b) Identifikasi dan Penentuan Titik Kendali Kritis (CCP) di dalam Proses Produksi
Titik kendali dalam proses produki pangan sangat diperlukan, dengan adanya titik kendali
tersebut maka pekerja akan lebih hati-hati dalam melakukan produksi pangan pada setiap
tahapnya. Oleh karena itu titik kendali harus dikendalikan dengan baik agar keamanan
pangan bisa terjaga.
c) Penetapan Batas Kritis (Critical Limits) Terhadap Setiap CCP yang telah Teridentifikasi
Batas kritis didefinisikan sebagai batas toleransi yang dapat diterima untuk mengamankan
bahaya, sehingga titik kendali dapat mengendalikan bahaya kesehatan secara cermat dan
efektif. Batas kritis yang sudah ditetapkan ini tidak boleh dilanggar atau dilampaui
nilainya, karena bila suatu nilai batas kritis yang dilanggar dan kemudian titik kendali
kritisnya lepas dari kendali, maka dapat menyebabkan terjadinya bahaya terhadap
kesehatan konsumen. Contoh batas kritis yang perlu ditetapkan sebagai alat pencegah
timbulnya bahaya, adalah suhu dan waktu maksimal untuk proses thermal.
f) Membuat Prosedur Pencatatan dan Penyimpanan Data yang Efektif dalam Sistem
Dokumentasi HACCP.
Tujuan dari system dokumentasi HACCP :
(1) Mengarsipkan rancangan program HACCP dengan cara menyusun catatan yang teliti
dan rapih mengenai seluruh sistem dan penerapan HACCP
(2) Memudahkan pemeriksaan oleh manager atau instansi berwenang jika produk yang
dihasilkan diketahui atau diduga sebagai penyebab kasus keracunan makanan.
Berbagai keterangan yang harus dicatat untuk dokumentasi sistem dan penerapan HACCP
mencakup :
g) Membuat Prosedur untuk Memverifikasi bahwa Sistem HACCP Bekerja dengan Benar.
Prosedur verifikasi dibuat dengan tujuan :
(1) Untuk memeriksa apakah program HACCP telah dilaksanakan sesuai dengan
rancangan HACCP yang ditetapkan
(2) Untuk menjamin bahwa rancangan HACCP yang ditetapkan masih efektif dan benar.
Verifikasi mencakup berbagai kegiatan evaluasi terhadap rancangan dan penerapan
HACCP, yaitu :
Penetapan jadwal verifikasi yang tepat
Pemeriksaan kembali (review) rancangan HACCP
Pemeriksaan atau penyesuaian catatan CCP dengan kondisi proses sebenarnya
Pemeriksaan penyimpangan terhadap CCP dan prosedur koreksi/perbaikan yang harus
dilakukan.
Pengampilan contoh dan analisis (fisik, kimia dan/atau mikrobiologis) secara acak pada
tahap-tahap yang dianggap kritis.
Catatan tertulis mengenai : kesesuaian dengan rancangan HACCP, penyimpangan
terhadap rancangan HACCP, pemeriksaan kembali diagram alir dan CCP.
Pemeriksaan kembali modifikasi rancangan HACCP.
7. Apa saja lima langkah yang diperlukan untuk mengembangkan rencana HACCP sebelum
melakukan analisis bahaya?
Kualitas adalah gambaran totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas
berupa kualitas fisik dan kualitas daya guna. Kualitas fisik merupakan penampilan atau
gambaran dari produk tersebut yang dapat menarik perhatian konsumen, sedangkan kualitas
daya guna adalah kegunaan dari barang tersebut yang ssuai dengan permintaan konsumen
sehingga konsumen tersebut merasa puas.
TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. TQM memiliki empat prinsip antaara lain
a. Kepuasan Konsumen
d. Perbaikan Berkesinambungan
Perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara
berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-
analyze), yang terdiri dari langkahlangkah perencanaaan, dan melakukan tindakan korektif
terhadap hasil yang diperoleh.
3. Mengapa personil QA tidak ditempatkan di bawah pengawasan produksi pengelolaan?
Karena personil jaminan mutu berperan dalam penjaminan kualitas pada produk yang di
produksi, mulai dari barang mentah hingga menjadi barang jadi, sedangkan bagian
pengawasan pengelolaan produk bertugas mengawasi proses pengelolaan produk yang
dalam proses pengelolaannya telah disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkaan
oleh personil jaminan mutu. Oleh karena itu personil jaminan mutu lebih bertanggung
jawab terhadaap keamanan produk.
Statistic Quality Control (SQC) atau statistik pengendalian kualitas merupakan teknik
penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis,
mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. SQC
sering disebut sebagai statistik pengendalian proses (Statistical Process Control/SPC). SQC dan
SPC memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama-
sama maka pengguna akan melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa mendatang.
5. Apa CUSUM?
CUSUM (Cumulative Sum) adalah sebuah grafik kendali yang digunakan sebagai alat
pengendalian statistik, pada grafik ini terdapat garis nilai batas kendali yang memiliki tujuan
menetapkan titik-titik dalam keadaan proses terkendali.
Penarikan (recalls) adalah proses penarikan kembali bahan pangan atau obat yang telah
diedarkan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan
penandaan. Recalls dibedakan menjadi tiga jenis :
Recalls kelas I adalah penarikan terhadap obat yang apabila digunakan dapat menyebabkan
efek serius terhadap kesehatan yang berpotensi menyebabkan kematian.
Recalls kelas II adalah penarikan terhadap obat yang apabila digunakan dapat
menyebabkan penyakit atau pengobatan keliru yang efeknya bersifat sementara
terhadap kesehatan dan dapat pulih kembali.
Recalls kelas III adalah penarikan terhadap obat yang tidak menimbulkan
bahaya signifikan terhadap kesehatan tetapi karena alasan lain dan tidak
termasuk Dalam Penarikan Kelas I dan Kelas II.
Jaminan kualitas adalah jaminan yang diberikan trhadap suatu produk mengenai
keamanannya untuk dikonsumsi oleh konsumen setelah mendapatkan izin dari pemerintah
yang bersangkutan. Jaminan tersebut berupa jaminan keamanan produk dari hal-hal yang
membahayakan, meliputi bahaya biologis, kimiawi dan fisik, sedangkan pengendalian
kualitas adalah kegiatan menambah atau mempertahankan kualitas produk agar sesuai
ketetapan perusahaan. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa puas dengan produk yang
diproduksi.