Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai macam sumber daya alam yang melimpah dan potensial untuk dikembangkan. Salah satu sumber daya alam yang melimpah yaitu umbi-umbian. Talas merupakan tanaman jenis umbi- umbian yang dapat tumbuh dimana saja baik yang tumbuh secara tidak sengaja maupun yang sengaja dibudidayakan. Menurut Wirawati, dkk (2002), di Indonesia talas bisa dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl baik liar maupun ditanam. Jika talas tersebut dimaksimalkan pengolahannya maka akan menambah nilai ekonomis dari produk talas tersebut. Selain itu, pada umumnya produk olahan dari talas ini menjadi salah satu jajanan khas yang bergizi tinggi dan cukup terjangkau untuk semuua kalangan di masyarakat. Tanaman talas dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan berbagai kondisi lahan baik lahan becek maupun lahan kering. Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis, dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih. Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30C dan kelembaban tinggi (Prosea, 1994). Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik, andosol, tanah latosol. Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan pH 5,5- 6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila pH nya di bawah 5,0. Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang ditanam. Menurut Prihatman (2000) dalam Damayanti (2009), tanaman talas dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 m dpl. Pada kelembaban udara antara 42-62%, suhu udara 23-37C, dan pH tanah antara 4-7. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya. Di Indonesia tempat pengembangan talas adalah Kota Bogor dan Malang yang menghasilkan beberapa kultivar yang enak rasa umbinya. Tingkat produksi tanaman talas tergantung pada kultivar, umum tanaman dan kondisi lingkungan tempat tumbuh. Pada kondisi optimal produktivitas talas dapat mencapai 30 ton/hektar.
2.2 Analisis SWOT
Prospek pengembangan produk RiKaLas dengan memanfaatkan bahan lokal talas dan daun katuk yang dikaji berlandaskan pada analisis SWOT diataranya sebagai berikut: 1. Strength (Kekuatan) a. Sumber bahan baku Sumber bahan baku utama yang digunakan dalam pendirian usaha ini yaitu umbi talas. Umbi talas mudah ditemukan karena tanamannya mudah tumbuh dimana saja sehingga dalam pengembangan usaha ini kami tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari sumber bahan bakunya, karena bahan baku melimpah dan mudah didapat. b. Bisnis pengolahan dan pemasaran RiKaLas mudah dijalankan. a. Substitusi rumput laut dengan bahan lokal yaitu talas dan daun katuk sehingga harganya lebih murah. b. Harga RiKaLas ini cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat. c. Kualitas dari produk ini terjamin, karena dalam proses pembuatannya diutamakan kebersihan dan untuk kesehatan. d. RiKaLas dapat menjadi salah satu alternatif makanan ringan yang sehat dan hemat. e. Memberikan inovasi produk tradisional dari segi rasa dan bentuk 2. Weakness (Kelemahan) a. Talas masih dipandang sebelah mata dan tidak banyak orang yang mengenal sehingga perlu dilakukan produk inovasi baru. b. Bahan baku talas yang mudah rusak c. Produk baru dan belum dikenal masyarakat d. Promosi yang belum meluas e. Tidak mempunyai cukup dana (modal kecil) 3. Opportunities (Peluang) a. Kesempatan biaya produksi murah b. Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif sehingga mempermudah untuk memasarkan produk. c. Target pasar menjangkau seluruh kalangan, khususnya anak-anak hingga remaja. d. Konsumen menyukai hal yang baru sehingga produk RiKaLas cukup mudah untuk memasarkannya. e. Belum adanya pesaing yang memproduksi snack nori yang terbuat dari talas dan daun katuk. f. Konsumen snack yang mayoritas merupakan remaja. Sehingga, adanya peluang yang potensial untuk memasuki pasar. 4. Threats (Ancaman) a. Terkadang ada orang yang tidak begitu menyukai produk yang baru dan dirasa aneh. b. Produk bisa ditiru karena bahan dasar pembuatan produk ini melimpah. c. Krisis keuangan global yang menyebabkan penurunan tingkat pembelanjaan konsumen. d. Perubahan selera konsumen e. Permintan pasar yang tidak pasti f. Adanya duplikat dari usaha ini akan menjadi saingan tetapi sekaligus sebagai acuan baru untuk lebih kreatif dan inovatif.
2.3 Lokasi Usaha
Proses pembuatan produk ini kami membuat di rumah. Untuk lokasi usaha kami menjual produk ini di area kampus dan berdekatan dengan tempat keramaian. Lokasi utama yang akan kami gunakan sebagai lokasi penjualan adalah area kampus Jember. Selain itu, pemasaran juga akan kami lakukan melalui situs online. Dengan begitu, produk kami akan banyak diminati oleh konsumen.
2.4 Peluang Pasar
Nilai lebih dari produk tersebut adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang melimpah namun belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu pasokan bahan baku produk ini sangat melimpah di Indonesia. Target pasar kami adalah semua kalangan baik usia tua maupun muda, pelajar, karyawan, mahasiswa, dan lain sebagainya. Mengingat bahwa umbi talas mempuyai kandungan yang berkhasiat bagi tubuh manusia dan saat ini banyak anak-anak yang menyukai jajanan, produk ini akan menjadi salah satu alternatif camilan sehat berkhasiat yang berguna bagi kesehatan. Dengan begitu, produk ini bisa menghasilkan peluang besar karena konsumen akan tertarik dengan produk inovasi kami. Produk inovasi kami ini tidak kalah saing dengan makanan-makanan ringan yang sudah ada. Selain itu, nori katuk talas ini juga mampu memberi asupan gizi yang baik bagi kesehatan masyarakat. Kebanyakan nori yang beredar di supermarket sebagian hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan atas tetapi nori katuk talas ini bisa untuk masyarakat kalangan bawah karena harga bahan baku yang murah dan sangat merakyat.