Anda di halaman 1dari 34

3.

3 Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan pada proyek yang

bersifat menjamin adanya kesesuaian antara rencana dan hasil kerja serta

melaksanakan terhadap tindakan-tindakan terhadap adanya penyimpangan yang

dijumpai di lapangan atau selama pelaksanaan. Dalam hal ini yang berhubungan

dengan proses pengendalian adalah pengawasan dan pengevaluasian.

Proses pengawasan dan pengendalian merupakan salah satu dari proses

manajemen. Tahap pengendalian merupakan tahap penting dalam mencapai suatu

tujuan proyek. Manajemen proyek yang efektif membutuhkan perencanaan,

pengukuran, evaluasi, peramalan, dan pengendalian terhadap semua aspek dari

sebuah proyek. Oleh sebab itu proyek dapat dikatakan berhasil apabila ketiga

unsur dalam pengendalian pelaksanaan proyek dapat diatasi dengan baik. Ketiga

unsur itu saling berkesinambungan satu sama lain seperti terlihat pada Gambar

3.67. Adapun ke 3 unsur tersebut antara lain :

1. Pengendalian Mutu

2. Pengendalian Waktu

3. Pengendalian Biaya

Gambar 3.67 Unsur Pengendalian Pelaksanaan Proyek


(Sumber : Dokumen Proyek)
Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu

ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil atau tidaknya sebuah proyek.

Pengujian material pada pekerjaan bangunan gedung dapat dibedakan antara

pengujian awal dan pengujian setelah pelaksanaan pekerjaan. Guna menjamin

tercapainya keselamatam bangunan dan menghindari terjadinya kegagalan

bangunan. Untuk mengetahui suatu mutu maka dilakukan Pengujian dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Tahap input  bahan, alat, tenaga

Pemeriksaan bahan dan penyimpanan pada proses ini dapat dilakukan

dengan cara memeriksa bahan finishing lantai, dinding, plafond, atap,

sanitair, kabel, pipa, fitting, steker, lampu, stop kontak, AC, lift/escalator,

sound system, peralatan green building, rumput, tanaman, kabel lampu

taman, lampu taman, drainase, pagar.

2. Tahap proses  metode pelaksanaan dan pengujian

Sedangkan saat proses berlangsung, pengendalian dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu memeriksa jarak tulangan, overlapping tulangan,

pembengkokan tulangan.

a. Memeriksa kebersihan lapangan sebelum beton dicor

b. Memeriksa prosedur pemadatan beton/vibrasi

c. Memeriksa kejenuhan bekisting sebelum di cor

d. Memeriksa kejenuhan batu bata dan keramik sebelum dipasang

e. Memeriksa ketegakan/kerataan bekisting

f. Memeriksa ketepatan jarak/dimensi sebelum dicor


g. Memeriksa pelaksanaan “curing” beton, penyiraman tanaman

h. Memeriksa kepatuhan pelaksanaan prosedur K3

3. Tahap hasil  pemeriksaan visual dan pengukuran serta test

Pemeriksaan pekerjaan pada dasarnya dilakukan setiap hari, guna

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan jika sudah keburu berlangsung

lama akan menjadi sulit membongkar dan mengulangnya kembali.

Pemeriksaan dilakukan untuk menghitung progres capaian fisik untuk bahan

rapat mingguan. Hasil pemeriksaan progress digunakan untuk bahan evaluasi

waktu dan untuk pembayaran angsuran. Adapun Acuan dalam pengendalian

Dasar mutu bahan yang digunakan Pada proyek Cibinong City Mall

Extension adalah sebagai berikut :

a. SNI

b. Kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar )

Secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil

pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.

2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemerikaan terhadap hasil pekerjaan

untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah

diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari

perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan

dengan lancar atau mengalami keterlambatan.


4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan

proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan

pemecahannya.

Lingkup Pekerjaan Pengujian untuk pekerjaan gedung memiliki

persyaratan pekerjaan gedung yang diatur dalam spesifikasi teknis

diantaranya :

1. Persyaratan bahan, dan penyimpanan bahan

2. Tenaga, alat dan peralatan

3. Material bantu, dan Ukuran

4. Persyaratan waktu pelaksanaan

Adapun pemeriksaan mutu hasil pekerjaan gedung pada setiap tahapan

pelaksanaan :

1. Pemeriksaan bahan, dan penyimpanan bahan

2. Tenaga, alat dan peralatan

3. Pemeriksaan material bantu, dan ukuran

4. Pemeriksaan waktu pelaksanaan

Berikut gambar 3.68 merupakan contoh diagram pengendalian pada

material besi yang ada pada proyek Cibinong City Mall Extension :
Gambar 3.68. Diagram Pengendalian Material Pada Proyek
(Sumber : Dokumen Proyek)

3.3.1 Pengendalian Mutu

Pada sebuah proyek konstruksi dikenal beberapa aspek

pengendalian mutu, yaitu pengendalian mutu bahan, peralatan, dan

tenaga kerja. Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas

pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan. Metode yang dapat dilakukan dalam pengawasan kualitas

pekerjaan antara lain :

a. Pengawasan dan pengukuran langsung di lapangan.

b. Perhitungan sebagai fungsi kontrol.

c. Pengujian di lapangan.
Hasil pengawasan kualitas pekerjaan digunakan sebagai data

dalam pembuatan laporan kemajuan proyek dan hambatan yang timbul

dalam suatu proyek. Dengan pemeriksaan dan pengawasan tersebut

diharapkan akan terwujud sistem pengendalian proyek secara terpadu,

sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.

Berikut pada Gambar 3.69. terdapat Bagan Prosedur

Pengendalian Material sebagai berikut :

Pemesanan oleh
Bagian Logistik

Material Datang

Pengujian Sampel Koordinasi


Material

Penyimpanan Material Habis


Stock Bahan

Pemakaian Bahan Pengawasan Mutu &


Material Kualitas Bahan

Gambar 3.69. Bagan Prosedur Pengendalian Material


(Sumber : Dokumen Pribadi)

1. Pengendalian Mutu Bahan

Kualitas pekerjaan yang optimal dalam sebuah proyek

tidak terlepas dari bahan yang memenuhi standar rencana.


Standar mutu yang digunakan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah :

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).

b. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8).

c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984.

d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982 (NI-

3).

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5).

f. Peraturan Pengecatan (NI-12).

g. Pemeriksaan dilakukan Pada Material material seperti

Berikut pengendalian terhadap beberapa mutu bahan pada

proyek Cibinong City Mall Extension:

a. Beton

Adapun material yang dilakukan pemeriksaan saat

pengendalian mutu beton yaitu:

1) Air

a) Pemeriksaan keasaman dan kegaraman dimana 25

cm3 air dimasukkan ke dalam bejana 50 cm3 di

test dengan lakmus dan hasil harus berada dalam

range 4,5 sd. 8.5

b) Pemeriksaan bahan padat: 50 cm3 air dipanaskan

sampai kering dan tinggal endapan, ditimbang dan

beratnya harus maks 2000 mg/l


c) Pemeriksaan bahan terseuspensi : 1176 cm3 air

dikocok sekuat-kuatnya dan disaring

menggunakan kertas saring, yang tersaring

dipanaskan bersama kertasnya ditimbang hasilnya

harus maks 2000 mg/l.

d) Pemeriksaan di laboratorium:

• Bahan organik maks 2000 mg/l

• Minyak maks 2% dari semen

• Na2SO4 maks 10.000 mg/l

• NaCl maks 20.000 mg/l

2) Pasir

a) Harus bebas kotoran/lumpur

b) Pemeriksaan kebersihan: ambil pasir dan dibasahi

kemudian genggam dan lepas, jika tangan tetap

bersih maka pasir bersih/oke

c) Pasir dimasukkan gelas uji dan diberi air,

aduk/kocok air di dalam gelas uji tersebut, jika

terlihat air bening maka pasir bersih/oke

d) Kemudian untuk melihat gradasi butiran

dengan melakukan uji ayak

3) Koral/split/kerikil

a) Pengujian kebersihan seperti uji pasir


b) Koral harus mempunyai butiran tidak

homogen bervariasi dari besar hingga kecil

c) Kemudian untuk melihat gradasi butiran

dengan melakukan uji ayak

b. Baja

Adapun material yang dilakukan pemeriksaan saat

pengendalian mutu Baja yaitu:

1) Tulangan baja

a) Pemeriksaan sertifikat hasil uji tarik di

laboratorium

b) Pemeriksaan kebersihan : bebas karat dan kotoran

c) Pemeriksaan diameter : diukur/ditimbang

2) Profil baja

a) Pemeriksaan sertifikat hasil uji laboratorium

b) Pemeriksaan kebersihan : bebas karat dan kotoran

serta sudah dicat anti karat

c) Pemeriksaan dimensi : tinggi, lebar dan ketebalan

c. Tanah

Adapun item yang dilakukan pemeriksaan saat

pengendalian mutu tanah yaitu :

1) Daya dukung tanah :


a) Pakai sondir dan boring untuk uji lab. Untuk areal

tata lingkungan cukup dengan test CBR

Adapun pemeriksaan bahan yang dilakukan pada proyek

Cibinong City Mall Extension berikut adalah :

a. Pemeriksaan bahan siap pakai

Kekuatan, dimensi, kerapihan, spesifikasi teknis lainnya.

b. Pemeriksaan bahan harus diolah

Beton, Besi tulangan : dimensi diameter, kerapihan bentuk,

ketepatan dimensi diameter dan panjang, tidak karatan.

c. Pemeriksaan waktu pelaksanaan : untuk beton jangan

sampai setting, juga adukan pasangan plesteran

Standar untuk penanganan beton pada proyek Cibinong

City Mall Extension ini yaitu :

a. Sebelum dicor cek lagi slump. Jika oke baru di cor

b. Jaga jangan terjadi segregasi beton (pemisahan agregat kasar)

c. Pengadukan dengan benar

d. Pengangkutan hati-hati, tanpa benturan dan getaran

berlebihan

e. Pengecoran sedekat mungkin ke tempat final maksimum

tinggi jatuh 1,5 m dan digetar untuk menjamin kepadatan

f. Untuk pengecoran siapkan alat-alat yang diperlukan yaitu

pipa tremie, ember kibble, crane, pompa beton, katrol, kereta


tulang, kereta dorong, talang, vibrator, dll sesuai dengan

kondisi lapangan

g. Untuk lokasi yang agak sulit dilakukan secara manual/man

h. Ukuran agregat lebih kecil untuk workability pompa

i. Pengecoran hati-hati agar seluruh tempat dalam acuan tercor

dengan baik , pengecoran beton di bawah air memakai tremie

dan pompa.

Pengendalian mutu bahan di lapangan dilakukan dengan

cara pengawasan langsung dan tes bahan. Adapun bahan yang

diuji pada proyek ini adalah :

a. Beton

Adapun pengendalian mutu untuk beton saat proyek Cibinong

City Mall Extension adalah :

Pengambilan sample adalah min 20 buah dengan silinder f 15-

30 Pengujian konsistensi menggunakan slump test, untuk

Pengujian kuat tekan yaitu dengan Membuat benda uji lalu

Pengiriman sample ke laboratorium dan kemudian dilakukan

Pengujian kuat tekan di laboratorium.

1) Slump Test
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh angka

slump beton. Slump beton adalah besaran kekentalan

(viscocity)/ plastisitas dan kohesif dari beton segar. Dalam

proyek Pembangunan Gedung ini, nilai slump yang

dipakai adalah 12+2 cm untuk seluruh komponen struktur,

baik kolom, balok dan plat lantai, maupun tangga.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan kerucut

Abraham. Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Peralatan uji slump yaitu kerucut abraham disiapkan

dengan ukuran diameter atas 10 cm dan diameter

bawah 20 cm, serta tinggi 30 cm beserta tongkat baja

dengan panjang 60 cm dan diameter 16 cm.

b) Setelah itu dilakukan pengambilan sampel beton dari

mixer truk dengan memakai gerobak proyek.

c) Kerucut Abraham diletakkan pada bidang datar dan

rata namun tidak menyerap air, biasanya

menggunakan tripleks.

Prosedur pengujian slump test sebagai berikut :


a) Tuangkan material adukan beton ke dalam kerucut

Abraham, setinggi 1/3 tinggi kerucut (lapisan I) seperti

gambar ilustrasi di bawah ini :

b) Tusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali seperti

gambar ilustrasi di bawah ini :

c) Tuangkan lagi material adukan beton hingga 2/3 tinggi

kerucut Abraham (lapisan II) seperti gambar ilustrasi

di bawah ini :

d) Tusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali pada

lapisan ke 2 menembus lapisan 1 maksimal 5cm

seperti gambar ilustrasi di bawah ini :


e) Tuangkan lagi adukan material beton ke dalam kerucut

Abraham hingga penuh (lapisan 3) seperti gambar

ilustrasi di bawah ini :

f) Tusuk-tusuk sebanyak 25 kali dan menembus lapisan

ke 2 maksimal 5cm seperti gambar ilustrasi di bawah

ini :

g) Bersihkan bagian atas kerucut Abrahams seperti

gambar ilustrasi di bawah ini :


h) Bersihkan pula bagian bawah kerucut Abrahams

seperti gambar ilustrasi di bawah ini :

i) Pegang sisi luar dan tarik lurus stabil seperti gambar

ilustrasi di bawah ini :

j) Ukur tinggi jatuhnya material adukan beton

k) Penurunan dihitung dari tiga sisi yang berlawanan

seperti gambar ilustrasi di bawah ini :

Maka akan ditemukan 3 bentuk kerucut campuran

beton.
a. Slump Runtuh b. Slump Geser c.Slump Sejati

Pada kondisi di lapangan dilakukan pengujian

slump kembali berdasarkan syarat yang diberikan oleh

PT. Adhimix, yaitu 12 + 2 cm. Berdasarkan pengukuran

yang dilakukan di lapangan di dapatkan nilai slump pada

pengecoran Kolom, Balok, dan Plat Lantai adalah 12 cm.

Berikut adalah table nilai slump untuk berbagai

pekerjaan Beton yang ada dalam Peraturan SNI M – 12 –

1989 – F sebagai berikut :

Tabel 5.1 Nilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan Beton


Tabel 5.1 Nilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan Beton

Slump (cm)
No. Uraian
Max Min

1 Dinding, plat pondasi telapak bertulang 12,5 6,5

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan


2 9,0 2,5
struktur di bawah tanah

3 Plat, balok, kolom, dan dinding 15 7,5

4 Pengerasan jalan 7,5 5,0

5 Pembetonan missal 7,5 2,5

Sumber: Peraturan SNI M – 12 – 1989 – F

(Sumber
Berikut merupakan : Praturan
dokumentasi SNI tes
dari pengujian M-12-1989-F)
slump yang dilakukan di proyek
Gateway Park of LRT City yang terdapat pada gambar 5.4 :
Berikut merupakan dokumentasi dari pengujian tes

slump yang dilakukan di proyek Cibinong City Mall

Extension yang terdapat pada gambar 3.29 :

Gambar 5.4 Pengujian Slump beton


Gambar 3.29 Pengujian Slump Test
(Sumber : Dokumen Pribadi)

2) Test Kuat Tekan Beton

Tes uji kuat untuk mengetahui kuat tekan beton

karakteristik yakni kuat tekan maksimum yang dapat

diterima oleh beton sampai beton mengalami

kehancuran. Tes ini juga dapat menentukan waktu untuk

pembongkaran bekisting plat dan balok. Cara

pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm

disiapkan.

b) Cetakan silinder diletakkan pada pelat atas baja

yang telah dibersihkan dan di sisi dalamnya diolesi

minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah

pelepasan beton dari cetakannya.


c) Adukan beton yang dipakai pada pengujian slump

test dimasukkan ke dalam cetakan yang dibagi

dalam tiga lapisan yang sama.

d) Adukan beton ditusuk-tusuk sebanyak 10 kali tiap

lapisan.

e) Bagian atas benda uji diberi kode tanggal

pembuatan.

f) Benda uji didiamkan selama 24 jam dan direndam

dalam air (curing) selama waktu tertentu, kemudian

diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan

pengetesan beton pada usia 7, 14, dan 28 hari.

g) Tes uji tekan beton dilakukan dengan mesin uji

tekan yang ada di Laboratorium Batching Plan,

Benda uji diambil dari bak perendam, kemudian

dibersihkan dengan kain untuk menghilangkan

kotoran yang menempel.

h) Benda uji ditimbang beratnya dan dihitung luas

permukaannya.

i) Benda uji diletakkan pada mesin tekan secara

sentris.

j) Mesin tekan dioperasikan dengan penambahan

beban secara konstan berkisar antara 2 sampai 4

kg/cm2 per detik.


k) Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi

hancur kemudian dicatat beban maksimum yang

terjadi selama pemeriksaan benda uji.

Berikut Gambar 3.29 adalah Gambar Pengujian

Kuat Tekan Beton di Proyek Cibinong City Mall

Extension:

Gambar 3.29 Pelaksanan Uji Tekan Beton


(Sumber : Dokumen Pribadi)

b. Semen

Pemeriksaan semen hanya dilakukan secara visual dengan

mengamati bungkus semen. Apabila bungkus semen telah

robek, maka semen tersebut tidak diperbolehkan untuk

digunakan dan dikembalikan ke supplier.

c. Plywood

Pemeriksaan kayu dan plywood dilakukan untuk mengetahui

dimensi dan kualitasnya. Hal ini akan menentukan bagus atau

tidaknya penggunaan bahan tersebut untuk bahan bekisting.


Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan visual yaitu

pemeriksaan tekstur, warna, dan ukuran.

d. Pasir

Pengendalian mutu dari pasir dilakukan secara visual dengan

melihat warna pasir dan memeriksa kandungan lempung

dengan menggenggam pasir kemudian melepaskannya lagi.

Pasir yang mengandung banyak lempung akan banyak

menempel di tangan.

e. Baja

Tes uji tarik baja sangat perlu dilakukan untuk mengetahui

kuat tarik baja dan teganga leleh pada baja.

3.3.2 Pengendalian Alat

Peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan pekerjaan

suatu struktur. Kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya

pekerjaan. Oleh karena itu pihak kontraktor mempunyai bagian mekanik

yang bertugas memperbaiki dan merawat peralatan. Dengan adanya

bagian mekanik ini, diharapkan mutu peralatan dapat terjamin. Kerusakan

yang masih dapat ditangani oleh bagian mekanik dapat dikerjakan

sendiri, sedangkan jika tingkat kerusakannya cukup parah, maka akan

diserahkan kepada bengkel pusat. Penggunaan peralatan pengganti perlu

dipertimbangkan lebih lanjut agar efisiensi waktu bisa tercapai.


3.3.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu didasarkan pada time schedule pekerjaan.

Keterlambatan pekerjaan suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran

pelaksanaan pekerjaan. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time

schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi

pekerjaan dengan lamanya pekerjaan. Pekerjaan apa yang harus

dikerjakan terlebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat jelas

pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin

dapat dihindari. Manfaat dari time schedule adalah :

a. Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut

batasan-batasan untuk masing-masing pekerjaan.

b. Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau

setiap saat.

c. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pekerjaan yang

dilaksanakan.

Kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dengan

membandingkan kurva S pelaksanaan dengan kurva S perencanaan. Jika

kurva S pelaksanaan berada diatas kurva S perencanaan maka

pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang ditargetkan. Jika kurva S

pelaksanaan berada dibawah kurva S perencanaan maka pelaksanaan

pekerjaan mengalami keterlambatan. Salah satu cara untuk mengatasi

keterlambatan adalah dengan menerapkan sistem kerja borongan, yaitu


dengan menerapkan jam kerja dari jam 08.00-16.00 dilanjutkan jam

16.00-22.00 dengan waktu istirahat jam 12.00-13.00 dan 18.00-19.00 .

Apabila sedang dilaksanakan pekerjaan pengecoran maka kerja lembur

dilaksanakan sampai jam 05.00 pagi. Dengan diterapkanya sistem kerja

borongan, volume pekerjaan yang dihasilkan akan lebih besar dari yang

direncanakan.

Untuk schedule rencana dan Schedule pelaksanaan terlampir.

3.3.4 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya

biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjan yang telah

dicapai. Besarnya ini dapat dibandingkan antara rencana anggaran belanja

(RAB) dan rencana anggaran pelaksanaan (RAP) yang telah disusun.

Dari perbandingan ini dapat diketahui apabila terdapat pekerjaan yang

mengalami pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi

biaya.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat

rekapitulasi biaya yang dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material,

bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya

yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan

dengan memeriksa daftar presensi pekerja selama satu minggu dan

besarnya biaya yang digunakan untuk membayar gaji pekerja.


Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi

sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan

ini juga dapat digunakan untuk penyusunan kurva S realisasi dan untuk

memperkirakan presentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

3.3.5 Pengendalian Teknis

Pengendalian teknis di lapangan bertujuan untuk mengetahui

perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan

dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk

harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan

suatu proyek.

3.4.5.1 Laporan Harian

Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan

dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, jumlah

tenaga kerja, peralatan yang ada dalam proyek, material

yang masuk pada hari tersebut, keadaan cuaca, catatan dan

perintah yang diberikan oleh pengawas. Laporan ini dibuat

pada akhir jam kerja. Laporan ini harus diketahui dan

ditandatangani oleh pihak owner atau manajemen

konstruksi dan pihak kontraktor (quality control).

3.4.5.2 Laporan Mingguan

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan

selama satu minggu, meliputi catatan pretasi kerja dalam


satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan

yang digunakan, disusun oleh bagian teknik/administrasi

kontraktor dengan persetujuan konsultan manajemen

konstruksi (MK).

3.4.5.3 Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapitulasi

laporan harian dan harus dibuat setiap bulan , berisi

tentang catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.

Presentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan

proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat. Bobot

pada masing-masing pekerjaan yang telah dilakukan

selama satu bulan. Laporan bulanan ini harus ditanda

tangani oleh pimpinan proyek dari kontraktor dan

construction manager dari pihak owner.

3.4.5.4 Rapat Koordinasi

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek, masalah-

masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh

satu pihak bisa saja muncul.Untuk itu diperlukanrapat

koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan

masalah secara bersama antara owner dengan kontraktor.

Masalah yang muncul biasa berkaitan dengan permintaan

dari owner, mulai dari material dan permintaan desain,

namun jika masalah ini bisa diselesaikan langsung


dilapangan maka rapat koordinasi secara lisan bisa

dilakukan dan pihak owner, konsultan dan kontraktor

harus menyepakati sesuai kontrak. Ini membahas tentang

kejadian di lapangan mulai dari permasalahan yang terjadi

baik dari material, desain perubahan, keselamatan para

pekerja dan masalah lain yang terjadi.

3.3.6 Pengendalian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar

tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Perlindungan

tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan

dari segi fisik yang mencakup perlindungan keselamatan dari kecelakaan

kerja serta adanya pemeliharaan moral kerja dan perlakuan yang sesuai

dengan martabat manusia dan moral agama.

Sebagai salah satu kewajiban setiap perusahaan yang bergerak di

bidang konstruksi menjamin, kesahatan, keselamatan dan kenyamanan

seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek Gedung ini,

maka perusahaan kontraktor PT. Adhi Persada Gedung selaku pelaksana

pekerjaan menerapkan kebijakan K3 yang menyangkut upaya untuk

merealisasikan target zero accident dengan slogan ‘safety first’.

3.4.6.1 Kebijakan K3 Perusahaan


PT. Adhi Persada Gedung berkomitmen terhadap

Mutu dan K3L dengan membuat kebijakan sebagai

berikut:

a. Kebijakan Mutu Dan K3L

PT. Adhi Persada Gedung selalu mengemban

kepercayaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan

stakeholder dengan :

1) Meningkatkan mutu, cara dan hasil kerja PT.

ADHI PERSADA GEDUNG ;

2) Melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan ;

3) Melaksanakan norma - norma perlindungan kerja

dan lingkungan serta menciptakan tempat kerja

yang aman, sehat dan bebas resiko kecelakaan,

pencemaran lingkungan ;

4) Melakukan Perbaikan dan peningkatan kinerja,

mutu dan K3L secara berkelanjutan ;

5) Mencegah pencemaran lingkungan, serta

mengutamakan penggunaan produk ramah

lingkungan dan hemat energi sumberdaya.

b. Sasaran Mutu dan K3L

Memberikan produk dan layanan kepada pelanggan

dan stakeholder lainnya, minimal sesuai dengan

ketentuan dan spesifikasi yang diperjanjikan serta


mencapai sasaran perusahaan tanpa kecelakaan / zero

fatality accident dan mencegah pencemaran

lingkungan.

3.4.6.2 Kegiatan K3

Guna merealisasikan target zero accident maka

selama kegiatan proyek berlangsung pengawasan dan

penyuluhan pentingnya K3 kepada seluruh pihak yang

terlibat dilakukan secara terus menerus dan

berkesinambungan dibawah penanggung jawab HSE

Officer. Berikut merupakan kegiatan K3 yang ada di

proyek Cibinong City Mall Extension ini :

a. Safety Morning Talk Mingguan

Merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap

hari Kamis pagi mulai pukul 07.30 WIB. Kegiatan ini

wajib diikuti oleh seluruh pihak yang terlibat dalam

lingkungan proyek mulai dari pihak karyawan

kontraktor, owner, konsultan, subkont dan keamanan

serta mandor mandor yang terlibat di proyek.

Kegiatan ini bertujuan untuk sosialisasi,

penyuluhan serta sharing antar pihak mengenai kondisi

dan fasilitas K3 yang ada di proyek. Acara yang juga

sebagai bentuk kebersamaan di lingkungan kerja ini di

awali dengan evaluasi kesadaran para pekerja akan K3


selama seminggu yang telah di jalani serta peringatan

bagi yang mendapatkan catatan buruk dari pengawas

K3 di proyek. Selain itu terdapat acara sharing dimana

para pekerja akan menyampaikan usulan maupun

tanggapan kepada manajemen PT. Adhi Persada

Gedung mengenai kebijakan-kebijakan yang

berlangsung, dan di akhir acara rutin pemberian

makanan atau minuman nutrisi bagi seluruh pihak

yang terlibat dalam proyek.

Namun sayangnya dibalik tujuan yang sangat

berguna tersebut kegiatan ini masih sering di

kesampingkan bagi sebagian pihak, khususnya

subkont, juga mengenai kedisiplinan yang masih

kurang, hal ini di tunjukan dengan banyaknya peserta

yang tidak hadir maupun terlambat. Walaupun ada

tindakan hukuman yaitu pemotongan gaji atau uang

makan, ataupun hukuman peringatan, namun hal ini

kurang mengena sasaran, terbukti selalu ada pihak

yang tidak hadir dalam acara safety morning talk ini

dengan atau tanpa alasan. Berikut adalah gambar 3.29

Kegiatan safety Morning pada proyek Cibinong City

Mall Extension:
Gambar 3.29 Kegiatan Safety Morning Talk Mingguan
(Sumber : Dokumen Proyek)
b. Induksi

Induction dilakukan untuk memberikan pengarahan

tentang K3L secara umum. Dilakukan oleh :

1) Personil HSE kepada setiap pekerja yang baru

2) Security kepada setiap tamu/non pekerja yang

datang.

Materi induksi sesuai form induksi yang tersedia,

namun dapat ditambahkan bila di perlukan.

c. Pengadaan Atribut slogan dan rambu keselamatan,

kesehatan dan kenyamaanan kerja.


Pengadaan slogan ini sendiri adalah sesuai dengan

standart perusahaan PT. Adhi Persada Gedung.

Sebagaimana termuat dalam kebijakan perusahaan.

Penempatannya-pun adalah sesuai dengan lay-out

yang telah disepakati. Tujuan pengadaan ini adalah

sebagai media pengingat akan keselamatan para

pekerja guna menghindari terjadinya kecelakan.

Adapun bentuk atribut ini mulai dari stiker, spanduk

dan board peringatan bahaya, petunjuk jalur evakuasi

proyek, penyediaan shelter bagi perokok, tempat

parkir dan lain lain. Sedangkan guna dimensi, ukuran

maupun bentuk atribut adalah sesuai standart PT. Adhi

Persada Gedung, misalnya untuk warna font adalah

seragam hijau, sedangkan untuk background adalah

warna putih, pun dengan bangunan seperti parkir,

shelter warna dasar yang digunakan adalah biru. Untuk

pengadaan atribut dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kondisi di lingkungan proyek dan sesuai item

pekerjaan yang sedang di lakukan para pekerja. Hanya

saja yang perlu mendapat perhatian dari proyek adalah

pagar proyek standart perusahaan proyek yang kini

masih terdapat hanya di bagian depan.

d. Safety Patrol
Adalah kegiatan sehari hari dari pihak K3 dari

kontraktor guna selalu mengawasi para pihak yang

terlibat di lingkungan proyek. Dari kegiatan inilah

banyak di temukan kasus pelanggaran penggunaan alat

keselamatan kerja oleh para pekerja.

e. Patrol & Inspeksi

Patrol dilakukan secara bersama oleh pihak team

proyek APG dan Subkontraktor. Tujuan dari inspeksi

untuk menjaga konsistensi penerapan standar K3L di

proyek. Inspeksi dilakukan team HSE proyek, meliputi

seluruh area kerja, dan terhadap area dimana ada

pekerjaan yang telah diidentifikasikan mempunyai

potensi kecelakaan dan pencemaran harus diberikan

perhatian yang lebih. Team HSE akan langsung

memberikan perintah lisan ditempat untuk

menghentikan pekerjaan bilamana ditemukan keadaan

yang berbahaya.

f. Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (House

keeping)

Salah satu upaya guna mendapatkan kesehatan dan

kenyamana selama bekerja adah kondisi lingkungan

kerja. Untuk merealisaikan hal itu dilakukan

penyiraman di area proyek, memang untuk proyek


skala besar seperti ini, apalagi banyaknya volume

galian di tambah lokasi yang berdekatan dengan

pantai penyiraman akan kurang efektif jika di lakukan

satu kali sehari karena hanya berlaku untuk beberapa

jam, seharusnya di programkan ketika akan ada

mobilisasi kendaraan besar di proyek wajib di lakukan

penyiraman.Selain di lingkungan proyek, di

lingkungan direksi keet juga telah di lakukan upaya

penghijauan dan kebersihan guna mendapatkan

lingkungan yang sehat bagi para karyawan.

Kebersihan dan ketertiban tempat kerja merupakan

syarat dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Sarana kebersihan dan ketertiban untuk program

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diantaranya

adalah meliputi :

1) Penyediaan air bersih dan toilet untuk pekerja

proyek.

2) Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang

diperlukan.

3) Ketertiban penempatan alat-alat kerja di lapangan

setelah dipakai.

Adapun Target dari House Keeping adalah :

1) Keet proyek
a) Halaman kantor bersih dan rapi

b) Adanya penghijauan

c) Ruang rapat bersih dan rapi

d) Penerangan cukup

2) Penerangan

a) Konstruksi Panel kuat dan isi sesuai kapasitas

b) Lokasi Panel direncanakan

c) Lokasi lampu direncanakan dan cukup terang

3) Gudang tertutup dan terbuka

a) Lokasi disekitar gudang rapi dan bersih

b) Material disusun sesuai dengan ukuran

c) Material ditumpuk sesuai dengan jenisnya

d) Material digudang diatur serapi mungkin

4) Los Kerja

a) Lokasi kerja bersih dan rapi

b) Material ditumpuk dan disusun rapi

c) Hasil pabrikasi ditata rapi

d) Instalasi listrik temporary lengkap dan aman

5) Material Mortar

a) Ada pembatas penumpukan material

b) Mortar diaduk dibawah

c) Letak Batching Plant & Transportasi Mortar

direncanakan
6) Barak Kerja

a) Rapi, Bersih , Sehat dan Nyaman

3.4.6.3 Menyusun Perencanaan Safety Plan

Safety plan dibuat dengan mengikuti ketentuan-

ketentuan maupun arahan yang dikeluarkan oleh Depnaker

selaku instansi yang melakukan kontrol terhadap hal ini.

Safety plan bertujuan agar pelaksanaan proyek nantinya

dapat berjalan dengan aman dari kecelakaan dan penyakit,

sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi. Safety

plan berisi antara lain :

a. Pembukaan yang berisi gambaran proyek dan pokok

perhatian dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

b. Resiko kecelakaan dan pencegahannya (resiko yang

mungkin terjadi dalam proyek tersebut), serta tata cara

pengoperasian peralatan.

c. Alamat instansi yang terkait dengan keselamatan dan

kesehatan

d. Kerja (K3) seperti rumah sakit, kantor polisi,

Depnaker, dan pemadam kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai