Anda di halaman 1dari 7

Fungsi check sheet dalam pengendalian kualitas

Menurut Ishikawa (1982), check sheetmemiliki fungsi sebagai berikut:

Pemeriksaan distribusi proses produksi (production process distribution checks)


Pemeriksaan item cacat (defective item checks)
Pemeriksaan lokasi cacat (defective location checks)
Pemeriksaan penyebab cacat (defective cause checks)
Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan (check-up confirmation checks)
Dan lain-lain.

Berdasarkan fungsinya kemudian dikenal beberapa model check sheet, yaitu


sebagai berikut:

1. Process Distribution Check Sheet


Check sheet ini mengukur frekuensi satu item di berbagai pengukuran, secara
visual menunjukkan distribusi yang interpretasikan sebagai histogram-histogram,
Gambar 1 di bawah ini menunjukan contoh process distribution check sheet.
Gambar 1. Pemeriksaan Ketebalan Item dengan Process Distribution Check Sheet

Seperti terlihat pada Gambar 1, analisis check sheet ini akan menggunakan
teori kurva normal seperti yang ada dalam ilmu statistik. Ketika pengukuran
selesai, pemeriksaan check sheet harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:

Apakah tanda cek membentuk kurva lonceng (kurva normal)? Apakah


berbentuk miring (skewness )? Apakah ada lebih dari satu puncak? Apakah
adaoutlier?
Apakah tanda cek jatuh seluruhnya diantara garis LSL (lower specification limit)
dan USL (upper specification limit)? Atau sebagian besar tanda cek jatuh di luar
garis LSL atau USL?

Jika terbukti data tidak normal atau jika data signifikan di dekat atau di luar garis
LSL/USL, maka usaha improvement harus dilakukan untuk menghilangkan special
cause of variation, yaitu: variasi yang terjadi karena faktor eksternal (dari luar
sistem).
2. Defective Item Check Sheet
Check sheet ini menghitung dan mengklasifikasikan cacat menurut jenisnya,
seperti terlihat pada Gambar 2 di bawah ini. Hasil check sheet ini dapat dijadikan
analisis Pareto, di mana data kemudian akan diurutkan dari yang terbesar sampai
dengan yang terkecil. Asumsi analisis Pareto adalah mengidentifikasi 20%
penyebab masalah vital (ranking tertinggi) untuk mewujudkan
80% improvement secara keseluruhan.

Gambar 2. Defective Item Check Sheet pada Final Inspection di Lini Sewing Pabrik Sepatu

3. Defect Location Check Sheet (atau Location Plot atau Concentration Diagram)
Check sheet ini menggunakan gambar item untuk ditandai posisi cacatnya sehingga
dapat diketahui di mana cacat terbanyak terjadi dalam proses, seperti terlihat pada
Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Defect Location Check Sheet untuk Upper Sepatu

4. Defective Cause Check Sheet


Check sheet ini bertujuan untuk mengkorelasikan sebab dan akibat dengan
memasukkan faktor-faktor penyebab yang mungkin, seperti waktu, operator,
mesin, dan lokasi.

Sebagai contoh lihat Gambar 4, nama-nama operator, jam sebelum makan


siang, jam setelah makan siang, dan beberapa workstation dirangkum pada
selembar check sheet dalam rangka mengidentifikasi trend di lintas kelompok.
Contoh check sheet di bawah ini menunjukan bahwa jam setelah makan siang
di workstation 2 tampak paling rentan terhadap cacat. Tindak lanjutnya adalah
pada kebiasaan makan siang operator, ditambah pemeriksaan kondisi, perilaku
operator, dan kinerja operasi di workstation 2 setelah jam makan siang.
Gambar 4. Defective Cause Check Sheet pada 2 Workstation

5. Check-up Confirmation Check Sheet (atau Checklist)


Check sheet ini berisi daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan dicentang
ketika telah selesai dilakukan (lihat Gambar 5). Setelah selesai dicentang
seluruhnya, check sheet ini menjadi semacam sertifikat penyelesaian. Di tempat
kerja, saya sering membuatchecklist sederhana pada sticky note (lihat Gambar 6),
bagi saya ini membantu mengingat pekerjaan pokok saya yang kadang terlupakan
akibat over-loadpekerjaan atau karena ada tambahanproject.
Gambar 5. Check-up Confirmation Check Sheet pada Form Inspeksi SHAPE (Safety, Health, Attitude, People &

Environment)

Gambar 6. Contoh Check List Sederhana


Selain kelima jenis check sheet di atas terdapat juga work sampling check
sheet, traveling check sheet, dan lain-lain. Namun, kelima jenis check sheet di atas
lah yang paling banyak digunakan dalam pengendalian kualitas.

Rujukan:

Ishikawa, K. (1982). Guide to quality control (Second Revised English Edition).


Tokyo, Japan: Asian Productivity Organization.

Straker, D. (n.d.). Check sheet: Practical variations. Retrieved


fromhttp://syque.com/quality_tools/toolbook/Check/vary.htm

Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ
Quality Press. Available fromhttp://asq.org/quality-press/display-
item/index.html?item=H1224

Anda mungkin juga menyukai