Disusun Oleh :
MOCHAMAD RIZKI CAHYEKA
5170811346
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
a. Banyaknya Jalan yang kurang layak pakai serta banyaknya
permasalahan yang ada di lalu lintas yang sehingga menyebabkan
korban jiwa.
b. Kurangnya pemahaman tentang perkerasan kaku ( Rigid Pavement )
yang sering terjadi akibatnya jalan mengalami banyak gangguan.
c. Metode yang dilakukan kurang efisien serta pemeliharaan jalan yang
kurang diperhatikan.
C. TUJUAN PEMBAHASAN
a. Agar menambah wawasan pemahaman tentang perkerasan kaku (
Rigid Pavement )
b. Lebih cekatan dalam memahami serta nantinya dapat
mengaplikasikan dengan baik.
c. Supaya pemeliharaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
dengan ketentuan - ketentuan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang
menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah
satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur
(asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi
lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti
pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol,
maupun pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya
menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan
kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt.
Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri dibanding perkerasan lentur (asphalt)
adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku
karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada
daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg
menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat
dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak
sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.
Ada tiga dasar jenis joint yang digunakan pada perkerasan beton yaitu,
constraction, construction dan isolasi jaoint, disain yang diperlukan untuk
setiap jenis tergantung pada orientasi joint terhadap arah jalan (melintang atau
memanjang). Faktor yg penting pada joint adalah berarti secara mekanis
menyambungkan plat, kecuali pada isolasi joint, dengnn penyambungan
membantu penyebaran beban pada satu plat kepada plat lainnya.
Dengan menurunnya tegangan didalam beton akan meningkatkan masa layan
pada join dan plat.
1. Constraction Joint
Isolation joint adalah memisahkan perkerasan dari objek atau struktur dan
menjadikannya bergerak secara independen. Isolation joint digunakan bila
perkerasan berbatasan dengan manholes, drainase, trotoar bangunan
intersection perkerasan lain atau jembatan. Isolation joint yang dipakai untuk
jembatan harus memakai dowel sebagai load transfer, harus dilengkapi dengan
close-end expansion cap supaya joint bisa mengembang dan menyusut,
panjang cap 50 mm, dengan kebebasan ujung 6 mm. Setengah dari dowel
dengan cap harus diminyaki untuk mencegah ikatan supaya bisa bergerak
secara horizontal. Isolasi joint pada intersection atau ramp tidak perlu diberi
dowel sehingga pergerakan horizontal dapat terjadi tanpa merusak perkerasan.
Untuk mengurangi tekanan yang terjadi pada dasar plat, kedua ujung
perkerasan ditebalkan 20 %^ sepanjang 150 mm dari joint. Isolation joint pada
inlet drainase, manholes dan struktur penerangan tidak perlu ditebalkan dan
diberi dowel.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
WEBTOGRAFI
azanurfauzi.blogspot.com/