Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Statistical Quality Control (SQC)


Statistical Quality Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistic
merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor,mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan
proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik (
Statistical Quality Control) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik
(Statistical Process Control/SPC). Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian
proses statistik memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila
dilakukan bersama-sama maka pengguna akan melihat gambaran kinerja proses masa
kini dan masa mendatang (Cawley dan Harrold, 1999).Sementara itu, menurut Mayelett
(1994), pengendalian kualitas statistic mempunyai cakupan yang lebih luas karena
didalamnya terdapat pengendalian proses statistik, pengendalian produk (acceptance
sampling) dan analisis kemampuan proses. Konsep terpenting dalam pengendalian
kualitas statistik adalah Variabilitas, yaitu:
1. Variabilitas antar sampel (misalnya rata-rata atau nilai tengah)
2. Variabilitas dalam sampel (misalnya range atau standar deviasi)

Selanjutnya penyelesaian masalah dalam statistik mencakup dua hal,antara lain:

1. Melebihi batas pengendalian, jika proses dalam kondisi di luar kendali.


2. Tidak melebihi batas pengendalian, jika proses dalam kondisi kendali
B. Filosofi dan Metode Statistical Quality Control (SQC)
Filosofi pada konsep pengendalian kualitas proses statistik atau lebih dikenal
dengan pengendalian proses statistik (Statistical process control) adalah output pada
proses atau pelayanan dapat dimekukan ke dalam pengendalian statistik melalui alat-
alat manajemen dan tindakan perancangan (Ariani,2004). Tujuan utama pengendalian
kualitas statistik adalah mengurangi variabilitas produk.
Metode dalam Statistical Quality Control (SQC) :
1. Data Ukuran Kualitas yang Bersifat Variabel
Pengendalian kualitas proses statistik untuk data variabel seringkali disebut
sebagai metode peta pengendali (control chart) untuk data variabel. Metode ini
digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan yang terjadi pada
kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Metode ini juga dapat
menunjukkan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak. Dalam peta kendali
(control chart) seringkali terjadi kekacauan antara batas pengendali dengan batas
spesifikasi.

Sementara itu, dalam proses pengendalian, peta pengendali statistik mendeteksi


adanya sebab khusus dalam ketidaksesuaian yang terjadi. Apabila data sampel berada
diuar batas pengendali, maka data sampel tersebut disebut berada diluar batas
pengendali statistik (out of statistical control). Sebaliknya apabila data sampel berada
di dalam batas pengendali data sampel tersebut disebut berada di dalam batas
pengendali statistik (in statistical control). Proses yang disebut berada di dalam batas
pengendali statistik tersebut dikatakan berada dalam kondisi stabil dengan
kemungkinan adanya variasi yang disebabkan oleh sebab umum. Namun demikian,
kondisi in statistical control tersebut tidak selalu identik dengan kepuasan pelanggan.
2. Peta Pengendali
Dalam proses pengendalian digunakan peta pengendali . Peta kendali variabel
digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses prouksi yang bersifat
variabel dan dapat diukur. Seperti :berat, ketebalan, panjang, volum, diameter. Peta
kendali variabel biasanya digunakan untuk pengendalian proses yang didominasi oleh
mesin. Peta kendali adalah peta yang menunjukkan batas-batas yang dihasilkan oleh
suatu proses dengan tingkat kepercayaan tertentu. Peta kendali digunakan untuk
membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas
kendali:
- Batas kendali atas (Upper Control Limit)
Merupakan garis batas kendali atas untuk suatu penyimpangan yang masih
dapat ditolerans.;
- Garis pusat atau garis tengah (Central Line)
Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari
karakteristik sampel; dan
Batas kendali bawah (Lower Control Limit)
Merupakan garis batas kendali bawah untuk suatu penyimpangan dari
karakteristik suatu sampel.

Peta kendali variabel dibagi menjadi 2 :


- Peta kendali rata-rata ( x chart)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup
yangdiperiksa.
- Peta kendali rentang (R chart)
Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara nilai
pengukuran antara nilai pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran
terkecil di dalam sub grup yang diperiksa.

Bagan pengendalian mutu digunakan untuk pengendalian kualitas melalui


penelitian atau pengujian terhadap variabel proses, seperti waktu yang digunakan untuk
memproses pengerjaan produk dan ukuran produk (diameter, panjang, berat atau isi).
Kesesuaian dengan standar mutu dinilai dari 2 sudut penilaian, yaitu ukuran rata-rata
sampel serta daya jangkau (range) dari ukuran sampel yang diteliti. Keakuratan proses
dipelihara dengan mempergunakan bagan X. Sedangkan presisi ukuran produk
(precise) ditelusuri melalui bagan R.

3. Analisis Kemampuan Prose


Analisis kemampuan proses dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses
dapat menjaga kestabilan variabilitasnya. Hal ini berarti perusahaan harus memiliki
indeks kemampuan proses yang dinyatakan dalam Cp (process capability index)
minimum. Taksiran kemampuan proses mungkin dalam bentuk distribusi probabilitas
yang memunyai bentuk,ukuran pemusatan,dan ukuran penyebaran tertentu.dalam suatu
persoalan sudah ditentukannya hasil proses yang berdistribusi normal dengan mean dan
standar deviasi, analisa kemampuan proses dapatt dilakukan tanpa melihat dan
mengingat spesifikasi tetentu pada karakteristik mutu. Sebagai alternatif kita dapat
menyatakan kemampuan proses sebagai persentase diluar spesifikasi. Akan tetapi
spesifikasi tidak diperlukan dalam menganalisa kemampuan proses. Sehingga apabila
menginginkan menggunakan batas spesifikasi, maka dimungkinkan akan memberikan
hasil analisis yang berbeda. Batas spesifikasi berbeda dengan batas kendali pada bagan
pengendali. Batas spesifikasi muncul berdasarkan karakteristik mutu atau standar yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Dikenal dua macam batas spesifikasi yakni batas
spesifikasi atas (Upper Specification Limit) dan batas spesifikasi bawah (Lower
Specification Limit).
C. Implementasi dan Aplikasi Statistical Quality Control (SQC)
Kualitas suatu Perusahaan tidak lepas dari konsumen serta produk yang
dihasilkannya. Konsumen tentunya berharap bahwa barang yang dibelinya akan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya sehingga konsumen berharap bahwa produk
tersebut memiliki kondisi yang baik serta terjamin. Banyak sekali metode yang
mengatur atau membahas mengenai kualitas dengan karakteristiknya masing-masing.
Metode pengendalian kualitas yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode SQC
(Statistical Quality Control). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui persentase
cacat produk serta penyebab terjadinya cacat produk pada paving block K300 T-6 (2)
mengetahui solusi dalam mengatasi cacat produk pada paving block K300 T-6 dengan
cara mendeskripsikan tingkat kecacatan, penyebab kecacatan produk, (3) berusaha
untuk memberikan usulan perbaikan. Salah satu keuntungan menggunakan metode
SQC adalah dapat tercegah dari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam proses
produksi dan sebagai pengawas di setiap proses produksi paving block. Hasil penelitian
yang menggunakan sampling sebanyak 480 pcs, didapatkan jumlah cacat produk
sebanyak 56 pcs dengan presentase sebesar 11,67 %. Daritotal 11,67 %, jenis cacat
A(retak) sebanyak 19 pcs (3,96 %),jenis cacat B(tampilan kering) sebanyak 24 pcs (5
%),jenis cacat C(keropos) sebanyak 9 pcs (1,88 %),jenis cacat D(kuat tekan kurang dari
yang ditentukan) sebanyak 4 pcs (0,83 %).
D. Penerapan Statistical Quality Control (SQC) pada Industri Non Manufaktur
Kaizen event memang ideal untuk dilakukan pada sebuah perusahaan
manufaktur. Namun tidak kecil kemungkinan perusahaan non-manufaktur untuk dapat
menikmati hasil dari Kaizen. Pada sebuah Kaizen event tradisional, karyawan dari area
kerja yang spesifik bertemu dengan para ahli di area tersebut bertemu dalam beberapa
hari untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Tim ini menjalankan fase
DMAIC pada proyek yang terdefinisi dengan baik. Pendekatan ini terbukti efektif untuk
perusahaan manufaktur dan bahkan banyak dari perusahaan non-manufaktur juga ikut
menjalankannya.
Contohnya seperti yang dijalankan di perusahaan jasa finansial yang memiliki
3000 karyawan ini: mereka memiliki masalah dengan dokumen finansial yang
kompleks, yang makan waktu hingga 30 hari kalender hingga proses dokumen selesai.
80% dari dokumen tersebut butuh waktu hingga 26-30 hari untuk selesai. 15% butuh
31-40 hari, dan sisanya memakan waktu hingga 41 hari. Dokumen ini mengalami
perpindahan tangan sebanyak lebih dari 20 kali. Value Stream Mapping yang dilakukan
menunjukkan waktu value-added dari proses hanya kurang dari empat jam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mengadakan Kaizen event oleh
tim beranggotakan delapan orang, dari tiga cabang yang berbeda. Mereka bekerja
selama lima hari untuk mengurangi waktu proses pembuatan dokumen tersebut.
Targetnya adalah mengurangi waktu proses hingga 98% atau hingga kurang dari
delapan hari.
Pada hari kelima, tim berhasil mendemonstrasikan cara menyelesaikan
dokumen hanya dalam waktu kurang dari delapan jam. Pada hari ke-30, 90% dari
dokumen tersebut telah dapat diselesaikan dalam kurang dari enam hari, dan pada hari
ke-90 mereka mampu menyelesaikan 99% dokumen hanya dalam waktu kurang dari
lima hari. Perusahaan mendapatkan ROI dari Kaizen event hanya dalam waktu kurang
dari 1 minggu.
Untuk melaksakanakan Kaizen event di perusahaan non-manufaktur, yang
pertama dilakukan (seperti pada awal setiap proyek improvement) adalah membentuk
tim kerja yang akan segera mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian, dan
menetapkan target. Anggota tim ini akan meninggalkan pekerjaan sehari-hari mereka
selama beberapa hari untuk fokus pada pelaksanaan Kaizen.
Tim ini mereview proses yang ditargetkan untuk mengidentifikasi celah
perbaikan yang dapat dilakukan dengan Kaizen. Seringkali, tim memilih masalah yang
mudah diatasi; “buah yang tergantung di dahan paling rendah”, karena paling mudah
digapai dan akan membuahkan hasil secara cepat. Selama review berlangsung, tim
menggunakan beberapa tool yang akan membantu mereka dalam memperoleh
gambaran menyeluruh mengenai proses, seperti time value analysis, process map, atau
value stream mapping. Toolstersebut akan membantu mereka untuk memahami proses
yang menjadi target perbaikan. Ketika tim telah memahami proses dengan baik, mereka
mengidentifikasi celah-celah perbaikan yang relevan, lalu mengembangkan solusi
untuk menuntaskan masalah tersebut.
Alternatif perbaikan tersebut lalu dites dan dievaluasi selama event berlangsung. Ini
akan memungkinkan tim dan process owner untuk memperkirakan efektifitas dari setia
alternatif dan membuat penyesuaian jika diperlukan. Seluruh alternatif perbaikan
diimplementasikan setelah disetujui oleh process owners.
Pada tahap akhir Kaizen, tim mengevaluasi keuntungan-keuntungan yang
dihasilkan oleh event tersebut. Tim mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
“Seberapa banyak aktifitas non-value-add yang dieliminasi?”
“Seberapa besar peningkatan produktifitas yang terjadi?”
“Berapa besar biaya yang berhasil dihemat?”
“Seberapa besar peningkatan revenue yang terjadi?”
“Apakah efek dari semua keuntungan terhadap moral karyawan?”
Mengevaluasi keuntungan (benefit) yang dihasilkan adalah suatu tahap yang sangat
esensial dalam Kaizen event.
Pelaksanaan Kaizen event kini jelas sesuai dengan perusahaan non-
manufacturing, karena Kaizen bergantung pada sebuah siklus yang telah terbukti
efektif: menetapkan standard operasional, mengukur operasional yang telah
terstandardisasi, estimasi pengukuran terhadap kebutuhan, dan inovasi untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan produktifitas. Kaizen event memberikan
benefit yang signifikan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan (manufaktur
ataupun non-manufaktur) untuk mengatasi banyak masalah secara efektif.
REFERENSI

(http://akhmadawaludin.web.ugm.ac.id/statistical-process-control/ , diakses pada tanggal 31


Oktober 2019)

(http://pintarstatistik69.blogspot.com/2011/04/pengendalian-kualitas-statistik.html , diakses
pada tanggal 31 Oktober 2019)

(https://www.neliti.com/id/publications/251881/penerapan-metode-statistical-quality-control-
sqc-dalam-meminimalisir-cacat-produ , diakses pada tanggal 31 Oktober 2019)

(http://shiftindonesia.com/melihat-penerapan-kaizen-di-perusahaan-manufaktur-dan-jasa/ ,
diakses pada tanggal 31 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai