Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PRAYITNO LAVENDER

NRP : 152014064

Pengertian Check Sheet (Lembar Periksa) dan Cara Membuatnya


Check Sheet merupakan salah satu tools di QC 7 tools (7 alat pengendalian kualitas)
yang paling sederhana dan sering digunakan sebagai tools pertama dalam pengumpulan
dalam sebelum digunakan untuk disajikan dalam bentuk grafik. Dengan menggunakan Check
Sheet atau Lembar Periksa yang terstruktur dan standarisasi dengan baik maka kita dapat
meminimalisasi perbedaan cara pengambilan data berdasarkan masing-masing orang.
Check Sheet merupakan tools yang sering dipakai dalam Industri Manufakturing untuk
pengambilan data di proses produksi yang kemudian diolah menjadi informasi dan hasil yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Kapan check sheet digunakan?


Kapan kita menggunakan check sheet? Menurut Tague (2005) adalah sebagai  berikut:
 Ketika data dapat diamati dan dikumpulkan berulang kali oleh orang yang sama atau
di lokasi yang sama.
 Ketika mengumpulkan data mengenai frekuensi atau pola kejadian, masalah, cacat,
lokasi cacat, penyebab cacat, dan sebagainya.
 Ketika mengumpulkan data proses produksi.

Prosedur check sheet


Prosedur check sheet yang diuraikan oleh Tague (2005) adalah sebagai  berikut:
 Menentukan kejadian atau permasalahan apa yang akan diamati, kemudian
kembangkan definisi operasional.
 Menentukan kapan data akan dikumpulkan dan berapa lama.
 Merancang form isi sedemikian rupa sehingga data dapat direkam dengan hanya
memberikan tanda cek (V) atau tanda silang (X) atau simbol serupa sehingga data
tidak perlu diperbanyak ulang untuk analisis.
 Memberikan etiket setiap daerah kosong pada form.
 Menguji check sheet secara singkat untuk memastikan ketepatan check sheet dalam
mengumpulkan data yang diinginkan, juga memastikan apakah check sheet mudah
digunakan atau tidak?
 Merekam data  pada check sheet setiap kali ditemukan kejadian atau masalah yang
ditargetkan.

Fungsi check sheet dalam pengendalian kualitas


Menurut Ishikawa (1982), check sheet memiliki fungsi sebagai berikut:
 Pemeriksaan  distribusi proses produksi (production process distribution checks)
 Pemeriksaan item cacat (defective item checks)
 Pemeriksaan lokasi cacat (defective location checks)
 Pemeriksaan penyebab cacat (defective cause checks)
 Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan (check-up confirmation checks)
 Dan lain-lain.

Berdasarkan fungsinya kemudian dikenal beberapa model check sheet, yaitu sebagai berikut:

1. Process Distribution Check Sheet


Check sheet ini mengukur frekuensi satu item di berbagai pengukuran, secara visual
menunjukkan distribusi yang interpretasikan sebagai histogram-histogram, Gambar 1 di
bawah ini menunjukan contoh  process distribution check sheet.

Gambar 1. Pemeriksaan Ketebalan Item dengan Process Distribution Check Sheet


Seperti terlihat pada Gambar 1, analisis check sheet ini akan menggunakan teori kurva
normal seperti yang ada dalam ilmu statistik. Ketika pengukuran selesai, pemeriksaan check
sheet harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
 Apakah tanda cek membentuk kurva lonceng (kurva normal)? Apakah berbentuk
miring (skewness )? Apakah ada lebih dari satu puncak? Apakah ada outlier?
 Apakah tanda cek jatuh seluruhnya diantara garis LSL (lower specification limit) dan
USL (upper specification limit)? Atau sebagian besar tanda cek jatuh di luar garis
LSL atau USL?
Jika terbukti data tidak normal atau jika data signifikan di dekat atau di luar garis LSL/USL,
maka usaha improvement harus dilakukan untuk menghilangkan special cause of variation,
yaitu: variasi yang terjadi karena faktor eksternal (dari luar sistem).

2. Defective Item Check Sheet


Check sheet ini menghitung dan mengklasifikasikan cacat menurut jenisnya, seperti terlihat
pada Gambar 2 di bawah ini. Hasil check sheet ini dapat dijadikan analisis Pareto, di mana
data kemudian akan diurutkan dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Asumsi
analisis Pareto adalah mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital (ranking tertinggi) untuk
mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan.

Gambar 2. Defective Item Check Sheet pada Final Inspection di Lini Sewing Pabrik Sepatu

3. Defect Location Check Sheet (atau Location Plot atau Concentration Diagram)
Check sheet ini menggunakan gambar item untuk ditandai posisi cacatnya sehingga
dapat diketahui di mana cacat terbanyak terjadi dalam proses, seperti terlihat pada Gambar 3
di bawah ini.
Gambar 3. Defect Location Check Sheet untuk Upper Sepatu

4. Defective Cause Check Sheet


Check sheet ini bertujuan untuk mengkorelasikan sebab dan akibat dengan
memasukkan faktor-faktor penyebab yang mungkin, seperti waktu, operator, mesin, dan
lokasi.
Sebagai  contoh lihat Gambar 4, nama-nama operator, jam sebelum makan siang, jam
setelah makan siang, dan beberapa workstation dirangkum pada selembar check  sheet  dalam
rangka mengidentifikasi  trend di lintas kelompok. Contoh check  sheet di bawah ini
menunjukan bahwa jam setelah makan siang di workstation 2 tampak paling rentan terhadap
cacat. Tindak lanjutnya adalah pada kebiasaan makan siang operator, ditambah pemeriksaan
kondisi, perilaku operator, dan kinerja operasi di workstation 2 setelah jam makan siang.

Gambar 4. Defective Cause Check Sheet pada 2 Workstation

5. Check-up Confirmation Check Sheet (atau Checklist)


Check sheet ini berisi daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan dicentang ketika
telah selesai dilakukan (lihat Gambar 5). Setelah selesai dicentang seluruhnya, check sheet 
ini menjadi semacam sertifikat penyelesaian. Di tempat kerja, saya sering membuat checklist
sederhana pada sticky note (lihat Gambar 6), bagi saya ini membantu mengingat pekerjaan
pokok saya yang kadang terlupakan akibat over-load pekerjaan atau karena ada tambahan
project.

Gambar 5. Check-up Confirmation Check Sheet pada Form Inspeksi SHAPE (Safety, Health,
Attitude, People & Environment)

Gambar 6. Contoh Check List Sederhana

Selain kelima jenis check sheet di atas terdapat juga work sampling check sheet,
traveling check sheet, dan lain-lain. Namun, kelima jenis check sheet di atas lah yang paling
banyak digunakan dalam pengendalian kualitas.

Anda mungkin juga menyukai