Pancasila dan UUD 1945 (termasuk hasil
amandemen UUD NKRI 1945), Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM dan
deklarasi atau perundang-undangan lainnya yang terkait dengan penegakan HAM.

2
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, pihak yang berhak berpartisipasi
dalam penegakan HAM adalah: a. Individu, b. Kelompok, c. Organisasi politik, d.
Organisasi masyarakat, e. LSM atau NGO (Non Government Organazation), f.
Perguruan Tinggi, g. Lembaga Stusi, h. Lembaga Kemasyarakatan lainnya. Belum
semua elemen yang tercantum dalam butiran tersebut mendapatkan tempat yang
layak, baik dari pemerintah, maupun dari masyarakat sendiri dalam dukungan
moral dan eksistensinya. Beberapa LSM yang intens dengan HAM dianggap
penghambat program pemerintah, sehingga terjadi pembunuhan

karakter pada lembaga tersebut, dan bahkan juga dapat terjadi


penghilangan nyawa seseorang anggota LSM peduli HAM, seperti yang dialami
Moenir LSM KONTRA. Moenir, LSM Kontar, hanyalah satu dari ribuan potret
tokoh LSM di Indonesia yang seringkali harus dihadapkan dengan berbagai
persoalan pelik yang mendasar. persoalan kesejahteraan, kekerasan,eksploitasi
dan diskriminasi seolah terus menjadi pekerjaan rumah yang menumpuk bagi
pemerintah untuk diselesaikan. Menguak kasus Moenir, berarti harus mengurai
banyak benang kusut, benang kusut yang mungkin hanya dapat terurai dari tangan
mereka yang benar-benar peduli untuk dalam penuntasan penegakan hukum.

C. Identitas Jurnal II

Nama jurnal : Jurnal Selat

Judul artikel : Implementasi Pengaturan Perlindungan Hak Asasi


Manusia di Indonesia

Penulis : Endri

Volume penerbitan :2

Tahun terbit : 2014

Edisi :1

Jumlah halaman :6

3
D. Ringkasan Jurnal II

Dalam rangka penghormatan, perlindungan dan mempertahankan HAM di


Indonesia, telah dibentuk “Komisi Nasional Hak Asasi Manusia” (Komanas
HAM) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993, yang mempunyai
tugas:

1. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM;


baik kepada masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internaional.
2. Mengkaji berbagai Instrumen PBB tentang HAM dengan memberikan
saran tentang kemungkinan aksesi dan ratifikasi.
3. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM serta memberikan
pendapat, pertimbangan dan saran kepada instansi pemerintah tentang
pelaksanaan HAM; dan
4. Mengadakan kerja sama regional dan internasional di bidang HAM.
Adapun subjek yang dapat dikenai pertanggungjawaban pidana
pada Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM adalah
setiap orang/ pertanggungjawaban individual sebagaimana yang tertera
dalam ketentuan pidana yaitu setiap orang yang dalam arti ini adalah
manusia/Naturlijke Person. Disini unsur kesalahan adalah kesengajaan
yang dapat dilihat dalam ketentuan pidananya yaitu dengan maksud
melakukan perbuatan sebagai

unsur subjektif. Adapun ancaman sanksi pidana dalam UU No. 26 Tahun


2000 adalah ancaman pidana mati, penjara seumur hidup dan ancaman pidana
penjara dengan pola minimum khusus dan maskimal khusus sebagaimana yang
terlihat dalam ketentuan pidana undangundang ini.
Adapun mengenai pemenuhan hak korban yang berupa reparasi
diterjemahkan oleh Komisi HAM PBB sebagai upaya pemulihan kondisi korban
pelanggaran HAM ke kondisi sebelum pelanggaran tersebut terjadi pada dirinya,
baik menyangkut fisik, psikis, harta benda, dan hak status sosial politik korban
yang dirusak dan dirampas. Upaya pemerintah untuk melakukan reparasi sudah
diatur dalam Pasal 35 UU No. 26 Tahun 2000 menyatakan, ayat 1, bahwa korban

4
pelanggaran HAM yang berat dan atau ahli warisnya dapat memperoleh
kompensasi, restitusi dan rehabilitasi. Ayat 2 menyatakan bahwa kompensasi,
restitusi dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dicantumkan dalam
amar putusan Pengadilan HAM. Ayat 3 menyatakan bahwa ketentuan mengenai
kompensasi, restitusi dan rehabilitasi diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Meskipun pemerintah sudah mengesahkan undang- undang mengenai
kompensasi, restitusi dan rehabilitasi bagi korban pelanggaran HAM. Namun
tetap saja proses untuk mendapatkan reparasi sendiri mengalami berbagai
hambatan.
Pertama, pelaku harus dinyatakan bersalah melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan atau genosida. Kedua, untuk membentuk pengadilan HAM ad hoc
untuk kasus-kasus kejahatan yang terjadi sebelum tahun 2000 harus ada dukungan
dari DPR dan Presiden. Ketiga, jaksa harus membuat permohonan untuk reparasi
bagi korban sebagai bagian dari tuntutannya. Apabila pelaku dinyatakan bersalah,
maka ia harus membayar restitusi. Apabila pelaku tidak membayar restitusi ini,
maka korban harus melaporkannya pada Jaksa Agung yang kemudian akan
meminta Departemen Keuangan untuk membayar kompensasi.
Dalam kenyataannya, sampai saat ini belum ada satupun korban maupun
keluarga pelanggaran HAM yang mendapatkan hak reparasinya yang sudah diatur
dalam UU No. 26 Tahun 2000 ini. Hal ini, semakin memperlihatkan
ketidakseriusan pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM
yang telah terjadi. Walaupun pemerintah sudah mencoba mengeluarkan peraturan
tentang reparasi untuk korban dan keluarga korban pelanggaran HAM, namun
tetap saja dalam prosesnya banyak sekali hambatan. Sehingga tidak
memungkinkan bagi para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM untuk
mendapatkan hak reparasinya.

5
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. Kelebihan Jurnal I
1. Bahasanya mudah untuk dimengerti.
2. Memiliki kelengkapan identitas yang seharusnya ada dalam jurnal
sehingga jurnal ini cocok untuk dijadikan bahan referensi.

B. Kekurangan Jurnal I
1. Isinya tidak terlalu lengkap dibandingkan dengan jurnal II.

C. Kelebihan Jurnal II
1. Isinya lebih lengkap dibandingkan dengan jurnal I.
2. Di dalam pembahasan dicantumkan UU sehingga kebenaran isinya lebih
terjamin.

D. Kekurangan Jurnal II
1. Kelengkapan identitas nya tidak lengkap (tidak ada ISSN).

6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari menriew kedua jurnal diatas
adalah jurnal I dan jurnal II memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan yang
ada adalah bahwa topik yang dibahas adalah sama, yaitu tentang HAM (Hak
Asasi Manusia). Perbedaan nya adalah bahwa isi di jurnal II lebh lengkap
dibandingkan isi di jurnal I.

B. Saran
Saran saya adalah semoga kekurangan di jurnal I dan jurnal II dapat
diperbaiki. Seperti di jurnal I hendaknya isinya diperlengkap seperti di jurnal II.
Sedangkan di jurnal II hendaknya kelengkapan identitas jurnal nya diperlengkap
seperti di jurnal I.

7
DAFTAR PUSTAKA

Endri.2014. Implementasi Pengaturan Perlindungan Hak Asasi Manusia di


Indonesia.

Jurnal Selat.Vol 2

Nirwansyah .2015. Implementasi Hukum dan Hak Asasi Manusia di


Indonesia. Jurnal Ipteks Terapan.Vol 8

Anda mungkin juga menyukai