Anda di halaman 1dari 27

PAVEMENT

MATERIAL
ENGINEER

IR. BHAKTI REFDIANTO


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
MELAKSANAKAN MANAJEMEN MUTU
Mengarahkan penyedia Jasa dalam Pemeriksaan & Pengujian, baik
secara terjadwal maupun acak,
Memeriksaan mutu secara terjadwal untuk menilai pelaksanaan
sistem mutu Kontraktor dan pemenuhan terhadap persyaratan
kontrak,
Menerbitkan NCR bila menjumpai penyimpangan terhadap
persyaratan kontrak.
Memeriksa Laporan Mutu Harian, Mingguan, Bulanan dari
Kontraktor
Memeriksa kelayakan alat pengujian yang digunakan oleh
Kontraktor
Memeriksa kinerja Mutu yang dicapai oleh kontraktor
Bekerjasama dengan QCM Kontraktor untuk menyelesaikan setiap
permasalahan yang berkaitan dengan mutu
Standart Rujukan
SII = Standart Industri Indonesia
SNI = Standart Nasional Indonesia
AASHTO = American Association of State Highway and
Transportation Officials
ACI = American Concrete Institute
ASTM = American Society for Testing and Materials
BS = British Standards
JIS = Japanese Industrial Standards
Pd-T = Pedoman Teknis
Manual Perkerasan Jalan 2017
DLL.
Stuktur Badan Jalan

Timbunan Tanah
Agregat Klas “A”
Perkerasan Beton Semen
Timbunan Biasa
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah
yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan
sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO
M145) atau sebagai CH menurut "Unified Soil
Classification System"
Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak
dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan
hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya
dukung atau kekuatan geser yang tinggi
Timbunan Biasa ini bila diuji dengan SNI 03-1744-2012, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari 6%, setelah perendaman 4
hari
Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian
tanah yang mempunyai sifat sifat sebagai berikut :
 Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH
dan Pt dalam sistem USCS serta tanah yang mengandung
daun-daunan, rumput-rumputan, akar, dan sampah.
 Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak
praktis dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada
pemadatan (> Kadar Air Optimum + 1%).
 Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan
sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri
adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan
Timbunan Pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan
pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang
memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan
biasa dan sebagai tambahan Timbunan Pilihan harus
memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman
Pengujian Kepadatan
Pengujian CBR Lapangan
Agregat Klas A
Propertis Agregat klas A
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) = 0 - 40%
 Butiran pecah, tertahan ayakan No.4 (SNI 7619:2012) =
95/90 %
Batas Cair (SNI 1967:2008) = 0 – 25 %
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) = 0 – 6 %
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 =
Max 25 %
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran
Mudah Pecah (SNI 4141:2015) = 0 – 5 %
CBR rendaman (SNI 1744:2012) = min 90%
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200 dan No.40 =
Max 2/3
Jaminan Mutu
Lapis Fondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan
sebagai campuran yang merata dan untuk Lapis
Fondasi Agregat harus dihampar dan dipadatkan pada
kadar air dalam rentang – 3% s/d + 1% terhadap OMC
Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm,
kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui
kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi (modified) seperti yang
ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D
Setiap 1.000 meter kubik bahan yang diproduksi :

- Lima pengujian gradasi partikel untuk Lapis Fondasi


Agregat.
- Lima pengujian indeks plastisitas.
- Satu penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 1743:2008, metode D.
- Pengujian CBR untuk Lapis Fondasi Agregat harus
dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Proofrolling
Pengujian Kepadatan
Pengujian CBR Lapangan
Rigid Pavement
Jaminan Mutu
Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang
dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Standar Rujukan
Kuat Lentur pada umur 28 hari untuk Perkerasan Beton
Semen (pengendalian produksi) min. 45 kg/cm
Ukuran balok uji 500 mm x 150 mm x 150 mm dengan
jarak antar perletakan 450 mm dan masing-masing jarak
kantilever 25 mm
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara
disyaratkan harus ≥ 80% dari kuat lentur lapangan
yang terjadi.
Persyaratan Slump
25 - 38 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan
acuan berjalan (slipform)
38 - 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara
manual (acuan-tetap / fixform)
Tidak boleh melakukan pengecoran

Apabila :
Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam
Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
Tidak diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan, selama
turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar
Diagram Penentuan Tingkat Penguapan
Slump Test Beton Rigid
Pembuatan Benda Uji Balok
Penimbangan Benda Uji Balok
Pengujian Kuat Lentur
Kesimpulan
Mengontrol dan menjamin bahwa Prosedur Standart
Pengujian (SOP) dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Mengontrol dan menjamin seluruh Bahan / material
yang digunakan di pekerjaan ini akan memenuhi
standart yang di tetapkan pada spesifikasi
Mengontrol dan menjamin seluruh Hasil pekerjaan
yang sudah dilaksanakan pada pekerjaan ini akan
memenuhi standart yang di tetapkan pada spesifikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai