Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang


TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang
saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem teknik.

Sistem manajemen berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,


pengendalian dan pengelolaan proses sumber daya manusia yang berkaitan
dengan kualitas produk atau jasa. Sistem teknik melibatkan penjaminan kualitas
dalam desain produk, perencanaan dan desain proses dan pengendalian bahan
baku, produk dalam proses dan produk jadi.

Statistic Qaulity Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistik


merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,
mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses
menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik (Statistic
Quality Control) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik (Statistical
Process Control/SPC). Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian proses
statistik memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila
dilakukan bersama-sama maka pengguna akan melihat gambaran kinerja proses
masa kini dan masa mendatang.

Pengendalian kualitas statistik mempunyai cakupan yang lebih luas karena


didalamnya terdapat pengendalian proses statistik, pengendalian
produk (acceptance sampling) dan analisis kemampuan proses. Salah satu
pengendalian kualitas statistik yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Control
Chart.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Kualitas Statistik

Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control), disingkat SPC,


adalah bagan visual untuk memberi gambaran proses yang sedang berjalan, untuk
mengetahui apakah proses berada didalam batas-batas yang telah ditetapkan
sebelumnya atau tidak. Dapat juga dikatakan bahwa Pengendalian Kualitas
Statistik merupakan Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode pengendalian
kualitas berdasarkan prinsip/ konsep statistik Pengendalian kualitas statistik
adalah alat yang sangat berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi
sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan
selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan
tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang sebagai gangguan
yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi. Apabila gangguan
proses ini relatif besar atau secara kumulatif cukup besar dikatakan tingkat
gangguan yang tidak dapat diterima.Tujuan pengendalian kualitas statistic antara
lain :
1) Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce) dapat dilakukan
dengan rencana sampel penerimaan.
2) Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan Control Chart.
Dengan penerapan pengendalian kualitas statistikal perusahaan akan mendapat
manfaat atau keuntungan antara lain :
a. Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi biaya.
b. Menjaga kualitas lebih uniform.
c. Penggunaan alat produksi lebih efisien.
d. Mengurangi rework dan pembuangan.
e. Inspeksi yang lebih baik.
f. Memperbaiki hubungan produsen-konsumen.
2.2. Definisi Control Chart

Control Chart adalah suatu teknik yang secara grafis digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dapat membantu perusahaan menjelaskan nilai-
nilai statistik dari cacat keluaran yang dilengkapi batas atas, garis tengah dan
batas bawah.

2.3. Sejarah Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali atau biasa dikenal dengan istilah control chart pertamakali
ditemukan oleh Dr. Walter A. Andrew Shewar Di Amerika serikat pada tahun
1924. Ketika Walter A. Andrew Shewar bekerja untuk Bell Labs pada tahun
1920. Dr. A.W.Shewhart dan rekan-rekannya terus mengembangkan diagram-
diagram pengendalian mutu sejak tahun 1920-1930. Dengan teknik-teknik ini,
proses penyediaan barang-barang produksi dan jasa dapat lebih mudah
diperkirakan dan lebih konsisten.

Ketika Walter A. Andrew Shewar bekerja untuk Bell Labs pada tahun
1920. Beberapa pemimpin perusahaan telah berusaha untuk meningkatkan
keandalan atau kualitas sistem transmisi telepon yang mereka gunakan karena
amplifier dan peralatan yang digunakan harus dikubur atau ditaruh di bawah
tanah. Pada 1920, para pemimpin perusahaan telah menyadari pentingnya
mengurangi variasi dalam proses manufaktur. Selain itu, mereka telah menyadari
bahwa proses penyesuaian secara terus-menerus untuk menyelesaikan masalah
yang tidak sesuai dapat meningkatkan variasi dan menimbulkan kualitas yang
buruk. Dari beberapa kendala yang dialami oleh pemimpin perusahaan dan
melihat peluang kebutuhan bisnis yang lebih kuat untuk mengurangi frekuensi
kegagalan dan meningkatkan perbaikan. Shewhartmenyusun dan mengumpulkan
masalah-masalah tersebut dan menyusunnya dengan metode umum ke khusus.

Tanggal 16 Mei 1924, Walter A. Andrew Shewar menulis sebuah memo


internal untukmemperkenalkan peta kendali (control chart) sebagai alat untuk
membedakan antara keduanya.Atasan Dr. Shewhart, George
Edwards, menceritakan mengenai cara Dr. Walter A. Andrew Shewar dalam
membuat atau memperkenalkan peta kendali (control chart) bahwa Dr.
Shewhart terlebih dahulu menyiapkan memorandum beberapa halaman berkisar
antarasepertiga dari halaman sebuah diagram sederhana yang dikenal sebagai peta
kendali skema diagram dan teks pendek yang didahului dengan penetapan prinsip-
prinsip penting dan pertimbangan yang telah kami ketahui sebagai kontrol
kualitas.

Shewhart menekankanbahwa untuk membawa proses produksi


menjadi sistem kontrol statistik, yang mana hanya ada tiga pokok
yaitu umum, penyebab, dan variasi, dan menyimpannya dalam kontrol. Cara ini
sangat diperlukan untuk memprediksi keluaran masa depan dan untuk mengelola
proses ekonomi.

Shewhart menciptakan dasar diagram kontrol dan konsep negara kontrol


statistik dengan percobaan yang dirancang dengan hati-hati. Sementara Shewhart
menarik dari teori statistik matematika murni, Shewhart memahami data dari
proses fisik yang menghasilkan "kurva normal distribusi" (distribusi Gaussian,
juga biasa disebut sebagai "kurva lonceng"). Shewhartmenemukan bahwa variasi
yang diamati dalam data manufaktur tidak selalu member hasildengan cara yang
sama sebagai data yang sesuai (gerak Brown dari partikel).
Pada tahun 1924 atau 1925, inovasi Shewhart menjadi perhatian W.
Edwards Deming,yang bekerja di fasilitas Hawthorne. Setelah kekalahan Jepang
pada akhir Perang Dunia II, Deming menjabat sebagai konsultan statistik untuk
Panglima Tertinggi untuk Sekutu dan menjadi pendukung inovasi Shewhart.
Keterlibatannya dalam kehidupan Jepang, dan karir yang panjang sebagai
konsultan industri disana W. Edwards Deming menggunakan
danmenyebarkan pemikiran Shewhart sehingga penggunaan peta kendali
digunakan secara luas di industri manufaktur Jepang sepanjang tahun 1950-an dan
1960-an.

2.4. Tujuan Control Chart

Tujuan Control Chart adalah untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik
normal atau tidak normal dan dapat mengetahui perubahan dalam proses dari
mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus mengindikasikan
dengan cepat dari proses mana data diambil.

2.5. Klasifikasi Control Chart

Ada dua macam control chart yaitu untuk data variabel dan untuk data
attribute.

a. Control Chart data untuk atribut

Data untuk atribut (Atributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat
dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan
label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan
nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh
dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan karakteristik kualitas yang
sesuai dengan spesifikasi. Atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan misalnya goresan, kesalahan warna, atau ada
bagian yang hilang. Selain itu, atribut digunakan apabila pengukuran dapat dibuat
tetapi tidak dibuat karena alasan waktu, biaya, atau kebutuhan. Pengendalian
kualitas proses statistic untuk data atribut ini digunakan sebagai pengganti
pengendali kualitas proses statistik untuk data variabel.

Grafik pengendali kualitas proses statistik data atribut dapat digunakan


pada semua tingkatan dalam organisasi, perusahaan, dan mesin-mesin. Grafik
pengendali kualitas proses statistik data atribut juga dapat membantu
mengidentifikasi akar permasalahan baik pada tingkat umum maupun pada tingkat
yang lebih mendetail.

Ada dua kelompok grafik pengendali proses statistik data atribut, yaitu
yang berdasarkan distribusi binomial dan distribusi poisson. Kelompok
pengendali untuk unit-unit ketidaksesuaian, didasarkan pada distribusi binomial
seperti p-chart yang menunjukkan proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau
sub kelompok yang ditunjukkan dengan bagian atau persen. Sedangkan yang
berdasarkan distribusi poisson, terdapat c-chart dan u-chart. Untuk menyusun
grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah
sebagai berikut:

1) Menentukan Sasaran Yang Akan Dicapai

Sasaran ini akan mempengaruhi jenis pada pengendali kualitas proses


statistik data atribut yang harus digunakan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh
karakteristik kualitas suatu produk dan proses, apakah proporsi atau banyaknya
ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok, ataukah ketidaksesuaian dari
suatu unit setiap kali mengadakan observasi.

2) Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi

Banyaknya sampel yang diambil akan mempengaruhi jenis grafik pengendali


di samping karakteristik kualitasnya.

3) Mengumpulkan data

Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan jenis peta pengendali.


Misalnya suatu perusahaan atau organisasi menggunakan p-chart, maka data yang
dikumpulkan juga harus diatur dalam bentuk proporsi kesalahan terhadap
banyaknya sampel yang diambil.

4) Menentukan garis

Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali pada masing-masing


grafik pengendali biasanya menggunakan 3 sebagai batas-batas pengendalinya.

5) Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali

Revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali dilakukan apabila dalam
grafik pengendali kualitas proses statistik untuk data atribut terdapat data yang
berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical control) dan diketahui
kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus. Demikian pula data yang
berada di bawah garis pengendali bawah apabila ditemukan penyebab khusus di
dalamnya tentu juga diadakan revisi.

b. Control Chart untuk Data Variabel

Ada dua jenis control chart menurut data yang digunakan yaitu control chart
untuk data variabel dan control chart untuk data atribut. Untuk data hasil
pengukuran atau data variabel maka control chart yang biasa digunakan

adalah control chart R dan R.Selain ditentukan oleh jumlah observasi yang
dilakukan control chart juga dapat ditentukam oleh karakteristik kualitas sesuai
dengan yang diinginkan konsumen.

2.6 Contoh Penerapan Control Chart Pada Industri Pangan

Berikut adalah salah satu contoh penerapan control chart dalam industri pangan.
Produk cacat dapat disebabkan karena berbagai hal di antaranya, produk cacat
yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan dan kurangnya pengendalian dalam
perusahaan. Salah satu perusahaan yang memproduksi produk yang rentan
mengalami kecacatan adalah PT. Ital Frans Multindo Food Industries.
PT. Ital Frans Multindo Food Industries adalah suatu perusahaan yang
memproduksi produk makanan tepatnya roti Bakery yang sering dikenal dengan
sebutan Frans Bakery, yang berlokasi di Desa Kaba-Kaba Tabanan. Perusahaan
ini memproduksi aneka jenis Bakery yang ditampilkan dalam berbagi bentuk, jenis
serta rasa dengan tujuan agar konsumen tertarik untuk membeli dan merasa puas
dengan apa yang telah disajikan oleh perusahaan. Jenis produk roti yang
diproduksi seperti, roti manis, roti tawar, cake, pastry, donat. Dalam proses
produksi, terkadang apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan, seperti
adanya produk cacat yang didapat saat proses produksi ataupun saat pengepakan
barang.

Hasil analisis dengan alat pengendalian kualitas yaitu control chart terhadap produk
cacat yang ada pada PT. Ital Frans Multindo Food Industries tahun 2013 dengan
bantuan Software SPSS (Statistical Program Sosial Science) 16.0 mengalami
fluktuasi di setiap bulannya. Dapat dilihat pada gambar 4.1, masih adanya titik-titik
yang berada di luar batas kendali. Terdapat 1 titik yang berada di luar batas kendali
atas (UCL) yaitu pada bulan Desember dan 11 titik yang berada diantara batas
kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) yaitu pada bulan Januari
sampai November. Dapat dikatakan bahwa proses produksi pada PT. Ital Frans
Multindo Food Industries tahun 2013 masih dalam batas pengendalian, namun
proses produksi belum dikatakan sempurna, karena titik-titik yang berada diantara
UCL dan LCL tidak sejajar atau lurus dengan Central Line (CL)/ garis pusat atau
tengah dan juga terdapat satu titik yang melewati batas UCL, hal ini sesuai dengan
teori UCL p LCL (Haming dan Nurnajamuddin, 2012) yang berarti p lebih
besar atau sama dengan UCL dan p lebih kecil atau sama dengan LCL. Untuk
membuat semua proses berada di dalam batas kendali masih diperlukan langkah
antisipasi.

Dalam pengendalian mutu pada dasarnya dilakukan perbandingan keluaran proses


dengan ketentuan yang telah ditetapkan, Dalam prakteknya dapat dilakukan degan
menggunakan diagram pengendalian (control chart) sehingga dapat diketahui kapan
suatu keadaan dikatakan masih dalam kendali (in control) yang tidak memerlukan
perubahan, dan kapan dikatakan di luar kendali (out of control) sehingga
memerlukan perubahan atau pengaturan kembali.

Sebagai contoh penerapan metode control chart pada sebuah perusahaan industry
pangan, control chart ( bagankendali ) dapat digunakan untuk menjaga agar produk
tetap dalam tingkat mutu yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai melalui
perencanaan mutu produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
konsumen, penggunaan alat dan prosedur pengujian yang benar. Pemeriksaan serta
tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan produk dari standard atau
spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam perencanaan. Pemilihan bahan, kondisi
proses dan peralatan yang sesuai merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
suatu industri.

Berikut adalah contoh gambaran control chart yang digunakan pada pengendalian
kualitas:
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal
sebagai metode grafik yang digunakan untuk mengevaluasi apakan suatu proses
berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat
memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.

Metode ini dapat membantu perusahaan dalam mengontrol proses


produksinya dengan memberikan informasi dalam bentuk grafik. Tujuan dari
perancangan program aplikasi contol chartini adalah untuk melihat sejauh mana
tingkat keberhasilan suatu proses produksi sehingga bisa dijadikan pedoman
dalam mengarahkan perusahaan kearah pemenuhan spesifikasi konsumen.

Control chart akan membantu process owner keluar dari kebiasaan buruk,
yaitu hanya mengambil tindakan berdasarkan data-data terbaru saja. Jika hanya
melihat data-data terbaru, info yang didapatkan tidak akan cukup lengkap untuk
menghasilkan keputusan yang baik. Control chart ini juga akan memberitahu,
kapan untuk melakukan investigasi lanjutan atas sebuah penyimpangan, dan
kapan bisa membiarkannya saja. Singkatnya, control chart akan membantu untuk
lebih produktif dan menghindari waktu dan energi terbuang untuk hal-hal yang
tidak perlu.
DAFTAR PUSTAKA

https://suwandihan.wordpress.com/2012/05/11/jaminan-mutu-dalam
industri- pangan/(Diakses tanggal 1 November 2016).
http://repository.upi.edu/1365/4/s_d5051_0611189_chapter3.pdf.
(Diakses tanggal 1 November 2016).
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-control-chart-peta-kendali-
dan-tahapan-membuatnya/ (Diakses tanggal 1 November 2016).
http://aktivismenginspirasi.blogspot.co.id/2015/05/makalah-control-chart-
peta-kendali.html (Diakses tanggal 1 November 2016).

Anda mungkin juga menyukai