ASPAL
Semester : IV (empat)
Puji dan syukur patut saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas
rahmat-Nya yang senantiasa diturunkan kepada kita sekalian di dunia ini, kita masih bisa
menikmati dan menghirup udara yang telah Tuhan sediakan kepada kita semua serta saya juga
bisa menyelesaikan laporan ini tanpa tekanan apapun. Saya juga berterimakasih kepada dosen
pembimbing yang sudah mengawasi kerja kami di laboratorium serta memberikan pengetahuan
dalam pelaksanaan praktik dengan sabar. Dan juga terimakasih kepada teman-teman sekelas yang
sudah mau bekerja sama dalam pelaksanaan praktik. Pada laporan ini akan dijelaskan mengenai
pengujian-pengujian yang semuanya berhubungan dengan aspal. Semoga laporan ini berguna bagi
pembaca. akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
Octoviano M. J. Besin
BAB I
1.1 Pendahuluan
Pembuatan rancangan campuran harus mengikuti ketentuan spesifikasi untuk menjamin agar
kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelendutan dan keawetan dapat dipenuhi.
Dimana kadar aspal campuran telah ditetapkan dalam spesifikasi sifat campuran, maka untuk
rancangan campuran di laboratorium dipergunakan kadar aspal tengah/ideal dari rentang kadar
aspal dalam spesifikasi campuan.
Kadar aspal tengah dapat ditentukan dengan mempergunakan rumus atau persamaan, yaitu yang
dikenal dengan perkiraan kadar aspal rencana (Pb) dari persamaan :
dimana :
Pb = kadar aspal rencana awal, adalah % terhadap berat campuran
CA = agregat kasar, adalah % terhadap agregat tertahan # no.8
FA = agregat halus, adalah % terhadap agregat lolos # no.8 dan tertahan # no. 200
FF = bahan pengisi (bila perlu)
K = Konstanta untuk Laston : 0,5 - 1,0, dan Lataston : 2,0 - 3,0.
Kadar aspal yang diperoleh dibulatkan mendekat angka 0,5 % yang terdekat. Misal dari
perhitungan didapat 6,3 %, maka dibulatkan menjadi 6,5 %, atau bila didapat 5,7 %, maka
dibulatkan menjadi 5,5 %.
e) Lakukan pembuatan benda uji dalam percobaan uji Marshall sesuai SNI 06-2489-1991
sehingga diperoleh hasil sesuai persyaratan dengan ketentuan :
a. Buat campuran pada tiga kadar aspal di atas dan dua kadar di bawah nilai Pb dengan perbedaan
masing-masing 0, 5%;
b. Jika hasil perhitungan diperoleh 5,7% maka dibulatkan menjadi 5,5% dan buat contoh uji pada
kadar aspal 4,5 %, 5,0 %, 5,5%, 6%, 6,5%, 7%
Dalam pembuatan benda uji atau briket, terlebih dahulu disiapkan agregat dan aspal sesuai jumlah
benda uji yang akan dibuat.
Untuk mendapatkan kadar aspal optimum dibuat kira-kira 18 buah benda uji dengan 6 variasi kadar
aspal aspal yang masing-masing berbeda 0,5 %, kadar aspal yang dipilih haruslah sedemikian rupa
sehingga dua kadar aspal yang kurang dari nilai kadar aspal tengah dan tiga kadar aspal yang lebih
besar dari nilai kadar aspal tengah.
Misal bila kadar aspal tengah adalah a %, maka benda uji dibuat untuk kadar aspal (a-1)%,
(a-0,5)%, a %, (a+0,5)%, (a+1,0)%, (a+1,5)%.
Masing-masing kadar aspal tersebut dibuat 3 benda uji, sehingga jumlah total benda uji 3 x 6 = 18
benda uji.
Kadar aspal maupun persen lolos saringan untuk agregat dihitung berdasarkan berat campuran.
Selain itu benda uji disiapkan pula untuk menentukan berat jenis maksimum campuran yang belum
dipadatkan (Gmm).
f) Lakukan pengujian dengan alat Marshall sesuai SNI 06-2489-1991, untuk memperoleh : kepadatan,
stabilitas, kelelehan (flow), hasil bagi Marshall persentase stabilitas sisa setelah perendaman.
Sesuai dengan prosedur pengujiannya, sebelumnya lakukan mulai dari penimbangan bahan,
pemanasan bahan di dalam oven, penambahan aspal ke dalam agregat yang telah dipanaskan dan
pengadukan campuran agregat dan aspal dalam alat pencampur mekanis atau manual.
g) Lakukan pengujian untuk memperoleh berat jenis maksimum campuran (Gmm) pada kadar aspal
tertentu sesuai dengan SNI 03-6757-2002 dan hitung dengan menggu-nakan persamaan berat jenis
efektif agregat (Gse) pada kadar aspal lainnya.
h) Kemudian hitung besaran volumetrik dari campuran, yaitu rongga diantara agregat (VMA), rongga
dalam campuran (VIM), dan rongga terisi aspal (VFA).
i) Untuk mencari nilai VIM pada kepadatan mutlak, buat minimum 3 (tiga) contoh uji tambahan
dengan kadar aspal, satu kadar aspal pada VIM 6 % (jika persyaratan VIM pada kepadatan mutlak
minimum 3 %) dan dua kadar aspal terdekat yang memberikan VIM di atas dan di bawah 6 %
dengan perbedaan kadar aspal masing-masing 0,5 %.
j) Padatkan sampai mencapai kepadatan mutlak, kemudian lakukan pengujian kepadatan mutlak PRD,
sesuai dengan tata cara penentuan kepadatan mutlak campuran beraspal (RSNI Bina Marga 1990)
1.4
ASTM mm 3/4" 3/8" abu batu pasir 25% 31% 39% 5% gabungan ideal spesifikasi
3/8" 9.5 36.98 99.15 100 99.14 9.245 30.7365 39 4.957 83.9385 81 72 - 90
#4 4.75 1.52 28.85 99.78 95.14 0.38 8.9435 38.9142 4.757 52.9947 53 43 - 63
#8 2.36 0.05 1.69 78.31 92.34 0.0125 0.5239 30.5409 4.617 35.6943 33.55 28 - 39.1
#16 1.18 0.04 1.41 53.16 85.9 0.01 0.4371 20.7324 4.295 25.4745 22.3 19 - 25.6
#30 0.6 0.04 1.38 33.84 66.99 0.01 0.4278 13.1976 3.3495 16.9849 16.05 13 - 19.1
#50 0.3 0.04 1.37 21.93 36.94 0.01 0.4247 8.5527 1.847 10.8344 12.25 9 - 15.5
#100 0.15 0.04 1.34 15.54 5.18 0.01 0.4154 6.0606 0.259 6.745 9.5 6 - 13
TOTAL AGG DALAM CAMPURAN (%) 100% 100 100 100 100 100
BERAT RENCANA TOTAL CAMPURAN (GRAM) 1100 1100 1100 1100 1100
2.1 Pendahuluan.
Aspal terdiri dari 2 jenis yaitu aspal alami dan aspal buatan. Aspal adalah suatu bahan
berbentuk padat atau setengah padat berwarna hitam yang bersifat perekat yang akan
meleleh dan mencair jika dipanasi begitu pula sebaliknya apabila didinginkan akan memadat
dan merupakan campuran hidrokarbon alami atau terdiri dari proses pemanasan minyak.
Menurut SNI 03 - 1737 - 1989 nilai berat jenis aspal dengan suhu 25o C untuk pen 60 dan
pen 80 minimal 1. Angka berat jenis yang tinggi dapat dicapai untuk aspal yang kasar / keras
sedangkan beratjenis rendah untuk aspal yang lebih cair. Karena aspal ini memiliki pemuaian,
maka berat jenis dapat dipengaruhi pula oleh suhu. Perubahan volume terjadi karena suhu
yang berubah
2.1.1 Gambaran Umum Materi
Pelaksanaan praktikum pengujian berat jenis aspal ini berisikan tentang :
a. Pengukuran volume
b. Pengukuran berat
c. Penentuan berat jenis aspal
Teori
Berkaitan dengan kekeaan aspal di lapangan, berat jenis aspal ini digunakan untuk
mengetahui volume aspal dalam 1 m2, sehingga kita dapat menghitung jumlah aspal
(volume aspal) yang digunakan dalam pelebaran jalan, selain itu berat jenis aspal
merupakan salah satu data yang diperlukan untuk menganalisa aspal
Berat jenis Aspal adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar
dengan berat isi kering air suling pada 4oC yang isinya sama dengan isi aspal. Berat jenis
Aspal diisyaratkan oleh SNI adalah min. 1.0 Mg/m3.
Berat jenis aspal, dinyatakan dengan rumus :
Keterangan :
d) panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 100 gram, sampai menjadi cair
dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat; pemanasan tidak boleh lebih
dari 30 menit pada suhu 111oC di atas titik lembek aspal;
e) tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾
bagian;
f) biarkan piknometer sampai dingin, selama tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg; (C)
g) isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar;
h) angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan
kemudian tekanlah penutup hingga rapat; masukkan dan diamkan bejana ke dalam
bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit; angkat keringkan, dan
timbanglah piknometer. (D)
Pekerjaan : D
Tanggal Uji : Ta
nomor contoh
No. Contoh
pikno besar 100 ml 25 ml
berat piknomoter + benda uji (a) 1181.6 59.5 48.6
berat piknomoter (b) 625.4 37.2 31
berat benda uji (c = a-b) 556.2 22.3 17.6
berat piknomoter +air (d) 1818 135.8 53.7
berat piknometer + air + benda uji (e) 2143.1 138 54.3
volume benda uji f=(c+d)-e 231.1 20.1 17
berat jenis max campuran GMM = c/f 2.406750325 1.109453 1.035294
2.5. Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dan serta
persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan kerja antara lain :
a. Perhatikan dan baca standar pelaksanaan kegiatan (Standart Operating Procedur, SOP)
yang ada.
b.Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja serta
langkah-langkah kerjanya
c. Cek kondisi piknometer
d.Isi picnometer dengan aspal yang sudah terlebih dahulu dibentuk seperti bola dan
masukkan dalam oven
e. Pada saat keluarkan dari oven tempatkan piknometer diatas kain (jangan tempatkan
picnometer diatas tempat yang dingin seperti keramik saat piknometer dalam
keadaan panas)
f. Masukkan air setelah piknometer dingin
g. Semua peralatan tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan
dembarang.
h.Pakai sepatu, sarung tangan, masker dan pakaian kerja pada waktu praktek
i. Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan dan bersihkan alat-alat.