Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR BUKU 2

 SURAT PENGANTAR
 PETA PROVINSI JAMBI
 PETA LOKASI PEKERJAAN
 PETA QUARRY AMP dan BATCHING PLANT
 DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN
o Uraian Umum
o Tujuan Pengendalian Mutu
o Standar Rujukan Spesifikasi
o Laboratorium dan Kelengkapannya

 BAB II LAPORAN PENGENDALIAN MUTU

 BAB III PENUTUP


o Permasalahan yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Pengendalian Mutu
o Kesimpulan
o Saran

 LAMPIRAN
o Design Mix Formula
o Job Mix Formula
o Kendali Mutu
o Laporan Dokumen Pengendalian Lingkungan
o Lain lain yang Terkait Dengan Pengendalian Mutu
 PETA LOKASI PEKERJAAN

 PETA QUARRY AMP DAN BATCHING PLANT


 PETA BATCHING PLANT

 PETA QUARRY
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Uraian Umum


Secara umum suatu jalan harus mampu mendukung beban lalu lintas tanpa adanya
perubahan bentuk pada permukaan Lapis Pondasi Atas dan Bawah. Hal ini sering disebut
sebagai Stabilitas. Kadang-kadang disebut kekuatan mekanik. Stabilitas ini tidak hanya
mencakup ketahanan langsung terhadap beban roda seberapa kg/cm2 tekanan roda,
tetapi juga ketahanan terhadap kerusakan internal dan pergerakan butiran oleh aksi
pembebanan lalu lintas.

Suatu lapisan berbutir akan meningkatkan stabilitas jalan dan akan dapat mendukung
lalu lintas yang berat. Hal ini dapat digambarkan bahwa penyebaran beban lalu lintas
melalui suatu lapisan berbutir akan memberikan distribusi pembebanan yang melebar
sehingga lapisan tanah dapat memberikan daya dukung yang lebih besar. Akan tetapi
peremasan oleh lalu lintas akan menghasilkan pergerakan antar butiran dalam lapisan
berbutir hal ini dapat mengakibatkan kerusakan internal butiran dan perubahan bentuk
yang cepat atau timbulnya alur (Rutting). Tebal lapisan berbutir, bentuk dan gradasi
butiran adalah faktor penting dalam menentukan tingkat kestabilan. Diasumsikan bahwa
kekuatan-kekuatan mekanik yang cukup akan mampu mendukung beban lalu lintas.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas pengendalian mutu atau kontrol kualitas terhadap
bahan baku, bahan olahan dan mutu pekerjaan terpasang merupakan tolak ukur suatu
keberhasilan kualitas pekerjaan, di lapangan yang meliputi:

1. Untuk bahan olahan, yang meliputi bahan campuran dari beberapa bahan hasil
alam/quarry yang telah dites dan disetujui dengan bahan hasil produksi pabrik
untuk dipergunakan sebagai bahan konstruksi jalan;
2. Untuk bahan jadi meliputi bahan hasil produksi dari bahan olahan tersebut setelah
jadi di lapangan bahan jadi yang dimaksud adalah hasil pekerjaan fisik kontraktor
di lapangan.
1.2 Tujuan Pengendalian Mutu

Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah untuk mengetahui kesesuaian bahan/material
yang digunakan dengan persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi untuk
memastikan bahwa hanya bahan/material yang memenuhi persyaratan teknis yang
digunakan sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan teknis harus ditolak.

Kontraktor melakukan uji mutu bahan baku bahan olahan dan uji mutu pekerjaan
terpasang meliputi antara lain:

1. Perencanaan campuran untuk mendapatkan resep campuran yang memenuhi


spesifikasi menghasilkan campuran yang memenuhi kinerja baik dari agregat yang
tersedia yaitu melakukan rancangan campuran (desain mix formula dan job mix
formula), percobaan percampuran (trial mix) dan percobaan pemadatan (trial
compaction), untuk rancangan campuran di balai pengujian dan peralatan provinsi
Jambi.
2. Pengambilan bahan dari quarry dilakukan bersama-sama Kontraktor, Konsultan dan
Pengawas Lapangan (PU. Bina Marga) untuk data dokumentasi dilakukan
pengambilan foto dan dilanjutkan untuk melakukan penguji bahan tersebut hingga
menjadi rancangan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dipergunakan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan.
3. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan penghamparan dilakukan percobaan
pencampuran (trial mix) dan percobaan pemadatan (trial mix compaction),
peralatan/mesin pengolahan/campuran yang akan digunakan dilakukan kalibrasi
terhadap peralatan tersebut dengan tetap berpedoman pada spesifikasi yang
berlaku.
4. Pengendalian mutu pekerjaan terpasang dalam tahap pelaksanaan pekerjaan
kontraktor melengkapi peralatan personil laboratorium sesuai dengan disyaratkan
pada spesifikasi dan pengendalian mutu pekerjaan yang terpasang untuk
dibayarkan.
1.3 Standar Rujukan Spesifikasi
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A (5.1(1)) harus memenuhi syarat Divisi 5 Spesifikasi
Teknis dan Standar Rujukan:
- SNI 03-1967-1990: Metoda Pengujian Batas cair dengan Alat Cassagrande;
- SNI 03-1996-1990: Metoda Pengujian Batas Plastis;
- SNI 03-2417-1991: Metoda Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles;
- SKSNI M-01-1994-03: Metoda Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat;
- SNI 03-1743-1989: Metoda Pengujian Kepadatan Berat;
- SNI 03-2827-1992: Metoda Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir;
- SNI 03-1744-1989: Metoda Pengujian CBR Laboratorium;
- SNI 03-1968-1990: Metoda Pengujian tentang Analisa Saringan Agregat Halus
dan Kasar;

2. Lapis Pondasi Agregat Kelas S (Bahu Jalan 5.1(3)) harus memenuhi syarat

Divisi 5 Spesifikasi Teknis dan Standar Rujukan:

- SNI 03-1967-1990: Metoda Pengujian Batas cair dengan Alat Cassagrande;


- SNI 03-1996-1990: Metoda Pengujian Batas Plastis;
- SNI 03-2417-1991: Metoda Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles;
- SKSNI M-01-1994-03: Metoda Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat;
- SNI 03-1743-1989: Metoda Pengujian Kepadatan Berat;
- SNI 03-2827-1992: Metoda Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir;
- SNI 03-1744-1989: Metoda Pengujian CBR Laboratorium;
- SNI 03-1968-1990: Metoda Pengujian tentang Analisa Saringan Agregat Halus
dan Kasar;
3. Lapis Perekat (6.1 (2a)) harus memenuhi Syarat Divisi 6 Spesifikasi Teknis dan
Standar Rujukan:
- Pd S-02 1995-03: Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang;
- SNI 03-4798-2011: Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik;
- AASHTO M20-70: Penetration Graded Asphalt Cement;
- AASHTO M140-88: Emulsified Asphalt;
- AASHTO M226-80: Viscocity Asphalt Cement;
4. Laston Lapis Aus (AC-WC) (6.3 (5a)), dan Laston Lapis Antara (AC-BC) (6.3 (6a))
harus memenuhi Syarat Divisi 6 Spesifikasi Teknis dan Standar Rujukan:
- SK SNI M-02-1994-03: Metoda Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang
Lolos Saringan No. 200;
- SNI 03-1968-1990: Metoda Pengujian tentang Analisa Saringan Agregat Halus
dan Kasar;
- SNI 06-2456-1991: Metoda Pengujian Penetrasi Bahan-bahan Bitumen;
- SNI 06-2432-1991: Metoda Pengujian Daktilitas Bahan-bahan Aspal;
- SNI 03-2417-1991: Metoda Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles;
- SNI 03-3407-1994: Metoda Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu terhadap
Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat;
- Pd M-21-1995-03: Metoda Pengujian Pemulihan Aspal dengan Alat Penguap
Putar;
- Pd M-03-1996-03: Metoda Pengujian Agregat Halus atau Pasir yang
Mengandung Bahan Plastis dengan Cara Setara Pasir;
- SNI 06-2489-1991: Metoda Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall;
- AASHTO M20-70: Penetration Graded Asphalt Cement;
- ASTM D 5481, Pensilvania Dot Test Method No. 621. BS 598 Part 104 (1989);
5. Beton Struktur Fc’ Perkerasan Beton Semen (5.3 (1a)) dan Lapis Pondasi Bawah
Beton Kurus (5.3 (3)) harus memenuhi Syarat Divisi 6 Spesifikasi Teknis dan
Standar Rujukan:
- SNI 1974-2011: Metoda Pengujian Pengambilan 6 Benda Uji per 5 M3 atau 6
Benda Uji per Hari;
- SNI 06-2417-2008: Metoda Pengujian Abrasi 1 per Maksimal 5.000 M3;
- SNI 03-1968-1990: Metoda Pengujian Gradasi 1 per Maksimal 1.000 M3;
- SNI 15-2049-2004: Metoda Pengujian Semen 1 per 300 Ton;
- SNI 1972-2008: Pengadukan atau Truk Mixer.

1.4 . Laboratorium dan Kelengkapannya

Peralatan Laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan Pengawasan dan


Pengendalian Mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh Kontraktor. Jenis
peralatan laboratorium, jumlah dan waktu diperlukan peralatan-peralatan laboratorium
tersebut tergantung pada ruang lingkup kegiatan Pengawasan atas pekerjaan Konstruksi.
BAB II
LAPORAN PENGENDALIAN MUTU
Pada tahap persiapan di lapangan, aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-hal
dibawah ini :

1. Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk


konstruksi. Penyiapan Rancangan Campuran Pekerjaan (Job Mix Formula) untuk
Lapis Pondasi dan Aspal :
 Lokasi dan letak bahan-bahan
 Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja
 Jumlah dan kondisi semua peralatan
 Jumlah personil kontraktor
 Jumlah kualitas bahan-bahan
 Kondisi cuaca
 Persiapan form-work
 Jadwal pelaksanaa
 Persiapan konstruksi
2. Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai diperiksa oleh Konsultan
Pengawas (Supervisi) dan Pengguna Jasa (Direksi, PU Bina Marga) maka pekerjaan
konstruksi dapat dilaksanakan. Tim Konsultan Pengawas akan mengecek langsung
hal-hal berikut ini :
 Metoda Pekerjaan Konstruksi
 Pengecekan Jadwal
 Kondisi Cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan
 Pengambilan Contoh (sampling)
3. Sebelum memulai aktifitas konstruksi, kontraktor membuat prosedur konstruksi dan
persetujuan pekerjaan dalam tahapan ( Work Sequence) yang logis, antara lain
meliputi :
 Bahan-bahan yang akan digunakan
 Metode Pelaksanaan pekerjaan fisik, khususnya untuk pekerjaan yang kompleks
 Kontrol kualitas, Jenis pengujian dan Jumlah/frekuensi pengujian
 Tes Laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil dari lokasi kerja dan
tes-tes lain sesuai dengan Spesifikasi

2.1 Job Mix Formula (JMF) Pekerjaan Perkerasan Berbutir

Lapis Pondasi Agregat Base kelas S (bahu jalan) Lapis Pondasi Agregat Base Kelas
A dan Lapis Pondasi Agregat Base Kelas B.

Kontraktor melakukan adanya pemeriksaa/pengujian bahan untuk Design Mix


Formula (DMF) dan Job Mix Formula (JMF) Lapis Pondasi Agregat Base Kelas S (bahu
jalan) Lapis Pondasi Agregat Base Kelas A.

Kontraktor menyiapkan bahan untuk pertama kalinya sebagai lapis pondasi agregat.
 Dua contoh masing-masing 50 kg bahan
 Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk lapis
pondasi agregat, dan hasil pengujian laboraturium yang membuktikan bahwa sifat-
sifat bahan yang ditentukan dalam spesifikasi terpenuhi
 Kontraktor mengirim berikut dibawah ini dalam bentuk tertulis segera setelah
selesainya setiap segmen pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk
penghamparan bahan lain diatas lapis pondasi agregat

Pengambilan contoh bahan material dilakukan bersama-sama antara Kontraktor,


Konsultan, dan Pengawas Lapangan (Bina Marga) yang selanjutnya dibawa ke Balai
Pengujian dan Peralatan Provinsi Jambi untuk dilakukan pemeriksaan/oengujian bahan
contoh tersebut untuk dibuat Design Mix Formula (DMF). Design Mix Formula (DMF)
tersebut dibuat dan dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Peralatan Provinsi Jambi. (Hasil
Pengujian terlampir)
Pembuatan Job Mix Formula (JMF) dan percobaan pencampuran dan percobaan
pemadatan (Trial) dilakukan di laboratorium milik Kontraktor. Berdasarkan komposisi dan
hasil pengujian yang mengacu pada spesifikasi selanjutnya diadakan Percobaan
Rancangan Campuran dan Pemadatan ( Trial) pencampuran bahan untuk memenuhi
ketentuan yang disiyaratkan harus dikerjakan di lokasi crushing plant atau pencampuran
yang disetujui, dengan menggunakan cara mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh campuran dengan proporsi yang benar dan tidak dibenarkan melakukan
pencampuran dilapangan. Yang dilakukan oleh Kontraktor dan dibawah pengawasan
Konsultan Supervisi, kemudian diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

Rancangan campuran yang sudah disetujui Direksi kemudian dijadikan Rumusan


Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF). (Hasil Pengujian terlampir)

2.2 Job Mix Formula (JMF) Pekerjaan Perkerasan Aspal

Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal, Kontraktor


diisyaratkan untuk menunjukkan semua usual agregat dan campuran yang memadai
dengan membuat dan menguji campuran percobaan di laboraturium dan juga dengan
penghamparan campuran percobaan yang dibuat di Instalasi Pencampuran Aspal (Asphalt
Mixing Plant, AMP).

Pengujian yang diperlukan meliputi Analisa Saringan, Berat Jenis dan Penyerapan
Air untuk semua agregat yang digunakan. Juga semua pengujian sifat-sifat agregat.
Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis
Maksimum campuran aspal sesuai SNI 03-6893-2002, pengujian Sifat-sifat Marshall (RSNI
M-01-2003) dan Kepadatan Membal ( refusal density) campuran rancangan (BS 598 Part
104-1989).

Uji coba campuran, sebagai langakah terakhir dan menetapkan Formula Campuran
Kerja atau Job Mix Formula (JMF) yang telah dirancang agar ada kesesuaian antara mesin
pencampuran dengan metode penghamparan dan pemadatan di lapangan.

Pada rancangan campuran sementara, material agregat diambil dari tempat


penambangan (stock pile) sedangkan untuk rancangan campuran akhir yang akan
ditetapkan sebagai Rancangan Campuran Kerja, material agregat diambil dari hot bin
mesin pencampur (AMP), setelah selesai dikalibrasi.

Pengambilan contoh bahan material dilakukan bersama-sama antara kontraktor,


konsultan dan pengawas lapangan (Bina Marga) yang selanjutnya dibawa ke Balai
Pengujian dan Peralatan Provinsi Jambi untuk dilakukan pemeriksaan/pengujian bahan
contoh tersebut untuk dibuat Design Mix Formula (DMF). (Hasil Pengujian Terlampir)
Pembuatan Job Mix Formula (JMF) dan percobaan pencampuran dan percobaan
pemadatan (Trial) dilakukan di laboraturium milik Kontraktor. Berdasarkan komposisi dan
hasil pengujian yang mengacu pada spesifikasi selanjutnya diadakan percobaan rancangan
campuran dan pemadatan (Trial) pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang
diisyaratkan yang dilakukan oleh kontraktor dan dibawah pengawasan Konsultan Supervisi,
kemudian diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Berdasarkan komposisi dan hasil pengujian yang mengacu pada Spesifikasi


selanjutnya diadakan Percobaan Rancangan Campuran dan Pemadatan ( Trial)
pencampuran bahan utnuk memenuhi ketentuan yang diisyaratkan dan dilakukan oleh
Kontraktor dan dibawah pengawasan Konsultan Supervisi, kemudian diserahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Rancangan campuran yang sudah disetujui Direksi kemudian dijadikan Rumusan


Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF). (Hasil Pengujian Terlampir).

2.3 Job Mix Formula (JMF) Pekerjaan Perkerasan Beton Semen dan
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran Beton, Kontraktor


diisyaratkan untuk menunjukkan semua usulan agregat dan campuran yang memadai
dengan membuat dan menguji campuran percobaan di laboratorium.
Dalam hal ini maka Kontraktor telah membuat Rumusan Campuran Rencana (Design Mix
Formula, DMF) dengan memeriksa Contoh-contoh Bahan (Material) yang akan dipakai
yaitu Pasir, Agregat/Batu pecah (split), Semen Portland, dan Air. Di mana yang diperiksa
adalah antara lain: Analisa Saringan Agregat, Modulus Kehalusan, Berat Isi Agregat, Berat
Jenis Agregat, dll.
Pemeriksaan dan pekerjaaan ini dilaksanakan oleh UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi
Dinas PUPR Provinsi Jambi. Hasilnya berupa Rumusan Campuran Rencana (Design Mix
Formula, DMF) yang memuat Jenis dan Jumlah Bahan (Semen, Pasir, Batu pecah, dan
Air) yang tertentu untuk mendapatkan Jenis Kekuatan Beton yang diinginkan.
Rumusan Campuran Rencana (Design Mix Formula, DMF) ini kemudian menjadi
panduan dalam pembuatan Rumusan Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF),
dengan melaksanakan percobaan campuran di Lapangan. Jika hasil percobaan di lapangan
ini telah diketahui memenuhi syarat kekuatan beton yang diinginkan dan telah disetujui
Direksi (PU Bina Marga) setelah diperiksa oleh Konsultan Supervisi, maka dipakailah JMF
ini dalam Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan seterusnya.

Secara urut maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:


1. Pengambilan contoh bahan material dilakukan bersama-sama antara Kontraktor,
Konsultan dan Pengawas Lapangan (PU Bina Marga) yang selanjutnya dibawa ke Balai
Pengujian dan Peralatan Provinsi Jambi untuk dilakukan pemeriksaan/pengujian bahan
contoh tersebut untuk dibuat Design Mix Formula (DMF). (Hasil Pengujian Terlampir)
2. Pembuatan Job Mix Formula (JMF) dan percobaan pencampuran dan percobaan
pembuatan beton (Trial) dilakukan di laboratorium milik Kontraktor. Berdasarkan komposisi
dan hasil pengujian yang mengacu pada Spesifikasi selanjutnya diadakan percobaan
rancangan campuran dan pembuatan beton (Trial) pencampuran bahan untuk memenuhi
ketentuan yang diisyaratkan yang dilakukan oleh kontraktor dan dibawah pengawasan
Konsultan Supervisi, kemudian diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

3. Rancangan campuran yang sudah disetujui Direksi kemudian dijadikan Rumusan


Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF). (Hasil Pengujian Terlampir).
BAB III
PENUTUP

1.1 Permasalahan yang Terjadi dalam Pelaksanaan Pengendalian Mutu

1. Masih diperlukan kesiapan yang lebih lagi dalam menjaga Mutu (Quality) dari
semua fihak yang ada di dalam Proyek (Kontraktor dan Konsultan
Pengawas/Supervisi). Yaitu berupa upaya:

- Mengkoordinasikan para pekerja Kontraktor untuk menyadari betapa


pentingnya menjaga mutu (kualitas) pekerjaan di Lapangan, baik mutu
pekerjaan fisik maupun keselamatan pekerja itu sendiri;
- Mengkoordinasikan personil Konsultan Supervisi dalam melakukan pengawasan
yang teliti, terus menerus, dan mampu menganalisa kemungkinan terjadinya
penurunan mutu/kualitas hasil pekerjaan. Yaitu secara tepat dan cepat
mengantisipasi penurunan mutu pekerjaan dan dalam waktu yang sama
langsung mengambil langkah-langkah yang diperlukan;

2. Masih diperlukan usaha yang lebih lagi dari Kontraktor Pelaksana dalam
pemeliharaan dan perbaikan peralatan utama (AMP, Alat Berat) agar selalu dalam
keadaan baik (layak dan siap pakai) untuk bekerja maksimal sehingga tidak terjadi
penurunan mutu hasil pekerjaan maupun keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan;

3. Masih diperlukan usaha yang lebih lagi dari Kontraktor Pelaksana dalam
pengaturan waktu (Jadwal) pelaksanaan fisik di lapangan dengan kesiapan Alat
dan bahan (Produksi) dari sumber/tempat (seperti AMP, Batching Plant)
mengingat jarak yang ada. Terutama jika saat cuaca hujan dan atau ada
kemacetan lalu lintas di ruas jalan di mana pekerjaan dilaksanakan;

4. Masih diperlukan usaha yang lebih lagi dari Kontraktor Pelaksana dalam penerapan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) Konstruksi. Karena
kesehatan dan keselamatan para pekerja secara keseluruhan sangat berpengaruh
dalam pencapaian hasil pekerjaan yang berkualitas.

1.2 Kesimpulan dan Saran dalam Pelaksanaan Pengendalian Mutu

Secara umum/keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil Pekerjaan Paket


Preservasi Jalan Batas Provinsi Sumsel – Tempino – Pal Sepuluh – Lingkar Timur – Sp.
Sijenjang – Pelabuhan Talang Duku (SBSN) telah memenuhi Syarat Mutu (Quality)
sebagaimana Spesifikasi yang ada.
Namun untuk perbaikan dan kebaikan di masa yang akan datang, izinkanlah kami
menyampaikan Saran sebagai berikut:
1. Melakukan penyampaian (induksi) secara terus-menerus ( intens) kepada semua
fihak yang ada di dalam Proyek untuk secara kuat dan bersama-sama berusaha
mencapai hasil pekerjaan yang memenuhi standar mutu/kualitas yang tinggi;
Karena sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa hasil pekerjaan yang
Tepat Mutu adalah satu di antara 3 (tiga) Sasaran yang selalu ingin kita capai.
Yaitu: Tepat Mutu (Kuat secara Konstruksi), Tepat Biaya (Efisien secara ekonomi),
dan Tepat Waktu (Pekerjaan selesai tanpa terlambat);
2. Kontraktor senantiasa melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara terus-
menerus terhadap Alat-alat pendukung utama pekerjaan (seperti AMP, batcing
Plant, dan Alat Berat) dengan benar dan dilaksanakan oleh pekerja/mekanik yang
ahli. Sehingga mutu hasil pekerjaan dapat dicapai selama proyek berlangsung
tanpa hambatan/kendala;
3. Kontraktor senantiasa membuat perencanaan pekerjaan sesuai Waktu Kontrak
yang ada dengan memperhitungkan kendala dalam pelaksanaan di lapangan,
termasuk kendala Cuaca dan kemacetan Lalu lintas di ruas jalan yang akan dilalui
kendaraan proyek;
4. Kontraktor senantiasa melaksanakan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K-3) Konstruksi di lapangan. Dan haruslah dimulai/
diteladankan mulai dari Pimpinan, sehingga diharapkan para pekerja Kontraktor
dapat mencontoh perbuatan baik atasan mereka di lapangan.

Demikianlah Kesimpulan dan saran kami selaku Konsultan Pengawas/Supervisi dalam


pelaksanaan Pengendalian Mutu (Quality) di lapangan. Semoga segala upaya dan usaha
kita semua di proyek ini bermanfaat sebagai amal kebaikan untuk dunia dan Akhirat,
Amin ya Robbal ‘alamin…

Anda mungkin juga menyukai