Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Umum

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Bhayangkara Surabaya dengan dasar


menggunakan sistem pencampuran aspal panas Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) dengan
panduan The Asphalt Institute (1997) Superpave Series No.1 (SP-1) yang merupakan dasar dari
pembangunan jalan raya dan banyak digunakan oleh Bina Marga. Sedangkan standar- standar pengujian
yang digunakan sebagian menggunakan standar yang dikeluarkan oleh The Asphalt Institute (1997)
Superpave Series No.1 (SP-1) namun sebagian besar mengadopsi dari metode-metode yang disahkan
atau distandarkan oleh Bina Marga yang berupa SK-SK SNI.
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri atas pengujian agregat
(kasar, halus dan filler), aspal dan pengujian terhadap campuran (uji Marshall). Pengujian terhadap
agregat termasuk pemeriksaan berat jenis, pengujian abrasi dengan mesin Los Angeles, dan penyerapan
air. Untuk pengujian aspal termasuk juga pengujian penetrasi, titik nyala-titik bakar, titik lembek,
daktilitas dan berat jenis. Sedangkan metode yang digunakan sebagai penguji campuran adalah metode
Marshall, dimana daripengujian Marshall tersebut didapatkan hasil-hasil yang berupa komponen-
komponen Marshall, yaitu stabilitas, flow, void in mix (VIM), Void in Minerall Agregat(VMA), dan
kemudian dapat dihitung Marshall Quointient-nya.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk memproses perencanaan penelitian campuran AC-
WC terdapat pada bagan alir yang ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

22
3.2 Diagram Alur Penelitian.
Langkah-langkah penelitian ini seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini:

23
3.3 Rancangan Penilitian
Sebelum melakukan pembuatan benda uji sebaiknya kita melakukan rancangan penelitian
yang aka dikerjakan supaya didapatkan hasil yang sesuai dengan rancangan, rencana rencana
penelitian ini terdiri atas pekerjaan-pekerjaan berikut, dantaranya, adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka
Mempersiapkan referensi yang diperlukan dalam penelitian untuk menunjang dan
pendalaman materi yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan material atau bahan dalam pembuatan campuran aspal beton (laston), serta
mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengujian yang akan dilakukan. Material
yang dipersiapkan dimulai dari aspal pertamina pen 60/70, agregat kasar, agregat halus, serta
bahan pengisi (Filler) abu batu.
3. Dilakukan pengujian material aspal, agregat kasar dan agregat halus, agar dapat mengetahui
komposisi campuran material terhadap nilaiuji Marshall. Pengujian dilakukan di
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bhayangkara Surabaya.
a. Pengujian aspal meliputi :
1) Pengujian penetrasi
2) Pengujian Titik Nyala
3) Pengujian Daktilitas
4) Pengujian berat jenis
5) Titik Lembek
b. Pengujian agregat kasar maupun agregat halus meliputi :
1) Pengujian keausan dengan Mesin Los Angeles
2) Pengujian berat jenis
3) Pengujian penyerapan terhadap air
4) Pengujian analisa saringan
4. setelah semua pengujian memenuhi spesifikasi pengujian SNI Bina Marga Rev 3 (2010) maka
ketahap selanjutanya yaitu pembuatan benda uji, jika ada yang tidak memenuhi spesifikasi
maka harus diulang sampai memenuhi spesifikasi. Pembuatan benda uji harus melakukan
perencanaan Mix Design. Dari perencanaan prosentase untuk masing-masing material maka
didapatkan prosentase Bitumen (Pb) dalam campuran benda uiji. Filler abu batu yang
ditambahkan pada aspal pen 60/70 meliputi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6%. Dengan

24
menggunakan abu batu sebagai Filler pada aspal pen 60/70 diharapkan memenuhi spesifikasi
SNI Bina Marga 2010 Rev 3 yang meliputi uji penetrasi, titik nyala, titik lembek, daktilitas
dan berat jenis.
Berikut komposisi prosentase rencana untuk pembuatan benda uji yang telah dirangkum pada
Tabel 3.1. Pembuatan benda uji sebanyak 18 buah.

Tabel 3.1 Prosentase Material Aspal (PB) dengan Filler


Berat 1
Aspal Pertamina Filler Jumlah
No Benda Uji
(%) (%) Benda Uji
(gr)
1 Pb 1 3 1200
2 Pb 2 3 1200
3 Pb 3 3 1200
4 Pb 4 3 1200
5 Pb 5 3 1200
6 Pb 6 3 1200

5. setelah pencampuran aspal, agregat kasar maupun halus serta penambahan Filler,
selanjutnya dilakukan untuk pencetakan. Campuran aspal, agregat dengan Filler tersebut
dimasukan dalam cetakan mold serta atas dan bawah diberi kertas. Kemudian setelah itu
ditumbuk dengan alat penumbuk, setiap bidang atas dan bawah masing masing 50 kali
tumbukan untuk lalu lintas sedang. Setelah ditumbuk diakan beberapa jam pada suhu
ruangan, setelah itu rendam benda uji selama 24 jam.
1. Dilakukan pengujian terhadap masing masing benda uji dengan varian berbeda, yaitu
dilakukannya pengujian test Volumetric dan test Marshall. Test volumetric untuk
mendapatkan hasil berat jenis campuran laston serta mendapatkan nilai rongga VIM an
VAM serta Density. Sedangkan pada test Mrashall untuk mendapatkan hasil nilai stabilitas,
flow dan Marshall Quentient.
2. Hasil pengujian akan diolah untuk dianalisis. Dan hasil analisis data yang didapatkan
selanjutnya pada penelitian sebelumnya dan diharapkan hasil penelitian ini bisa memenuhi
spesifikasi campuran laston sesuai SNI Bina Marga 2010.

25

Anda mungkin juga menyukai