Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS MINYAK KAYU PUTIH AROMA GREEN TEA MENGGUNAKAN

ALAT GAS CROMATOGRAPH MASS SPECTRUM (GCMS)

I. Tujuan Percobaan
1. Mengenal susunan alat GCMS dan fungsinya
2. Melakukan analisis kualitatif pada sampel Minyak Kayu Putih Aroma Green
Tea dengan GCMS
3. Melakukan analisis kuantitatif pada sampel Minyak kayu Putih Aroma Green
Tea dengan GCMS

II. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan
 Seperangkat alat GCMS
 Vortex
 Gelas kimia 100 ml
b. Bahan yang digunakan
 Sampel Minyak Kayu Putih Cap Lang Aroma Green Tea
 Diklorometan
 Gas pembawa (He)

III. Dasar Teori


Kromatografi gas-spektrometri massa atau dikenal dengan GC-MS adalah
metode kombinasi antara kromatografi gas dan spektrometri massa yang bertujuan untuk
menganalisis berbagai senyawa dalam suatu sampel. Kromatografi gas dan spektometri
massa memiliki prinsip kerjanya masing-masing, namun keduanya dapat digabungkan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa baik baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang menggunakan
prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-
komponen penyusunnya. Kromatografi gas biasa digunakan untuk mengidentifikasi
suatu senyawa yang terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu
senyawa dalam fase gas. Metode ini merupakan salah satu pemisahan yang sekaligus
dapat menganalisis senyawasenyawa organik maupun anorganik yang bersifat
termostabil dan mudah menguap.

Aplikasi GCMS
Contoh aplikasi GCMS diantaranya untuk analisa :
- Residu pestisida, produk pertanian, bahan makanan
- Senyawa amine pada tekstil
- Pelarut organic pada kemasan makanan, tinta, dan sebagainya
- Kandungan asam lemak di dalam minyak, lemak dan sebagainya
- Kandungan obat-obatan terlarang di dalam urine, darah ataupun tablet
- Karakterisasi dari minyak esensial
- Karakterisasi dari polimer

Gambar 1.1 alat Gas Cromatograph Mass Spectrum (GCMS)


Adapaun fungsi alat GCMS sebagai berikut.
a. Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti hingga 4 angka di
belakang decimal. Contohnya adalah massa molekul CO = 28; massa
molekul N2= 28; m assa mol ekul H2C=CH2= 28. Jika dihitung kembali
massa masing-masing senyawa dengan teliti, makaterdapat perbedaan antara
massa molekulnya masing-masing.
b. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui rumus molekul
tanpa melaluianalisa unsur, misalnya C4H10O. Biasanya memakai cara
kualitatif atau kuantitatif, denganmula-mula mengetahui rumus empiris
terlebih dahulu seperti (CxHyOz)n, kemudian baruditentukan berat
molekulnya. Dengan adanya komputer pada alat GC-MS, maka
dapatlangsung diketahui rumus molekul suatu senyawa.
c. Apabila memasukkan senyawa dalam spektroskopi massa, maka
senyawa itu akanditembaki oleh elektron dan molekul akan mengalami
reaksi fragmentasi. Molekul akan pecah karena tembakan elektron dalam
spektrometer. Pecahnya molekul itu bergantungpada gugus fungsi yang
terdapat dalam molekul tersebut dengan melalui suatu coraktertentu,
bukan secara random atau acak. Sebelumnya hanya Spektrometri IR,
resonansimagnit inti yang bisa mengetahui gugus fungsi.

Gambar 1.2 Susunan alat Gas Cromatograph Mass Spectrum (GCMS)


Adapun susunan alat GMCS adalah sebagai berikut.

1. Gas Pengangkut
Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder
bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Gas
pengangkut harus memenuhi persyaratan :

 Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan


material dalam kolom.
 Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
 Sesuai/cocok untuk detektor.
 Harus mengurangi difusi gas.

Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon


dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah
terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati
dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.

2. Tempat injeksi ( injection port)


Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas
dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tempat injeksi dari alat
GLC/KGC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat
injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa
suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari
cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Cuplikan
dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat
injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering
disebut "a gas tight syringe”.
3. Kolom
Ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama
adalah kolom kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau
steinstless berisi suatu padatan inert yang dikemas secara rapi. Kolom ini
memiliki ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4 nm.
Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica
dengan lapisan poliamida. Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang
20-26 m dengan diameter yang sangant kecil.

4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang
telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat
melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-
sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik
tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah detector
ionisasi nyala (FID) dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka
terhadap berbagai komponen dan dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi.
Sementara TCD pada dasarnya universal dan dapat digunakan untuk
mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa (selama konduktivitas
mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor),dalam jumlah besar
sensitif terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi
air. TCD adalah detector non-destruktif, sedangkan FID adalah detector
destruktif. Biasanya detector ini akan dihubungkan dengan Spektrokopi
Masa, sehingga akan menjadi rangkaian alat GC-MS.

5. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven
harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu
tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada
suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi
terpisah.

6. Recorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang
diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari
kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi
sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram. Sinyal analitik yang dihasilkan detektor
disambungkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder
atau sistem data.

Sampel untuk GCMS :


1. Pada prinsipnya sampel untuk GCMS adalah senyawa organic:
- Yang cukup volatile
- Cukup stabil terhadap panas (tidak terdekomposisi oleh pemanasan)
2. Untuk senyawa yang tidak memenuhi kriteria di atas dapat dibuat dengan
cara reaksi kimia (derivatisasi) sehingga memungkinkan untuk dianalisa
dengan GCMS

Analisis kualitatif pada GCMS


Analisis kualitatif pada GCMS berlangsung beberapa tahap
1. Pemisahan sampel dalam kolom GC sehingga terbentuk suatu kromatogram
2. Selanjutnya tiap puncak dari kromatogram dianalisis dengan mass spectro
dengan cara fragmentasi
3. Lalu hasil fragmentasi dibandingkan dengan library spectrum dari sampel
untuk mencari yang sama untuk mengetahui jenis zatnya
4. Jika tidak ada yang sama, dicari paling mirip sehingga jenis zat diketahui.
Analisis Kuantitatif
Dilakukan dengan cara persen area menggunakan persamaan :

𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝐴
% 𝑍𝑎𝑡 𝐴 = × 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎

IV. Prosedur Kerja


PREPARASI SAMPEL
1. Memasukkan sampel ke dalam botol
2. Menambahkan sampel tersebut dengan larutan Diklorometan
3. Meletakkan campuran sampel pada vortex agar campuran homogen
4. Memasukkan sampel pada alat GCMS

ANALISIS KUANTITATIF
A. REGISTRASI SPEKTRUM
1. Masuk ke menu GCMS Postrun Analysis.
2. Pada Data Explorer,drag-in salah satu data standar.
3. Pilih peak target,lakukan substract spectrum dengan background
4. Lakukan registrasi spectrum dengan mengklik Qualitative Table
5. Klik Similarity Search Similarity Search Similarity Search Similarity Search,
klik Search All Table
6. Klik dua kali pada baris yang menjadi peak target kita,akan muncul tampilan
Similarity Search Result
7. Klik Process, klik Copy Marked Compound Name to Spectrum Process Table
8. Tutup tampilan Similarity Search Result dan Qualitative Table
9. Klik File, klik Save Data File

B.. MEMBUAT COMPOUND TABLE


1. Pada menu utama GCMS Postrun Analysis, klik Create Compound Table
2. Klik Wizard (New)
3. Klik Next
4. Beri tanda √ pada peak target(sesuai waktu retensi). Klik Next
5. Isi parameter kuantitasi yang diinginkan (metode,jumlah titik konsentrasi deret
standar, satuan pengukuran,dll). Klik
6. Isi konsentrasi masing-masing titik kalibrasi (konsentrasi terrendah di Level 1,
dan seterusnya). Klik Next
7. Konfirmasi nama komponen,klik Next
8. .Klik Finish
9. Klik Save Compound Table Save
10. Klik Save. Jika ada pertanyaan konfirmasi klik Yes.
11. Klik File, klik Save Data File

C. BATCH PROCESSING
1. Pada menu utama GCMS Postrun Analysis, klik Batch Processing Catatan:
Untuk kembali ke menu utama .
2. Klik File, klik New Batch File. Jika ada pertanyaan, klik No
3. Pada Data Data Data Data Explorer Explorer Explorer Explorer, drag-in data-
data standar dan (atau) sampel ke tampilan sebelah kanan.
4. Isi kolom Sample Type dengan Standard untuk data standard an Unknown
untuk data sampel.
5. Konfirmasi file metode dan data file telah sesuai.
6. Isi kolom Level# sesuai urutan konsentrasi standar (konsentrasi terrendah
diisi 1,berikutnya 2,dan seterusnya).
7. Isi kolom Report Output dengan tanda √ jika ingin mencetak laporan,lalu pilih
format laporan yang diinginkan di kolom Report File.
8. Klik , proses batch akan berlangsung dan jika telah diset,laporan akan
langsung tercetak.

PETUNJUK PENGGUNAAN GCMS


A. INISIALISASI
1. Buka aliran gas Helium, jika menggunakan CI/NCI (optional) buka aliran gas
Isobutane.
2. Nyalakan GC-2010.
3. Kemudian MS QP-2010.
4. Nyalakan PC, monitor dan printer.
5. Pada layar utama windows klik 2 kali ikon GCMS Real Time Analysis.
6. Masukan nama Login dan Password jika ada, kemudian klik Ok.
7. Jendela GCMS Real Time Analysis akan terbuka

B. SYSTEM CONFIGURATION
1. Klik ikon System Configuration pada Assistant Bar.
2. Atur module yang akan digunakan dengan cara sbb:
a. Memilih module yang akan digunakan
b. Klik ikon untuk menggunakan atau ikon untuk tidak
menggunakan module tersebut
3. Setelah semua dikonfirmasi, klik tombol Set.

C. VACUUM SYSTEM START UP


1. Klik ikon Vacuum Control pada Assistant Bar.
2. Klik tombol Auto Start Up.
3. Tunggu hingga kondisi [Completed] muncul, klik tombol Close.

D. LEAK CHECK
Dilakukan apabila nilai tekanan Low Pressure < 1.5e+001 dan nilai High
Pressure < 1.5 e-003 hal ini dapat dilihat dengan menekan tombol Detail pada
Instrument Monitor
1. Klik ikon Tuning pada Assistant Bar
2. Klik Peak Monitor View pada Tuning Assistant Bar
3. Pengecekan kebocoran dilakukan dengan tahapan sbb :
a. Klik Water,Air pada monitor Group list
b. Masukan nilai 69 pada m/z paling kanan
c. Masukan nilai Detector Voltage sekitar 0.7
d. Klik ikon (PFTBA)
e. Klik ikon (Filament On/Off) untuk menyalakan filament f. Pastikan bahwa
intensitas m/z dari 28(nitrogen) < 18(air/H2O) < 69 (PFTBA) g. Klik kembali
ikon (PFTBA)
h. Klik ikon (Filament On/Off) untuk mematikan filament

E. AUTO TUNING
1. Klik New Tuning File pada menu File
2. Klik ikon Start Auto Tuning pada Tuning Assistant bar
3. Masukan nama file hasil Tuning dan klik Save, hasil Tuning akan tercetak
4. Tutup jendela Tuning, apabila ada pertanyaan untuk menyimpan hasil klik Yes
5. Pastikan hasil auto tuning sesuai dengan kondisi di bawah
6. Pastikan nilai FWHM (Full Width at Half Maximum) dalam kisaran 0.5 – 0.7
7. Pastikan bahwa voltase detector tidak melebihi 2kV
8. Pastikan bahwa base peak adalah m/z 18 atau 69

F. MEMBUAT METODE ANALISA


1. Klik ikon Data Acquisition pada Assistant Bar 2. Klik New Method File pada
menu File
3. Klik ikon Method Detail pada Assistant Bar
4. Klik tabulasi Sampler dan atur kondisi analisa
a. Masukan jumlah bilasan yang sesuai dengan sampel
b. Klik High pada Pluger Speed
5. Klik tabulasi GC dan atur kondisi analisa
Masukan suhu awal kolom
b. Masukan suhu injektor dengan merujuk pada titik didih senyawa target
c. Pilih Split atau Splitless
d. Pilih Pressure atau Linier Velocity, yang akan dipertahankan selama proses
analisa berlangsung
e. Masukan nilai tekanan, maka nilai linier velocity dan column flow akan
terhitung otomatis
f. Masukan ratio pembagi sampel
g. Atur program suhu yang sesuai untuk memisahkan senyawa
h. Klik Set pada daerah column
i. Klik Select untuk memilih jenis kolom yang akan digunakan
j. Klik Add apabila kolom yang akan digunakan belum ada, kemudian masukan
informasi kolom pada table yang tersedia
Klik tabulasi MS dan atur kondisi analisa
a. Masukan nilai suhu interface
b. Masukan Start time dan End time yang sesuai untuk analisa sampel
c. Klik Relative to Tuning Result
d. Masukan angka dengan mengurangi 0.5 dari Start time
Hubungan antara Start time dan Solvent Cut Time
e. Pilih Scan
f. Masukan range massa berdasarkan bobot molekul dari senyawa target
g. Masukan dengan nilai 0

G.MENGATUR PARAMETER SIMILARITY SEARCH


1. Klik Qualitative Parameter pada menu Method
2. Klik tabulasi Similarity Search dan atur kondisi analisa
3. Klik … , pilih library yang akan digunakan
4. Klik Do Not Include Duplicate Hits
5. Klik Ok
6. Klik Save Method File As pada menu File

H. INJEKSI SAMPEL ATAU STANDARD


1. Klik Batch Processing pada Assistant Bar atau tabulasi Batch Table
2. Klik New Batch File pada menu File
3. Masukan Vial# sesuai dengan posisi vial pada auto injektor
4. Masukan nama dan id sampel
5. Pilih nama method yang akan digunakan
6. Tentukan sample type (Unknown atau Standard)
7. Masukan informasi bobot sampel dan dilution factor jika ada
8. Klik ikon Start pada Assistant Bar
9. Klik Save Batch File As pada menu File

I. ANALISA DATA
Qualitatif
1. Klik 2 kali GCMS Postrun Analysis
2. Klik ikon Qualitative pada Assistant Bar
3. Klik Open Data File pada menu File
4. Klik ikon Peak Integration for All TICs pada Assistant Bar
5. Atur menjadi Auto (Area)
6. Masukan jumlah pik yang akan diproses
Klik Ok
8. Klik ikon Qualitative table
9. Klik tabulasi TIC
10. Blok seluruh table
11. Klik Register to Spectrum Process Table pada menu Edit
12. Klik tabulasi Spectrum Process
13. Klik Search All Table pada menu Similarity Search
14. Tutup jendela Qualitative Table

COMPOUND TABLE
1. Klik ikon Wizzard(New) pada menu Compound Table
2. Klik Next hingga ke jendela Quantitative Method (4/7)
3. Atur menjadi metode yang sesuai (umumnya External Standard)
4. Atur jumlah poin kurva kalibrasi
5. Atur unit konsentrasi
6. Klik Next hingga Finish
7. Compound Table akan terbentuk, masukan konsentrasi atau lakukan koreksi
apabila diperlukan
8. Klik ikon Save Compound Table pada Assistant Bar
9. Klik Peak Integrate for All IDs pada menu Quantitave
10. Pada bagian Compound Table klik tabulasi Result, cek bahwa seluruh pik
telah teridentifikasi dengan tepat

KURVA KALIBRASI DAN PERHITUNGAN SAMPEL


1. Klik Batch Processing pada Assistant Bar atau tabulasi Batch Table
2. Klik Open Batch File pada menu File, panggil Batch File yang akan
digunakan
3. Pastikan poin – poin batch telah sesuai
4. Klik ikon Start pada Assistant Bar

J. MELAPORKAN HASIL ANALISA


1. Klik ikon Report Format pada Assistant Bar
2. Klik Open Report Format File pada menu File, pilih jenis report yang akan
digunakan … klik Open
3. Pada Data Explorer, ubah format menjadi Data
4. Seret data file yang akan dicetak
5. Klik ikon Print

K. MEMATIKAN SISTEM
1. Pada GCMS Real Time Analysis, klik ikon Vacuum Control pada Assistant
bar 2. Klik tombol Auto Shutdown
3. Tunggu hingga [Completed], klik tombol Close
4. Klik Exit pada menu File
5. Matikan MS QP-2010
6. Matikan GC-2010
7. Tutup aliran gas Helium (dan Iso Butane, jika menggunakan CI/NCI)

V. Hasil dan Pembahasan


a. Skema Susunan Alat GCMS

Carrier Gas

Gas Flow Controller

Sampel Injection Port (Injector)

Column

Detector (MS)

Data System

1. Gas Flow Controller :


 Mengontrol supply gas yang masuk ke dalam system
2. Injection Port (Injector) :
 Penghubung syringe dengan kolom
 Menguapkan sampel cair dengan pemanasan
 Mencampur sampel (yang telah teruapkan) dengan gas pembawa
3. Column :
 Memisahkan senyawa campuran menjadi komponen tunggalnya
4. Detector (MS) :
 Mendeteksi senyawa yang telah terpisahkan dengan mengirim signal ke
data sistem
5. Data System :
 Mengontrol system
 Mengkonversi signal dari detector sehingga mudah dibaca
 Memproses / mengolah data

b. Analisis Kualitatif
Setelah dilakukan injeksi, diperoleh gambar spectrum massa sebagai berikut :
Berdasarkan data dari gambar-gambar di atas, dapat diketahui bahwa minyak kayu putih
cap lang aroma green tea memiliki beberapa macam senyawa organik yakni
Bicyclo[4.1.0]Hept-3-Ene, 3,7,7-Trimethyl-, Benzene, 1-Methyl-2-(1-Methylethyl)-, D-
Limonene, Eucalyptol (1,8-Cineole), 1,4-Cyclohexadiene, 1-Methyl-4-(1-Methylethyl)-
, 1-Methyl-4-N-Pentylcyclohexane (Cis+Trans), Undecane, Trans-Decalin, 2-Methyl-,
Cyclohexane, Pentyl-, Naphthalene, Decahydro-2-Methyl-, Trans-2-Undecen-1-Ol,
Tetradecane, 4-Methyl-, Octadecane, Undecane, 3-Methyl-, 2-
Methyldecahydronaphthalene, Naphthalene, Decahydro-1,6-Dimethyl-, Cyclohexane,
1-Methyl-3-Pentyl-, Dodecane, Cis-9-Tetradecen-1-Ol, Dan Cyclohexane,
(Cyclopentylmethyl)-.

c. Analisis Kuantitatif
Dari data kromatogram diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari data di atas dapat dilihat bahwa komponen terbesar yang terkandung dalam minyak
kayu putih cap lang aroma green tea adalah Eucalyptol (1,8-Cineole) dengan komposisi
sebesar :

𝐴𝑟𝑒𝑎 Eucalyptol
% 𝐄𝐮𝐜𝐚𝐥𝐲𝐩𝐭𝐨𝐥 = × 100
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

46720328
= × 100
72285548

= 64,63

VI. Kesimpulan

1. Susunan alat GCMS

Carrier Gas

Gas Flow Controller

Injection Port (Injector)


Sampel

Column

Detector (MS)

Data System
a. Gas Flow Controller :
 Mengontrol supply gas yang masuk ke dalam system
b. Injection Port (Injector) :
 Penghubung syringe dengan kolom
 Menguapkan sampel cair dengan pemanasan
 Mencampur sampel (yang telah teruapkan) dengan gas pembawa
c. Column :
 Memisahkan senyawa campuran menjadi komponen tunggalnya
d. Detector (MS) :
 Mendeteksi senyawa yang telah terpisahkan dengan mengirim signal ke data
sistem
e. Data System :
 Mengontrol system
 Mengkonversi signal dari detector sehingga mudah dibaca
 Memproses / mengolah data
2. Berdasarkan analisis kualitatif minyak kayu putih cap lang aroma green tea
memiliki beberapa macam senyawa organik yakni Bicyclo[4.1.0]Hept-3-Ene,
3,7,7-Trimethyl-, Benzene, 1-Methyl-2-(1-Methylethyl)-, D-Limonene,
Eucalyptol (1,8-Cineole), 1,4-Cyclohexadiene, 1-Methyl-4-(1-Methylethyl)-, 1-
Methyl-4-N-Pentylcyclohexane (Cis+Trans), Undecane, Trans-Decalin, 2-
Methyl-, Cyclohexane, Pentyl-, Naphthalene, Decahydro-2-Methyl-, Trans-2-
Undecen-1-Ol, Tetradecane, 4-Methyl-, Octadecane, Undecane, 3-Methyl-, 2-
Methyldecahydronaphthalene, Naphthalene, Decahydro-1,6-Dimethyl-,
Cyclohexane, 1-Methyl-3-Pentyl-, Dodecane, Cis-9-Tetradecen-1-Ol, Dan
Cyclohexane, (Cyclopentylmethyl)-.
3. Berdasarkan analisis kuantitatif minyak kayu putih cap lang aroma green tea
adalah Eucalyptol (1,8-Cineole) dengan komposisi sebesar 64,63.
VII. Daftar Pustaka

Uriastanti, Octavia. Gas Chromatography. http://www.academia.edu/


9858513/Laporan_GCMS.

Rosliana. Kromatografi Gas. https://www.scribd.com/doc/37248973


/Kromatografi-Gas-Spektrometri-Massa.

Panduan Praktikum GCMS Kimia Analisis Instrumen. Jurusan Teknik Kimia.


Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Anda mungkin juga menyukai