Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer

Vol. 1 No. 1 Januari 2017


ISSN 2548-740X

PERBAIKAN KUALITAS DENGAN


MENGGUNAKAN GUGUS KENDALI MUTU
Hayu Kartika
Program Studi Teknik Industri, Fakultas teknik, Universitas mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan No.1 Kembangan, Jakarta Barat
Email : hayu_kartika@yahoo.com

ABSTRACT
Gugus Kendali Mutu adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
proses peningkatan kualitas atau mutu. Kualitas sendiri merupakan salah satu karakteristik dari suatu produk atau
jasa yang ditentukan oleh konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi produk cacat printing pada
kemasan plastik mie instan yang menyebabkan timbulnya pemborosan material plastik. Cacat terbesar pada
penelitian ini adalah cacat baret, ditemukan lima masalah yang menyebabkan cacat yaitu: ink pan kotor, suhu tinta
tidak stabil, tidak ada standar penggunaan doctor blade, tinta eks tidak standar, dan banyaknya kotoran di Doctor
Blade yang ikut bersikulasi. Penelitian ini menargetkan penurunan cacat sebesar 70 persen, dari hasil perbaikan
yang dilakukan target terpenuhi lebih dari 70 persen yaitu sebesar 78 persen melebihi dari ekspektasi target awal
yang di tetapkan dan perbaikan kualitas menjadi terpenuhi.

Kata Kunci : Gugus Kendali Mutu, Kontrol Kualitas, Perbaikan, Cacat Produk

PENDAHULUAN mengidentifikasi masalah, menganalisa masalah,


mencari penyebab masalah, membuat rencana
Latar Belakang dan Identifikasi Masalah perbaikan. Dan didalam perbaikan kualitas disini
Secara umum kualitas atau mutu merupakan dikenal dengan nama siklus PDCA (plan - do -
karakteristik dari suatu produk atau jasa yang check - action) dan dalam perbaikan kualitas harus
ditentukan oleh pemakai atau customer dan dilakukan secara berkesinambungan.
diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui Perumusan Masalah
perbaikan yang berkelanjutan (continuous Berdasarkan uraian di atas dirumuskan masalah
improvement). Keuntungan yang dicapai dengan yaitu: Menemukan dan menentukan jenis cacat yang
menghasilkan produk yang bermutu yaitu pertama, terjadi yang mempengaruhi kualitas dari kemasan
peningkatan pasar (market gain), mutu produk yang mie instan dngan Mencari penyebab dominan
meningkat akan membuat produk tersebut makin penyebab cacat serta melaksanakan proses perbaikan
dikenal sehingga permintaan pasar meningkat dan
keuntungan perusahaan juga meningkat. Tujuan penelitian
Keuntungan kedua adalah penghematan biaya (cost Peneliti mencoba melakukan perbaikan kualitas
saving). mutu produk yang meningkat akan yang terjadi di salah satu usaha pembuatan
menurunkan biaya produksi, cacat produk tentu kemasan, kemasan yang dihasilkan berupa kemasan
akan mengakibatkan penggantian ulang (rework) plastik. Kemasan ini berbahan PET, OPP, LDPE,
yang membutuhkan tambahan biaya material, biaya HDPE dan NYLON dengan proses produksi
tenaga kerja, listrik,dll, yang mengurangi menggunakan mesin Printing, Laminasi dan Sliting.
keuntungan perusahaan. Permasalahan yang dihadapi adalah timbulnya
Alat – alat pengendalian kualitas produk yang permasalah kualitas pada pencetakkan kemasan
dikenal dengan sebutan Seven Tools, Seven tools plastik, sehingga banyak pelastik yang terbuang sia-
ini terdiri dari : check sheet, diagram pareto, sia dan menimbulkan pemborosan yang sangat
diagram sebab akibat, control chart, scatter diagram merugikan diantaranya: pemborosan material
(diagram sebar) dan histogram. Seven Tools adalah pelastik akibat rusaknya kemasan yang tidak dapat
7 alat yang digunakan untuk mengendalikan dipergunakan lagi, kurangnya mutu pelastik
kualitas dengan macam kegunaan dan fungsi seperti kemasan sehingga banyak menimbulkan komplain

57
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

pelanggan yang berujung pada pengembalian Jadi, secara umum tujuan utama dari
pelastik ke perusahaan. pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan
kualitas produk yang sudah terjamin dan juga
Manfaat Penelitian mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin tanpa
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: mengurangi standard produk yang telah ditetapkan.
1. Mencari dan menyelesaikan
masalah yang dominan terjadi Faktor-Faktor Pengendali Kualitas
2. Melakukan peningkatan Faktor – faktor pengendali kualitas merupakan
kualitas dengan meningkatkan kualitas hasil faktor yang mempengaruhi adanya aktivitas
output kemasan pengendalian kualitas. Menurut Montgomery
Meningkatkan profit (keuntungan) untuk perusahaan (2009), faktor tersebut diantaranya:
karena berkurangnya cacat produk kemasan 1. Kemampuan proses
Faktor ini merupakan faktor yang harus
disesuaikan oleh perusahaan dalam melakukan
STUDI LITERATUR suatu proses bisnis yang ada dalam perusahaan.
2. Spesifikasi yang berlaku
Pengendalian Kualitas Produk yang diproduksi oleh perusahaan harus
Salah satu aktivitas bisnis yang terdapat d memilki spesifikasi yang sesuai dengan standard
perusahaan yaitu menjamin kualitas produk hasil umum dan juga sesuai dengan keinginan dan
proses produksi, guna mencapai tingkat kualitas kebutuhan konsumen.
yang baik pada produk yang dihasilkan perusahaan 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima
memiliki suatu cara dengan adanya penerapan Tujuannya yaitu pengendalian kualitas suatu
sistem pengendalian kualitas baik kualitas bahan proses dapat mengurangi produk yang berada di
baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. bawah standard yang dapat diterima
Aktivitas tersebut biasanya disebut quality control. 4. Biaya kualitas
Menurut Vincent Gasperz (2005:480) pengendalian Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk pengendalian kualitas dalam menghasilkan
memantau aktivitas dan memastikan kinerja produk dimana biaya kualitas mempunyai
sebenarnya yang dilakukan telah sesaui dengan yang hubungan yang positif dengan terciptanya produk
direncanakan. yang berkualitas. Biaya tersebut diantaranya
Oleh karena itu, pengertian pengendalian kualitas preventive cost, appraisal cost, internal failure
adalah suatu teknik operasi dan aktivitas yang cost, external failure cost.
digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Tujuan Pengendalian Kualitas


Dalam memenuhi kepuasan konsumen, setiap Gugus Kendali Mutu (QCC)
perusahaan memiliki sistem pengendalian kualitas Pengertian Gugus Kendali Mutu
yang berbeda tergantung pada manajemen Quality Control Circle (QCC) atau yang lebih
perusahaan. Namun tujuan dari pengendalian dikenal dengan Gugus Kendali Mutu (GKM)
kualitas menurut Sofjan Assauri (dalam Fakhri, merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri dari
2010) adalah: beberapa orang yang bekerja secara bersama-sama
1. Tercapainya standard kualitas yang telah sebagai pelopor dalam menjaga dan melakukan
ditetapkan oleh produsen maupun konsumen perbaikan secara terus-menerus terhadap kualitas
untuk produk hasil produksi. produk, jasa, dan pekerjaannya (Nita, 2010).
2. Usaha untuk mengurangi biaya inspeksi Menurut Robson, Gugus Kendali Mutu adalah
pada suatu produk. sebuah kelompok yang terdiri dari empat sampai
3. Usaha untuk mengurangi biaya desain dari dengan sepuluh orang yang bergabung secara
produk dan proses menggunakan kualitas sukarela dan bekerja di bawah pengawasan seorang
tertentu. supervisor serta mengadakan pertemuan secara
4. Usaha untuk mengefisiensi biaya produksi teratur untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
yang menjadi berkurang dan sekecil memecahkan masalah yang dihadapi dalam
mungkin. pekerjaan. Jadi, aktivitas dalam QCC merupakan
bagian dari TQM yang bertujuan untuk

58
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

mengembangkan kemampuan anggota dan Tabel 1. Penelitian Sebelumnya


menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik
sehingga anggota dapat berpartisipasi dalam
mencapai tujuan organisasi dan memberikan
kepuasan kerja serta kepuasan bagi konsumen..

Penggunaan Metode Quality Control dan Plan-


Do-Check-Action
Problem Solving Qualitu Control (QC) adalah
metode yang digunakan untuk melakukan
pemecahan masalah dalam tim QCC serta
mengorganisir informasi yang akan disajikan dalam
laporan tentang hasil yang didapat dari upaya
perbaikan kualitas atau kinerja (Katakura &Toriumi,
2010). Metode Plan-Do-Check-Action (PDCA)
merupakan sabuah model yang digunakan sebagai
panduan untuk melakukan perbaikan GKM memutar METHODOLOGI
roda Deming (PDCA) dan melakukan 8 langkah dan
7 alat secara berkesinambungan yaitu Terdapat Subjek dan Objek Penelitian
Delapan Langkah yang digunakan meliputi : Subjek penelitian ini adalah mesin printing kemasan
plastik mie, sedangkan objek penelitian ini adalah
P berarti “Planning” (perencanaan) meliputi 4 perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses
langkah yaitu : printing kemasan mie
L1 : Menentukan pokok masalah
L2 : Membahas penyebab Rancangan Penelitian
L3 : Menguji Penyebab Dalam melaksanakan penelitian diperlukan suatu
L4 : Menyusun rencana penanggulangan rancangan penelitian agar dapat membantu didalam
menentukan langkah-langkah penelitian. Rancangan
D berarti “Do” (pelaksanaan) meliputi 1 langkah penelitian ini diharapkan dapat memperlancar dan
yaitu : dapat mencapai sasaran sesuai dengan apa yang
L5 : Pelaksanaan penanggulangan diinginkan yang sebagaimna telah dipaparkan bahwa
C berarti “Check” (meneliti hasil) meliputi 1 penelitian ini bertujuan menemukan dan
langkah yaitu : memperbaiki kualitas kemasan dengan
L6 : Meneliti hasil menggunakan konsep PDCA yang digabungkan
dengan 8 langkah proses gugus kendali mutu (GKM)
A berarti “Action” (tindakan) meliputi 2 langkah adapun bentuk tahapan yang sistematis dalam
yaitu : rancangan penelitian ini yaitu:
L7 : Standarisasi 1. Pengumpulan data dasar penelitian yang
L8 : Langkah berikutnya dilakukan dilapangan dengan mengambil data
produk yamg Not Good (NG)
Penelitian Sebelumnya 2. Data dari lapangan kemudian dikumpulkan dan
Berikut penelitian sebelumnya yang akan dianalisa pada tahapan selanjutnya
menggunakan metode penyelesaian yang sama menggunakan alur proses delapan langkah gugus
dengan metode yang di pakai dalam penelitian ini, kendali mutu
yaitu dapat dilihat pada Tabel 1:
Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Ada dua jenis data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang secara langsung
bersumber dari observasi lapangan, identifikasi

59
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

masalah, analisa kondisi saat ini, data pengukuran Merencanakan dan Melaksanakan
jumlah cacat pada proses printing pada kemasan mie Penanggulangan
Pada tahapan ini peneliti melakukan rencana dan
2. Data Sekuder penanggulangan lanjutan, semua ide atau titik
Merupakan data-data yang bersumber dari masalah yang ditemukan dijabarkan kedalam tabel
data-data yang sudah ada dari pihak perusahaan serta 5W1H kembali disertakan juga dengan ditambahkan
referensi dari sumber-sumber yang ada mengenai target luaran yang ingin dicapai dalam tahap proses
gugus kendali mutu perbaikan yang dilakukan

Pengolahan Data dan Analisa Data Evaluasi Hasil


Pengolahan data dan analisa data ini menggunakan Pada tahap Evaluasi hasil ini, merupakan tahap
proses delapan langkah Gugus Kendali Mutu yang untuk melihat seberapa besar pengaruh dari
terdiri dari: perbaikan tersebut jika tidak terdapat pengaruh yang
signifikan maka proses dalam tahapan gugus kendali
Identifikasi Masalah dan Menentukan Tema mutu akan kembali dilakukan analisa kondisi yang
Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan ada, dan melihat kembali kemungkinan penyebab
tools check sheet selanjutnya melakukan identifikasi lain.
masalah dengan menggunakan diagram Pareto. Dari
diagram pareto nanti akan terlihat masalah yang Standarisasi
lebih dominan. Masalah yang lebih dominan tersebut Setelah hasil menunjukan terdapat pengaruh
yang nantinya akan dijadikan sebagai tema dalam yang signifikan maka proses selanjutnya adalah
proses gugus kendali mutu ini. melakukan proses standarisasi, tahap ini merupakan
tahap keseluruhan proses dalam pemecahan
Menetapkan Target dan Membuat Rencana permasalahan
Kerja
Pada tahap ini, penelitian akan difokuskan pada Laporan dan Presentasi
penetapan target untuk menurunkan jenis produk Tahap akhir ini merupakan tahap laporan mengenai
yang Not Good yang lebih dominan. Dilanjutkan hasil keseluruhan proses tahapan pelaksanaan gugus
dengan membuat rencana kerja untuk perbaikan kendali mutu, yang hasil akhirnya berisikan tentang
dengan memetakan permaslahan utama kedalam hasil peningkatan kualitas dengan memperlihatkan
fishbone diagram. perubahan sebelum perbaikan dan sesudah
Fishbone Diagram yaitu diagram yang menunjukkan perbaikan, serta dapat menghasilkan profit
sebab akibat yang berguna unruk mencari atau perusahan dilihat dari Seving Cost yang didapatkan
menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah perusahaan dengan mengurangi terjadinya cacat
sehingga memudahkan untuk cara mengatasinya tersebut.

Analisis Kondisi yang Ada (ANAKONDA)


Analisis kondisi yang ada ini diperlukan untuk
melihat sejauh mana masalah tersebut terjadi dengan
membuat tabel analisa dengan menggunakan faktor
4M yaitu: Man, Machine, Methode and Material.

Analisa penyebab
Menganalisa penyebab atau maslah dijabarkan lebih
rinci ke dalam tabel 5W 1H yaitu yang berisikan
What, Why, When, Where, Who, dan How. Dengan
penjabaran seperti ini maka kita dapat mengetahui Gambar 1. Flow Chart Metode Penelitian
lebih rinci permasalahan yang ditimbulkan

60
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

HASIL DAN DISKUSI Dari gambar diatas terlihat bahwa cacat yang paling
besar presentasenya adalah pada kemasan
Hubungan GKM terhadap Perbaikan Kualitas pembungkus mie. Maka dari itu, penentuan
Pada Penelitian ini Gugus Kendali Mutu (GKM) penyelesaian masalah yang utama adalah
atau QCC merupakan salah satu langkah yang baik meminimalisir cacat produk pada pembungkus mie
untuk melakukan suatu perbaikan kualitas karena tersebut. Selanjutnya dilakukan pengambilan jenis
langkah-langkah perbaikan dengan menggunakan cacat printing yang terjadi pada proses printing dari
GKM lebih memudahkan untuk mencari solusi dari bulan Agustus sampai dengan November 2015,
sebuah permasalahan. Hal tersebut juga dibahas dapat dilihat pada tabel 5.1.
pada penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa: Implementasi QCC dipergunakan untuk Tabel 2. Hasil Cacat Printing
mengetahui penyebab suatu permasalahan dan
mendapatkan solusi untuk menyelesaikan No Jenis Cacat Jumlah Cacat
permasalahan (Nurhuda Bachtiar, 2013). 1 Miss Reg 237
Dari hasil penelitian Ronald Sukwandi (2012), 2 Bayang 62
mendapatkan hasil penelitian bahwa GKM sangat 3 Baret 836
berpengaruh terhadap kinerja Karyawan dan GKM 4 Kotor 725
berpengaruh juga terhadap Kepuasan Kerja 5 Botak 33
Karyawan. Maka dari itu, GKM ini adalah pemilihan Total 1893
paling tepat dan sesuai dalam menyelesaikan Sumber: Data Perusahaan bulan agst-Nov 2015
permasalahan pada penelitian kali ini.
Setelah didapatkan data cacat tersebut lalu dilakukan
Pembentukkan Perangkat GKM pembuatan pareto diagram agar lebih terlihat jumlah
Perangkat-perangkat GKM adalah Fasilitator, Ketua cacat beserta presentasenya.
GKM, Anggota dan Pimpinan Organisasi. Berikut
susunan perangkat GKM pada penelitian ini:
 Pimpinan Organisasi : Andi Tabel 3. Pengolahan Data Hasil Cacat
 Fasilitator : Candra Setia Bakti Persentase Com.
Hayu Kartika No Problem Jumlah
% Pers
 Ketua : Fajar Hadi Prawiro
 Anggota : Rio dan Irfan 1 BARET 836 44.16 44.16
2 KOTOR 725 38.30 82.46
Identifikasi Masalah MISS
3 237 12.52 94.98
Dalam proses identifikasi masalah pada mesin REG
printing, yang dilakukan pertama kali adalah
4 BAYANG 62 3.28 98.26
pengambilan data cacat pada hasil cetakkan printing
kemasan plastik, berikut data banyak cacat pada 5 BOTAK 33 1.74 100
produk kemasan pada proses printing:
Total 1893 100.00
Sumber: Data Perusahaan bulan agst-Nov 2015

Sumber: Data Perusahaan bulan agst-Nov 2015


Gambar 2.Persentase Cacat Pada Kemasan
Plastik Gambar 3. Data Cacat dalam Diagram Pareto

61
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

Penetapan Target (Sasaran Kerja)


Setelah diketahui permasalahan yang dominan.
Selanjutnya adalah menentukan target penurunan
cacat (Defect) tersebut, yang jadi poin penurunan
cacat adalah jenis cacat baret. Target penurunan
cacat dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar 5. Fishbone Diagram

Analisa Penyebab
Untuk mengetahui penyebab yang pasti maka
dilakukan analisa penyebab dengan menggunakan
alat bantu tabel 5W 1H yaitu yang berisikan What,
Sumber: Data Perusahaan bulan agst-Nov 2015 Why, When, Where, Who, dan How. Hal ini
Gambar 4. Target Penurunan Cacat Baret pada dimaksudkan agar terlihat lebih jelas penyebab-
Kemasan Mie penyebab cacat terseut, berikut tabelnya dapat dilihat
ada tabel 5.
Analisis Kondisi yang Ada (ANAKONDA)
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis
mengenai kondisi yang terjadi saat ini, untuk Tabel 5. 5W 1H
menemukan apa penyebab terjadinya cacat baret
tersebut. Pada tahap ini dilakukan analisis dengan
melihat dari empat faktor penyebab yaitu: Man,
Machine, Methode, dan Material. Untuk melihat
permasalahan tersebut telah di rangkum pada tabel
dibawah ini:

Tabel 4. Faktor Penyebab Masalah

Pembahasan Hasil Penelitian


Bagian Perbaikan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data di atas,
maka area yang akan dilakukan perbaikan (Area
improvement) adalah printing machine dan berada
pada bagian Ink Pan, Doctor Blade, Tinta Eks, dan
Pemasangan Magnet Trap.

62
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

Tabel 7 Perbaikan Doctor Blade

Sumber: Layout Mesin Printing Perusahaan, 2010 Gambar 8. Hasil Standarisasi Doctor Blade
Gambar 6. Printing Machine
3. Tinta Eks
Langkah Perbaikan Perbaikan tinta eks dilakukan dengan
1. Ink Pan standarisasi kualitas tinta yang digunakan,
Perbaikan yang dilakukan pada bagian Ink yang biasanya jenis tinta yang dipakai
pan adalah penggantan Ink Pan Secara berubah-ubah dan tidak sesuai standar
Teratur dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 8. Tinta Eks

Tabel 6. Perbaikan Ink Pan

Gambar 9. Standarisasi Tinta Eks

4. Pemasangan Magnet Trap


Gambar 7. Penambahan Pendigin pada Ink Pan Pada mesin printing terdapat banyak gram-
gram yang ikut bersikuasi dengan tinta hal
2. Doctor Blade ini yang membuat warna pada hasil
Perbaikan kedua yang dilakukan adalah cetakkan tidak sempurna dan baak cacat dan
mengenai penggantian DB secara teratur, baret. Maka, untuk mengatasi hal tersebut
fungsi Doctor Blade ini untuk mengatur dilkukan pemaangan magnet trap agar gram-
proses tebal dan tipisnya tinta yang gram tesebut tidak ikut masuk edalam
ditransfer ke bahan cetakkan dalam hal ini proses pencetakan dan tida terkontiminasi
bahan cetakannya adalah plastik kemasan dengan tinta.
mie

63
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

Tabel 9. Pemasangan Magnet Trap Tabel 10. Evaluasi Hasil Perbaikan

Standarisasi
Untuk menjaga agar tidak terulang lagi cacat baret
ang tinggi pada kemasan mie maka dilakukan proses
standarisasi. Standarisasi yang dilakukan dapat dilat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Standarisasi

Gambar 10. Pemasangan Magnet Trap

Evaluasi Hasil Perbaikan


Adapun Hasil dari perbaikan yang dilakukan dapat
dilihat pada gambar 5.10 di bawah ini.

KESIMPULAN
Hasil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:
1. Hasil penelitian memperlihatkan cacat dominan
yang terjadi pada proses printing kemasan me
instan adalah cacat baret
2. Ditemukan penyebab dari cacat baret tersebut
Sumber: Data hasil perbaikan Perusahaan Des disebabkan oleh 5 faktor yaitu ink pan yang
2015 – Mar 2016 kotor, suhu tinta yang tidak stabil, tidak adanya
Gambar 11 Pencapaian Target standarisasi life time D, tinta eks yang tidak
terstandar dan ditemukannya gram-gram ex DB
Dari gambar di atas dapat terlihat dengan yang ikut bersikulasi
dilakukannya perbaikan, cacat yang dihasilkan 3. Adapun hasil perbaikan yang dilakukan dalam
menjadi berkurang dan bahkan melebihi target memecahkan permasalahan tersebut,dengan
sebelumnya. Yang semula hanya menargetkan 70% melakukan standarisasi, yaitu:
saja tapi mendapatkan hasilnya menjadi 78%, diatas - Melakukan stdarisasi terhadap life time
target sebelumnya. Berikut dapat dlihat pada tabel penggunaan Doctor Blade
5.9 mengenai hasil evaluasi perbaikan yang - Melakukan labeling terhadap tinta eks agar
diperoleh. terlihat masa pakai dan standar kualitas tintanya
- Melakukan standarisasi terhadappenggunaan
ink pan max 48 jam dan penambahan saluran
pendingin pada ink pan
Pengguaan magnet trap pada ink pan saat proses
sedang berlangsung

64
Jurnal Ilmu Teknik dan Komputer
Vol. 1 No. 1 Januari 2017
ISSN 2548-740X

DAFTAR PUSTAKA Sinulingga, Sukaria. (2008). Pengantar Teknik


Industri. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ariani, D. Wahyu. (2003). Manajemen Kualitas
Pendekatan Sisi Kuantitatif. Penerbit Sinulingga, Sukaria. (2011). Metodologi
Ghalia Indonesia. Jakarta. Penelitian.USU Press. Medan.

Bachtiar, Nurhuda. Parwati, C.Indri. Susetyo, Joko. Sukwadi, Ronald. (2012). Analisis Pengaruh
(2013). Penerapan Quality Control Circle Implementasi Gugus Kendali Mutu
Pada Proses Finishing dan Assy Part Duct Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja
Air Intake Guna Meminimasi Biaya Karyawan Menggunakan Model
Produksi. Jurnal Rekavasi, Vol 1 No 1 hal Persamaan Stuktural. Jurnal INASEA, Vol
38-44. 13 No.2 hal 132-140.

Gasperz, Vincent. (2002), Pedoman Implementasi Supriyanto, (2013), Gugus Kendali Mutu.
Program Six Sigma Terintegrasi dengan http://ssupri.blogspot.com/2013/02/gugus-
ISO9001: 2000, MBNQZ, dan HACCP, kendali-mutu-qcc.html. 20 Agustus 2013.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Tarihoran, Nova. Siregar, Khawarita. Ishak, Aulia.
Gray, G.R. S.A.M. (1993).Quality circle: An (2013). Analisa Pengendalian Kualitas
Update.Management Journal. Pada Proses Perebusan dengan
ABI/INFORM Reserch pg. 41. Menerapkan QCC (Quality Control Circle)
di PT. XYZ. E-jurnal Teknik Industri FT
Montgomery, Douglas C. (1991). Introduction to USU, Vol 3 No 1 hal 41-46.
Statistical Quality Control. USA: John
Willey & Sons. Tjiptono, F., (2000), Total Quality Management,
NN. (2007). Modul Gugus Kendali Mutu. Jakarta: Andi, Yogyakarta
Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah Departemen Perindustrian. Wingnjosoebroto, S. (2003). Pengantar Teknik dan
Manajemen Industri. Gunawidya.
Surabaya

65

Anda mungkin juga menyukai