4.1.1 Data jumlah dan jenis kecacatan pada bulan agustus 2006
Data yang diperoleh dari PT. Federal Karyatama adalah data atribut. Oleh
karena itu digunakan peta kendali (grafik) atribut, dan grafik atribut yang
LCL = p − 3
( )
p 1− p
n
UCL = P + 3
( )
p 1− p
n
Dari rumus diatas, maka dibuat perhitungan UCL dan LCL-nya untuk
Peta Kendali p
0.1400
0.1200
Proporsi Kecacatan
0.1000
CL
0.0800
LCL
0.0600 UCL
PROPORSI
0.0400
0.0200
0.0000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Banyaknya Pengamatan (Hari)
Dari hasil perhitungan dan pembuatan peta kendali p di atas bahwa proses
proses tetap stabil. Setelah proses berada dalam pengendalian maka kita dapat
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari bagian proses produksi PT.
dalam pengendalian atau tidak. Digunakan peta kendali p karena data atribut
dan ukuran subgroup yang berubah-ubah. Data terdiri dari 25 buah subgroup
(UCL) dan batas bawah (LCL), maka tidak ada data yang keluar dari batas
kendali. Jadi, dapat dikatakan bahwa proses telah berada dalam batas kendali
Data jenis cacat pada pengepakan oli Utec 0.8 selama bulan Agustus 2006:
Tabel 4.3 Data Jenis cacat produk Utec 0.8 Selama bulan Agustus 2006 :
1 Botol Basah 78
Total 2767
No. Jenis Kecacatan Frekuensi Frekuensi Kumulatif Prosentase (%) Prosentase Kumulatif
1 Botol Basah 78 78 2.82 2.82
2 Tutup Rusak 1603 1681 57.93 60.75
3 Reject Hopper 247 1928 8.93 69.68
4 Ring Patah 839 2767 30.32 100.00
80
Pareto Chart
3000
100
2500
80
2000
frekuensi
Percent
60
1500
40
1000
500 20
0 0
jenis kecacatan Tutup Rusak Ring Patah Reject Hopper Other
Count 1603 839 247 78
Percent 57.9 30.3 8.9 2.8
Cum % 57.9 88.3 97.2 100.0
Dari diagram tersebut dapat kita ketahui bahwa kecacatan pada tutup akan
prosentase kecacatan yang paling tinggi yaitu tutup rusak dan ring patah.
terjadinya kecacatan pada produk tersebut. Dilihat dari diagram pareto pada
maupun botol Utec 0.8 diketahui bahwa pada gambar nampak kotak yang
kotak yang paling tinggi merupakan kotak dengan masalah yang paling besar
atau cacat utama dari kerusakan yang terjadi pada pengepakan tutup dan botol
Utec 0.8. Masalah utama dari jenis kecacatan pengepakan tutup dan botol
Utec 0.8 terbesar yaitu tutup rusak dan ring patah. Dari masalah ini maka akan
diagram.
Manusia Material
Tutuprusak
Kekuatan tekan
Bising
Kecepatansilinder mesin
PosisiBotol Bau
timbulnya kecacatan pada pengepakan Utec 0.8. kategori penyebab cacat yang
82
oblong diketahui cacat yang paling besar adalah tutup reject, berdasarkan
a. Manusia
• Skill
• Kondisi fisik
• Ketelitian
b. Mesin
• Kekuatan tekan
• Posisi botol
c. Material
• Kelenturan
d. Lingkungan
• Bau
• Bising
83
Berdasarkan data cacat tebel 4.3 dapat dijelaskan yang dimaksud dengan
cacat tutup rusak adalah tutup yang masuk proses mesin Capper tidak tahan
yaitu:
kekuatan tekan.
kurang bagus.
84
operator berkurang.
kualitas). Dari diagram ini saya dapat mengetahui penyebab terjadinya reject
hopper pada pengepakan oli Utec 0.8. Pada diagram ini dapat terlihat
suatu proses mempengaruhi output proses tersebut atau hasil akhir dari suatu
proses, tujuan diagram ini adalah untuk mengetahui semua unsur penyebab
(lingkungan atau suasana kerja). Akan tetapi faktor yang menyebabkan rusak
tutup rusak yaitu hanya dari segi material, mesin dan sumber daya manusia
• Material
adalah faktor material atau bahan baku, bahan baku yang digunakan
tutup.
• Mesin
patah dan retak pada tutup. Hal ini sangat mempengaruhi rusak tutup
yaitu kecepatan silinder mesin dan posisi tutup, kedua faktor ini sangat
kekuatan tekan maka dapat menyebabkan tutup dan ring menjadi patah
• Man
produk. Selain itu hal lain yang menyebabkan terjadinya cacat karena
dengan istirahat yang cukup selama beberapa waktu tertentu (buang air
kecil, duduk, dan lain-lain). Jadi jumlah jam kerja dan waktu
• Lingkungan
kecacatan.
Variabel tak bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah
produk yang cacat sehingga hasil akhir berupa pengepakan oli ini menjadi
turun kualitasnya yang berupa data atribut dengan karakteristik smaller the
better, seperti adanya cacat botol basah, reject hopper, tutup rusak, dan ring
patah. Dengan asumsi semakin sedikit jumlah produk yang cacat maka akan
Berpengaruh)
2. Kekuatan tekanan
3. Posisi Tutup
B Kekuatan tekan 40 30 Gg
bahwa interaksi yang mungkin terjadi adalah antara kekuatan tekan dan posisi
89
bersamaan.
Dalam percobaan taguchi ini, ada 3 faktor dan terdapat satu interaksi antar
=1+1+1+1
=4
8–1 ≥ 4
7 ≥ 4
90
Tabel 4.6 Pemilihan Orthogonal Array dan Jumlah Dof yang Sesuai
2-3 L4
4-7 L8
8-11 L12
12-15 L16
ini dilakukan dengan bantuan grafik linier. Grafik linier untuk orthogonal
array L8 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut ada
tiga titik yang terletak di ujung segitiga dan satu titik terletak di luar segitiga,
titik tersebut mewakili sebuah faktor dan garis mewakili interaksi faktor
Dalam percobaan ini ada tiga faktor yaitu A, B, dan C dan satu interaksi
di kolom dua, faktor C di kolom empat, dan interaksi BxC di kolom enam,
91
3 5
6
2 4
FAKTOR KOLOM
Unused 3
Unused 5
Interaksi (BxC) 6
Unused 7
92
1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 2 2 2 2
3 1 2 2 1 1 2 2
4 1 2 2 2 2 1 1
5 2 1 2 1 2 1 2
6 2 1 2 2 1 2 1
7 2 2 1 1 2 2 1
8 2 2 1 2 1 1 2
horizontal. Hasil dari randomisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
93
7 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 1 1 1 2 2 2 2
2 3 1 2 2 1 1 2 2
5 4 1 2 2 2 2 1 1
8 5 2 1 2 1 2 1 2
1 6 2 1 2 2 1 2 1
4 7 2 2 1 1 2 2 1
6 8 2 2 1 2 1 1 2
hasil percobaan. Dalam pencatatan ada dua kategori yaitu accept dan reject.
kualitas yang ditentukan, dan reject digunakan apabila pengepakan botol oli
digunakan apabila pengepakan oli yang diterima tidak ada kecacatan, seperti
botol basah, reject hoper, tutup rusak, ring patah. Apabila salah satu dari
94
syarat tersebut tidak dapat dipenuhi maka pengepakan oli tersebut akan
1 1 1 1 1 50 43 7
2 1 1 2 2 50 42 8
3 1 2 1 2 50 44 6
4 1 2 2 1 50 45 5
5 2 1 1 1 50 44 6
6 2 1 2 2 50 46 4
7 2 2 1 2 50 49 1
8 2 2 2 1 50 49 1
Data hasil percobaan atas tiap faktor dan level dapat ditunjukkan sebagai berikut :
FAKTOR
KELAS LEVEL
A B C BxC
1 26 25 20 19
Reject
2 12 13 18 19
95
FAKTOR
KELAS LEVEL
A B C BxC
FAKTOR
KELAS LEVEL
A B C BxC
1 26 25 20 19
Reject
2 12 13 18 19
(Y1 + Y2 + Y3 + Y4 ) (7 + 8 + 6 + 5)
A1 = = = 6.5
4 4
(Y + Y6 + Y7 + Y8 ) (6 + 4 + 1 + 1)
A2 = 5 = =3
4 4
(Y + Y2 + Y5 + Y6 ) (7 + 8 + 6 + 4)
B1 = 1 = = 6.25
4 4
(Y + Y4 + Y7 + Y8 ) (6 + 5 + 1 + 1)
B2 = 3 = = 3.25
4 4
96
(Y1 + Y3 + Y5 + Y7 ) (7 + 6 + 6 + 1)
C1 = = =5
4 4
(Y + Y4 + Y6 + Y8 ) (8 + 5 + 4 + 1)
C2 = 2 = = 4.5
4 4
(BXC)1 = (Y1 + Y4 + Y5 + Y8 ) = (7 + 5 + 6 + 1) = 4.75
4 4
( )
(BXC)2 = Y2 + Y3 + Y6 + Y7 = (8 + 6 + 4 + 1) = 4.75
4 4
FAKTOR
LEVEL
A B C BxC
Rank 1 2 3 4
total adalah 4, oleh karena itu pada percobaan ini digunakan Orthogonal array
L8 sehingga ada 8 trial yang akan dilakukan, dimana tiap percobaan yang
dilakukan memiliki 50 replikasi. Jadi, dalam 8 trial ada 400 produk yang
diambil sebagai sample untuk diamati apakah produk tersebut masuk kriteria
Respon faktor yang akan digunakan sebagai faktor utama adalah pada
asumsi bahwa semakin kecil jumlah cacat atau “reject” maka akan semakin
6
A1 = 6,5 A2 = 3
5
B1 = 6,25 B2 = 3,25
4
C1 = 5 C2 = 4,5
3
2 (BxC)1= 4,75
(BxC)2= 4,75
1
Berdasarkan gambar diatas pun dapat dilihat urutan faktor yang paling
• Faktor A = 3.5
98
• Faktor B =3
• Faktor C = 0.5
• Faktor BxC =0
menjadi accept (II) dan reject (I). ANOVA merupakan bagian dari DOE.
1 1 1 1 1 7 43 7 50
2 1 1 2 2 8 42 8 50
3 1 2 1 2 6 44 6 50
4 1 2 2 1 5 45 5 50
5 2 1 1 1 6 44 6 50
6 2 1 2 2 4 46 4 50
7 2 2 1 2 1 49 1 50
8 2 2 2 1 1 49 1 50
f(I) = 7 + 8 + 6 + 5 + 6 + 4 + 1+ 1 = 38
f(II)= 50 + 50 + 50 + 50 + 50 + 50 + 50 + 50 = 400
fI 38
pI = = = 0.095
f (II ) 400
fII 362
pII = = = 0.905
f (II ) 400
1 1
ωI = = = 11.6313
pI (1 − pI ) 0.095(1 - 0.095)
1 1
ωII = = = 11.6313
pII (1 − PII ) 0.905(1 - 0.905)
f 12
Sm = × ω1
f ( II )
100
38 2
Sm = × 11.6313 = 41.9890
400
SqA =
(f 1: A1
2
+ f 1: A2 × ωI
2
)
− Sm
4n
SqA =
(26 2
)
+ 12 2 × 11.6313
− 41.9890 = 5.6993
4(50)
SqB =
(f 1:B1
2
+ f 1:B 2 × ωI
2
)
− Sm
4n
SqB =
(25 2
)
+ 13 2 × 11.6313
− 41.9890 = 4.1873
4(50)
SqC =
(f 1:C1
2
+ f1:C 2 × ωI
2
− Sm
)
4n
SqC =
(20 2
)
+ 18 2 × 11.6313
− 41.9890 = 0.1163
4(50)
Sq(BxC) =
(f ( 1: B×C )1
2 2
)
+ f 1:( B×C )2 × ωI
− Sm
4n
Sq(BxC) =
(19 2
)
+ 19 2 × 11.6313
− 41.9890 = −0.000007
4(50)
n
Sqe = ST - ∑S
i =1
q1
vA = (2 – 1) x (2 – 1) = 1
vB = (2 – 1) x (2 – 1) = 1
vC = (2 – 1) x (2 – 1) = 1
v(BxC)= (2 – 1) x (2 – 1) = 1
n
ve = vT - ∑v
i =1
i
Sq A
MqA =
vA
5.6993
MqA = = 5.6993
1
Sq B
MqB =
vB
4.1873
MqB = = 4.1873
1
SqC
MqC =
vC
0.1163
MqC = = 0.1163
1
102
Sq ( B×C )
Mq(BxC) =
v( B×C )
− 0.000007
Mq(BxC) = = −0.000007
1
Sq e
Mqerror =
ve
389.9971
Mqerror = = 0.9873
395
Mq A
FA =
Mq error
5.6993
FA = = 5.7726
0.9873
Mq B
FB =
Mq error
4.1873
FB = = 4.2412
0.9873
MqC
FC =
Mq error
0.1163
FC = = 0.1178
0.9873
Mq( B×C )
F(BxC) =
Mqerror
− 0.000007
F(BxC) = = −0.00000709
0.9873
103
Mq error
Ferror =
Mq error
0.9873
Ferror = =1
0.9873
Sq A
PA = × 100%
ST
5.6993
PA = × 100% = 1.4248%
400
Sq B
PB = × 100%
ST
4.1873
PB = × 100% = 1.0468%
400
SqC
PC = × 100%
ST
0.1163
PC = × 100% = 0.0291%
400
Sq ( B×C )
P(BXC) = × 100%
ST
− 0.000007
P(BxC) = × 100% = −0.00000175%
400
Sq error
Perror = × 100%
ST
104
12. Pooling up
Dari tabel di atas yang dipooled adalah faktor C dan interaksi BxC, yang
faktor yang tidak dipooled dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
• Pooled faktor
= 390.1134
V pooled I = ve + vc + vbxc
= 395 + 1 + 1
= 397
Mq A
FA =
MqpooledI
5.6993
FA = = 5.8002
0.9826
105
MqB
FB =
MqpooledI
4.1873
FB = = 4.2614
0.9826
MqPooledI
Ferror =
MqpooledI
0.9826
Ferror = =1
0.9826
• Sq’
= 392.0786
• Persentase kontribusi
Sq' A
ρA = × 100%
ST
4.7167
= × 100% = 1.1792%
400
Sq' B
ρB = × 100%
ST
3.2047
= × 100% = 0.8012%
400
106
Sq' pooled
ρ pooled = × 100%
ST
392.0786
= × 100% = 98.0197%
400
terlihat bahwa faktor A dan B memiliki nilai F-ratio yang lebih besar dari
karakteristik kualitas dari pengepakan botol dan tutup oli Utec 0.8 yang
Berdasarkan karakteristik yang ingin dicapai yaitu smaller the better, maka
pemilihan level terbaik berdasarkan jumlah cacat yang paling kecil yaitu
level 2.
A1 = 6.5
A2 =3
B1 = 6.25
B2 = 3.25
1. Faktor A level 2
2. Faktor B level 2
faktor B(kekuatan tekan), sedangkan untuk faktor lainnya karena tidak terlalu
tutup oli Utec 0.8 maka pemilihan dilakukan berdasarkan nilai respon efek
utama, faktor C (posisi tutup) sebaiknya diset pada level 2, sedangkan untuk
interaksi faktor BxC digunakan level 2, pemilihan untuk faktor yang tidak
Peta Kendali p
0.1400
0.1200
Proporsi Kecacatan
0.1000
Series1
0.0800
Series2
Series3
0.0600
Series4
0.0400
0.0200
0.0000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Banyaknya Pe ngamatan
ini, maka saya dapat menggunakan uji proporsi. Dimana untuk p1 merupakan
1. H0 : P1 = P2
2. H1 : P1 > P2
4. Wilayah kritiknya :
5. Perhitungan :
x1 x2
p̂1 = p̂ 2 =
n1 n2
2767 2532
pˆ 1 = = 0.1014 p̂ 2 = = 0.0930
27299 27234
(x 1 + x 2 ) (2767 + 2532)
p̂ = = = 0.0972
(n 1 + n 2 ) (27299 + 27234)
qˆ = 1 − pˆ = 1 − 0.0972 = 0.9028
p̂1 − p̂ 2
Z =
⎡⎛ 1 ⎞ ⎛ 1 ⎞⎤
p̂ × q̂ ⎢⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎟⎟⎥
⎣⎝ n 1 ⎠ ⎝ n 2 ⎠⎦
0.1014 − 0.0930
Z =
(0.0972)(0.9028)⎡⎢⎛⎜ 1 ⎞ ⎛ 1 ⎞⎤
⎟+⎜ ⎟⎥
⎣⎝ 27299 ⎠ ⎝ 27234 ⎠⎦
= 3.325
6. Kesimpulan : Tolak H0, Nilai Z hitung lebih besar dari pada nilai Z
Peta kendali yang digunakan pada proses konfirmasi ini sama dengan peta
kendali yang digunakan pada saat pembuatan peta kendali sebelum percobaan
yaitu menggunakan peta kendali p karena memiliki tipe data yang sama yaitu
data atribut. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa semua proses berada
dilihat bahwa nilai CL menurun dari 0.1014 menjadi 0.0930. Hal tersebut
berarti bahwa proporsi dari jumlah produk cacat yang dihasilkan setelah
setting optimal dilakukan berkurang karena jumlah cacat yang dihasilkan juga
berkurang.
hitung masuk ke dalam wilayah kritik yaitu Z hitung > Zα, sehingga terjadi
penolakan H0. hal ini dapat diartikan bahwa proporsi data awal sebelum
dimana proporsi data konfirmasi lebih kecil daripada proporsi data awal