GAMBARAN UMUM
Secara garis besar dapatlah dijelaskan, bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan
haruslah mempertimbangkan segala aspek, agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik,
tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu aspek yang cukup penting dan menentukan adalah pekerjaan “Pengendalian Mutu
(Quality Control)”, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suatu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dapat dikatakan bahwa bila tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan yang ada dalam
pekerjaan pengendalian mutu, maka akan mengakibatkan kegagalan proyek yang cukup fatal.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pekerjaan pengendalian mutu dalam setiap macam
(item) pekerjaan, agar dapat mencapai pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan yaitu :
a. Jenis pemeriksaan (seperti : Abrasi, Berat Jenis, Soudness, dll.)
b. Metode pemeriksaan (seperti : SNI, AASHTO dan ASTM, dll.)
c. Frekuensi pemeriksaan (seperti : 1/quarry, 2 benda uji/hari, 1/250M3,dll)
d. Spesifikasi atau persyaratan mutu (seperti : CBR 60% stabilias HRS 800 kg, dll)
e. Toleransi yang ditentukan (seperti : -3mm, + 1 cm, dll)
Adapun pekerjaan yang dapat diterima atau ditolak antara lain adalah sebagai berikut :
- Material yang akan digunakan.
- Hasil campuran material, berdasarkan JMF yang sudah disetujui.
- Frekuensi pemeriksaan sesuai dengan ketentuan.
- Hasil suatu pekerjaan, dsb.
Semua pekerjaan pengendalian mutu harus dilengkapi dengan data pendukung kualitas yang
sudah disahkan oleh semua pihak yang terkait (Kontraktor, Konsultan pengawas, PPK). Semua
kegiatan pengendalian mutu haruslah juga dilengkapi dengan “Foto Dokumentasi Pelaksanaan
Pekerjaan Kendali Mutu”, termasuk alat-alat yang digunakan, quarry, kondisi laboratorium
dsb.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaan suatu pekerjaan haruslah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Tahapan (urutan) suatu pekerjaan.
- Prosedur kerja untuk setiap tahap pekerjaan.
- Tes hasil suatu pekerjaan (Quality Control/Kendali Mutu) untuk setiap tahap pekerjaan
(berdasarkan tolak ukur yang sudah ditentukan).
- Pengecekan terhadap ukuran/dimensi (akan dipertimbangkan juga terhadap nilai
toleransi yang diperbolehkan) dan bentuk suatu hasil pekerjaan, termasuk penampakan
secara visual.
- Konsistensi untuk setiap tahap pekerjaan (tidak diperkenankan dilanjutkan suatu
pekerjaan, bila pekerjaan pada tahap sebelumnya tidak/belum memenuhi syarat,
termasuk juga tentang kualitas suatu pekerjaan).
- Perhitungan kuantitas (detail dan rekapitulasi) untuk setiap tahap pekerjaan, lengkap
dengan data-data pendukung dari lapangan (kuantitas dan kualitas).
- Kelengkapan administrasi pekerjaan (termasuk request of work), lengkap dengan lembar
pengesahannya.
Request of Work (Permohonan/ijin Kerja) ini sangat penting, agar interaksi dari semua pihak
yang terkait dapat berjalan secara optimal dan hasilnya pun akan menjadi baik dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan catatan bahwa semua pihak yang terkait tersebut dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.
Dalam request tersebut akan dilampirkan : Shop Drawing (gambar kerja) & Gambar Tipikal dan
Sketsa Lokasi Pekerjaan. (Bila perlu dilampirkan hasil tes material dan JMFnya).
Maksud dan tujuan dari pekerjaan pengendalian mutu adalah untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan adalah baik (dari aspek kualitas), maka dalam penerapan pekerjaan pengendalian
mutu (Quality Control) tersebut harus dapat dilaksanakan secara penuh, teratur dan runtut,
konsisten, dan sesuai dengan prosedur, standard-standard yang berlaku, dan spesifikasi teknik
yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dalam spesifikasi teknik disebutkan tentang ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu
antara lain :
- Jenis tes yang harus dilakukan.
- Frekuensi tes dilakukan.
- Parameter dan properti apa saja yang harus dipenuhi.
- Jumlah tes yang harus dipenuhi (biasanya berdasarkan : Jenis dan tahapan pekerjaan,
jumlah/kuantitas pekerjaan, waktu/hari pelaksanaan pekerjaan, dsb.).
- Nilai (tolak ukur) yang harus dicapai.
- Tempat/lokasi tes (untuk di lapangan).
- Tahapan dan prosedur tes.
- Pelaporan yang harus dibuat, lengkap dengan foto dokumentasinya.
- Dan sebagainya.
Seluruh pekerjaan kendali mutu haruslah ada bukti tentang hasil pelaksanaan pekerjaan
kendali mutu tersebut, baik berupa pelaporan, data-data, sampel/contoh, foto-foto dsb. dan
dibuat dalam bentuk Laporan Kendali Mutu. Laporan kendali mutu harus lengkap, informatif
(mudah dimengerti dan runtut), lengkap dengan rekapitulasinya (summary report).
Seluruh hasil tes harus disahkan oleh pihak-pihak yang terkait, seperti : Kontraktor, Konsultan
pengawas, dan PPK. Sampel atau contoh benda uji agar disimpan yang aman dan rapi. Semua
alat uji harus dalam kondisi baik dan akurat (sudah dikalibrasi).
Core Team Konsultan Supervisi membuat “Laporan Akhir tentang Pengendalian Mutu”, yaitu
pada Buku II B. Laporan akhir ini dibuat berdasarkan kegiatan pekerjaan pengendalian mutu
yang dilaksanakan di lapangan, dan data-data tentang kendali mutu (data quality control)
berasal dari Laporan Pengendalian Mutu dari lapangan (Back Up of Quality).
1. Pekerjaan Timbunan
SNI 1966: 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
SNI 1967: 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1742: 2008 : Cara uji kepdatan ringan untuk tanah
SNI 1743: 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744: 2012 : Metode uji CBR laboraturium
SNI 2828: 2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan
konus pasir
SNI 3423: 2008 : Cara uji analisis ukuran butiran tanah
SNI 6371: 2015 : Tata cara pengklasifikasi tanah untuk keperluan teknik
dengan sistem klisifikasi unifikasi tanah (ASTM D2487-
06.MOD)
SNI 03-6797-2002 : Metode pengujian untuk menentukan tanah ekspansif
SNI 03-6797-2002 : Tata cara klasifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk
konstruksi
2. Pekerjaan Berbutir
SNI 1966: 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
SNI 1967: 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1743: 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744: 2012 : Metode uji CBR laboraturium
SNI 2417: 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los angeles
SNI 4141: 2005 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah
dalam agregat (ASTM C 142-04.IDT)
SNI 6889: 2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/D75M-
09. IDT)
SNI 7619: 2012 : Metode uji penentuan persentase buitr pecah pada agregat
kasar
Pd 03-2016-B : Metode uji lendian menggunakan Light Weight Defleocto
meter (LWD)
3. Pekerjaan Resap Pengikat ( Prime Coat ) dan Resap Perekat ( Tack Coat )
SNI 2432: 2011 : Cara uji daktalitas aspal
SNI 2434: 2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring
and ball)
SNI 2438: 2015 : Cara uji kelarutan aspal
SNI 2456: 2011 : Cara uji penetrasi aspal
SNI 03-3643-1994 : Metode uji kadar residu aspal emulsi dengan penyulingan
SNI 3643: 2012 : Metode uji persentasi partikel aspal emulsi yang tertahan
saringan 850 mikron
SNI 03-3644-1994 : Metode pengujian jenis muatan partikel aspal emulsi
SNI 4798: 2011 : Spesifikasi aspal emulsi kationik
SNI 4799: 2008 : Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang
SNI 03-6721-2002 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi
dengan a;at sybolt
SNI 6832: 2011 : Spesifikasi aspal emulsi anionik
AASTHO T59-15 : Emulsified asphalts
AASTHO T302-15 : Polymer Content Of Polymer-Modefied Emulsified Asphalt
Residhue And Asphalt Binder
AASTHO M316-13 : Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt
ASTM D946/D946M- : Standard Specification For Penetration-Graded Asphalt Binder
15
For Use In Pavement Constraction
BS 3403: 1972 : Spesification for indicatian for indicating tachometer and
speedometer system for industrial. Railway and marine use
SNI ASTM C136: 2012 : Metode uji analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
(ASTM C 136-06. IDT)
SNI ASTM D6521: : Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunkan tabung
2012
bertekanan ( Pressure Aging Vessel. PAV)
SNI 1969: 2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air aggregat kasar.
SNI 1970: 2016 : Caara uji berat jenis dan penyerapan air aggregat halus
SNI 2432: 2011 : Cara uji daktalitas aspal
SNI 2433: 2011 : Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland
open cup.
SNI 2334: 2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring
and ball)
SNI 2438: 2015 : Cara uji kelarutan aspal
SNI 2439: 2011 : Cara uji penyeliputan dan pengelupasan pada campuran
agregat-aspal
SNI 2441: 2011 : Cara uji berat jenis aspal keras
SNI 2456: 2011 : Cara uji penetrasi aspal
SNI 06-2440-1991 : Metode pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan
cara A
5. Pekerjaan Struktur
SNI 0302: 2014 : Semen portland pozolan
SNI ASTM C117: 2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75m
(No.200) dalam agregat mineral dengan pencucian
(ASTMC117-20014. IDT)
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk amalisis sarinngan agregat halus dan
agregat kasar (ASTMC136-06,IDT)
SNI ASTM C309: 2012 : Spesifikasi Kompon Cair Pembentuk Membran Untuk
Perawatan Beton
SNI : Metode uji waktu pengikatan ampuran beton dengan
ASTMC403/C403M: ketahanan penetrasi
2012
SNI 1969: 2016 : Metode pengujina berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
SNI 1970: 2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
SNI 1972: 2008 : Metode pengujian slump beton
SNI 1973: 2016 : Metode uji densitas, volume campuran dan kadar
udara (gravimetrik) beton (ASTMC136/C136M, MID)
SNI 1974: 2011 : Metode pengujian kuat tekan beton dengan benda uji
silinder yang dicetak
SNI 2049: 2015 : Semen portland
SNI 2417: 2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los
Angeles
SNI 2458: 2008 : Metode pengambilan contoh utuk campuran beton
segar
SNI 2460: 2014 : Spesifikasi abu terbang batubara dan polozan alam
mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan
dalam beton (ASTM C618-08a,IDT)
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan beton inti
SNI 2493: 2011 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
labolaturium
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 2816: 2014 : Metode uji bahan organik dalam agregat halus beton
(ASTMC40/40/C40M-11, IDT)
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
SNI 4807:2015 : Metode uji pengukuran temperatur beton segar
campuran semen hidraulis (ASTM C1064/C1064M-08,
IDT).
SNI 4810:2013 : Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji
beton di lapangan (ASTM C31-10, IDT).
SNI 4817:2008 : Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan
beton.
SNI 6385:2016 : Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton
dan mortar
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan
cetakan silinder di dalam tempat cetakan.
SNI 6880:2016 : Spesifikasi beton structural.
SNI 6889-2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/
D75M-09, IDT).
SNI 7656:2015 : Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal,
beton berat dan beton massa.
SNI 7974:2016 : Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam
produksi beton semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
SE No.22/SE/M/2015 : Pedoman Penggunaan Bahan Tambah Kimia
(Chemical Admixture) dalam Beton