Anda di halaman 1dari 14

TUGAS CRITICAL BOOK

REPORT (CBR)
MATA KULIAH STATIKA
DAN KEKUATAN
MATERIAL
PRODI S1 PTO –FT

Skor Nilai:

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

NAMA MAHASISWA : DANIEL R SIHOMBING NIM : 5183122020

DOSEN PENGAMPU : Ir. FIRDAUS, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan critical book report ini.
Critikal booc report telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan cbr ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki cbr ini.
   
    Akhir kata saya berharap semoga critical book report ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca

Medan, April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………….......................................1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR …………………………………………………..4
1.2 Tujuan Penulisan CBR …………………………………………………………..4
1.3 Manfaat CBR …………………………………………………………………….4
1.4 Identitas Buku ……………………………………………………………………4
BAB 2 ISI BUKU ……………………………………………………………………………6
2.1 Ringkasan Isi Buku ………………………………………………………………6
BAB 3 PEMBAHASAN ……………………………………………………………………12
3.1 Kelebihan Buku …………………………………………………………………12
3.2 Kekurangan Buku ……………………………………………………………….12
BAB 4 PENUTUP …………………………………………………………………………..13
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...13
4.2 Rekomendasi …………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………..14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang mekanika teknik.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah statika dan kekuatan material
dalam dua buku yang berbeda.
1.3 Manfaat CBR
- Untuk menambah wawasan tentang statika dan kekuatan material
- Untuk mengetahui metode dan rumus statika dan kekuatan material
- Untuk mengetahui prinsip dan teori statika dan kekuatan material
1.4 Identitas Buku utama
-judul : STRENGHT OF MATERIALS
-ISBN : 8121928222
-Penerbit : S CHAND
-Kota terbit : New Delhi
-Pengarang : R.S KHURMI
-Tahun terbit : 2006

4
1.5 Identitas Buku pembanding
Judul Buku : Mekanika Teknik Statika
ISBN : 979-8901-57-6
Pengarang : R.C.HIBBELER
Penerbit : PT Prenhallindo
Tahun terbit : 1997
Kota terbit : Jakarta

5
BAB 2
ISI BUKU

2.1 Ringkasan Isi Buku


1. Pengetahuan Dasar Tentang Ilmu Statika
1.1. Pengetahuan dasar
Statika ialah ilmu tentang semua benda yang tetap, yang statis. Ilmu ini merupakan
bidang bagian ilmu mekanika Teknik. Dalam ilmu dinamika diterangkan semua yang
bergerak; sedangkan dalam ilmu statika semua yang tidak bergerak. Oleh sebab itu, ilmu
statika juga disebut ilmu keseimbangan gaya.
Ketetapan hasil pada suatu penelitian statis bukan saja tergantung dari ketelitian
perhitungan maupun penggambaran, melainkan juga dari ketetapan menentukan nilai
kekuatan atau beban serta penempatan beban yang tidak menguntungkan konstruksinya.
1.1.1. Pembangunan pada konstruksi batang dan rangka batang
Dalam ilmu sttaika pada umumnya kita membagi benda dalam ruang ke dalam satu
atau beberapa benda dalam bidang dengan membedakan antara konstruksi batang dan
konstruksi rangka batang.
Syarat yang harus dipenuhi oleh konstruksi batang dan rangka batang :
1. Pada semua gaya yang bekerja pada suatu konstruksi batang atau rangka batang sistim
statisnya harus menjadi sama.
2. Perubahan bentuk elastis pada suatu konstruksi batang atau rangka batang harus agak kecil.
1.1.2. Beban pada konstruksi batang dan rangka batang
Beban yang tetap : seperti konstruksi lantai, batu beton.
Beban yang bergerak : beban mobil, kereta api, beban lalu lintas, tekanan angina, pengaruh
gempa.

1.1.3. Tumpuan pada konstruksi batang dan rangka batang


1. Tumpuan sendi
Tumpuan sendi menerima gaya tumpuan yang sembarang dan menentukan titik
tumpuan pada sistim statis. Yaitu pada reaksi horizontal dan vertical.
2. Tumpuan rol
Tumpuan rol menerima gaya tumpuan secara vertical saja, tidak menahan gaya
horizontal atau momen.

6
3. Jepit
Jepit menerima gaya tumpuan yang sembarang dan momen yaitu horizontal, vertical,
momen.
1.2. Gaya
Walaupun kita tidak bisa merasakan gaya dalam maupun luar, kita bisa melihat
akibatnya. Suatu gaya pada tungkai pengungkit dengan jarak siku siku pada titik putaran
mengakibatkan suatu momen.
1.3. Mengumpulkan dan membagi gaya dalam satu bidang
1.3.1. Ukuran dan jurusan pada gaya
Kita boleh mengubah suatu gaya dalam arah garis kerja tanpa mengubah akibatnya.
Dari tiga nilai yang diberi untuk menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari geometri,
yaitu nilai yang diperlukan untuk penentuan garis kerja dan satu nilai berasal dari statika,
yaitu ukuran gaya.
1.4. Momen
1.4.1. Momen satu gaya
Hasil kali jarak tegak lurus dengan sumbu batang kita tentuka sebagai momen. Suatu
momen dikatakan positif apabila momen itu berputar searah jarum jam, dan negative apabila
terjadi kebalikannya.
1.5. Syarat keseimbangan
Suatu benda yang dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikalau
resultan nya nol dan tidak berada dalam ketidakterbatasan, yaitu
∑X=0 ∑Y=0 ∑M=0

1.6. Penggunaan syarat keseimbangan


Pada tumpuan suatu konstruksi batang atau rangka batang timbul gaya atau reaksi
tumpuan yang diakibatkan oleh bebanan pada konstruksi itu. Reaksi tumpuan harus seimbang
dengan beban konstruksi. Pelaksanaan atau perhitungan nya boleh dilakukan dengan
menggunakan tiga syarat keseimbangan.

1.6.3 Perjanjian tanda


- Rekasi tumpuan menjadi positif jikalau tumpuan itu ditekan, dan menjadi negative apabila
kebalikannya.
- Gaya normal (N) menjadi positif jikalau terjadi gaya Tarik menarik dan negative apabila
kebalikannya.

7
- Gaya lintang (D) menjadi positif jikalau batang sebelah kiri dari suatu potongan naik keatas
dan negative apabila kebalikannya.
- Momen (M) menjadi positif apabila momen disebelah kiri akan memutar searah jarum jam
dan negative apabila kebalikannya.
2. Ilmu Inersia dan Ketahanan
2.1 Besaran besaran Lintang
2.1.1. Titik berat bidang
Kita membebani suatu diang F dengan suatu beban merata q = 1, kemudian kita bagi
bidang F atas sembarang jumlah bidang kecil f, hasil dari bidang kecil f ini merupakan suatu
gaya oleh beban merata
2.1.2. Momen lembem dan momen sentrifugal pada bidang
pada perhitungan titik berat kita bekerja dengan momen yang statis lnear, akan tetapi
pada perhitungan tegangan kta bekerja dengan momen yang statis kwadrat. Oleh karena
momen sentrifugal menjadi nol kita dapat mengatakan, bahwa suatu garis sumbu simetri
selalu juga menjadi suatu garis sumbu utama.
2.1.5. Lingkaran Mohr
Lingkarang mohr yang ditemukan mohr pada tahun 1868 memungkinkan
menggambar hubugan hubungan antara momen lembam dan momen sentrifugal, baik pada
sistim koordinat beritik tangkap pada titik berat maupun sistim koordinat sembarang.
2.2. Tegangan normal
2.2.1. Ketentuan keseimbangan
Suatu batang yang lurus, berbentuk prisma dan langsing akan mengubah bentuknya
sampai gaya dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya. Kejadian keseimbangan akan
kita perhatikan dengan ketentuan agar perubahan bentuknya itu kecil sekali dan pengaruh atas
titik tangkap gaya luar dan jurusannya begitu kecil agar pada perhitungan kita abaikan
pengaruhnya.
Resultante tegangan normal(o) dan resultante tegangan (t) harus seimbang dengan gaya
normal N dan gaya lintang Q.
2.2.2. Ketentuan perubahan bentuk
Oleh Jacob bernaoulti 1654-1705 dan louis navier 1785-1836 ditemukan asas tentang
potongan datar, yaitu :
Potongan dari suatu batang yang datar harus juga menjadi datar sesudah mengalami
perubahan bentuk.
Asas ini dalam prakteknya bisa diterapkan hanya pada batang dari bahan bangunan yang
seragam, missal bahan besi, baja, dsb. Pada batang dari bahan bangunan yang tidak seragam

8
seperti kayu atau batang yang disambung seperti beton bertulang, maka asas ini hanya cocok
pada perhitungan tegangan linear.
2.2.5 Gaya tekan dan gaya Tarik
Jikalau gaya normal mempunyai titik tangkap pada titik berat kita dapat mengatakan
xa=0, ya=0 dan tegangan selanjutnya berbunyi :
O= N/F
Dengan catatan gaya Tarik selalu menjadi positif dan gaya tekan selalu menjadi negative.
2.2.6 Momen lentur
Oleh karena momen lentur yang bekerja pada bagian kiri pada balok yang dipotong,
momen dengan jumlah putaran yang berlawanan dengan jarum jam menjadi positif
2.2.7. Besaran inti
Jikalau garis sumbu nol berputar sekeliling sisi penampang potongan, garis
penghubung tiap tiap titik tangkap A menggambarkan sisi besaran inti.
Menuru perjanjian tanda suatu momen yang positif mengakibatkan tegangan O yang
negative sebagai tekanan dan tegangan o yang positif sebagai tarikan.
2.3 Tegangan geser
2.3.1 tegangan geser oleh gaya lintang
Tegangan geser t menjadi sejajar pada gaya lintang dan pembagian pada lebarnya
potongan z menjadi merata.

2.5. Penggunaan dan keamanan


2.5.1 Keamanan
Jikalau kita memperhatikan diagram perubahan panjang e dan tegangan a pada suatu
btang Tarik dari baja, kita melihat 2 tingkat yang berbahaya, yaitu :
Batas mengecil dan batas titik patah.
Tegangan yang diperbolehkan selanjutnya harus memenuhi suatu faktor keamanan n
supaya bahan bangunan yang dibebani tidak mendapat beban sampai ava tau ag.
Jikalau suatu bahan bangunan mendekati bahan bangunan hook, angka keamanan
boleh ditentukan agak kecil sebaliknya angka keamanan menjadi agak besar. Oleh karena itu,
baja mempunyai angka keamanan yang agak kecil dibandingkan dengan misalnya beton atau
kayu.
2.5.3. Teori teori titik patah

9
Kekakuan bahan bangunan pada umumnya ditentukan dalam keadaan tegangan linear
(gaya Tarik atau gaya tekan). Dengan pertimbangan bahaya oleh tegangan linear kita
memerlukan suatu teori titik patah. Kebenaran teori titik patah itu hanya bisa
dipertimbangkan pada percobaan dan pengalaman.
pada umumnya kita membedakan lima teori titik patah, yaitu :
1. teori menurut tegangan utama yang terbesar
2. teori menurut penguluran terbesar
3. teori menurut tegangan geser terbesar
4. teori titik patah menurut mohr
5. teori titik patah menurut pekerjaan perubahan bentuk yang tetap
Tekukan
Tekukan pada topang ganda
Dengan topang ganda dimaksudkan batang tertekan yang terdiri dari dua batang yang
disambung supaya dua duanya bekerja sama dalam penerimaan beban. Selanjutnya kita hanya
memperhatikan topang ganda yang terdiri dari dua batang tekan.
2.8. Perhitungan lendutan dan garis elastis
2.8.1. Pengetahuan dasar
Yang dimaksud dengan garis elastis adalah garis sumbu suatu batang yang urus yang
akan melengkung oleh pengaruh gaya atau momen yang membebaninya. Bentuk garis elastis
ditentukan oleh perubahan bentuk batang oleh momen lentur dan gaya lintang. Biasanya kita
menentukan pengaruh masing masing terpisah dan lalu menjumlahkannya. Oleh karena
pengaruh gaya lintang pada umumnya begitu kecil maka kita akan membatasi diri pada
pengaruh momen lentur.
2.8.2 Syarat Mohr
Lendutan pada suatu konstruksi batang dapat ditentukan sebagai bidang/diagram
momen M oleh beban diagram momen Mo yang direduksikan dengan -1/E.I. Garis elastis
menjadi garis sisi diagram momen M itu. Sudut putar tumupuan w dapat ditentukan sebagai
reaksi tumpuan oleh beban diagram momen M itu.
3. Konstruksi Batang
3.1. Pengetahuan dasar
Konstruksi batang ialah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih batang yang
dapat menerima gaya normal, gaya lintang, momen lentur. Sebaliknya konstruksi rangka
batang terdiri atas suatu sistim yang hanya dapat menerima gaya normal.
Yang kita sebut batang atau balok ialah suatu bagian bangunan yang biasanya
menerima beban siku pada garis sumbunya dan mengalami lendutan oleh momen lentur, dan

10
berbaring horizontal, walaupun sering kita dapati balok tunggal yang miring atau berdiri
vertical dan yang berbentuk portal atau busur.
1. balok tunggal dengan satu tumpuan sendi dan satu tumpuan rol, statis tertentu.
2. console menjadi terjepit sebelah dan bebas pada ujung lainnya, statis tertentu.
3. balok terjepit menjadi terjepit sebelah-menyebelah dan balok terjepit sebelah mempunyai
satu tumpuan jepitan dan satu tumpuan rol, dua dua menjadi statis tidak tertentu.
4. balok terusan menjadi suatu batang yang ditumpu lebih 3 tumpuan, statis tidak tertentu.

5. balok rusuk gerber menjadi suatu bentuk balok terusan, hanya jikalau kita memasang
engsel dalam jumlah yang sama denganbanyaknya tumpuan dalam, balok rusuk gerber
menjadi statis tertentu
3.2. Balok tunggal
Pada balok tunggal dengan satu gaya kita tentukan, bahwa batang itu sendiri tidak
mempunyai bobot sendiri. Pada balok tunggal dengan tiga atau lebih gaya kita pada
umumnya menambah bobot sendiri pada gaya masing masing, maka konstruksinya batang
tidak mempunyai bobot sendiri. Jikalau pada balok tunggal dengan hanya da gaya perlu kita
tentukan pengaruh atas bobot sendiri.
3.6. Balok rusuk gerber
3.6.1 pengetahuan dasar
Jikalau lebar bentang atau jarak antara dua tumpuan pada konstruksi batang menjadi
terlalu besar, kita harus mencari konstruksi yang lain. Balok rusuk gerber menggunakan
engsel yang begitu dikonstruksikan sehingga engsel dapat menerima gaya lintang dan normal
tetapi bukan momen. Banyak engsel yang dibutuhkan itu sama dengan banyaknya tumpuan
dalam.
Balok rusuk gerber terutama digunakan pada konstruksi atap. Harus diperhtaikan
bahwa suatu bagian konstruksi atap dengan balok rusuk gerber tidak boleh berengsel pada
bagian yang bersuai angina. Engsel biasanya dikonstruksikan dengan satu baut.

11
BAB 3
PEMBAHASAN
Buku Utama :

 Kelebihan :
 Bukunya Simple
 Kata-kata dan isi dalam buku mudah dipahami
 Walaupun gambarnya sedikit tapi mudah dipahami dan dimengerti
 Kelebihan buku
 cara penulisan buku menarik untuk dibaca
 buku ini banyak penjelasan dari tentang gaya, tumpuan dan bagaimana
menghitung momen, gaya lintang dan gaya normal
 dari aspek tata bahasa, buku ini cukup mudah dipahami walaupun ada
beberapa kata yang sulit dicerna.
 menjelaskan tentang mekanika Teknik dengan memberikan banyak contoh
dengan diagram maupun gambar
 Kekurangan :
 Di dalam buku ini masih banyak menggunakan kata – kata yang kurang
dimengeti oleh pembacanya
 Di dalam buku ini banyak kata-kata yang tidak baku
 Penulisan kata-kata kurang maksimal.
 Buku terlalu berat untuk dibawa kemana-mana sehingga orang malas
membawa dan membacanya
 ada beberapa kata yang kurang dimengerti namun tidak ada penjelasan yang
terperinci
 terlalu menggunakan bahasa ilmiah

Buku Pembanding :
 Kelebihan :
 Cover buku menarik perhatian kita bila kita melihatnya
 Sangat bagus untuk pembelajaran bagi pemula
 Kekurangan :
 Didalam buku ini ada beberapa kata yang kurang dimengerti oleh pembaca
 Didalam buku terlalu banyak contoh dan soalnya
 Jarak setiap kata terlalu sempit atau rapat dan gambar di buku ini terlalu
sedikit.

12
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Mekanika Teknik merupakan suatu cabang Teknik sipil yang mempelajari statika
bagaimana gaya yang terjadi pada bangunan. Dimana cara menghitung gaya bangunan itu
juga merupakan hal yang perlu untuk dipahami para Teknik sipil. Untuk menjadi seorang
Teknik sipil yang berkualitas itu dia harus bisa mengetahui berapa besar gaya yang diterima
atau beban yang mampu ditopang bangunan tersebut. Oleh sebab itu, menjadi ahli Teknik
sipil itu adalah tugas yang besar dan penuh tanggung jawab, karena keselamatan orang lain
bergantung pada kita.

4.2 Rekomendasi
Diharapkan setelah membaca critical book report ini pembaca lebih mengerti tentang
menjadi seorang Teknik sipil yang berkualitas dan apa saja yang terkandung didalamnya
sehingga kita dapat memahami tentang teori, prinsip dan kegunaan statika dalam Teknik sipil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ir.Heinz Frick, 1978.Mekanika Teknik 1 statika dan kegunaannya


.Kanisius:Semarang

R.C.Hibbeler.1997.Mekanika Teknik Statika.Jakarta.PT Prenhallindo

14

Anda mungkin juga menyukai