Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka tugas ini dapat diselesaikan. Atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas ini hingga selesai, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas ni. Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Subang, Februari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2 BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan dalam persaingan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih produk.Bila konsumen merasa produk tertentu jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut.Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan.Oleh karena itu perusahaan haruslah menerapkan pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. Dalam Jurnal Statistical Quality Control in Paper Machine AN NP Approach dijelaskan pentingnya SQC : No production process is good enough to produce all items of product exactly alike; a certain amount of inherent or natural variability will always exist. The variability may arise due to the presence of assignable causes or chance causes. Though the chance causes cannot be eliminated and out-of-our control, the assignable causes can be discovered and eliminated. The use of statistical techniques helps us determine the presence of assignable cause and give a warning to make adjustments in the process and avoid the process going out-of-control in near future. The statistical quality control techniques have been already deployed several times in the paper industry; however, presence of assignable causes have been identified with some sort of difficulty. In some case the conventional control chart techniques were unsuccessful to some extent. There may be several technical reasons for this fact, but the main one is the non-conformance of normality.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN KUALITAS Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas. Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen. Adapun pengertian kualitas menurutAmerican Society For Quality: Quality is the totality of features and characteristic of a product or service that bears on its ability to satisfy stated or implied need. Artinya kualitas/mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau asa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Para ahli yang lainnya yang bisa disebut sebagai para pencetus kualitas juga mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian kualitas, diantaranya adalah: Joseph Juran mempunyai suatu pendapat bahwa quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kesesuaian spesifikasi untuk penggunaan. Menurut Crosby dalam buku pertamanya Quality is Free yang mendapatkan perhatian sangat besar pada waktu itu (1979) menyatakan, bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. W. Edwards Deming (1982) menyatakan, bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.

Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan.Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk rusak. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen. Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli tersebut sesuai dengan dengan keinginan, memiliki manfaat yang sesuai dengan kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek.

2.

DIMENSI KUALITAS PRODUK Sifat khas mutu/ kualitas suatu produk yang andal harus multidimensi karena harus

memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan melalui berbagai cara. Oleh karena itu, sebaiknya setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung (misalnya, berat, isi, luas) agar mudah dicari konsumen sesuai dengan kebutuhannya.Di samping itu harus ada ukuran yang bersifat kualitatif, seperti warna yang unik dan bentuk yang menarik. Jadi, terdapat spesifikasi barang untuk setiap produk, walaupun satu sama lain sangat bervariasi tingkat spesifikasinya. Secara umum, dimensi kualitas menurut Garvin dan Douglas C. Montgomery (2001) dalam bukunya, mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai berikut: 1. Performa (performance) Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. 2. Keistimewaan (features) Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 3. Keandalan (reliability) Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.

4. Konformasi (conformance) Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Daya tahan (durability) Merupakan ukuran masa pakai suatu produk.Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. 6. Kemampuan Pelayanan (serviceability) Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/ kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. 7. Estetika (esthetics) Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Cara menggambarkan ukuran kualitas a) Variabel : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue). Seperti : panjang, berat, temperatur, dll. b) Attribut : karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti produk cacat atau produk baik, dll.

3. PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Dalam Jurnal Quality Control for Differential Kinematic GPS Positioning dituliskan bahwa : The quality control method, i.e. reliability analysis and statistical testing of the adequacy of adjustment models, has been widely used for network design and data processingin conventional geodesy, photogrammetry and surveying (Baarda, 1968; Li, 1986; Pelzer, 1986). In systems engineering, it is often called fault detection, diagnosis and adaptation (Basseville,1988; Frank,1990). With the advent of the global positioning system (GPS), kinematic surveying is now becoming a recognized surveying method on land, in the air and on the sea. Therefore, it is natural and important to introduce and apply the quality

control method to this new kinematic surveying method to insure the correctness of the results obtained. 3.1 Pengendalian Kualitas Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998) adalah : Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/ kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Menurut Vincent Gasperz (2005), pengendalian kualitas adalah: Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements for quality Menurut Journal Bayesian Hierarchical Models in Statistical Quality Control Methods to\ Improve Healthcare in Hospitals In ISO 9000 Quality is defined as the degree to which a set of inherent characteristics fulfills requirements and quality control is referred to all operational activities that are used to fulfill the requirements for quality. The field of statistical quality control (SQC) can be broadly defined as those statistical and engineering methods that are used in measuring, monitoring, controlling, and improving quality. Menurut Journal

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah: 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan. 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses denganmenggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminanbahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitasyang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendahmungkin.

Aktivitas pengendalian kualitas : A C T I O N

A
CHECK

N
DO

3.2 Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian kualitas statistik dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik yang terdapat pada SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality Control) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,

mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control/ SQC) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik (Statistical Process Control/ SPC). Dr. W. Edwards Deming adalah salah seorang yang memperkenalkan teknik penyelesaian masalah dan pengendalian dengan metode statistik tersebut (yang dikembangkan pertama kali oleh Shewhart) agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematis dan penyebab khusus dalam menangani kualitas.

Sasaran pengendalian proses statistik adalah mengurangi penyimpangan karena penyebab khusus dalam proses dan dengan mencapai stabilitas dalam proses. Manfaat/ keuntungan melakukanpengendalian kualitas secara statistik adalah: 1. Pengawasan (control), di mana penyelidikan yang diperlukan untuk

dapatmentapkan statistical control mengharuskan bahwa syarat-syarat kualitaspada situasi itu dan kemampuan prosesnya telah dipelajari hinggamendetail. Hal ini akan menghilangkan beberapa titik kesulitan tertentu,baik dalam spesifikasi maupun dalam proses. 2. Pengerjaan kembali barang-barang yang telah diapkir (scrap-rework).Dengan dijalankannya pengontrolan, maka dapat dicegah terjadinyapenyimpangan-

penyimpangan dalam proses. Sebelum terjadi hal-hal yangserius dan akan diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan proses (process capability) dengan spesifikasi, sehingga banyaknya barang-barang yang diapkir (scrap) dapat dikurangi sekali. Dalam perusahaan pabrik sekarang ini, biaya-biaya bahan sering kali mencapai 3 sampai 4 kali biaya buruh, sehingga dengan perbaikan yang telah dilakukan dalam hal pemanfaatan bahan dapat memberikan penghematanyang menguntungkan. 4. Biaya-biaya pemeriksaan, karena Statistical Quality Control dilakukan dengan jalan mengambil sampel-sampel dan mempergunakan sampling techniques, maka hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu untuk diperiksa. Akibatnya maka hal ini akan dapat menurunkan biaya-biaya pemeriksaan. 3.3 Metode Pengendalian Kualitas Statistik Terdapat 2 (dua) jenis metode pengendalian kualitas secara statistika yang berbeda, yaitu: 1. Acceptance Sampling Didefinisikan sebagai pengambilan satu sampel atau lebih secara acak dari suatu partai barang, memeriksa setiap barang di dalam sampel tersebut dan memutuskan berdasarkan hasil pemeriksaan itu, apakah menerima atau menolak keseluruhan partai.Jenis pemeriksaan ini dapat digunakan oleh pelanggan untuk menjamin bahwa pemasok memenuhi spesifikasi kualitas atau oleh produsen untuk menjamin bahwa standar kualitas dipenuhi sebelum pengiriman.Pengambilan sampel penerimaan lebih seringdigunakan daripada pemeriksaan 100% karena biaya pemeriksaan jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya lolosnya barang yang tidak sesuai kepada pelanggan.

2. Process Control Pengendalian proses menggunakan pemeriksaan produk atau jasa ketika barang tersebut masih sedang diproduksi (WIP/ Work In Process). Sampel berkala diambil dari output proses produksi. Apabila setelah pemeriksaan sampel terdapat alasan untuk mempercayai bahwa karakeristik kualitas proses telah berubah, maka proses itu akan diberhentikan dan dicari penyebabnya. Penyebab tersebut dapat berupa perubahan pada operator, mesin ataupun pada bahan. Apabila penyebab ini telah dikemukakan dan diperbaiki, maka proses itu dapat dimulai kembali. Dengan memantau proses produksi tersebut melalui pengambilan sampel secara acak, maka pengendalian yang konstan dapat dipertahankan. 3.4 Alat Bantu Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality Control), mempunyai 7 (tujuh) alat statistik (Seven Tools) utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan Render : 1) Check sheet 2) Control Chart/Peta Kendali 3) Histogram 4) Diagram pareto 5) Diagram sebab akibat/ishikawa/fish bone 6) Scatter plot 7) Diagam proses

1) Check sheet Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlahbarang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya. Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area

permasalahanberdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untukmelakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatatfrekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengankualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisismasalah kualitas.

Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai alat untuk: 1. Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah terjadi 2. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi 3. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan 4. Memisahkan antara opini dan fakta

Contoh berbagai bentuk Check sheet :

10

2) Control chart/Peta Kendali Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanyaperubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali. Manfaat dari peta kendali adalah untuk: 1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di dalam batasbatas kendali kualitas atau tidak terkendali. 2. Memantau proses produksi secara terus- menerus agar tetap stabil. 3. Menentukan kemampuan proses (capability process). 4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan proses produksi. 5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum dipasarkan. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali: 1) Upper control limit / batas kendali atas (UCL) Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan. 2) Central line / garis pusat atau tengah (CL)

11

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. 3) Lower control limit / batas kendali bawah (LCL) Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.

12

Jenis Control Chart/Peta Control


Menentukan Peta Kontrol yang sesuai

Data Variabel : Hasil pengukuran dan dalam skala continous, contoh : waktu, temperatur, biaya, dimensi (panjang, lebar)

Sample size = 1 X dan Rm

Sample size kecil, nilai tengah

Sample size besar, 10

Sample size kecil, 3 - 5

~ dan R x
Data Atribut : Dihitung dan dalam skala diskrit, contoh : jumlah cacat, % cacat, dsb

x dan s

x dan R

Defect* data

Defective** data

Sample size konstan ,c 5

Sample size berbed-beda

Sample size konstan, 50

Sample size berbeda-beda , 50

Peta c

Peta u

Peta np

Peta p

*) Defect : Jumlah jenis cacat yang ditemukan dalam 1 unit barang. Misal : dalam inspeksi 1 pieces lampu ditemukan cacat cap tergores, marking NG, case NG, dsb. **) Defective : Jumlah barang yang tidak sesuai dengan permintaan / cacat. Misal : dalam suatu inspeksi dihitung jumlah barang yang tidak sesuai / cacat sebanyak 10 unit dari 20 unit, tanpa melihat jenis cacat 10 unit tersebut, jadi 10 unit tersebut mempunyai jenis cacat yang berbeda-beda. 1. Peta Kendali Variabel/Control Chart Shewart

13

Peta kendali variabel digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur. Seperti: berat,ketebalan, panjang volume, diameter. Peta kendali variabel biasanya digunakanuntuk pengendalian proses yang didominasi oleh mesin. Peta kendali variabel dibagi menjadi 2 : 1) Peta kendali rata-rata ( x chart) Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup yang diperiksa. 2) Peta kendali rentang (R chart) Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara

nilai\pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di dalam subgrup yang diperiksa.

Langkah-Langkah membuat Peta R ( R Chart) 1) Hitung selisih antara data terbesar dengan data terkecil (R) pada pengamatan tiap sub grup 2) Hitung total R ( R ) dari seluruh sub grup 3) Hitung R rata-rata dengan rumus : R

R
n

4) Hitung Batas Pengendali Atas (UCLR )= D4 . R .................. (lihat tabel nilai konstanta) 5) Hitung Batas Pengendali bawah (LCLR ) = D3 . R .................(lihat tabel nilai konstanta) 6) Lakukan plot data seluruh pengukuran dengan menggunakan UCLR, R , LCLR

Tabel Nilai Konstanta

14

Sample size (n) 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x and R chart

A2 1.880 1.023 0.729 0.577 0.483 0.419 0.373 0.337 0.308

D3 0 0 0 0 0 0.076 0.136 0.184 0.223

D4 3.267 2.574 2.282 2.114 2.004 1.924 1.864 1.816 1.777

Langkah-Langkah membuat Peta X ( X Chart) 1) Hitung rata-rata data pada tiap subgrup ( X ) 2) Hitung rata-rata dari X ( X ) dengan rumus : X

X
n
.

3) Hitung Batas Pengendali Atas (UCLX )= X +A2 konstanta)

R .................. (lihat tabel nilai

4) Hitung Batas Pengendali bawah (LCLX ) = X -A2 . R .................(lihat tabel nilai konstanta) 5) Lakukan plot data seluruh pengukuran dengan menggunakan UCLX, X , LCLX

STUDY KASUS ! PT. ABC adalah perusahaan pembuat kayu lapis (plywood). Berdasarkan permintaan pelanggan ditetapkan spesifikasi ketebalan dari produk kayu lapis adalah 2,40 mm 0,05

mm. untuk mengetahui kemampuan proses dan mengendalikan proses itu, bagian pengendalian kualitas dari PT. ABC telah melakukan pengukuran terhadap 20 sampling, masing2 berukuran 5 unit (n=5). Pihak manajemen ingin membangun peta kontrol terkendali dari X-bar dan R untuk mengendalikan proses pembuatan kayu lapis itu.

15

pengukuran pada unit contoh (n=5) X1 X2 X3 X4 X5 sampel (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) 1 2.38 2.45 2.4 2.35 2.42 2 2.39 2.4 2.43 2.34 2.4 3 2.4 2.37 2.36 2.36 2.35 4 2.39 2.35 2.37 2.39 2.38 5 2.38 2.42 2.39 2.35 2.41 6 2.41 2.38 2.37 2.42 2.42 7 2.36 2.38 2.35 2.38 2.37 8 2.39 2.39 2.36 2.41 2.36 9 2.35 2.38 2.37 2.37 2.39 10 2.43 2.39 2.36 2.42 2.37 11 2.39 2.36 2.42 2.39 2.36 12 2.38 2.35 2.35 2.35 2.39 13 2.42 2.37 2.4 2.43 2.41 14 2.36 2.38 2.38 2.36 2.36 15 2.45 2.43 2.41 2.45 2.45 16 2.36 2.42 2.42 2.43 2.37 17 2.38 2.43 2.37 2.39 2.38 18 2.4 2.35 2.39 2.35 2.35 19 2.39 2.45 2.44 2.38 2.37 20 2.35 2.41 2.45 2.47 2.35 jumlah ratarata Peta kontrol X-bar CL = X = 2,39 UCL = X + A2R-bar = 2,39 + (0,577)(0,06) = 2,42 LCL = X - A2R-bar = 2,39 - (0,577)(0,06) = 2,36 Peta kontrol R CL = R UCL = D4. R = (2,114)(0,06) = 0,12 LCL = D3. R = (0)(0,06) = 0

contoh

perhitungan yang perlu Rata2 ( Range jumlah (R) X) 12 2.4 0.1 11.96 2.39 0.09 11.84 2.37 0.05 11.88 2.38 0.04 11.95 2.39 0.07 12 2.4 0.05 11.84 2.37 0.03 11.91 2.38 0.05 11.86 2.37 0.04 11.97 2.39 0.07 11.92 2.38 0.06 11.82 2.36 0.04 12.03 2.41 0.06 11.84 2.37 0.02 12.19 2.44 0.04 12 2.4 0.07 11.95 2.39 0.06 11.84 2.37 0.05 12.03 2.41 0.08 12.03 2.41 0.12 47.77 1.19

X = 2.39

R =0.06

16

Peta control 3 sigma rata-rata ketebalan produk kayu lapis


2.46 2.44 2.42 2.40 2.38 2.36 2.34 2.32 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 rata-rata CL UCL LCL

Data keluar dari batas kontrol

X Chart

peta ontrol 3-sigma variasi ketebalan produk kayu lapis

Data keluar dari batas kontrol


0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 range CL UCL LCL

R Chart

2. Peta Kendali Atribut Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung sehinggakualitas produk dapat dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil ataugagal. Peta kendali atribut dibagi menjadi 4 : 1) Peta kendali kerusakan (p chart) berkaitan dengan fraction defective yaitu jumlah cacat dibagi dengan jumlah item (sampel) yang di inspeksi. 2) Peta kendali kerusakan per unit (np chart)

17

Berkaitan dengan number of defective atau jumlah cact yang diketemukan dalam sample. 3) Peta kendali ketidaksesuaian (c chart) digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk sebagai sampelnya. 4) Peta kendali ketidaksesuaian per unit (u chart) digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk sebagai sampelnya. Digunakan untuk menganalisa dengan cara menghitung jumlah produk yang mengalami ketidaksesuaian per unit. Peta kendali untuk jenis atribut ini memilik perbedaan dalam penggunaannya. Perbedaan tersebut adalah peta kendali p dan np digunakan untukmenganalisis produk yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi,sedangkan peta kendali c dan u digunakan untuk menganalisis produk yangmengalami cacat atau ketidaksesuaian dan masih dapat diperbaiki. Langkah-Langkah membuat Peta P(P Chart) dan np Chart Tipe Peta Kontrol Persentase Jumlah Barang Cacat Peta - P Jumlah Barang Cacat Peta np Konstan, 50 Sample Size Garis Tengah Untuk setiap subgroup p = np / n Untuk keseluruhan subgroup : p np / n Untuk setiap subgroup : np = defectives Untuk keseluruhan subgroup : n p np / k Batas Kontrol
* UCL p p 3 * LCL p p 3 p(1 p) n p(1 p) n

Bermacam macam, 50

UCL np np 3 np(1 p) LCL np np 3 np(1 p)

Peta kontrol P (P chart) 1sigma :

UCLP p

p(1 p) n

LCLP p

p(1 p) n

Batas Pengendali Atas proporsi

Batas Pengendali Bawah proporsi

18

Peta kontrol P (P chart) 3 sigma :

UCLP BPAp p 3

p(1 p) n

LCLP BPBp p 3

p(1 p) n

Batas Pengendali Atas proporsi

Batas Pengendali Bawah proporsi

Peta kontrol P (P chart) 6sigma :

UCLP p 6

p(1 p) n

LCLP p 6

p(1 p) n

Batas Pengendali Atas proporsi

Batas Pengendali Bawah proporsi

Peta kontrol np (np chart) 1sigma :

UCLnp n p (n p(1 p)
Peta kontrol np (np chart) 3sigma :

LCLnp n p (n p(1 p)

np n p 3 (n p(1 p)
Peta kontrol np (np chart) 6sigma :

np n p 3 (n p(1 p)

UCLnp n p 6 (n p(1 p)

LCLnp n p 6 (n p(1 p)

STUDY KASUS : dalam suatu inspeksi lampu untuk mengetahui ketidaksesuaian dalam proses diambil sebanyak 30 sampel masing-masing 10 pieces lampu dalam selang setengah jam. Struktu data sebagai berikut : Sample size (ukuran sampel) : n = 50 pieces. Frekuensi pengambilan sampel : k = 30. Tabel hasil inspeksi : Nomor Sampel 1 2 3 4 Sample Size 50 50 50 50 Banyak Cacat dari sampel 8 4 7 9 Proporsi Cacat dari sampel (p) 0.16 (8/50) 0.08 0.14 0.18

19

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

5 6 8 5 9 7 3 6 8 5 2 6 7 9 6 4 3 8 9 5 7 6 4 8 8 6 188

0.10 0.12 0.16 0.10 0.18 0.14 0.06 0.12 0.16 0.10 0.04 0.12 0.14 0.18 0.12 0.08 0.06 0.16 0.18 0.10 0.14 0.12 0.08 0.16 0.16 0.12
p 0.1253

Peta Kontrol P Dengan demikian :


UCL p 3 p (1 p) 0.1253 (1 0.1253 ) 0.1253 3 0.1253 0.1405 0.2658 n 50
p (1 p) 0.1253 (1 0.1253 ) 0.1253 3 0.1253 0.1405 0.0152 0 n 50

LCL p 3

Gambar peta-p untuk contoh diatas :

20

P Chart
0.3 UCL=0.2658

0.2

Proportion

P=0.1253 0.1

0.0 0 10 20 30

LCL=0

Sample Number

Peta Kontrol np Pengambilan data sampel untuk peta np tidak jauh berbeda dengan pengambilan sampel peta p. Contoh sebagai berikut : Tabel hasil inspeksi : Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Sample Size 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Banyak Cacat dari sampel 8 4 7 9 5 6 8 5 9 7 3 6 8 5 2 6 7 9 Proporsi Cacat dari sampel (p) 0.24 0.30 0.16 0.20 0.08 0.14 0.32 0.18 0.28 0.20 0.10 0.12 0.34 0.24 0.44 0.16 0.20 0.10 nxp

8 4 7 9 5 6 8 5 9 7 3 6 8 5 2 6 7 9

21

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

6 4 3 8 9 5 7 6 4 8 8 6

0.26 0.22 0.40 0.36 0.48 0.30 0.18 0.24 0.14 0.26 0.18 0.12
p 0.231

6 4 3 8 9 5 7 6 4 8 8 6
np 6.267

Maka didapat batas kontrol sebagai berikut :


UCL np 3 np (1 p) 6.267 3 6.267 (1 0.231 ) 13.29 Garis Tengah 6.267 LCL np 3 np (1 p) 6.267 3 6.267 (1 0.231 ) 0.319

Karena batas bawah didapatkan nilai negatif, maka untuk batas bawah (LCL) = 0.

NP Chart
15 UCL=13.29

Sample Count

10

NP=6.267 5

0 0 10 20 30

LCL=0

Sample Number Catatan : Apabila batas kontrol bawah (LCL) didapatkan nilai negatif maka untuk batas kontrol

bawah (LCL) sama dengan nol (0).

3) Histogram Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-

22

bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk normal atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas atas atau bawah. Manfaat histogram adalah: a. Memberikan gambaran populasi. b. Memperlihatkan variabel dalam susunan data. c. Mengembangkan pengelompokkan yang logis. d. Pola-pola variasi mengungkapkan fakta-fakta produk tentang proses

4) Pareto Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balokdan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis dataterhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalahmana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil. Kegunaan diagram pareto adalah : 1. Menunjukkan masalah utama. 2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadapkeseluruhan. 3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang terbatas. 4. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan. Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang palingberpengaruh. Pencarian cacat terbesar atau cacat yang paling berpengaruh dapatberguna untuk mencari beberapa wakil dari cacat yang teridentifikasi, kemudiandapat digunakan untuk membuat diagram sebab akibat. Hal ini perlu untukdilakukan mengingat sangat sulit untuk mencari penyebab dari semua cacat yangteridentifikasi. Apabila semua cacat

23

dianalisis untuk dicari penyebabnya maka haltersebut hanya akan menghabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia.

Diagram Pareto Cacat Wood Craft Jeep

100

5) Diagram sebab akibat/ishikawa/fish bone


Count
20

80 60 40 20 0

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas danmempunyai
Percent

akibat 10

pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor

yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyaiakibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yangberbentuk tulang ikan pada diagram fishbones ar tersebut.
Defect
Count Percent Cum %
a uka rm Pe a nk ta Ma

yu ka ra Se

ayu tk

l ah sa

10 38.5 38.5

6 23.1 61.5

5 19.2 80.8

n aa uk g rm n Pe lu ba r be

u ka y T

is e tr im ks i da

3 11.5 92.3

2 7.7 100.0

Vital of Few

Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yangmenggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber-sumberpotensial dari

penyimpangan proses. Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam : 1) Material / bahan baku 2) Machine / mesin 3) Man / tenaga kerja 4) Method / metode 5) Environment / lingkungan Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah: 1) Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah. 2) Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaikipeningkatan kualitas.

24

3) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 4) Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut. 5) Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produkdengan keluhan konsumen. 6) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan 7) Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan tenaga kerja. 8) Merencanakan tindakan perbaikan. Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah sebagaiberikut : 1. Mengidentifikasi masalah utama. 2. Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram. 3. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram utama. 4. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab mayor. 5. Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan penyebab sesungguhnya.

Bahan (Material) Pori-pori kayu terlalu banyak Serat Kayu terlalu besar dan kasar Harga murah Kualitas Kayu Rendah

Mesin (Sender/amplas) Tidak ada penggantian komponen Maintenance Amplas tidak sesui (terlalu halus) Ketersediaan Amplas kurang

Amplas Sudah Aus Permukaan Kasar

Tidak ada pemeriksaan Penghalusan kurang merata

Terlalu singkat proses penghalusan

Tidak Ada pelatihan

Kondiss Tubuh Lelah

Skill Kurang Penekanan Pengalaman Kurang

Terburu-buru

Metode (Proses Penghalusan)

Mausia (Operator)

25

Gambar. Fishbone untuk Penyebab Cacat Permukaan Kasar

6) Scatter plot Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variable tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.

Jumlah Reject

Temperatur Mesin

Gambar. Scater plot hubungan temperature mesin dengan treatment yang berbeda terhadap jumlah produk cacat

7. Diagram Alir/ Diagram Proses (Process Flow Chart ) Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukupsederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahamisebuah proses atau

26

menjelaskan langkah-langkah sebuah proses. Diagram Alirdipergunakan sebagai alat analisis untuk: 1. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan dalam pemahaman. 2. Menunjukkan output dari suatu proses. 3. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu. 4. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu. 5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

27

BAB III KESIMPULAN

Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) adalah alat yang sangat berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi. Apabila gangguan proses ini relatif besar atau secara singkat cukup besar dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima. Gangguan proses kadang-kadang dapat timbul dari tiga sumber yaitu mesin yang dipasang tidak wajar, kesalahan operator (human error), dan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai standar. Akibat dari gangguan tersebut menyebabkan proses produksi tidak dalam keadaan kendali dan produk yang dihasilkan tidak dapat diterima. Pengendalian kualitas statistik bertujuan untuk menyelidiki dengan cepat sebab-sebab terjadinya kesalahan dan melakukan tindakan perbaikan sebelum terlalu banyak produk cacat yang diproduksi. Berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan. Tujuan pengendalian kualitas memiliki 3 tahapan yang berbasis yang akan digunakan yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3. Berbasis Pengguna. Berbasis Manufatur. Berbasis Produk. Tujuan diadakannya pengendalian kualitas adalah menyediakan suatu alat baru yang membuat pemeriksaan proses menjadi lebih efektif dan untuk mendapatkan gambaran bahwa spesifikasi produk yang telah ditetapkan apakah masih sesuai dengan kualitas standar atau perlu pengecekan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi, sehingga dapat menurunkan kualitas produk tersebut. ( Zulian Yamit,1996)

28

DAFTAR PUSTAKA

Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugian O, Syahu. 2006. Kamus Manajemen (Mutu). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Journal No Penulis 1. Hassan Assareh

Judul Bayesian Hierarchical Models in Statistical Quality Control Methods to Improve Healthcare in Hospitals

2.

Gang Lu

Quality Control for Differential Kinematic GPS Positioning

3.

A. Lakshmi, S. Ramesh

Statistical Quality Control in Paper Machine AN NP Approach STATISTICAL QUALITY CONTROL APPROACHES TO NETWORK INTRUSION DETECTION

4.

Rohitha Goonatilake1, Rafic Bachnak1, and Susantha Herath2

Keterangan A thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy June 2012 Queensland University of Technology School of Mathematical Sciences Science and Engineering Faculty Brisbane, Queensland, 4001, AUSTRALIA DEPARTMENT OF SURVEYING ENGINEERING CALGARY, ALBERTA AUGUST, 1991 European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 50 (2012) 1Department of Engineering, Mathematics, and Physics Texas A&M International University, TX 78041, USA E-mails: harag@tamiu.edu and rbachnak@tamiu.edu 2Department of Information Systems, St. Cloud State University, MN 56301, USA E-mail: sherath@stcloudstate.edu

29

Anda mungkin juga menyukai