PENDAHULUAN
perkembangan ibukota saat ini, baik itu pembangunan jalan tol gedung
dengan lebih dari 50 batching plant dan 600 truk mixer yang tersebar
beton yang reject atau tidak sesuai permintaan. Ada beberapa concrete
beton yang harus di kembalikan ke plant karena concrete beton tidak sesuai
seperti slump beton yang tidak sesuai, struktur beton yang terpisah dengan
air dan krikil, dan suhu beton yang tidak sesuai standar.
1
2
PT. SCG”
concrete beton?
beton
perusahaan.
yang dikemukakan diatas tidak menjauh dari arti yang dimaksud dalam
pembahasan masalah ini. Maka ada batasan-batasan yang telah ditetapkan, yaitu:
beton
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang masalah yang membahas
permasalahan, tujuan dan juga manfaat studi yang dilakukan dan diperoleh
dari penyusunan tugas akhir ini, dan sistimatika penulisan yang berisi
Bab ini berisi tentang kesimpulan atas analisa dari hasil pengolahan data yang
telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjawab tujuan penelitian. Selain itu
LANDASAN
TEORI
untuk menjamin suatu tingkat atau standar kualitas mutu tertentu sesuai dengan
spesifikasi yang direncanakan mulai dari kualitas bahan, kualitas proses produksi,
kualitas pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi sampai standar
pengiriman ke konsumen agar produk yang dihasilkan menjadi efektif dan efisien.
tingkat kualitas dalam produk atau jasa. Pengendalian kualitas adalah suatu teknik
mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
produk pada suatu rangkaian produksi, tetapi juga dapat menekan seminimal
dihasilkannya.
Berikut definisi dan pengertian pengendalian kualitas dari beberapa sumber buku:
6
7
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang
a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
mana proses dan hasil produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan standar yang
kualitas tersebut dapat dilakukan melalui proses PDCA (Plan, Do, Check, Action)
yang dikenalkan oleh Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama yang
perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa
yang akan datang. Adapun Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCAadalah
sebagai berikut:
berkesinambungan.
9
tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap
Ide atau gagasan dari Dr. Genichi Taguchi mengenai quality engineering
telah digunakan selama beberapa tahun di Jepang. Pada tahun 1980-an ide beliau
engineering adalah merancang kualitas ke dalam tiap-tiap produk dan proses yang
10
sesuai. Usaha peningkatan kualitas ini dikenal sebagai metode off-line quality
control .
yang sama dengan SPC (Statistical Proces Control). Metode off-line Taguchi
sangat efektif dalam peningkatan kualitas dan juga mengurangi biaya. Rekayasa
Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949
Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya
produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Design.
Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang diterima oleh masyarakat
11
sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari
d. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada
produksi di tingkat shop floor. Off-line quality control dilakukan dilakukan pada
saat awal dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan
produk (to get right first time). Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:
adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau
masing eksperimen.
variasi
Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau
pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari
kombinasinya.
rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada
percobaan yang hanya menggunakan bagian dari kondisi total, dimana bagian ini
penuh.
Ortognal array adalah matriks faktor dan level yang disusun sedemikian
rupa sehingga pengaruh suatu faktor dan level tidak berbaur dengan faktor dan
level lainnya. Elemen•elemen matriks disusun menurut baris dan kolom. Baris
merupakan keadaan suatu faktor, sedangkan kolom adalah faktor yang dapat
L (l f )
n
Berikut ini adalah beberapa contoh tabel Ortogonal Array pada desain
eksperimen Taguchi
14
Faktor
EXP A B C
1 1 1 1
2 1 2 2
3 2 1 2
4 2 2 1
Faktor
EXP A B C D E F G
1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 2 2 2 2
3 1 2 2 1 1 2 2
4 1 2 2 2 2 1 1
5 2 1 2 1 2 1 2
6 2 1 2 2 1 2 1
7 2 2 1 1 2 2 1
8 2 2 1 2 1 1 2
Signal to Noise Ratio (SNR) adalah logaritma dari suatu fungsi kerugian
mengukur tingkat unjuk kerja dan efek dari faktor noise dari unjuk kerja tersebut
15
dan juga mengevaluasi stabilitas unjuk kerja dari karakteristik mutu output.
Semakin tinggi unjuk kerja yang diukur dengan tingginya SNR sama dengan
kerugian yang mengecil. Seperti fungsi kerugian mutu. SNR adalah ukuran
obyektif dari kualitas yang memuat baik mean dan varian dalam perhitungan
2
(rata rata)2
SN
2
Varians
SN 10 log(MSD)
performa karakteristik kualitas. SNR diturunkan dari loss function sehingga ada 3
16
SNR, yaitu:
performa karakteristik kualitas. SNR diturunkan dari loss function sehingga ada
tiga
SNR, yaitu:
a. Jenis nominal terbaik atau SNR untuk nominal the better (n.t.b) digunakan
bila karakteristik mutu mempunyai nilai target tertentu, biasanya bukan nol
dan kerugian mutunya simetris pada kedua sisi target. Sehingga SNR nya
Dimana:
= rata-rata
= varians
b. Jenis semakin besar semakin baik atau SNR untuk larger the better (l.t.b),
Dimana:
c. Jenis semakin besar semakin baik atau SNR untuk smaller the better (s,t,b),
17
Dimana:
suatu teknik untuk menuji kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. ANOVA
hipotesis terhadap lebih dari dua rata-rata populasi. Contohnya, kita mungkin
kompleks antar variabel yang berhubungan hanya pada bagian atau tingkat yang
membedakan rata-rata dari dua atau lebih kelompok dengan cara membandingkan
disebut factor). Kedua faktor tersebut dapat mengambil nilai yang berbeda yang
disebut dengan level. Kombinasi dari setiap faktor disebut dengan treatment.
Pengaruh faktor dedefenisikan sebagai hasil dari perubahan level of the factor,
sebagai error. Variansi error dari faktor yang tidak berpengaruh signifikan
mana yang memiliki pengaruh terhadap hasil akhir eksperimen terbesar. Pengaruh
diwujudkan dalam bentuk persentase, yang mana persentase paling besar adalah
faktor yang paling berpengaruh terhadap respon eksperimen. Berikut ini adalah
Rho% = x 100%
Dimana:
MS E - Pooled = hasil kuadrat tengah error setelah pooled faktor yang tidak
signifikan.
penjualan
Interval;
CI SN = x̅ ± Za/2 * σ/√(n)
Dimana:
x̅ = rata-rata sample
n = jumlah sample
21
Beton adalah salah satu material bangunan yang terbuat dari pencampuran
aggregat dan semen sebagai pengikat. Bentuk paling umum dari beton adalah
beton semen portland, yang terdiri dari agregat mineral (kerikil dan pasir), semen
dan air Pengertian beton adalah suatu bahan konstruksi yang digunakan untuk
beton yaitu, semen, gravel, air dan zat additive sebagai tambahannya.
Merujuk pada mutu merupakan klasifikasi kegunaan beton itu sendiri yang
terdiri dari beberapa karakteristik juga menyatakan kekuatan tekan luas bidang
adalah 25 MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton
diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang
1 MPa = 10 kg/cm2
minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan
kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada
standar eropa lama. Disini kita tidak bisa langsung mengatakan 25 MPa sama
Contoh :
Mutu beton fc’ 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa? Apabila benda
ujikubus15x15x15 cm
mengandung secara langsung unsur strukutral antara lain besi sebagai bahan
penulangan cor beton. Mutu beton non struktural atau juga disebut beton kelas I
antara lain: K-B0 (Nol) K-100, K125, K-150, K-175, dan K-200
b. Beton Struktural
besi dalam adukan corannya, beton struktural juga meliputi pekerjaan pembesian
23
bekisting beton, finishing beton, pondasi beton, pasangan bata dan lain sebaginya.
Mutu beton struktural juga disebut beton kelas II yang terdiri dari beberapa kelas
c. Beton Prategang
Beton prategang adalah perpaduan antara beton dan baja, sedangkan beton
merupakan materi yang memiliki daya kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi
kekuatan tariknya rendah. Disamping itu baja memiliki kekuatan tarik yang sangat
tinggi. Dengan kombinasi antara kekuatan beton dan baja maka akan
menghasilkan struktur yang kuat terhadap beban tekan dan beban tarik. Mutu
beton pratekan ini juga disebut kelas III yang terdiri dari beberapa karakteristik
ini maka dapat dikategorikan selain yang disebutkan diatas tersebut, adapun beton
1. Klas A ( K 500)
Kegunaan dan peruntukan kelas ini adalah untuk beton untuk precast
atau prestressed
2. Klas P ( K450 )
Kelas jenis beton ini kegunannya untuk rigit, jalan klas 1 atau jala negara
3. Klas B ( K350 )
Jenis Beton kelas ini diperuntukan untuk lantai biasanya lantai dasar
bangunan pabrik
lantai
5. Klas K 250
7. Klas 225 ( MINI MIX / mobil kecil) kontsruksi bangunan bertingkat dua
Untuk lebih terperinci berikut ini kami cantumkan tabel mutu beton tanpa
MUTU MUTU
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian. Hal yang dilakukan dalam studi pendahuluan adalah studi pustaka dan
studi lapangan. Studi pustaka dilakukan sebagai langkah awal dalam memulai
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti teori metode taguchi dan
pengamatan secara langsung pada objek yang akan diamati guna mendapatkan
data yang diperlukan dalam penelitian ini seperti data primer maupun data
sekunder. Dalam melakukan studi lapangan, peneliti turun secara langsung ke unit
yang terjadi adalah tidak terpenuhinya jumlah hasil produksi sesuai dengan target
produksi yang disebabkan oleh banyaknya jumlah cacat pada beton yang
pemenuhan permintaan konsumen. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
a. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak
yang terkait pada bagian unit produksi. Hal ini dilakukan untuk
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
struktur
28
berikut:
noise factor
(ANOVA)
5. Tahap eksperimen
hasil yang didapat dari penelitian dengan kejadian actual pada perusahaan, maka
Mulai
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
di industri konstruksi Indonesia lebih dari 40 tahun. Bermula pada 1972, PT Jaya
Readymix mendirikan Jayamix dan menjadi penyedia beton siap pakai pertama di
Indonesia. Tepat pada tahun 2012, SCG - sebuah produsen bahan-bahan bangunan
beton readymix, beton instan, dan juga layanan pengecoran seperti pompa beton.
beton yang terpercaya. Jenis beton lainnya yaitu Beton Instan® Jayamix,
campuran bahan pembuat beton yang dikemas dalam zak berukuran 50 kg, hadir
di awal periode tahun 2000 untuk memenuhi kebutuhan beton yang praktis dan
berkualitas bagi proyek-proyek yang berada di remote area atau sulit dijangkau
truk mixer.
Jayamix menyediakan dua pilihan truk mixer, yaitu truk besar dan jayamixni atau
truk kecil. Truk besar berkapasitas 7 kubik dapat mengantar beton readymix ke
area yang memiliki akses luas. Sementara Jayamixni atau truk kecil, tepat untuk
mengakomodasi beton readymix untuk proyek yang berada dengan lebar jalan
33
terbatas minimal 3 meter. Kedua jenis truk mixer yang dilengkapi dengan
a. Visi
Visi kami adalah bahwa SCG akan diakui sebagai tempat kerja pilihan yang
b. Misi
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi
beton siap pakai dalam skala besar. Batching Plant digunakan dalam produksi beton skala
besar agar kualitas, kinerja dan kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik sesuai standar
yang ditetapkan, seperti ditunjukkan pada gambar 1
Gambar 1.1
Terdapat dua tipe system pencampuran di batching plant yaitu tipe dry mix dan wet
mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant hanya berfungsi untuk menimbang material dan
bahan lainnya, sedangkan pencampuran dan pengadukan menjadi beton siap pakai di truk
mixerseperti ditunjukkan pada gambar 2. Semua material termasuk bahan additive yang akan
diaduk ditimbang terlebih dahulu sesuai job mix dengan memperhitungkan kadar air dalam
agregat kasar ataupun agregat halus. Kelemahan plant dry mix adalah tidak bisa menggaduk
slump max 5 (biasa digunakan untuk rigid), dan jika sedang produksi suara truck mixer berisik
dan cenderung berdebu dari material semen saat masuk ke dalam truck mixer
Tipe wet mix (adukan basah/jadi) yaitu batching plant yang setelah semua material di
timbang (sesuai mutu yg di inginkan) material akan di aduk dlm PAN MIXER (tempat
pengadukan) sampai mencapai slump (tingkat keenceran/kekentalan yg di harapkan) dan akan
di masukkan ke dalam truck mixer (mobil molen) dan siap di kirim ke lokasi pengecoran.
Keunggulan pada plant jenis wet mix bisa menggaduk untuk beton slump rendah, cenderung
tidak berdebu dari semen dan tidak berisik.
35
Bagian-bagian penting dari batching plant adalah sebagai berikut: (Lihat Gambar 4) a.
Cement silo, berfungsi untuk penyimpanan semen atau fly ash dan menjaganya agar tetap baik.
b. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik material (agregat kasar dan halus) ke atas dari bin
ke storage bin. c. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan (agregat kasar dan halus)
yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan bantuan loader untuk ditarik ke
atas (storage bin). d. Storage bin digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi 4 (empat) fraksi yaitu agregat butir kasar (split), butir menengah (screening), butir
halus (pasir). e. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 4 (empat) macam
yaituuntuk agregat, semen, fly ash dan air. f. Dosage pump digunakan untuk penambahan
bahan admixture seperti retarder, superplasticizer dan lain-lain. g. Tempat penampungan air
yang berfungsi sebagai suplai kebutuhan air pada ready mix.
Berikut adalah data jumlah produksi eyeshadow yang diproduksi pada bulan Oktober
Januari 2021
MG – III 300 m3 25m3 275 m3
MG – IV 235 m3 10 m3 225 m3
Berdasarkan data tabel di atas diketahui ada kualitas beton yang harus di reject atau di
kembalikan ke plant, untuk itu kami rangkumkan jenis-jenis concrete beton yang termasuk cacat
Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan
untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaan Slump Test
Dalam hal ini biasanya terjadi karena pada saat proses pencampuran kurangnya
Untuk kualitas beton yang baik maka segala sesuatunya sangat di perhatikan
termasuk suhu pada concrete beton yang dimana terdapat batas minimun dan
maksimum. Jika suhu beton tidak sesuai maka tahap pertama untuk memutar
kembali beton pada truck mixer untuk mengecek kembali beton. Jika suhu tetap tidak
Perencanaan eksperimen dilakukan dengan tujuan menentukan level dan faktor yang
diduga mempengaruhi output dari eksperimen. Setelah melakukan studi literatur, pengamatan
langsung dan wawancara dengan beberapa sumber, faktor yang mempengaruhi output dari
38
penelitian ini adalah temperature mixing, waktu mixing dan proses mixing. Dari ketiga faktor
Setelah melakukan studi lapangan dan juga wawancara dengan beberapa sumber,
faktor-faktor yang mempengaruhi cacat paling kritis pada hasil produksi yaitu kelenturan &
warna tidak merata adalah temperature press, waktu press dan kekuatan beban press. Faktor-
faktor utama tersebut merupakan faktor yang dapat dikendalikan (faktor terkendali).
Keterangan dari masing-masing faktor pada tabel 4.10 adalah sebagai berikut:
Jumlah derajat kebebasan dalam penelitian ini yaitu 3 berada diantara jumlah derajat
kebebasan 2 – 3 yang berarti matriks orthogonal yang digunakan adalah L4(23) sesuai pada
12 – 15 L16
Eksperimen Faktor
A B C
1 1 1 1
2 1 2 2
3 2 1 2
4 2 2 1
Keterangan:
1) Eksperimen 1 dilakuan dengan waktu press 2 menit, proses mixing 3,8 rpm dan
3) Eksperimen 3 dilakukan dengn waktu mixing 3 menit, proses mixing 3,8 rpm
meminimalkan kesempatan terjadinya kesalahan dalam menyusun level yang tepat untuk
percobaan tersebut. Dalam eksperimen yang dilakukan menggunakan sebanyak 60m3 produk
damper dalam setiap eksperimennya, dengan total keseluruhan damper yang digunakan
sebanyak 240m3.
Kumulatif
Faktor Frekuensi
Eksp. Frekuensi
A B C I II I II
1 1 1 1 54 6 54 60
41
2 1 2 2 50 10 50 60
3 2 1 2 60 0 60 60
4 2 2 1 55 5 55 60
Keterangan:
Dari hasil data eksperimen jumlah cacat damper, setting terbaik yang bisa digunakan
yaitu faktor A dengan level 2, faktor B dengan level 1 dan faktor C dengan level 2 yang
berarti pada saat proses press bahan kain dibutuhkan waktu press selama 3 menit, proses
mixing 3,8 rpm dan temperature mesin press 30°C. Hal tersebut dikarenakan oleh persentase
Ada beberapa tahap dalam melakukan pengolahan data hasil eksperimen Taguchi.
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam mengolah data hasil eksperimen Taguchi dengan Uji
Anova:
2402
WI = = 12,52
219 𝑥 (
240−219)
ST = 240 x ( 2 – 1) = 240
= (240 – 1 ) x (2 – 1) = 239
2
SmI 𝑓 𝐼2 x WI = 219 x 12,52 = 2.501,96
= 𝑓(𝐼𝐼) 240
𝑓 2 21 2
SmII = 𝑓𝐼𝐼 x WI = 240 x 12,5 = 23,00
(𝐼𝐼)
Untuk mencari nilai sum of squares due to factors, langkah awal yang harus dilakukan
meminimalkan kelompok cacat, sehingga level faktor yang dipilih untuk setting
optimal yaitu level faktor yang lebih kecil pada kelompok cacat. Jadi, setting optimal
yang dipilih adalah faktor A pada level 2, faktor B pada level 1 dan faktor C pada level
2.
43
Pada gambar 4.17 data harus dikumpulkan dengan level faktor. Jadi pada
faktor A level 1 kelompok tidak cacat sebesar 95 dan kelompok cacat sebesar 5
dengan total yaitu 100. Secara persentase masing-masing adalah 95% dan 5%.
𝑓2 𝑓2 𝑓2 𝑓 2 𝑓 2 𝑓 2
𝐼 𝐴1 𝐼 𝐴2 𝐼 𝐼𝐼 𝐴1 𝐼𝐼 𝐴2 𝐼𝐼
S A= ( + − )W I (
+ + − )W I
𝑛𝐼𝐴1 𝑛𝐼𝐴2 𝑛𝐼𝐴 𝑛𝐼𝐼𝐴1 𝑛𝐼𝐼𝐴2 𝑛𝐼𝐼𝐴
= ( 1042 2 2 2 52 2
115 − 219 ) 12,52 + 16 + − 21 ) 12,52
120 120 240 100 100 200
+ (
= 0,1252
Untuk perhitungan SB dan SC dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
Diketahui jumlah kelas adalah 2 yaitu kelompok tidak cacat dan kelompok cacat.
= (2 – 1) x (2 – 1) = 1
44
Se = ST – (SA + SB + SC)
45
Ve = VT – (VA + VB + VC)
= 199 – (1 + 1 + 1) = 196
MSA = 𝑆𝐴
𝑉𝐴
0,2327
= = 0,2327
1
Untuk menghitung nilai MSi lainya dapat menggunakan rumus yang sama. Hasil
𝑀𝑆𝐴 0,2327
F-ratio = = = 0,2424
𝑀𝑆𝑒 0,9598
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis perhitungan, maka didapatlah beberapa
a. Terdapat 4 jenis cacat yang sering terjadi pada setiap proses produksi damper type D-
25236B yaitu adanya benda asing (sampah benang) dengan total jumlah cacat periode Juli
2018 sampai dengan September 2018 sebesar 12.743, bahan miring dengan total jumlah
cacat sebesar 8.684, bahan kecil dengan total jumlah cacat sebesar 10.653 dan kelenturan &
b. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan produk damper antara lain dari
segi manusianya disebabkan oleh kurang telitinya operator dalam melakukan kegiatan
proses produksi, kurangnya pengetahuan mengenai set up mesin dan kurangnya kehati-
hatian pada saat melakukan proses produksi. Dari segi mesin disebabkan oleh kondisi mesin
yang tidak sesuai dengan spesifikasi (mesin press longgar), kurangnya perawatan dan umur
mesin yang sudah lama. Dari segi lingkungan disebabkan oleh suhu ruangan yang berubah-
kesalahn dalam proses produksi. Dari segi material disebabkan oleh menurunnya kualitas
bahan yang dipakai sedangkan dari segi metode kurangnya pengawasan serta tidak
c. Hasil dari penggunaan metode six sigma dengan pendekatan Taguchi untuk meminimalisir
jumlah cacat produksi damper type D-25236B antara lain persentase kecacatan dari kondisi
aktual sebesar 3,9% menjadi 1,62% setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode six
sigma dengan pendekatan Taguchi. Selanjutnya, adanya peningkatan pada nilai level sigma
dari kondisi aktual sebesar 3,48 menjadi 4,10, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbaikan
yang dilakukan menggunakan metode Taguchi dapat meminimalisir jumlah cacat produksi
5.2 Saran
Setelah dilakukan analisis dan mendapatkan kesimpulan maka saran yang dapat
a. Sebaiknya operator lebih teliti dalam melakukan proses produksi untuk menghindari
aktivitas yang dapat menyebabkan kecacatan pada hasil produksi. Pada hasil observasi,
didapati bahwa salah satu jenis kecacatan yang terjadi disebabkan oleh ketidaktelitian
operator. Apabila operator lebih teliti dan berhati-hati pada saat proses produksi berjalan,
besar kemungkinan kecacatan yang disebabkan oleh operator akan berkurang. Hal tersebut
tentu dapat memberi pengaruh terhadap upaya pengurangan jumlah cacat produksi.
c. Untuk melakukan set up mesin seharusnya dilakukan oleh operator yang lebih paham dan
kesalahan pada set up mesin juga menjadi salah satu penyebab terjadiya kecacatan pada
hasil produksi.
d. Diharapkan perusahaan terus melakukan perbaikan proses produksi untuk setiap jenis
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta : LPFE UI.
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
1.5 Batasan Masalah..............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................................6
2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas..................................................................6
2.1.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas.............................7
2.1.2 Langkah–langkah Pengendalian Kualitas..............................................8
2.2 METODE TAGUCI.........................................................................................9
Pengendalian kualitas menurut taguci.......................................................10
2.2.1 Tahapan dalam Desain Produk atau Proses Menurut Taguchi.........12
2.3 Orthogonal Array (OA)...................................................................................13
2.3.1 Signal to Noise Ratio (SNR)....................................................................14
2.3.2 Analysis of Variance (ANOVA).............................................................17
2.3.3 Pooling Factor.........................................................................................18
2.3.4 Persentase Kotribusi...............................................................................19
2.3.5 Interval Kepercayaan (Confidence Interval)........................................20
2.4 Definisi dan pengertian beton........................................................................21
Beton adalah salah satu material bangunan yang terbuat dari pencampuran aggregat
dan semen sebagai pengikat. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
portland, yang terdiri dari agregat mineral (kerikil dan pasir), semen dan air..............21
Pengertian beton adalah suatu bahan konstruksi yang digunakan untuk kepentingan
pembangunan yang terbuat dari komponen-komponen pendukung beton yaitu, semen,
gravel, air dan zat additive sebagai tambahannya.........................................................21
2.4.1 Pengertian Mutu Beton..........................................................................21
2.4.2 Mutu Beton Dengan Karakteristik........................................................21
50
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya dan
tidak lupa shalawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dam membantu baik secara langsung maupun tidak langsung membantu
mengarahkan dalam penulisan dan susunan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
1. Bapak Potler Gultom, SH, MM. Marsekal Muda TNI (Purn) sebagai Rektor Universitas
2. Bapak Parulian Simamora, MSc. Marsma TNI (Purn) sebagai Dekan Fakultas
4. Bapak DR. Budi Sumartono, MT. sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan teknik penyusunan tugas akhir.
5. Kedua orangtua, dan kakak saya yang selalu memberikan dukungan serta do’a selama
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna namun
setidaknya dapat memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di FTI Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma. Penulis berharap kritikan dan saran yang membangun dari
Jakarta, 14 July
2022 Penulis
Dwi Malik Al
Fajar NPM: 13070019
53
SKRIPSI
ABSTRAK
PT SCG Readymix Indonesia telah berpengalaman di industri konstruksi Indonesia lebih
dari 40 tahun. We Deliver Concrete Solutions, merupakan komitmen kami untuk
memberikan solusi-solusi pengecoran yang tepat juga nyata sesuai kebutuhan proyek.
Jayamix by SCG mengakomodasi kebutuhan beton siap pakai (readymix) dan Beton Instan
ke pembangunan rumah tinggal, gedung perkantoran, hingga infrastruktur dengan lebih dari
50 batching plant dan 600 truk mixer yang tersebar dipenjuru kota di Indonesia.