Anda di halaman 1dari 21

1

PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Oleh:
Ir. Eddie Djunaedie
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
2
LATAR BELAKANG
Indikasi ketidakseragaman pengerjaan lapis-lapis
perkerasan
Rendahnya mutu pekerjaan yang telah selesai
Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
Masalah profesionalitas pengguna jasa
LINGKUP
Peranan alat uji laboratorium
Peranan alat uji lapangan
SNI terkait
Kualifikasi operator pengendali mutu
Prosedur pengendalian mutu campuran aspal panas
3
PENGENDALIAN MUTU DALAM PELAKSANAAN
KONSTRUKSI PERKERASAN FLEXIBLE
Galian dan Urugan
Penyiapan tanah dasar
Penyiapan tepi jalan dan bahu jalan
Bahu jalan
Pondasi agregat dengan/tanpa penutup
Pondasi tanah-semen
Lapis resap ikat dan lapis perekat
Campuran beraspal panas
Lapen

4
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Galian dan Urugan



CBR tanah dasar 6% (SNI 03-1738-1989)
Klasifikasi M-145, CH
Kepadatan 100% (SNI 03-1742-1989)
Pengembangan tanah PI/%lempung 1,25
batu padas 10 cm.

Urpil :
CBR 10% (SNI 03-1738-1989)
PI 6%
Pemadatan setiap 20 cm [KA: (-3%Opt)-(Opt+1%)]
Kepadatan 95% (kedalaman > 30 cm)
Kepadatan 100% (kedalaman 30 cm)


5
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Penyiapan Tanah Dasar

Toleransi Dimensi
Ketinggian 1 cm, Alat mistar 3 meter.
Pelaporan 14 hari, pengiriman contoh 50 kg u/ rujukan
Lihat Ketentuan Galian dan Urugan

6
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Penyiapan Tepi dan Bahu Jalan

Lihat Ketentuan Pondasi Agregat (5.1) dan ATB (6.3.1)
ATB, bahan kelas A
Bahan galian jalan lama tidak digunakan lagi.
Pemadatan per 500 m3 (5 PI, 5 AS, 1 Kepadatan)
Kepadatan dengan konus pasir (SNI 03-2828-1990) per
50 m.
Kepadatan ATB per 100 m (core drill)

7
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Bahu dan Pelebaran Jalan

Toleransi Dimensi Agr. Kelas B:
Tanpa penutup 1,5 cm
Dengan penutup 1,0 cm
Kemiringan melintang 1%
Bahan
Agr. kelas B 30 cm teratas
#200 dibagi #No19 10%
Butir maksimum 37,5 cm
Bila tidak memenuhi, ganti dengan Kelas C + 50 mm
Bahu beraspal lihat 5.5.1(3)
8
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Pondasi Agregat

Toleransi Dimensi
Pondasi bahwah Agg Kelas B : - 2 cm
Permukaan pondasi agg Kls A 1 cm
Bahu Kls B tanpa penutup : 4.2.1(3)
Tebal total, Kls A, dipriming 1cm
Alat mistar 3 meter

Bahan
Keausan 40% (Kls A), 50% (Kls B), SNI 03-2417-1991
IP: 0 - 6 (Kls A); 0 - 12 (Kls B)
IP x #200 Maks 25
LL Maks 35% (SNI 03-1967-1990)
Bidang pecah min 40% (visual)
Bagian lunak: 0-5% (SNI 03-4141-1996
CBR kls. A Min 80% (SNI 03-1738-1989
Kepadatan Mod 100% (SNI 03-1743-1989)
Kepadatan dengan konus pasir per 200 m (SNI 03-2828-1990)

9
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Pondasi Agregat Tanpa Penutup

Toleransi Dimensi

Tebal padat : - 1 cm
Permukaan pondasi 1 cm
Kemiringan melintang 5%
Alat mistar 3 meter

Bahan

Kelas C 1:
LL Maks 45 (SNI 03-1967-1990
IP : kering 6-20%; Basah: 4-10% (SNI 03-1967-1990)
Keausan LA Abrasion: Maks 50 (SNI 03-2417-1991)
CBR rendam Min 40 (SNI 02-1738-1989)
Kelas C 2:
IP : maks 6 (SNI 03-1967-1990)
Keausan LA Abrasion: Maks 60 (SNI 03-2417-1991)
CBR rendam Min 55 (SNI 02-1738-1989)
WBM tanpa Penutup:
Keausan 40% (Kls A), 50% (Kls B), SNI 03-2417-1991
Kepipihan Maks 25
IP: 4 - 12 (SNI 03-1967-1990)
LL Maks 35% (SNI 03-1967-1990)
10
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Pondasi Tanah Semen

Mutu air (SNI )
Ukuran butir < 75 mm (SNI 03-3432-1994)
# 200 < 50%
LL, PL, PI
Kepadatan proctor Min 95%. SNI 03-1742-1990
Kepadatan tanah-semen (T-134-76)
Pengujian basah-kering : berat maks 7%, Vol maks 2% (SNI )
Kadar semen 3-12 % (SNI )
Kepadatan,konus pasir per 100 m. (SNI -03-2828-1990
CBR Min 6% SNI 03-1738-1989
pH tanah -semen > 12,2
Semen (SNI 15-2049-1990
DCP setelah 7 hari SP Min 0,8
UCS 20-35 kg/cm2
CBR 100-200%
Jalur percobaan 200 m
Pemadatan 60 menit setelah menyentuh tanah D > 97%


11
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Lapis Resap Ikat dan Perekat

RC, MC
Emulsi
Kekentalan aspal keras pen 60/70, 80/100

Jumlah bahan
Tanah-semen : 0,2 l/m2
RC, MS : 0,15 - 0,35 l/m2
Aspal emulsi 0,2 - 0,5 l/m2
Aspal emulsi encer: 1:1; 0,2 - 1 l/m2
Aspal distributor: uji diagram semprot, 25x25 cm maks
15%, per 150.000 ltr
Agregat penutup: 98% 9,5 mm, 2% 2,36 mm
Pelaporan minus 30 hari

12
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Campuran Beraspal Panas

Keausan lolos # 200, SNI 03-3416
Analisis saringan bahan SNI 03-1968-1990
Penetrasi aspal SNI 03-06-2456
Daya apung aspal
Daktilitas aspal
Titik bakar
Keausan agregat
Pelapukan
Kadar aspal
kohesi aspal, Min 75%
Kepadatan Min 97% KSK
Rasio kepadatan maks/min = 1,08
Sampling hot-bin T-168 per 250m3
Analisis saringan per 200 ton atau 2 per hari produksi
13
PENGENDALIAN MUTU
DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKERASAN FLEXIBLE
Campuran Beraspal Panas


Pemulihan aspal dengan abson
Destilasi aspal cair SNI 03-2488-1991
TFOT SNI 06-2440-1991
Penyelaputan aspal Min 95% SNI 03-2439-1991
Setara pasir Min 40% SNI 02-4428-1997
Gmm, T-209
Marshall karakteristik SNI 06-2489-1991
Bahan pengisi Min 75% lolos # 200, M-17-77
Kapur sebagai filler Maks 1%
Penetrasi aspal Pd S-15-1996-03, M-20-70
Kekentalasn aspal keras M-226-78
Kepadatan membal Pt
Kepadatan per 6 contoh per 200 m panjang
Suhu campuran di AMP tiap jam


14

KUALIFIKASI OPERATOR PERALATAN
PENGENDALIAN MUTU

UU No 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi:
Setiap tenaga kerja harus memiliki SKA atau SKT dari Asosiasi
Profesi yang terakreditasi oleh LPJK.
Asosiasi Profesi HPJI : jalan, jembatan, geoteknik dan lalu lintas.

Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi
Keputusan Dewan LPJK N No: 71/KPTS/LPJK/D/VIII/2002:
Untuk menyatakan kompetensi seseorang dalam disiplin ilmu
dan fungsi keahlian di bidang jasa konstruksi. Syarat SKA:
Minimal D3 atau PT setara terakreditasi
Penilaian dan/atau pengujian oleh Asosiasi Profesi
SKA diterbitkan oleh Asosiasi Profesi, diregistrasi oleh LPJK.

15

KUALIFIKASI OPERATOR PERALATAN
PENGENDALIAN MUTU

SKA dan SKT oleh LPJK
Keputusan Dewan LPJK N No: 72/KPTS/LPJK/D/VIII/2002:
Orang perseorangan yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa
sebagai perencana atau pengawas harus memiliki SKA/SKT.
Syarat:
Penyedia Jasa perencana/pelaksana/pengawas/terintegrasi
wajib menggunakan tenaga kerja yang memiliki SKA atau SKT
Bagi yang belum memiliki SKA atau SKT, Penyedia Jasa wajib
memintakan SKA-P dan SKT-P kepada LPJK Daerah.
Bagi tenaga kerja asing wajib memiliki SKA atau SKT dari
negaranya masing-masing dan dilegalisir oleh LPJK Nasional.

16
PENGENDALIAN MUTU
DI UNIT PRODUKSI
Laboratorium :
Kalibrasi alat secara berkala
Metode / prosedur pengujian
Personil
Stockpile :
Agr. tidak tercampur dan terkontaminasi
Agr. tidak segregasi
Kebersihan agregat
Asphalt Plants :
drum-mix plant
Batch plant


17
PENGENDALIAN MUTU DI UNIT PRODUKSI
COLD BIN:
Kalibrasi bukaan cold bin
Kelengkapan cold bin (penggetar)
Pemisah antar cold bin (degradasi)
Kontinuitas aliran mineral
DRYER, SCREEN, HOT BINS, WEIGH HOPPER, PUGMIL:
Kalibrasi pengukur suhu
Kalibrasi timbangan agr. dan aspal
Kebersihan dan kondisi saringan
Periksa temperatur di dryer, tangki aspal dan pencampur
Perksa kadar air agr. setelah pemanasan
Kontrol penimbangan agr. dan aspal
Lama pencampuran


18
PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN
Pekerjaan Persiapan :
Kesiapan permukaan
Kerataan
Lapis bawah memenuhi persyaratan
Prime coats atau tack coats
Peralatan penghampar dan pemadat :
Finisher dan alat pemadat dalam kondisi baik
Pemeriksaan campuran beraspal di Lapangan:
Temperatur
Tampak visual
Pengambilan sample

19
PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN
Pemeriksaan Saat Penghamparan:
Tekstur
Kerataan dan kemiringan
Ketebalan
Pemeriksaan Saat Pemadatan:
Urutan pemadatan
Temperatur masing-masing pemadatan
Jumlah lintasan
Pembersihan pada roda
20
PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN
Pemeriksaan Hasil :

Tekstur
Kerataan dan kemiringan
Ketebalan dan kepadatan
21
TERIMA KASIH
SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai