Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini
Abstrak: PT X adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi kayu lapis
dalam berbagai jenis atau tipe produk. Sumber bahan baku untuk perusahaan berasal dari hutan
yang diusahakan sendiri oleh perusahaan ditambah dengan sumber lokal. Untuk mengurangi
keseragaman dan kerusakan produk, maka perlu direncanakan upaya pengendalian. Salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan pengendalian kualitas statistik. Berdasarkan
pengendalian kualitas statistik ditentukan batas kendali untuk masing-masing kerusakan produk.
Bagan kendali p digunakan untuk mengendalikan kerusakan berupa data atribut sedangkan untuk
mengendalikan kerusakan berupa data variabel digunakan peta kendali x dan R. Untuk lebih
menjamin kualitas produk jadi yang akan dikirim kepada konsumen digunakan metode penarikan
sampel. Metode sampling dilakukan dengan menggunakan sistem AQL untuk lot demi lot
berdasarkan MIL STD 105D dan diperoleh jumlah ukuran sampel. Setelah menerapkan metode
penarikan sampel dengan merencanakan lima alternatif diperoleh bahwa N = 300, n = 50, c = 3 dari
altematif IV
109
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
lapis, yaitu jumlah produk yang rusak. 4. Perhitungan batas-batas kendali untuk tiap-
2. Cara pengujian mutu yang dilakukan oleh tiap sampel.
perusahaan. p + 3 p(1 − p) / ni
3. Alat yang digunakan untuk pengujian mutu. UCL =
4. Data lain yang berhubungan dengan masalah. p − 3 p(1 − p) / n
LCL = i
6.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data 5. Menggambarkan setiap titik yang diperoleh
Salah satu pendekatan yang dapat untuk mengetahui apakah proses tersebut
dilakukan untuk pengendalian mutu produk agar berada dalam batas kendali atau tidak.
sesuai dengan spesifikasi mutu yang diharapkan 6. Merevisi bagan kendali p bila terdapat data
adalah dengan menerapkan beberapa metode diluar batas kendali. Revisi dilakukan dengan
statistik yang dijabarkan dalam pengendalian cara membuang data di luar batas kendali
proses produksinya. Metode statistik merupakan dan menghitung kembali batas-batas kendali
alat bantu yang cukup efektif untuk mengurangi yang baru. Nilai p yang baru adalah:
kerusakan-kerusakan produk yang terjadi dan npd = jumlah yang ditolak yang diluar
dapat digunakan untuk merancang suatu batas kendali.
prosedur penarikan sampel penerimaan untuk nd = jumlah yang diperiksa yang diluar
menjamin mutu produk. batas kendali.
Metode pengolahan yang digunakan
adalah metode statistik dengan memanfaatkan Batas-batas kendali untuk bagan p yang
bagan kendali. Bagan kendali yang digunakan baru adalah:
adalah bagan kendali p untuk bagan yang ditolak - Batas kendali atas (UCL)
dan menetapkan batas kontrol untuk masing- Pnew + 3 Pnew(1 − Pnew) / ni
masing bagian. Apabila terdapat titik di luar UCL =
batas kontrol, dilakukan revisi dan menetapkan - Batas kendali bawah (LCL)
batas kontrol yang baru untuk diterapkan pada Pnew− 3 Pnew(1 − Pnew) / n
UCL = i
setiap bagian.
Alat yang digunakan untuk menganalisis
Langkah-langkah penting sehubungan
adalah diagram pareto dan diagram sebab akibat.
dengan bagan kendali untuk bagian yang ditolak
Dengan menggunakan data yang telah
adalah:
dikumpulkan dari setiap bagian dibuat diagram
1. Pencatatan data untuk setiap subgrup tentang
pareto berdasarkan jenis kerusakan. Dari
jumlah yang diperiksa dan jumlah yang
diagram pareto ini dapat dilihat jenis kerusakan
cacat. Hal-hal yang mungkin merupakan
yang paling sering terjadi sehingga dapat dicari
petunjuk bagi penjelasan mengenai titik-titik
penyebab utama kerusakannya.
yang berada di luar kendali atau perubahan-
Analisis pareto digunakan untuk mengi-
perubahan dalam tingkatan kualitas dicatat
dentifikasi clan mengevaluasi tipe kerusakan
sebagai keterangan tambahan.
yang terdapat pada produk. Langkah-langkah
2. Perhitungan nilai statistik p untuk setiap sub
yang dilakukan untuk menganalisis ini adalah:
grup.
) Mengidentifikasi tipe-tipe yang tidak sesuai.
np i ) Menentukan frekuensi untuk berbagai
p=
n kategori kerusakan.
npi = jumlah yang ditolak dalam suatu sub ) Mengurutkan daftar ketidaksesuaian menurut
grup. frekuensi secara menurun.
n = ukuran sub grup ) Menghitung frekuensi kumulatifnya.
) Membuat skala dan menebarkan balok
3. Perhitungan statistik rata-rata bagian yang frekuensi pareto.
ditolak.:
p=
∑ np Selanjutnya untuk mencari penyebab
keadaan yang tidak terkendali ataupun untuk
∑n penganalisaan bagaimana simpangan terhadap
spesifikasi terjadi digunakan diagram sebab
∑ np = jumlah keseluruhan yang ditolak akibat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
analisis diagram sebab akibat ini adalah:
∑ n = jumlah keseluruhan yang diperiksa
112
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini
114
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini
pertimbangan empat hal yaitu biaya Tabel 1. Perhitungan Average Total Inspection
administrasi, informasi mutu yang diberikan, (ATI), AQL= 2,5 % untuk masing-masing
jumlah unit yang diperiksa, dan tekanan Alter Alter Alter Alter Alter
psikologis. Rencana sampel yang digunakan natif natif natif natif natif
adalah rencana penarikan sampel tunggal I II III IV V
N 80 100 200 300 800
dengan alasan lebih sederhana dan biaya yang
n 13 20 32 50 80
dibutuhkan lebih murah.
c 1 1 2 3 5
Rencana penarikan sampel diambil
Pa(AQ
sebanyak lima alternatif. Level pemeriksaan 0.959 0.911 0.955 0.963 0.984
L=2,5
yang digunakan adalah pemeriksaan tingkat II 1 8 1 8 6
%)
(umum) dengan AQL = 2,5 %. Dengan n.Pa 12.47 18.24 30.56 48.19 78.77
menggunakan Tabel Kode Huruf Ukuran Lot N(1-
MILSTD 105D. 3.27 8.82 8.98 10.86 12.32
Pa)
ATI 15.74 27.06 39.54 59.05 81.09
1. Alternatif I ATI = nPa+N(1-Pa)
Ukuran lot (N) = 51 – 90
Kode Huruf =E Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-
Ukuran Sampel = 13 rata total pemeriksaan terkecil adalah alternatif
Bilangan Penerimaan =1 I dan dengan melihat kurva AOQ tiap
2. Alternatif II alternatif maka dilihat nilai Average Outgoing
Ukuran lot (N) = 90 – 150 Quality (AOQL) untuk masing-masing
Kode Huruf =F alternatif. Alternatif yang memiliki nilai AOQL
Ukuran Sampel = 20 terkecil adalah alternatif IV, yaitu sebesar
Bilangan Penerimaan =1 3,2352 %. Maka berdasarkan kriteria AOQL
3. Alternatif III alternatif yang dipilih adalah alternatif keempat,
Ukuran lot (N) = 151 – 280 dengan pola rencana penarikan sampel N = 300,
Kode Huruf = G n= 50, dan c = 3.
Ukuran Sampel = 32 Rencana penarikan sampel diambil
Bilangan Penerimaan =2 sebanyak lima alternatif. Level pemeriksaan
4. Alternatif IV yang digunakan adalah pemeriksaan tingkat II
Ukuran lot (N) = 281 – 500 (umum) dengan AQL = 2,5 %. Dengan
Kode Huruf =H menggunakan Tabel Kode Huruf.
Ukuran Sampel = 50
Bilangan Penerimaan =3 8. PEMBAHASAN DAN HASIL
5. Alternatif V
Ukuran lot (N) = 501 – 1200 8.1 Sistem Pengendalian Kualitas Produk
Kode Huruf =J Secara Statistik
Ukuran Sampel = 80 Sistem pengendalian kualitas produk di
Bilangan Penerimaan =5 PT X mempunyai beberapa kekurangan
terutama seperti:
Dari kelima alternatif tersebut dibuat 1. Kelalaian dari pekerja dalam melaksanakan
probabilitas penerimaan masing-masing yang pemeriksaan dan pengendalian mutu yang
digunakan sebagai pola penerimaan. Selanjutnya telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga
untuk memilih alternatif yang akan digunakan produk yang tidak sesuai persyaratan mutu
dibuat kurva AOQ untuk masing-masing lolos ke gudang produk jadi.
alternatif. 2. Terjadinya banyak kerusakan/ ketidaksesuaian
Untuk melihat rata-rata pemeriksaan total pada produk, umumnya disebabkan oleh
maka dihitung ATI untuk masing-masing pengoperasian mesin yang kurang sesuai, dan
alternatif. penggantian bagian-bagian unit mesin yang
sering tertunda.
3. Perusahaan belum menggunakan suatu
metode penyampelan pada pemeriksaan
produk akhir.
115
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006
Dengan melihat kondisi di atas dibuat 8.2 Perbaikan yang dapat Dilakukan
penelitian yang diharapkan dapat memberi dengan Menerapkan Pengendalian
alternatif pemecahan masalah yang terjadi Kualitas Statistik
mengenai pengendalian kualitas produk. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan maka perlu dilakukan perbaikan terhadap
menggunakan metode pengendalian kualitas beberapa faktor produksi yaitu:
statistik, yaitu: ► Bahan baku yang digunakan harus diperiksa
1. Pengendalian proses dengan menggunakan dengan teliti karena untuk pembuatan
bagan kendali p untuk bagian yang rusak kayu lapis jenis kayu, mutu kayu dan
atau ditolak. Dengan menggunakan bagan jumlah kayu yang digunakan harus sesuai
kendali ini dapat diperoleh suatu cara dalam dengan ketentuan.
mendiagnosis sebab-sebab terjadinya ► Uap air yang bersumber dari boiler harus
kegagalan memenuhi spesifikasi mutu. sesuai temperaturnya maupun jumlahnya
Dengan ditelusurinya penyebab ketidaksesuaian karena uap air ini digunakan untuk proses
mutu tersebut, maka dapat dibuat usaha pengeringan dan pengempaan. Jika
untuk menghilangkan faktor-faktor temperatur uap air rendah maka
penyebab tersebut dalam proses produksi kandungan air pada bahan akan tinggi.
selanjutnya sehingga dapat meningkatkan Hal ini mengakibatkan perekat mudah lepas
mutu produk. dan jamur atau serangga akan merusak
2. Pemecahan masalah menunjukkan batas-batas produk. Sedangkan bila temperatur terlalu
kendali untuk setiap jenis produk, yang tinggi kandungan air akan kurang dan akan
diusulkan dengan metode statistik. mengakibatkan produk pecah, retak, dan
Pengendalian proses dilakukan oleh baling. Oleh karena itu suhu harus sesuai
perusahaan dengan mengadakan perbaikan- dengan ketentuan yang diberikan dan
perbaikan terhadap mesin, peralatan, dan senantiasa dikontrol.
metode yang digunakan. Setelah dilakukan ► Mesin dan peralatan yang digunakan
perbaikan-perbaikan dengan menghilangkan harus diperiksa secara berkala dan dilakukan
penyebab kerusakan yang terjadi, maka pemeliharaan untuk menjaga agar keadaan
batas-batas kendali yang telah direvisi mesin tetap baik, termasuk penggantian
dapat digunakan untuk periode berikutnya. spare part yang sudah rusak dan pada
3. Pada pengendalian kualitas statistik dengan pengoperasiannya semua peralatan harus di-
menggunakan bagan kendali p terlihat setting dengan benar.
bahwa secara keseluruhan proses produksi ► Pada penyimpanan, tumpukan/susunan
pembuatan kayu lapis untuk semua tipe hendaknya kelembapan dan suhu ruangan
terdapat titik-titik yang berada di luar dikendalikan untuk menghindari kerusakan
batas kendali pada saat proses produksi produk dari jamur maupun serangga.
berlangsung. Untuk kondisi ini dilakukan ► Melakukan pelatihan yang sesuai bagi
revisi untuk mendapatkan batas kendali karyawan untuk meningkatkan keahlian di
yang baru. bidangnya, bertanggung jawab terhadap
4. Dari diagram pareto dapat dilihat jenis hasil pekerjaannya, dan menggunakan
kerusakan yang paling sering terjadi yang sarana kerja dengan baik dan benar.
menyebabkan produk ditolak atau
dinyatakan reject. Dengan diketahuinya 9. KESIMPULAN DAN SARAN
penyebab yang paling berpengaruh dapat
membantu pihak perusahaan untuk 9.1 Kesimpulan
memusatkan perhatian pada prioritas usaha Beberapa kesimpulan yang diambil dari
perbaikan dan pengendalian kualitas. bab-bab terdahulu adalah sebagai berikut:
5. Untuk pengendalian produk statistik 1. PT X sering mengalami kerusakan pada
dilakukan sampling penerimaan dengan pembuatan produk sehingga menimbulkan
menggunakan rencana penarikan sampel banyak kerugian karena produk yang rusak
berdasarkan sistem Mil STD 105D yang tidak dapat diolah kembali dan sebagian
dapat menjamin kualitas produk yang produk dihitung sebagai scrap.
dikirim atau bahan baku yang dibeli dari 2. Diagram pareto yang dibuat dapat
pemasok. menunjukkan jenis kerusakan yang paling
sering muncul. Untuk melihat penyebab
116
Pengendalian Mutu Produk dengan. Metode Statistik
Irvan , Zulia Hanum* Rukmini
117