Anda di halaman 1dari 11

BAB I

GAMBARAN UMUM

Secara garis besar dapatlah dijelaskan, bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan
haruslah mempertimbangkan segala aspek, agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik,
tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu aspek yang cukup penting dan menentukan adalah pekerjaan “Pengendalian Mutu
(Quality Control)”, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suatu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dapat dikatakan bahwa bila tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan yang ada dalam
pekerjaan pengendalian mutu, maka akan mengakibatkan kegagalan proyek yang cukup fatal.

Pengendalian Mutu (Quality Control).


Pengendalian mutu (quality control) adalah merupakan suatu cara (metoda) untuk mencapai
suatu pekerjaan yang baik dan juga untuk mengetahui hasil suatu pekerjaan : baik, memenuhi
syarat atau tidak. Penilaian dari pekerjaan kendali mutu tersebut adalah terukur (tidak
kualitatif, tapi kuantitatif), dengan parameter dan tolak ukur tertentu sesuai dengan
standard yang berlaku dan ketentuan dalam spesifikasi teknik, sehingga penerimaan atau
penolakan suatu hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan jelas dan tegas.

Pengendalian mutu pekerjaan meliputi beberapa hal yaitu :


a. Mutu tentang dimensi
Seperti : panjang, lebar, tebal, elevasi, kemiringan, kerataan dan lain-lain
b. Mutu tentang kualitas fisik
Seperti : material atau campuran material, kepadatan, stabilitas, kuat tekan, kuat lentur,
CBR dan lain-lain

Ada beberapa hal yang harus dilakukan pekerjaan pengendalian mutu dalam setiap macam
(item) pekerjaan, agar dapat mencapai pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan yaitu :
a. Jenis pemeriksaan (seperti : Abrasi, Berat Jenis, Soudness, dll.)
b. Metode pemeriksaan (seperti : SNI, AASHTO dan ASTM, dll.)
c. Frekuensi pemeriksaan (seperti : 1/quarry, 2 benda uji/hari, 1/250M3,dll)
d. Spesifikasi atau persyaratan mutu (seperti : CBR 60% stabilias HRS 800 kg, dll)
e. Toleransi yang ditentukan (seperti : -3mm, + 1 cm, dll)

Adapun pekerjaan yang dapat diterima atau ditolak antara lain adalah sebagai berikut :
- Material yang akan digunakan.
- Hasil campuran material, berdasarkan JMF yang sudah disetujui.
- Frekuensi pemeriksaan sesuai dengan ketentuan.
- Hasil suatu pekerjaan, dsb.

Semua pekerjaan pengendalian mutu harus dilengkapi dengan data pendukung kualitas yang
sudah disahkan oleh semua pihak yang terkait (Kontraktor, Konsultan pengawas, PPK). Semua
kegiatan pengendalian mutu haruslah juga dilengkapi dengan “Foto Dokumentasi Pelaksanaan
Pekerjaan Kendali Mutu”, termasuk alat-alat yang digunakan, quarry, kondisi laboratorium
dsb.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengendalian mutu tidaklah dapat dipisahkan dengan


pekerjaan yang lain, seperti antara lain tentang tahapan dan prosedur suatu pekerjaan,
ketergantungan suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya, dan kelengkapan administrasi
pekerjaan dsb.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaan suatu pekerjaan haruslah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Tahapan (urutan) suatu pekerjaan.
- Prosedur kerja untuk setiap tahap pekerjaan.
- Tes hasil suatu pekerjaan (Quality Control/Kendali Mutu) untuk setiap tahap pekerjaan
(berdasarkan tolak ukur yang sudah ditentukan).
- Pengecekan terhadap ukuran/dimensi (akan dipertimbangkan juga terhadap nilai
toleransi yang diperbolehkan) dan bentuk suatu hasil pekerjaan, termasuk penampakan
secara visual.
- Konsistensi untuk setiap tahap pekerjaan (tidak diperkenankan dilanjutkan suatu
pekerjaan, bila pekerjaan pada tahap sebelumnya tidak/belum memenuhi syarat,
termasuk juga tentang kualitas suatu pekerjaan).
- Perhitungan kuantitas (detail dan rekapitulasi) untuk setiap tahap pekerjaan, lengkap
dengan data-data pendukung dari lapangan (kuantitas dan kualitas).
- Kelengkapan administrasi pekerjaan (termasuk request of work), lengkap dengan lembar
pengesahannya.

Request of Work (Permohonan/ijin Kerja) ini sangat penting, agar interaksi dari semua pihak
yang terkait dapat berjalan secara optimal dan hasilnya pun akan menjadi baik dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan catatan bahwa semua pihak yang terkait tersebut dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

Dalam request tersebut akan dilampirkan : Shop Drawing (gambar kerja) & Gambar Tipikal dan
Sketsa Lokasi Pekerjaan. (Bila perlu dilampirkan hasil tes material dan JMFnya).

Maksud dan tujuan dari pekerjaan pengendalian mutu adalah untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan adalah baik (dari aspek kualitas), maka dalam penerapan pekerjaan pengendalian
mutu (Quality Control) tersebut harus dapat dilaksanakan secara penuh, teratur dan runtut,
konsisten, dan sesuai dengan prosedur, standard-standard yang berlaku, dan spesifikasi teknik
yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Dalam spesifikasi teknik disebutkan tentang ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu
antara lain :
- Jenis tes yang harus dilakukan.
- Frekuensi tes dilakukan.
- Parameter dan properti apa saja yang harus dipenuhi.
- Jumlah tes yang harus dipenuhi (biasanya berdasarkan : Jenis dan tahapan pekerjaan,
jumlah/kuantitas pekerjaan, waktu/hari pelaksanaan pekerjaan, dsb.).
- Nilai (tolak ukur) yang harus dicapai.
- Tempat/lokasi tes (untuk di lapangan).
- Tahapan dan prosedur tes.
- Pelaporan yang harus dibuat, lengkap dengan foto dokumentasinya.
- Dan sebagainya.

Seluruh pekerjaan kendali mutu haruslah ada bukti tentang hasil pelaksanaan pekerjaan
kendali mutu tersebut, baik berupa pelaporan, data-data, sampel/contoh, foto-foto dsb. dan
dibuat dalam bentuk Laporan Kendali Mutu. Laporan kendali mutu harus lengkap, informatif
(mudah dimengerti dan runtut), lengkap dengan rekapitulasinya (summary report).

Seluruh hasil tes harus disahkan oleh pihak-pihak yang terkait, seperti : Kontraktor, Konsultan
pengawas, dan PPK. Sampel atau contoh benda uji agar disimpan yang aman dan rapi. Semua
alat uji harus dalam kondisi baik dan akurat (sudah dikalibrasi).

Disarankan dalam membuat laporan kendali mutu tersebut, termasuk Rekapitulasinya


(Summary) harus dibuat yang sistematis, dalam bentuk tabelaris yang isinya singkat,
sederhana, namun cukup lengkap dan informatif/mudah dimengerti.

Core Team Konsultan Supervisi membuat “Laporan Akhir tentang Pengendalian Mutu”, yaitu
pada Buku II B. Laporan akhir ini dibuat berdasarkan kegiatan pekerjaan pengendalian mutu
yang dilaksanakan di lapangan, dan data-data tentang kendali mutu (data quality control)
berasal dari Laporan Pengendalian Mutu dari lapangan (Back Up of Quality).

Prosedur Kerja dan Konsistensi Untuk Setiap Tahap Pekerjaan.


Dalam aplikasi pekerjaan pengendalian mutu harus memperhatikan tentang prosedur dan
tahapan kerja, dan juga mempertimbangkan tentang konsistensi dari setiap tahap pekerjaan.
Prosedur kerja adalah merupakan suatu aturan dalam proses pekerjaan dengan urutan, ukuran
& jumlah, parameter, dan persyaratan tertentu dsb. untuk setiap tahap pekerjaan. Konsistensi
untuk setiap tahap pekerjaan harus dijaga, dan bila pada suatu tahap pekerjaan tertentu belum
memenuhi syarat (temasuk juga tentang hasil tes/uji kendali mutu), maka tidak diperkenankan
untuk melanjutkan pekerjaan selanjutnya. Hal tersebut dimaksudkan, agar bila terjadi
penyimpangan pekerjaan pada suatu tahap pekerjaan, tidak mengakibatkan suatu
penyimpangan yang fatal dikemudian hari, dikarenakan adanya tindakan/solusi yang lebih
awal/dini. Bila adanya penyimpangan tersebut tidak dieliminir/ditanggulangi lebih awal, maka
pekerjaan perbaikannya menjadi sulit dan mahal (pekerjaan pencegahan/preventif akan lebih
baik, mudah, murah/lebih sedikit biaya).

Standar Rujukan Pengendalian Mutu/Kualitas


Sebagai rujukan untuk pengendalian mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan spesifikasi
umum buku 3 (tiga), berpedoman pada standar Standart Nasional Indonesia (SNI) dan AASHTO
adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Timbunan
SNI 1966: 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
SNI 1967: 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1742: 2008 : Cara uji kepdatan ringan untuk tanah
SNI 1743: 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744: 2012 : Metode uji CBR laboraturium
SNI 2828: 2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan
konus pasir
SNI 3423: 2008 : Cara uji analisis ukuran butiran tanah
SNI 6371: 2015 : Tata cara pengklasifikasi tanah untuk keperluan teknik
dengan sistem klisifikasi unifikasi tanah (ASTM D2487-
06.MOD)
SNI 03-6797-2002 : Metode pengujian untuk menentukan tanah ekspansif
SNI 03-6797-2002 : Tata cara klasifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk
konstruksi
2. Pekerjaan Berbutir
SNI 1966: 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
SNI 1967: 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1743: 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744: 2012 : Metode uji CBR laboraturium
SNI 2417: 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los angeles
SNI 4141: 2005 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah
dalam agregat (ASTM C 142-04.IDT)
SNI 6889: 2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/D75M-
09. IDT)
SNI 7619: 2012 : Metode uji penentuan persentase buitr pecah pada agregat
kasar
Pd 03-2016-B : Metode uji lendian menggunakan Light Weight Defleocto
meter (LWD)

3. Pekerjaan Resap Pengikat ( Prime Coat ) dan Resap Perekat ( Tack Coat )
SNI 2432: 2011 : Cara uji daktalitas aspal
SNI 2434: 2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring
and ball)
SNI 2438: 2015 : Cara uji kelarutan aspal
SNI 2456: 2011 : Cara uji penetrasi aspal
SNI 03-3643-1994 : Metode uji kadar residu aspal emulsi dengan penyulingan
SNI 3643: 2012 : Metode uji persentasi partikel aspal emulsi yang tertahan
saringan 850 mikron
SNI 03-3644-1994 : Metode pengujian jenis muatan partikel aspal emulsi
SNI 4798: 2011 : Spesifikasi aspal emulsi kationik
SNI 4799: 2008 : Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

SNI 03-6721-2002 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi
dengan a;at sybolt
SNI 6832: 2011 : Spesifikasi aspal emulsi anionik
AASTHO T59-15 : Emulsified asphalts
AASTHO T302-15 : Polymer Content Of Polymer-Modefied Emulsified Asphalt
Residhue And Asphalt Binder
AASTHO M316-13 : Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt
ASTM D946/D946M- : Standard Specification For Penetration-Graded Asphalt Binder
15
For Use In Pavement Constraction
BS 3403: 1972 : Spesification for indicatian for indicating tachometer and
speedometer system for industrial. Railway and marine use

4. Pekerjaan Campuran Aspal Panas


SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75m (No.
200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117-
2004. IDT)

SNI ASTM C136: 2012 : Metode uji analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
(ASTM C 136-06. IDT)
SNI ASTM D6521: : Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunkan tabung
2012
bertekanan ( Pressure Aging Vessel. PAV)
SNI 1969: 2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air aggregat kasar.
SNI 1970: 2016 : Caara uji berat jenis dan penyerapan air aggregat halus
SNI 2432: 2011 : Cara uji daktalitas aspal
SNI 2433: 2011 : Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland
open cup.
SNI 2334: 2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring
and ball)
SNI 2438: 2015 : Cara uji kelarutan aspal

SNI 2439: 2011 : Cara uji penyeliputan dan pengelupasan pada campuran
agregat-aspal
SNI 2441: 2011 : Cara uji berat jenis aspal keras
SNI 2456: 2011 : Cara uji penetrasi aspal
SNI 06-2440-1991 : Metode pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan
cara A

SNI 06-2489-1991 : Pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall


SNI 3407: 2008 : Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman
menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat
SNI 3423: 2008 : Cara uji analisis ukuran butir tanah
SNI 03-3640-1994 : Tata cara survai keerataan permukaan perkerasaan jalan
dengan alat ukur kerataan naasra
SNI 03-3640-1994 : Metode pengujian kadar beraspal dengan cara ekstraksi
menggunakan alat soket
SNI 4141: 2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah
dalam agregat (ASTM C142-04, IDT)
SNI 03-4428-1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang
mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir
SNI 06-6399-2000 : Tata cara pengambilan contoh aspal.
SNI 06-6442-2000 : Metode pengujian sifat reologi aspal dengan alat reometer
geser dinamis (RGD)
SNI 6721: 2012 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi
dengan alat saybolt
SNI 03-6723-2002 : Spesifikasi bahan pengisi untuk campuran beraspal
SNI 6753: 2015 : Cara uji ketahanan campuran beraspal panas terhadap
kerusakan akibat rendaman
SNI 03-6757-2002 : Metode pengujian berat jenis nyata campuran beraspal di
padatkan menggunakan benda uji kering permukaan jenuh
SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk campuran perkerasan
beraspal
SNI 03-6835-2002 : Metode pengujian pengaruh panas dan udara terhadap
lapisan tipis aspal yang diputara
SNI -6877-2002 : Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak
dipadatkan
SNI 6889: 2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agragat (ASTM D75/D75M-
09, IDT)
SNI 03-6893-2002 : Metode pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal
SNI 03-6894-2002 : Metode pengujian kadar aspal dan campuran beraspal
dengan cara sentrifus
SNI 7619: 2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat
kasar.
AASTHO R46-08(2012) : Designing Stone Matrix Asphalt (SMA)
AASTHO T195- : Determining Degree of Particle Coanting of Asphalt Mixtures
11(2005)
AASTHO T283-14 : Resistance of Compacted Asphalt Mixtures to Moisture-
induced Damage
AASTHO T301-13 : Elastic Recovery Test of Bituminous Materials By means of a
Ductilometer
AASTHO T305-14 : Determination of Draindown Characteristis in Uncompected
Asphalt Mixtures
AASTHO M303- : Lime for Asphalt Mixtures
89(2014)
AASTHO M325- : Stone Matrix Asphalt (SMA)
08(2012)

5. Pekerjaan Struktur
SNI 0302: 2014 : Semen portland pozolan

SNI ASTM C117: 2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75m
(No.200) dalam agregat mineral dengan pencucian
(ASTMC117-20014. IDT)
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk amalisis sarinngan agregat halus dan
agregat kasar (ASTMC136-06,IDT)
SNI ASTM C309: 2012 : Spesifikasi Kompon Cair Pembentuk Membran Untuk
Perawatan Beton
SNI : Metode uji waktu pengikatan ampuran beton dengan
ASTMC403/C403M: ketahanan penetrasi
2012
SNI 1969: 2016 : Metode pengujina berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
SNI 1970: 2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
SNI 1972: 2008 : Metode pengujian slump beton

SNI 1973: 2016 : Metode uji densitas, volume campuran dan kadar
udara (gravimetrik) beton (ASTMC136/C136M, MID)
SNI 1974: 2011 : Metode pengujian kuat tekan beton dengan benda uji
silinder yang dicetak
SNI 2049: 2015 : Semen portland

SNI 2417: 2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los
Angeles
SNI 2458: 2008 : Metode pengambilan contoh utuk campuran beton
segar
SNI 2460: 2014 : Spesifikasi abu terbang batubara dan polozan alam
mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan
dalam beton (ASTM C618-08a,IDT)
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan beton inti

SNI 2493: 2011 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
labolaturium
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton

SNI 2816: 2014 : Metode uji bahan organik dalam agregat halus beton
(ASTMC40/40/C40M-11, IDT)
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran

SNI 3407: 2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat


terhadap larutan natrium sulfat dan magnesium
sulfat.
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton
segar.
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.

SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah


pecah dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).
SNI 03-4433-1997 : SNI 03-4433-1997 Spesifikasi beton siap pakai.

SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
SNI 4807:2015 : Metode uji pengukuran temperatur beton segar
campuran semen hidraulis (ASTM C1064/C1064M-08,
IDT).
SNI 4810:2013 : Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji
beton di lapangan (ASTM C31-10, IDT).
SNI 4817:2008 : Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan
beton.
SNI 6385:2016 : Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton
dan mortar
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan
cetakan silinder di dalam tempat cetakan.
SNI 6880:2016 : Spesifikasi beton structural.

SNI 6889-2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/
D75M-09, IDT).
SNI 7656:2015 : Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal,
beton berat dan beton massa.
SNI 7974:2016 : Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam
produksi beton semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
SE No.22/SE/M/2015 : Pedoman Penggunaan Bahan Tambah Kimia
(Chemical Admixture) dalam Beton

Anda mungkin juga menyukai