Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA

SPESIFIKASI DAN TEKNIS PEKERJAAN PERKERASAN KAKU


MENURUT BINA MARGA TAHUN 2018

AWALUDDIN

5170811347

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

2 Latar Belakang

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat


lain yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai
adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali dan bahan pengikat. Bahan
pengikat tersebut dapat berupa semen, aspal ataupun tanah liat. Menurut bahan
pengikat yang digunakan, perkerasan jalan ada berbagai jenis yaitu perkerasan
lentur (flexible pavement), perkerasan kaku. (rigid pavement), Perkerasan jenis
komposit (composite pavement).
Perkerasan Kaku adalah perkerasan yang menggunakan semen sebagai
bahan pengikat antar agregat. Biasaya konstruksi perkerasan kaku dilakukan
untuk jalan dengan tingkat lalu lintas tinggi seperti jalan tol atau juga bisa
ditemukan di beberapa persimpangan jalan bersinyal.
Perkerasan kaku ini bisa dikelompokkan ke dalam 3 jenis yakni
perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa menggunakan tulangan
sebagai kendali retak, perkerasan beton semen biasa dengan sambungan
memakai tulangan sebagai kendali retak, dan jenis perkerasan beton bertulang
tanpa sambungan.

2
Kelebihan dari perekerasan kaku ini adalah masa layangnya yang relatif
lebih lama dengan biaya perawatannya yang lebih rendah. Namun para
pengguna jalan cenderung lebih nyaman menggunakan jalan dengan perkerasan
lentur dibandingkan dengan perkerasan kaku.
Sebagai mahasiswa teknik sipil, tentu menjadi hal yang wajib diketahui
beberapa jenis perkerasan jalan serta sepesifikasi dan teknik pengerjaan, uji
bahan, dan lain-lain menurut standar yang berlaku di Indonesia.

3 Rumusan masalah
3.2. Bagaimana bahan dan alat yang sesuai bina marga 2018 untuk perkerasan
kaku?
3.3. Bagaimana spesifikasi dan teknik pekerjaan perkeeasan kaku sesuai Bina
Marga 2018?

4 Tujuan dan Manfaat


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan spesifikasi dan
teknis konstruksi perkerasan kaku sesuai dengan Bina Marga tahun 2018.

3
BAB 2
ISI

• Pekerjaan Pendahuluan
• Sebelum melakukan pekerjaan utama, Kontraktor harus menyiapkan
hal- hal berikut terlebih dahulu, antara lain :
• Membuat papan nama pekerjaan
• Menyiapkan kantor direksi keet/ gudang
• Mobilisasi material
• Quality Control
• Foto Dokumentasi
• Shop drawing / As Build drawing
• Pengurusan dokumen ijin, jika ada.
• Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan
Untuk kelamcaran pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan pelaksana
yang dianggap memadai. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi khusus
minimal sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan
Jalan Rigid Pavement yang ditujukan dengan mengajukan Curriculum
Vitae. Kontraktor juga wajib mengajukan Curriculum Vitae Site Manager
untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Direksi/Konsultan pengawas
berhak memecat Personil Kontraktor lainnya jika dianggap tidak
memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama.

• Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata


diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada
Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang
dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.
Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah

4
diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan
minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

• Mesin Listrik (Gen-set)


• Mesin Pemadat (Compaction Equipment)
• Pompa Air
• Mesin Penggetar (Vibrator Equipment)
• Alat-alat ukur lengkap Bor Listrik
• Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang
• Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam
lampiran penawaran kontraktor.
3. Kontraktor wajib menelitis Tapak-Job Site (situasi, kontur) dan hal lain
yang dapat mempengaruhi penawaran. Sebelum penwaran, kontraktor
harus melakukan survey ulang.

• Cuaca yang Diizinkan untuk Bekerja


Tidak boleh ditempatkan, dihamparkan, dipadatkan sewaktu hujan dan
pemadatan tidak diperbolehkan dilakukan setelah hujan.

• Perbaikan terhadap Perkerasan Beton Semen dan Lapisan Fondasi


Bawah Beton Kurus yang Tidak memenuhi Ketentuan.
Sambungan memanjang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus digeser
minimal 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton yang
dikerjakan.

• Jadwal Kerja dan Pengendalian Lalu Lintas


Jadwal Kerja dan pengendalian lalu lintas sesuai dengan seksi 1.8 pada Bina
Marga tahun 2018, seperti misalnya membuat Analisa Dampak Lalu Lintas
(ANDALALIN), membagi zona pekerjaan jalan, koordinasi antara berbagai

5
kontrak pekerjaan sipil, serta penggunaan lampu saat pekerjaan dilakukan
malam hari yang tidak boleh mengganggu pengguna jalan.

• Pemasokan Beton Ready Mix


Campuran Ready Mix atau siap pakai oleh pemasok harus sesuai dengan SNI
4433:2016. Kecuali disebutkan lain dalam kontrak “pembeli” dalam SNI
4433:2016.

• Bahan
1) Mutu Perkerasan Beton Semen
2) Agregat Halus untuk Perkerasan Beton Semen
Agrega halus yang digunakan harus bersih, keras, butiran tidak dilapisi
apapun dengan mutu yang seragam. Spesifikasi lainnya adalah:
• Agregat ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75
mm).
• Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam.
• Jika dua jenis agregat dicampur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan yang sudah disebutkan.
• Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah dan
haruslah bahan non-plastis jika diuji sesuai SNI 1966:2008.

Tabel Sifat Agregat Halus

Sifat Metode Pengujian Ketentuan


Berat Isi Lepas SNI 03-4804-1998 minimum 1.200 kg/m
Penyerapan oleh air SNI 1969:2016 maksimum 5%

6
3) Agregat Kasar yang digunakan

Tabel Sifat Agregat Kasar

Sifat Metode Pengujian Ketentuan


Tidak melampaui
Kehilangan akibat
SNI 2417: 2008 40% untuk 500
Abrasi Los Angeles
putaran
Minimum 1.200
Berat isi lepas SNI 03-4804-1998
kg/m3
Bera jenis SNI 1970: 2016 Minimum 2.1
Air cooled blast
furnace lag maksimal
Penyerapan Air SNI 1970: 2016
6% dan lainnya
maksimal 2,5%
Bentuk partikel pipih
ASTM D4791-10 Maksimal 25%
dan lonjong rasio 3:1
Bidang pecah,
tertahan saringan SNI 7619: 2012 Minimu 95/90
No.4

Maksud dari 95/90 adalah 95% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka idang
pecah dua atau lebih.
4) Semen dan Abu Terbang
Semen yang digunakan adalah Semen Portland biasa (OPC) Tipe 1 atau
Tipe 3, Portland Pozzolana Cement (PPC). Abu terbang yang digunakan
harus memenuhi SNI 2460: 2014. Abu terbang maksimum yang digunakan
adalah 25% dari berat bahan pengikat dan hanya dapat dipakai untuk jenis
semen OPC Tipe 1 dan tidak dapat digunakan untuk PPC.
5) Air
Air yang digunakan merupakan air bersih, tidak mengandung minyak serta
zat kimia lain yang dapat merusak struktur
6) Baja Tulangan

7
Harus sesuai dengan seksi 7.3, yaitu harus dipasang sedemikian rupa
sehingga baja tulangan dapat terutup sempurna oleh semen. Baja tulangan
harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat yang dapat
menganggu kelekatan baja dengan beton.
7) Membran Kedap Air
Membran kedap air yang ada di bawah perkerasan harus berupa lembaran
polyethen dengan tebal 125 mikron atau yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Bila diperlukan sambungan makan harus dibuat tumpang tindih
minimal 300 cm.

• Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan Seksi 7.1 dari spesifikasi Bina
Marga 2018. Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan
bergerak (slip form) maupun acuan tetap (fixed form)
1. Mesin Penghampar dan Pembentuk
Mesin harus dirancang yang baik agar dapat mengurangi segregasi pada
campuran beton. Mesin pembentuk harus dilengakpi dengan sepatu
melintang (transverse screeds) yang dapat bergerak bolak-balik atau
alat yang serupa untuk memadatkan (stricking off) beton.
2. Kendaran Pengangkut.
Penghantar jenis agiator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur
harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi yang diisyaratkan.
Beton diperbolehkan menggunakan dump truck sebagai alat pengangkut
selama sesuai dengan persetujuan pengawas pekerjaan. Campuran
beton yang diangkut dengan dump truck harus dirancang untuk tujuan
ini.
3. Pencampuran Beton
Pemasokan Beton siap pakai diizinkan untuk penghamparan acuan tetap
(fixed form) sesuai dengan demonstrasi yang dilakukan oleh penyedia
jasa bahwa kecepatan penghantaran, mutu dan kesinambungan yang

8
diisyaratkan dapat dipenuhi oleh pemasok. Alat pencampur tetap yang
digunakan mempunyai kapasitas tidak kurang dari 60 meter kubik per
jam.
4. Vibrator atau Penggetar
Vibrator untuk menggetarkan seluruh perkerasan beton dapat berupa
jenis “surface pan” dengan frekuensi tidak boleh kurang dari 58 Hz
atau jenis “internal” dengan frekuensi tidak boleh kurang dari 83 Hz
dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds dengan
frekuensi tidak boleh kurang dari 58 Hz. Vibrator dapat dipasang
dengan mesin penghampar atau mesin pembentuk atau dapat dipasang
di peralatan khusus. Vibrator tidak boleh menyentuh rakitan
sambungan, load transfer device, tanah dasar dan acuan samping.
5. Gergaji Beton
Penyedia jasa wajib menyediakan paling sedikit satu gergaji yang siap
pakai dengan ketentuan tepi pisau brintan yang didinginkan dengan air
atau gurinda sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Penyedia jasa juga
harus menyediakan gergaji cadangan di lapangan.
6. Acuan
Acuan samping yang digunakan harus terbuat dari logam dengan
ketebalan tidak kurang dari 5mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas
dengan panjang tidak kurang dari 3m. acuan ini minimal harus sama
kedalamannya dengan tebal perkerasan jalan dan lebar acuan tidak
kurang dari kedalamannya. Acuan yang fleksibel dengan radius 30,0 m
artau kurang digunakan untuk tikungan dan dpat diterima oleh
pengawas pekerjaan.
• Sambungan
Sambungan yang digunakan dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti
yang ditentukan. Sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan bahan
yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

9
Sambungan memanjang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus digeser
minimal 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton yang
dikerjakan.
Sambungan konstruksi melintang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus
dibentuk pada akhir kegiatan harian dan harus membentuk permukaan
melintang yang benar-benar tegak.

• Pelaksanaan
Sebelum dimulainya pekerjaan semua pekerjaan lapis pondasi bawa,
selongsong, dan kerb yang berdekatan harus disetujui oleh konsultan pengawas.
1 Acuan dan Alat Pengendali Elevasi
Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat dan lainnya harus dipasang
secukupnya di muka nagian perkerasan jalan yang sedang dikerjakan agar
diperoleh kinerja dan persetujuan atas semua kinerja. Acuan dipasang
minimal 3 paku dengan setiap ruasnya dengan panjang 3m. Alinyemen dan
elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki oleh
penyedia jasa sebelum dicor oleh beton.
2 Pengecoran Beton
Beton harus dituangkan ke dalam alat penghampar dan dihamparkan ecara
mekanis sedemikian rupa agar mencegah adanya segregasi. Pengahamparan
harus dilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa
sekatan sementara. Penghamparan manual harus menggunakan sekop dan
tidak diperbolehkan menggunakan perata. Beton harus dipadatkan secara
merata pada tepi sepanjang acuan, pada kedua sisi sambungan dengan
vibrator yang tidak boleh menyentuh langsung sambungan.
3 Pemasangan Baja Tulangan
Setelah beton dituangkan, baja tulangan harus segera diletakkan di atas
hamparan beton, sebelum lapisan atasnya dituangkan, digetar dan
dihamparkan. Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit
tanpa penghamparan lapis atas harus dibongkar dan diganti dengan yang

10
baru. Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat
yang dapat menganggu kelekatan baja dengan beton.
4 Penyelesaian
Penyelesaian dengan mesin pembentuk yaitu dengan melintasi setiap
bagian permukaan jalan beberapa kali dengan interval yang diperlukan agar
menghasilkan tekstur permukaan yang rata.
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, dengan
persetujuan pengawas pekerjaan, beton dapat dihampar dengan tangan
tanpa segregasi atau pra-pemadatan. Permukan beton kemudia harus
diratakan dengan minimal 2 kali lintasan mistar lurus pengupas dengan
panjang pisau tidak kurangdari 1,8 m.
5 Penyetrika (Floating)
Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus. Ada
2 metode, antara lain :
5.2 Metode manual.
Standar metode floating manual ini metode penyetrika yang dijalankan
manual dengan panjang minimal 350 mm dsn lebar minimal 150 mm
yang dilengkapi pengaku agar tidak melengkung atau melentur.
5.3 Metode Mrkanik
Metode ini harus rancangan yang sudah disetujui oleh Pengawas
pekerjaan dan harus dapat dijalankan dengan baik. penyetrika harus
disesuaikan dengan akurat terhadap punggung jalan yang dikehendaki
dan disesuaikan dengan mesin.
2 Memperbaiki Permukaan
Setelah penyetrikaan selesai kelebihan air dibuang, beton yang masih
dalam keadaan plastis jika ada bagian yang ambles harus segera
diperbaiki dengan beton barun dibentuk dan dipadatkan juga di
selesaikan lagi. Bagian perekerasan yang menonjol harus segera
dipotong dan finishing kembali. Sambungan harus memenuhi kerataan
yang disyaratkan.

11
3 Membentuk Tepian
Setelah beton dibentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di
sepanjang acuan pada sambungan harus diselesaikan dengan edging
tool untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus
dengan radius tertentu.
4 Penyelesaian Permukaan
Permukaan perkerasan yang telah selesai dibentuk kemudian dikasarkan
permukaanya dengan sikat kawat yang lebarnya minial 450 mm dan
terdiri dari 2 baris kawat yang disusun zig-zag dengan panjang kawat
100 mm..
5 Survei Elevasi Permukaan
Survei ini dilakukan 24 jam setelah pengecoran. Elevasi ttap titik dari
lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus tidak boleh berbeda
dari 10 mm.
6 Menguji Permukaan
Setelah beton mengeras, permukan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus
atau Perkerasan Beton Semen harus diuji dengan mistar lurus sepnjang
3,0 m. lokasi yang melebihi batas ketinggian harus ditandai dan
diturinkan elevasinya
7 Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen dirawat dengan cara
penyemprotan. Penyemprotan pertama haruslah dalam 30 menit setelah
penggarukan dan yang kedua haruslah 15 sampai 45 menit sesudahnya.
Permukaan Perkerasan Semen harus segera dirawat setelah selesai
dikerjakan sampai mencapai 70% dari kekuatan yang disyaratkan.
8 Membongkar Acuan
Acuan yang dipasang tadi boleh dibongkar setelah minimal 12 jam
setelah beton dicor. Acuan harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak
merusak perekerasan beton. Setelah acuan dibongkar, bagian sisi
prkerasan dirawat (curring).

12
• Panjang Percobaan
Penyedia jasa harus menyediakan instalasi untuk percobaan dengan
panjang minimal 30 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan, kecuali jika
terdapat keterbatasan lokasi atau sebab lain maka diperbolehkan di
lokasi pengerjaan denga persetujuan pengawas.

• Perlindungan Terhadap Perkerasan


Penyedia jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapan pekerjaan
dari lalu lintas umum dan lalu lintas kegiatan pekerjaan. Perlindungan
ini meliputi penyedia tenaga pengatur lalu lintas, pemasangan dan
pemeliharaan rambu peringatan, lampu penerangaan, jembatas di atas
perkerasan beton serta jalan alih.

• Pembukaan Tehadap Lalu Lintas


Perkerasan beton semen dapat dibuka untuk lalu lintas setelah hasil
pengujian terhadap benda uji yang dicetak dan dirawat sesuai SNI 4810:
2013 mencapai 90% dari kuat lentur (45kg/cm2) sertta kegiatan pekerjan
tidak diperkenankan melewati permukaan lapis fondasi bawah beton
kurus yang telah selesai sampai mencapai 70% dari kekuatan yang
disyaratkan. Seebelum dibuka, perkerasan beton harus dibersihkan dan
penutup sambungan harus selesai dikerjakan.

2.1.3. Toleransi Tebal Perkerasan


Dalam perhitungan rata-rata perkerasan, pengukuran yang melampaui lebih
dari 5 mm dari tebal yang disyaratkan. Lokasi yang kurang sempurna
dengan kekurangan tebal lebih dari 12,5 mm akan dievaluasi oleh pengawas
pekerjaan unttuk dibongkar dan diperbaiki kembali atau tidak

13
BAB 3
KESIMPULAN

1.1. Kesimpulan
• Bahan yang digunakan untuk perkerasan kaku yang sesuai dengan Bina
Marga tahun 2018 adalah :
• Semen OPC biasa, atau PPC jika tidak menggunakan fly ash
• Air yang harus bersih, bebas dari minyak, atau zat lain yang dapat
merusak beton perkerasan
• Baja tulangan yang tidak mengandung minyak, cat, oli, gemuk dan
bahan lain yang dapat mengurangi ikatan beton dan baja.
• Hal yang diatur dalam Bina Marga 2018 untuk perkerasan kaku selain
alat dan bahan adalah pelaksanaan seperti; Pemasangan Acuan,
Pengecoran beton, Pemasangan Baja Tulangan, Penyelesaian dengan
Mesin atau Tangan, Penyetrikaan (floating), Memperbaiki permukaan,
Membentuk Tepian, Finishing, Survei serta Curring. Selain itu sebelum
dilakukan pengerjaan terlebih dahulu membuatt tempat percobaan.
Perlindungan terhadap perkerasan perlu dilakukan oleh penyedia jasa.
Serta pembukaan terhadap lalu lintas setelah selai pengerjaan dengan
syarat minimal 70% dari kekuatan yang disyaratkan.

14

Anda mungkin juga menyukai