TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling
berhubungan, yaitu sistem manajemen dan sistem teknik (Krumwiede Seu, 1996).
pengendalian bahan baku, produk dalam proses dan produk jadi. Statistic
antara lain:
dan kesalahan tipe II. Kesalahan Tipe I, berarti resiko produsen (menolak produk
baik)/α, hal ini karena kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk
cacat, padahal produk yang tidak diambil sebagai sampel adalah produk
yang baik. Tetapi karena sampel tersebut ditolak berarti seluruh produk yang
diproduksi pada waktu itu ditolak. Kesalahan Tipe II atau resiko konsumen
menerima produk yang cacat. H al ini karena secara kebetulan yang diambil
sebagai sampel adalah produk baik, padahal produk yang tidak diambil adalah
diterima.
departemen pengendali mutu yang ada pada penerimaan bahan baku, selama
inspeksi pada saat bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan
produk akhir. Inspeksi tersebut dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara
lain:
1. Inspeksi 100%
produk selama masih ada dalam proses atau seluruh produk jadi yang telah
dalam pengujian, dan membutuhkan biaya, waktu, tenaga yang tidak sedikit.
2. Teknik Sampling
Yaitu menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam
acceptance sampling.
3. Menentukan garis pusat (central line) yang merupakan rata-rata masa lalu
produk dan seluruh produk yang dihasilkan untuk menerima seluruh produk
cepat.
tindakan pencegahan.
variabel. Pada perencanaan atribut, sampel diambil secara random dari produk
1. Penyebab Umum (random cause atau chance cause), yang sudah melekat pada
proses.
karena sebab umum. Sementara itu untuk menentukan apakah proses berada
umum. Menurut Gryna (2001), hal ini memberikan manfaat penting, yaitu:
memenangkan persaingan.
data berada dalam batas pengendali, maka tidak perlu lagi dibuat
8. Proses yang stabil atau yang berada dalam batas pengendalian statistik
Diagram Pohon, Bagan Pareto, Bagan Arus Berurutan, Bagan Arus Proses,
upaya perbaikan.
group. Catat nilai paling tinggi dalam setiap group sebagai XL dan nilai yang
paling kecil sebagai XS. Kemudian catat XL dan XS dari kesemua itu. Diperoleh
Data XL XS
3.56 3.46 3.48 3.50 3.42 3.43 3.52 3.49 3.44 3.50 3.56 3.42
3.48 3.56 3.50 3.52 3.47 3.48 3.46 3.50 3.56 3.38 3.56 3.38
3.41 3.37 3.47 3.49 3.45 3.44 3.50 3.49 3.46 3.46 3.50 3.37
3.55 3.52 3.44 3.50 3.45 3.44 3.48 3.46 3.52 3.46 3.55 3.44
3.48 3.48 3.32 3.40 3.52 3.34 3.46 3.43 3.30 3.46 3.52 3.30
3.59 3.63 3.59 3.47 3.38 3.52 3.45 3.48 3.31 3.46 3.63 3.31
3.40 3.54 3.46 3.51 3.48 3.50 3.68 3.60 3.46 3.52 3.68 3.40
3.48 3.50 3.56 3.50 3.52 3.46 3.48 3.46 3.52 3.56 3.56 3.46
3.52 3.48 3.46 3.45 3.46 3.54 3.54 3.48 3.49 3.41 3.54 3.41
3.41 3.45 3.34 3.44 3.47 3.47 3.41 3.48 3.54 3.47 3.54 3.34
1 3. - 3.325 3.30 3
27
2 3. - 3.375 3.35 3
32
3 3. - 3.425 3.40 9
37
4 3. - 3.475 3.45 33
42
5 3. - 3.525 3.50 37
47
6 3. - 3.575 3.55 10
52
7 3. - 3.625 3.60 3
57
8 3. - 3.675 3.65 1
62
9 3. - 3.725 3.70 1
67
Jumlah 100
c. Buat garis horizontal dan vertikal dan petakan data dari hasil pada tabel 2,
Histogram Kekerapan
40
35
30
Jumlah Data
25
20
15
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No. Kelas
120
100
80
60
% Kerusakan
40 % Kumulatif
20
1 2 3 4 5
berbagai sebab potensial dari suatu masalah, dan menganalisis apa yang
paling mungkin.
Tempat Prosedur
Tidak disiplin
4. Bagan Kendali
apakah suatu proses ada “dalam kendali” atau “di luar kendali”.
a. Peta X – R
b. Peta pn
c. Peta p
d. Peta u
e. Peta c
Bagan Kendali X
13.8
13.6
13.4
13.2 Data
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 LCL = 12.16
13.0 22 23 24 25 CL = 12.93
12.8
12.6
12.4
12.2
12.0
R Dan Reid and Nada R. Sanders. “Operations Management”. 4th Edition. John
Hall. 2008
Heizer and Render. “Operations Management”. 9th Edition. Prentice Hall. 2008