Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian Mutu Produk dengan.

Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini

PENGENDALIAN MUTU PRODUK DENGAN


METODE STATISTIK

IRVAN , ZULIA HANUM* RUKMINI**


*Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
**Dosen Universitas Muslim Nusantara Medan

Abstrak: PT X adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi kayu lapis
dalam berbagai jenis atau tipe produk. Sumber bahan baku untuk perusahaan berasal dari hutan
yang diusahakan sendiri oleh perusahaan ditambah dengan sumber lokal. Untuk mengurangi
keseragaman dan kerusakan produk, maka perlu direncanakan upaya pengendalian. Salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan pengendalian kualitas statistik. Berdasarkan
pengendalian kualitas statistik ditentukan batas kendali untuk masing-masing kerusakan produk.
Bagan kendali p digunakan untuk mengendalikan kerusakan berupa data atribut sedangkan untuk
mengendalikan kerusakan berupa data variabel digunakan peta kendali x dan R. Untuk lebih
menjamin kualitas produk jadi yang akan dikirim kepada konsumen digunakan metode penarikan
sampel. Metode sampling dilakukan dengan menggunakan sistem AQL untuk lot demi lot
berdasarkan MIL STD 105D dan diperoleh jumlah ukuran sampel. Setelah menerapkan metode
penarikan sampel dengan merencanakan lima alternatif diperoleh bahwa N = 300, n = 50, c = 3 dari
altematif IV

Kata kunci: Pengendalian Mutu Produk, Metode Statistik

1. PENDAHULUAN baling, permukaan rusak, kerekatan


PT X adalah perusahaan swasta nasional pengeleman, serta ukuran. Berdasarkan keadaan
yang bergerak di bidang industri kayu dengan tersebut, maka diperlukan serangkaian penelitian
mengolah kayu gelondongan menjadi kayu lapis untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
dan kayu gergajian. terjadinya kerusakan dan tindakan apa yang
Perusahaan ini selalu berusaha untuk tetap akan dilakukan untuk mengurangi terjadinya
memenuhi mutu produk sesuai dengan yang kerusakan tersebut.
diinginkan pasar. Berbagai upaya dilakukan
untuk mengurangi kerusakan atau kegagalan 3. MANFAAT PEMECAHAN MASALAH
karena setiap kerusakan yang terjadi akan Mutu produk yang dihasilkan oleh PT. X
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. merupakan salah satu faktor yang sangat penting
Untuk menghindari kerugian tersebut di bagi keberhasilan perusahaan. Meningkatkan
atas, maka perlu diadakan penelitian untuk mutu produk sesuai dengan standar dan
pemecahan dan perbaikannya, yaitu dengan spesifikasi yang telah ditetapkan merupakan
mencari jenis-jenis kerusakan produk kemudian usaha pengendalian mutu yang sangat
mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan produk diperlukan. Produk yang bermutu tinggi akan
tersebut, untuk mencari sebab terjadinya memberikan kepuasan bagi konsumen dan
kerusakan dan tindakan yang dapat dilakukan produk tersebut dapat bersaing dengan produk
untuk dapat mengurangi kerusakan produk lain yang sejenis.
tersebut. Bagian yang bertanggung jawab Jadi pentingnya pemecahan masalah
terhadap kualitas produk yang dihasilkan PT. X disini adalah
adalah bagian Pengendalian Kualitas (Quality 1. Perusahaan dapat memenuhi spesifikasi mutu
Control) dan Laboratorium. yang diharapkan.
2. Menurunkan tingkat kerusakan yang merujuk
2. PERMASALAHAN pada penurunan biaya bahan baku dan biaya
Pada kenyataannya, dalam berproduksi operasi sehingga perusahaan dapat menjual
PT X sering mengalami kegagalan pada produknya dengan harga yang lebih optimal
produk yang dihasilkan. Kerusakan produk tanpa mengurangi kualitas produk.
yang terjadi antara lain ketebalan tidak rata,

109
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006

4. METODE PENDEKATAN DAN ASUMSI yang ekonomis, keamanan, ketersediaan,


kemudahan perawatan, dapat dipercaya, dan
4.1 Metode Pendekatan mudah digunakan kegunaannya. Harga sangat
Dalam pemecahan masalah digunakan mudah didefinisikan dengan mata uang.
metode pendekatan statistik untuk menyelidiki Sedangkan kebutuhan lainnya didefinisikan
dengan cepat terjadinya sebab-sebab yang dengan menggantikan ciri-ciri dan karakteristik
terduga terhadap proses tersebut. Metode pabrikasi suatu produk atau penyampaian jasa
statistik yang digunakan dalam pemecahan menjadi spesifikasi. Kesesuaian produk atau jasa
masalah adalah: dengan spesifikasi tertentu dapat diukur dan
1. Menggunakan bagan kendali atribut (sifat) membuat definisi mutu yang paling
yaitu bagan kendali p yang berhubungan diperhitungkan. Jika spesifikasi tersebut tidak
dengan bagian produk yang tidak sesuai atau memenuhi kebutuhan pelanggan, maka
cacat yang dihasilkan pada suatu proses spesifikasi ini harus diganti.
produksi. Mutu juga kecocokan penggunaannya.
2. Untuk penentuan jumlah sampel yang Mutu kecocokan adalah seberapa baik produk
dipakai, untuk pengujian suatu karakteristik itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran
mutu suatu lot produk jadi, digunakan yang disyaratkan dalam rancangan. Kualitas
sampling penerimaan berdasarkan atribut. kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor,
termasuk pemilihan proses pembuatan, latihan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam dan pengawasan kerja, jenis sistem jaminan
pemecahan masalah dengan metode pengendalian kualitas (pengendalian proses, uji, aktivitas
statistik adalah: pemeriksaan, dan sebagainya) yang digunakan,
1. Membuat dan mencatat pengukuran dan seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini
mencatat data lainnya yang relevan dan diikuti, dan motivasi tenaga kerja untuk
selanjutnya membuat peta kendali yang mencapai kualitas.
sesuai dengan hasil pengukuran. Alat yang digunakan untuk pengendalian
2. Menentukan karakteristik mutu yang perlu kualitas adalah dengan metode statistik. Statistik
diperhatikan. Hal ini dilakukan dengan mempunyai dua pengertian umum, yaitu:
menganalisa peta kendali yang telah dibuat. 1. Suatu kumpulan dari sejumlah data yang
3. Menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi dihubungkan dengan suatu subjek atau
karakteristik mutu dengan menggunakan kelompok, khususnya jika data tersebut
diagram sebab akibat. dikumpulkan dan dibandingkan secara
4. Memberikan usulan pemecahan masalah sistematik. Contoh: statistik tekanan darah,
dengan metode statistik. statistik tenaga kerja, dan lain-lain.
5. Membuat batas-batas kendali yang baru bila 2. Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
diperlukan. pengumpulan, penyusunan, analisa, pengertian,
dan penyajian data kuantitatif.
4.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pemecahan 5.2 Pengendalian Kualitas Statistik
masalah adalah: Pengendalian kualitas statistik adalah
1. Metode kerja dan kondisi perusahaan tidak suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga
berubah selama penelitian dilakukan. standar yang uniform dari kualitas hasil
2. Setiap bidang di departemen produksi telah produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan
mengetahui dan menguasai bidang merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi
pekerjaannya dengan baik. perusahaan pabrik. Pada dasarnya pengendalian
3. Data yang diperoleh dari perusahaan kualitas statistik merupakan penggunaan metode
dianggap benar setelah diuji kebenarannya. statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa
data dalam menentukan dan mengawasi kualitas
5. LANDASAN TEORI hasil produksi.
Tujuan utama pengendalian kualitas
5.1 Pengertian statistik adalah pengurangan variabilitas secara
Mutu adalah semua ciri-ciri dan sistemik dalam karakteristik kunci produk itu.
karakteristik produk atau jasa yang turut Manfaat dari penerapan pengendalian
membantu pencapaian (pemuasan) kebutuhan kualitas statistik, antara lain:
pelanggan. Kebutuhan disini mencakup harga
110
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini

• Kualitas produk yang lebih beragam. umum, yaitu:


• Memberikan informasi kesalahan lebih awal. 1. Bagan kendali atribut (sifat) digunakan
• Mengurangi besarnya bahan yang terbuang jika karakteristik kualitas tidak dapat
sehingga menghemat biaya bahan. dinyatakan secara numerik. Jenis-jenis peta
• Meningkatkan kesadaran perlunya kendali atribut adalah:
pengendalian kualitas. • Bagan kendali p
• Menunjukkan tempat terjadinya permasalahan • Bagan kendali np
dan kesulitan. • Bagan kendali u
• Bagan kendali c
Pengendalian kualitas statistik dapat 2. Bagan kendali variabel yang digunakan jika
dikelompokkan atas 2 bagian, yaitu: proses karakteristik kualitas dapat diukur dan
pengendalian (process control) dan pengendalian dinyatakan dalam bilangan. Jenis-jenis
produk (product control). Tujuan utama kendali variabel adalah:
pengendalian proses adalah menjaga setiap • Bagan kendali X dan R
proses agar tetap terkendali dan untuk itu • Bagan kendali Xdan S
digunakan peta kendali, metode grafik yang • Bagan kendali X
menunjukkan urutan setiap sampel. Tujuan dari Untuk mengendalikan kualitas pada
pengendalian produk adalah memutuskan produk perusahaan, digunakan peta kendali p
apakah suatu lot diterima atau ditolak yang untuk data atribut (data yang bersifat ditolak
didasarkan pada bukti yang ditemui dari satu dan diterima) dan bagan kendali x dan R untuk
atau banyak sampel yang ditarik secara acak dari data variabel (data yang diperoleh dari hasil
lot yang diteliti, untuk itu digunakan sampling pengukuran berupa data numerik).
penerimaan (acceptance sampling).
6. METODOLOGI PENELITIAN
5.3 Pengendalian Proses Statistik
Pengendalian proses satistik adalah alat 6.1 Metode Pengumpulan Data
uatama yang digunakan untuk membuat produk Sesuai dengan tujuan yang ingin
dengan benar sejak awal. Tujuan pokok dicapai dalam penelitian ini yaitu
pengendalian proses statistik adalah menyelidiki mengurangi kegagalan yang terjadi dalam
dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga memenuhi spesifikasi produk akhir, maka
atau pergeseran proses sedemikian hingga variabel-variabel yang diperlukan dalam faktor-
penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan faktor yang mempengaruhi kerusakan produk,
pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu yaitu:
banyak unit yang tak sesuai diproduksi. Bagan 1. Mesin dan Peralatan (Machine and Equipment)
kendali adalah teknik pengendali proses yang 2. Manusia (Man)
digunakan untuk maksud tersebut. 3. Bahan (Material)
Bagan kendali adalah suatu alat statistik 4. Metode Kerja (Method)
yang dapat dipergunakan untuk memperlihatkan 5. Lingkungan (Environmental)
variasi-variasi di dalam kualitas keluaran yang
disebabkan kerna kesempatan dan sebab-sebab Sebagian cacat produk dapat didefinisikan
yang dapat diberikan. melalui pengukuran data (data variabel) yaitu
Menurut Juran dalam bukunya Quality ukuran dan toleransi panjang, lebar, dan
Control Handbook, peta kendali adalah grafik ketebalan dari kayu lapis. Sedangkan cacat pada
perbandingan data proses kerja untuk produk yang tidak dapat didefinisikan melalui
menghitung batas-batas kendali yang digambarkan pengukuran (data atribut) adalah pengeleman
sebagai garis-garis batas pada peta tersebut. lepas, permukaan kasar, permukaan rusak,
Data proses kerja ini biasanya terdiri dari pemotongan sisi tidak rata, pemotongan sisi
kelompok-kelompok ukuran yang dipilih dalam tidak sesuai ukuran, kayu lapis baling, kayu
urutan produksi secara teratur pada saat lapis pecah. Jenis cacat seperti ini
menyiapkan pesanan atau order. diidentifikasikan melalui observasi secara
Kegunaan utama peta kendali adalah visual.
untuk mendeteksi sebab-sebab terjadinya variasi Data yang perlu dikumpulkan adalah
dalam proses, baik yang disebabkan oleh sebagai berikut:
penyebab acak maupun penyebab khusus. 1. Data kondisi pengoperasian produksi kayu
Bagan kendali dibagi atas dua tipe
111
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006

lapis, yaitu jumlah produk yang rusak. 4. Perhitungan batas-batas kendali untuk tiap-
2. Cara pengujian mutu yang dilakukan oleh tiap sampel.
perusahaan. p + 3 p(1 − p) / ni
3. Alat yang digunakan untuk pengujian mutu. UCL =
4. Data lain yang berhubungan dengan masalah. p − 3 p(1 − p) / n
LCL = i

6.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data 5. Menggambarkan setiap titik yang diperoleh
Salah satu pendekatan yang dapat untuk mengetahui apakah proses tersebut
dilakukan untuk pengendalian mutu produk agar berada dalam batas kendali atau tidak.
sesuai dengan spesifikasi mutu yang diharapkan 6. Merevisi bagan kendali p bila terdapat data
adalah dengan menerapkan beberapa metode diluar batas kendali. Revisi dilakukan dengan
statistik yang dijabarkan dalam pengendalian cara membuang data di luar batas kendali
proses produksinya. Metode statistik merupakan dan menghitung kembali batas-batas kendali
alat bantu yang cukup efektif untuk mengurangi yang baru. Nilai p yang baru adalah:
kerusakan-kerusakan produk yang terjadi dan npd = jumlah yang ditolak yang diluar
dapat digunakan untuk merancang suatu batas kendali.
prosedur penarikan sampel penerimaan untuk nd = jumlah yang diperiksa yang diluar
menjamin mutu produk. batas kendali.
Metode pengolahan yang digunakan
adalah metode statistik dengan memanfaatkan Batas-batas kendali untuk bagan p yang
bagan kendali. Bagan kendali yang digunakan baru adalah:
adalah bagan kendali p untuk bagan yang ditolak - Batas kendali atas (UCL)
dan menetapkan batas kontrol untuk masing- Pnew + 3 Pnew(1 − Pnew) / ni
masing bagian. Apabila terdapat titik di luar UCL =
batas kontrol, dilakukan revisi dan menetapkan - Batas kendali bawah (LCL)
batas kontrol yang baru untuk diterapkan pada Pnew− 3 Pnew(1 − Pnew) / n
UCL = i
setiap bagian.
Alat yang digunakan untuk menganalisis
Langkah-langkah penting sehubungan
adalah diagram pareto dan diagram sebab akibat.
dengan bagan kendali untuk bagian yang ditolak
Dengan menggunakan data yang telah
adalah:
dikumpulkan dari setiap bagian dibuat diagram
1. Pencatatan data untuk setiap subgrup tentang
pareto berdasarkan jenis kerusakan. Dari
jumlah yang diperiksa dan jumlah yang
diagram pareto ini dapat dilihat jenis kerusakan
cacat. Hal-hal yang mungkin merupakan
yang paling sering terjadi sehingga dapat dicari
petunjuk bagi penjelasan mengenai titik-titik
penyebab utama kerusakannya.
yang berada di luar kendali atau perubahan-
Analisis pareto digunakan untuk mengi-
perubahan dalam tingkatan kualitas dicatat
dentifikasi clan mengevaluasi tipe kerusakan
sebagai keterangan tambahan.
yang terdapat pada produk. Langkah-langkah
2. Perhitungan nilai statistik p untuk setiap sub
yang dilakukan untuk menganalisis ini adalah:
grup.
) Mengidentifikasi tipe-tipe yang tidak sesuai.
np i ) Menentukan frekuensi untuk berbagai
p=
n kategori kerusakan.
npi = jumlah yang ditolak dalam suatu sub ) Mengurutkan daftar ketidaksesuaian menurut
grup. frekuensi secara menurun.
n = ukuran sub grup ) Menghitung frekuensi kumulatifnya.
) Membuat skala dan menebarkan balok
3. Perhitungan statistik rata-rata bagian yang frekuensi pareto.
ditolak.:

p=
∑ np Selanjutnya untuk mencari penyebab
keadaan yang tidak terkendali ataupun untuk
∑n penganalisaan bagaimana simpangan terhadap
spesifikasi terjadi digunakan diagram sebab
∑ np = jumlah keseluruhan yang ditolak akibat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
analisis diagram sebab akibat ini adalah:
∑ n = jumlah keseluruhan yang diperiksa
112
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini

) Mendefenisikan permasalahan ukuran tidak sesuai (UTS) yaitu 416 atau


) Menyeleksi metode analisis 38,76 % dan ketebalan tidak rata (KTR) yaitu
) Menggambarkan kotak masalah dan panah 188 atau 17,52%
utama ) Pada proses kayu lapis (7-ply) dan kayu lapis
) Menspesifikasikan kategori utama sumber- (9-ply) jenis kerusakan yang paling sering
sumber yang mungkin menyebabkan masalah terjadi adalah pengeleman lepas (PLL) yaitu
) Mengidentifikasikan kemungkinan penyebab untuk kayu lapis (7-ply) 424 atau 42,69 %
masalah dan kayu lapis (9-ply) 720 atau 35,16 %
) Menganalisis sebab-sebab dan mengambil sedangkan kerusakan tertinggi kedua adalah
tindakan ketebalan tidak rata (KTR) yaitu untuk kayu
lapis (7-ply) atau 22,86% dan untuk kayu
7. PEMECAHAN MASALAH lapis (9-ply) 574 atau 27,62 %.
Pengendalian kualitas produk kayu
lapisan perlu dilakukan untuk tetap menjaga dan 7.2 Analisa Bagan Kendali
meningkatkan kuatitas demi memenuhi Berdasarkan bagan kendali yang telah
keinginan pelanggan dan mempertahankan daya dibuat dapat dilihat bahwa produk-produk yang
saing yang yang dapat menjamin kontinuitas dan dihasilkan ada yang berada dalam batas kendali
meningkatkan jumlah pemasarannya. Pengendalian dan ada pula yang berada diluar batas kendali.
proses dilakukan dengan pemeriksaan terhadap ) Pada produksi kayu lapis (3-ply) terdapat 2
bahan baku dan pemeriksaan terhadap proses titik di luar batas kendali yaitu data ke 7 dan
mulai dari awal proses sampai dihasilkannya 22. Pada hari ke 7 dan 22 produk banyak
produk akhir. yang reject karena pengeringan terlalu lama
Pengendalian kualitas secara statistik dan alat penunjuk temperatur tidak berfungsi
diharapkan dapat melengkapi pengendalian dengan baik.
mutu yang telah dilakukan oleh perusahaan ) Pada produksi kayu lapis (5-ply) terdapat 3
selama ini, untuk mengantisipasi dan menelusuri titik di luar batas kendali yaitu data ke 17, 22
faktor-faktor penyebab variasi mutu dan dan 25. Pada hari ke 17 dan 25 produk yang
menghilangkannya dari proses produksi dihasilkan banyak yang mengalami kerusakan
selanjutnya. Beberapa tahapan yang dilakukan dan setelah ditelusuri penyebabnya ternyata
untuk pemecahan masalah dengan metode mata pisau pada proses pengupasan finir
statistik antara lain: sudah rusak (ketajaman tidak sama rata)
1. Penentuan karakteristik mutu yang perlu sedangkan pada 22 kerusakan diakibatkan
diperhatikan. Hal ini dilakukan dengan pisau pemotong sisi samping tidak ter-setting
menganalisa diagram pareto dan peta kendali dengan baik.
yang telah dibuat. ) Pada produksi kayu lapis (7-ply) terdapat 3
2. Penelusuran faktor-faktor yang mempengaruhi titik di luar batas kendali yaitu data ke 14,
karakteristik mutu dengan menggunakan 19, dan 22. Pada hari ke 14 dan 19 kondisi
diagram sebab akibat. bahan yang digunakan kurang kering
3. Pemberian usulan pemecahan masalah (lembap) sehingga lem tidak merekat kuat
dengan menggunakan metode statistik. sedangkan pada 22 perekat yang digunakan
4. Membuat peta kendali yang baru untuk batas kurang bagus (tidak sesuai) sehingga perekat
kendali proses selanjutnya. tidak dapat merekat kuat walaupun sudah
ditempa panas.
7.1 Diagram Pareto ) Pada produksi kayu lapis (9-ply) terdapat 3
Pada diagram pareto yang telah dibuat titik di luar batas kendali yaitu data ke 15,
dapat dilihat jenis kerusakan yang paling sering 17, dan 23. Penyebab kerusakan sama seperti
terjadi untuk masing-masing produk. pada kerusakan untuk kayu lapis yang (7-ply).
) Pada produk kayu lapis jenis kerusakan yang
paling sering terjadi adalah baling (BLG) 7.3 Revisi Batas Kendali
yaitu sebanyak 869 atau 43,78% dari seluruh Pemecahan masalah pada pengendalian
jenis kerusakan dan permukaan gembung proses produksi adalah dengan menggunakan
(PMG) yaitu sebanyak 521 atau 26,25 % dari bagan kendali dan mencari faktor-faktor
total jenis kerusakan. penyebab jika data menunjukkan tidak
) Pada produk kayu lapis (5-ply) jenis terkendalinya proses produksi. Pemecahan
kerusakan yang paling sering terjadi adalah masalah diasumsikan, jika masalah pengendalian
113
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006

proses tersebut telah dilakukan, yaitu dengan 0 .01045 (1 − 0 .01045 )


BKA = 0 .01045 + 3 = 0 .01536
cara menghilangkan faktor-faktor penyebab 3868
jenis-jenis kerusakan tersebut, maka
diharapkan batas-batas kendali untuk proses- 0 .01045 (1 − 0 .01045 )
BKB = 0 .01045 − 3 = 0 .00555
proses yang mempunyai data yang berada di 3868
luar batas kendali dapat direvisi. Revisi data
dilakukan dengan cara mengeluarkan data ) Pada produksi kayu lapis (9-ply) terdapat
tersebut dan batas kendali yang baru harus tiga data di luar batas kendali yaitu data ke
dihitung berdasarkan jumlah data yang 15, 17, dan 23. Perhitungan untuk batas
tersisa. kendali yang baru:
) Pada produksi kayu lapis (3-ply) terdapat - Rata-rata bagian yang ditolak (titik
dua data di luar batas kendali yaitu data ke tengah) yang baru:
7 dan 22. Perhitungan untuk batas kendali 2048− 98 − 97 − 95
yang baru: p= = 0.02188
- Rata-rata bagian yang ditolak (titik
107672− 3544− 4090− 3430
- Batas kendali atas (BKA) dan Batas Kendali
tengah) yang baru:
Bawah (BKB)
1985 − 98 − 97
p= = 0.01756 0.02188 (1 − 0.02188 )
BKA = 0.02188 + 3 = 0.02853
108593 − 3280 − 3350 4350
- Batas kendali atas (BKA) dan Batas Kendali 0.02188(1 − 0.02188 )
Bawah (BKB) BKB = 0.02188 − 3 = 0.02853
4350
0 . 01756 (1 − 0 . 01756 ) = 0 .02342
BKA = 0 . 01756 + 3
4520 7.4 Usulan Pemecahan Masalah
Pengendalian Produk Statistik
0 . 01756 (1 − 0 . 01756 ) Pemeriksaan yang dilakukan terhadap
BKB = 0 .01756 − 3 = 0 .02342
4520 produk hanya berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan oleh visual control sehingga hasil
) Pada produksi kayu lapis (5-ply) terdapat yang diperoleh kurang memadai dan
tiga data diluar batas kendali yaitu data ke menyebabkan pengembalian beberapa produk
17, 22, dan 25. Perhitungan untuk batas yang telah dikirim ke konsumen. Hal ini
kendali yang baru: disebabkan perusahaan belum menerapkan suatu
- Rata-rata bagian yang ditolak (titik sistem penarikan sampel penerimaan terhadap
tengah) yang baru sejumlah lot yang diperiksa.
1073− 60 − 59 − 48 Perencanaan sampel merupakan prosedur
p= = 0.00777 yang terdiri dari rencana penarikan sampel, di
129202− 4620− 4450− 3500
- Batas kendali atas (BKA) dan Batas Kendali mana faktor yang menentukan adalah besarnya
Bawh ukuran lot, ukuran sampel, dan bilangan
(BKB) penerimaan.
0 .00777 (1 − 0 .00777 )
Pemecahan masalah yang diusulkan pada
BKA = 0 .00777 + 3 = 0 .01117 pengendalian produk statistik ini adalah suatu
5970
0 .00777 (1 − 0 .00777 )
rencana penarikan sampel yang lebih menjamin
BKB = 0.00777 − 3 = 0 .00436 penerimaan produk yaitu dengan menggunakan
5970
sistem AQL untuk lot demi lot berdasarkan
standar MIL-STD 105D, karena sesuai dengan
) Pada produksi kayu lapis (7-ply) terdapat
tujuannya untuk memelihara kualitas pada
tiga data di luar batas kendali yaitu data ke
sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
14, 19, dan 22. Perhitungan untuk batas
yaitu menjaga kualitas bahan baku dan produk
kendali yang baru:
jadi. Pihak perusahaan dapat menentukan
- Rata-rata bagian yang ditolak (titik tengah)
rencana penarikan sampel yang sesuai dengan
yang baru:
pedoman aturan pengalihan untuk pemeriksaan
933− 49 − 50 − 58
p= = 0.01045 normal, longgar maupun diperketat.
87792− 2435− 2430− 2944 Pemilihan rencana penarikan sampel
- Batas kendali atas (BKA) dan Batas Kendali terdiri dari rencana penarikan sampel tunggal,
Bawah (BKB) ganda, dan multiple. Pemilihan dari ketiga
rencana penarikan sampel ini didasarkan pada

114
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini

pertimbangan empat hal yaitu biaya Tabel 1. Perhitungan Average Total Inspection
administrasi, informasi mutu yang diberikan, (ATI), AQL= 2,5 % untuk masing-masing
jumlah unit yang diperiksa, dan tekanan Alter Alter Alter Alter Alter
psikologis. Rencana sampel yang digunakan natif natif natif natif natif
adalah rencana penarikan sampel tunggal I II III IV V
N 80 100 200 300 800
dengan alasan lebih sederhana dan biaya yang
n 13 20 32 50 80
dibutuhkan lebih murah.
c 1 1 2 3 5
Rencana penarikan sampel diambil
Pa(AQ
sebanyak lima alternatif. Level pemeriksaan 0.959 0.911 0.955 0.963 0.984
L=2,5
yang digunakan adalah pemeriksaan tingkat II 1 8 1 8 6
%)
(umum) dengan AQL = 2,5 %. Dengan n.Pa 12.47 18.24 30.56 48.19 78.77
menggunakan Tabel Kode Huruf Ukuran Lot N(1-
MILSTD 105D. 3.27 8.82 8.98 10.86 12.32
Pa)
ATI 15.74 27.06 39.54 59.05 81.09
1. Alternatif I ATI = nPa+N(1-Pa)
Ukuran lot (N) = 51 – 90
Kode Huruf =E Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-
Ukuran Sampel = 13 rata total pemeriksaan terkecil adalah alternatif
Bilangan Penerimaan =1 I dan dengan melihat kurva AOQ tiap
2. Alternatif II alternatif maka dilihat nilai Average Outgoing
Ukuran lot (N) = 90 – 150 Quality (AOQL) untuk masing-masing
Kode Huruf =F alternatif. Alternatif yang memiliki nilai AOQL
Ukuran Sampel = 20 terkecil adalah alternatif IV, yaitu sebesar
Bilangan Penerimaan =1 3,2352 %. Maka berdasarkan kriteria AOQL
3. Alternatif III alternatif yang dipilih adalah alternatif keempat,
Ukuran lot (N) = 151 – 280 dengan pola rencana penarikan sampel N = 300,
Kode Huruf = G n= 50, dan c = 3.
Ukuran Sampel = 32 Rencana penarikan sampel diambil
Bilangan Penerimaan =2 sebanyak lima alternatif. Level pemeriksaan
4. Alternatif IV yang digunakan adalah pemeriksaan tingkat II
Ukuran lot (N) = 281 – 500 (umum) dengan AQL = 2,5 %. Dengan
Kode Huruf =H menggunakan Tabel Kode Huruf.
Ukuran Sampel = 50
Bilangan Penerimaan =3 8. PEMBAHASAN DAN HASIL
5. Alternatif V
Ukuran lot (N) = 501 – 1200 8.1 Sistem Pengendalian Kualitas Produk
Kode Huruf =J Secara Statistik
Ukuran Sampel = 80 Sistem pengendalian kualitas produk di
Bilangan Penerimaan =5 PT X mempunyai beberapa kekurangan
terutama seperti:
Dari kelima alternatif tersebut dibuat 1. Kelalaian dari pekerja dalam melaksanakan
probabilitas penerimaan masing-masing yang pemeriksaan dan pengendalian mutu yang
digunakan sebagai pola penerimaan. Selanjutnya telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga
untuk memilih alternatif yang akan digunakan produk yang tidak sesuai persyaratan mutu
dibuat kurva AOQ untuk masing-masing lolos ke gudang produk jadi.
alternatif. 2. Terjadinya banyak kerusakan/ ketidaksesuaian
Untuk melihat rata-rata pemeriksaan total pada produk, umumnya disebabkan oleh
maka dihitung ATI untuk masing-masing pengoperasian mesin yang kurang sesuai, dan
alternatif. penggantian bagian-bagian unit mesin yang
sering tertunda.
3. Perusahaan belum menggunakan suatu
metode penyampelan pada pemeriksaan
produk akhir.

115
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006

Dengan melihat kondisi di atas dibuat 8.2 Perbaikan yang dapat Dilakukan
penelitian yang diharapkan dapat memberi dengan Menerapkan Pengendalian
alternatif pemecahan masalah yang terjadi Kualitas Statistik
mengenai pengendalian kualitas produk. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan maka perlu dilakukan perbaikan terhadap
menggunakan metode pengendalian kualitas beberapa faktor produksi yaitu:
statistik, yaitu: ► Bahan baku yang digunakan harus diperiksa
1. Pengendalian proses dengan menggunakan dengan teliti karena untuk pembuatan
bagan kendali p untuk bagian yang rusak kayu lapis jenis kayu, mutu kayu dan
atau ditolak. Dengan menggunakan bagan jumlah kayu yang digunakan harus sesuai
kendali ini dapat diperoleh suatu cara dalam dengan ketentuan.
mendiagnosis sebab-sebab terjadinya ► Uap air yang bersumber dari boiler harus
kegagalan memenuhi spesifikasi mutu. sesuai temperaturnya maupun jumlahnya
Dengan ditelusurinya penyebab ketidaksesuaian karena uap air ini digunakan untuk proses
mutu tersebut, maka dapat dibuat usaha pengeringan dan pengempaan. Jika
untuk menghilangkan faktor-faktor temperatur uap air rendah maka
penyebab tersebut dalam proses produksi kandungan air pada bahan akan tinggi.
selanjutnya sehingga dapat meningkatkan Hal ini mengakibatkan perekat mudah lepas
mutu produk. dan jamur atau serangga akan merusak
2. Pemecahan masalah menunjukkan batas-batas produk. Sedangkan bila temperatur terlalu
kendali untuk setiap jenis produk, yang tinggi kandungan air akan kurang dan akan
diusulkan dengan metode statistik. mengakibatkan produk pecah, retak, dan
Pengendalian proses dilakukan oleh baling. Oleh karena itu suhu harus sesuai
perusahaan dengan mengadakan perbaikan- dengan ketentuan yang diberikan dan
perbaikan terhadap mesin, peralatan, dan senantiasa dikontrol.
metode yang digunakan. Setelah dilakukan ► Mesin dan peralatan yang digunakan
perbaikan-perbaikan dengan menghilangkan harus diperiksa secara berkala dan dilakukan
penyebab kerusakan yang terjadi, maka pemeliharaan untuk menjaga agar keadaan
batas-batas kendali yang telah direvisi mesin tetap baik, termasuk penggantian
dapat digunakan untuk periode berikutnya. spare part yang sudah rusak dan pada
3. Pada pengendalian kualitas statistik dengan pengoperasiannya semua peralatan harus di-
menggunakan bagan kendali p terlihat setting dengan benar.
bahwa secara keseluruhan proses produksi ► Pada penyimpanan, tumpukan/susunan
pembuatan kayu lapis untuk semua tipe hendaknya kelembapan dan suhu ruangan
terdapat titik-titik yang berada di luar dikendalikan untuk menghindari kerusakan
batas kendali pada saat proses produksi produk dari jamur maupun serangga.
berlangsung. Untuk kondisi ini dilakukan ► Melakukan pelatihan yang sesuai bagi
revisi untuk mendapatkan batas kendali karyawan untuk meningkatkan keahlian di
yang baru. bidangnya, bertanggung jawab terhadap
4. Dari diagram pareto dapat dilihat jenis hasil pekerjaannya, dan menggunakan
kerusakan yang paling sering terjadi yang sarana kerja dengan baik dan benar.
menyebabkan produk ditolak atau
dinyatakan reject. Dengan diketahuinya 9. KESIMPULAN DAN SARAN
penyebab yang paling berpengaruh dapat
membantu pihak perusahaan untuk 9.1 Kesimpulan
memusatkan perhatian pada prioritas usaha Beberapa kesimpulan yang diambil dari
perbaikan dan pengendalian kualitas. bab-bab terdahulu adalah sebagai berikut:
5. Untuk pengendalian produk statistik 1. PT X sering mengalami kerusakan pada
dilakukan sampling penerimaan dengan pembuatan produk sehingga menimbulkan
menggunakan rencana penarikan sampel banyak kerugian karena produk yang rusak
berdasarkan sistem Mil STD 105D yang tidak dapat diolah kembali dan sebagian
dapat menjamin kualitas produk yang produk dihitung sebagai scrap.
dikirim atau bahan baku yang dibeli dari 2. Diagram pareto yang dibuat dapat
pemasok. menunjukkan jenis kerusakan yang paling
sering muncul. Untuk melihat penyebab
116
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini

terjadinya kerusakan tersebut dibuat 3. Untuk memenuhi target produksi dan


diagram sebab akibat. Dengan demikian menghasilkan produk sesuai dengan kualitas
diharapkan dapat diambil tindakan yang yang sebaiknya dilakukan maintenance
cepat untuk perbaikan. yang rutin dan teratur serta mengganti
3. Jenis kerusakan yang terjadi pada semua bagian-bagian unit mesin yang sudah
proses secara umum dipengaruhi oleh rusak dan tidak dapat berfungsi dengan
keadaan mesin di mana ada bagian-bagian baik.
unit mesin (spare part) yang sering 4. Menggunakan bagan kendali yang diusulkan
mengalami kerusakan sehingga mengganggu jika perbaikan-perbaikan telah dilakukan
proses dan menyebabkan terjadinya dan senantiasa mengevaluasi bagan kendali,
penyimpangan pada produk. agar data yang berada di luar batas kendali
4. Untuk menjamin mutu produk kayu lapis dapat diketahui penyebabnya dan dengan
dilakukan sampling penerimaan dengan segera dapat diambil tindakan
menerapkan metode MIL STD 105D yang penanggulangannya.
menghasilkan ukuran penarikan sampel
penerimaan tunggal dengan N = 300, DAFTAR PUSTAKA
n= 50, dan c= 3, dan total pemeriksaan Assauri, Sofian, 'Manajemen Produksi":
rata-rata = 60 menit. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
5. Pada pengendalian kualitas statistik Univer sitas Indonesia, 1980.
dengan menggunakan bagan kendali p Besterfield, D.H., "Quality Control and
terlihat bahwa untuk semua proses Industrial Statistic" ; Second Edition.
terdapat titik-titik yang berada di luar New Jersey: Prentice-Hall International,
Inc, 1986.
batas kendali sehingga perlu dilakukan
Buffa, Elwood S., and Rakesh K. Sarin,
revisi dengan menghilangkan faktor-faktor
"Manajemen Oprasi /produksi Modern','
penyebabnya dan menghitung batas
(terjemahan). Jilid Satu, Edisi Kedelapan,
kendali yang baru. Untuk bagan kendali x
Jakarta: Binarupa Aksara, 1996
dan R terdapat titik di luar batas kendali.
Cochran, William G., "Teknik Penarikan Sampe/;
Dari hasil pengukuran untuk kandungan Edisi Ketiga, Jakarta: Iniversitas
air finir terdapat data yang berada di luar Indonesia, 1991.
batas standar yang ditentukan oleh Feigenbaum, A.V., "Kendali Mutu Terpadu';
perusahaan. (terjemahan). Jilid I, Edisi Ketiga, Jakarta:
Erlangga, 1992.
9.2 Saran Grant, Eugene L., and Richard S. Levenworth,
Adapun saran-saran yang dapat "Pengendalian Mutu Statistik; Jilid I
diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi (terjemahan). Edisi keenam. Jakarta .
perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas Penerbit Erlangga, 1989.
proses produksi kayu lapis adalah: Grant, Eugene L., and Richard S. Levenworth,
1. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan haruslah "Pengendalian Mutu Statistik; Jilid II
secara menyeluruh pada unit-unit produksi (terjemahan). Edisi keenam. Jakarta .
terutama pada bagian berikut: proses Penerbit Erlangga, 1989.
pengetaman, proses pengeringan. dan proses Ishikawa, Kaoru. 'Pengenda/ian Mutu Terpadu
pengempaan dingin dan pengempaan panas. (terjemahan).Bandung. PT. Remaja
2. Pelatihan, motivasi, maupun pengawasan Rosdakarya, 1992.
tenaga kerja harus dilakukan.

117

Anda mungkin juga menyukai