Anda di halaman 1dari 15

TATA KELOLA SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH

PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS


MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5.0

Lintang Puspa Fadilah

Prayoga Pribadi, Ranggi Praharaningtyas,


Sistem Informasi
STMIK Amikom Purwokerto

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang tata kelola Sistem Informasi Kesehatan


Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti ditemukan beberapa permasalahan yaitu
implementasi tata kelola TI yang belum berjalan maksimal, kurangnya
komunikasi antar bagian, sumber daya manusia yang belum memadai, dan sering
terjadinya keterlambatan pengumpulan data. Peneliti menggunakan kerangka
kerja Cobit 5.0 dengan model capability level. Penelitian ini memiliki sasaran
pada Enterprise Goal Operational and Staff Productivity dan Skilled and
Motivated People dengan 6 tools utama dengan pencapaian nilai terendah terdapat
pada BAI07 yang berada pada level 1 dan nilai tertinggi pada proses EDM04,
APO01, dan APO07 berada pada level 3. Maka ditemukan hasil perhitungan
Capability berada pada level 2 yaitu Managed Proses yang artinya pada level ini
performa proses telah dikelola, dijalankan dan diimplementasikan cukup baik.

Kata Kunci : Tata kelola, Sistem Informasi Kesehatan Daerah, Cobit 5.0

PENDAHULUAN
Dinas kesehatan Banyumas mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Hampir

seluruh bagian di dalam Dinas Kesehatan Banyumas sudah menggunakan

sistem informasi, salah satunya adalah sistem informasi kesehatan daerah

yang terbilang baru dan belum pernah diadakannya evaluasi sehingga peneliti

sangat tertarik untuk meneliti dan menata kelola yang menghasilkan temuan
dan rekomendasi. Dalam menjalankan tujuan tersebut masih terdapat

beberapa permasalahan dalam mengimplementasikan teknologi informasi.

Hal ini dapat terlihat pada beberapa permasalahan yang timbul saat ini,

diantara lain adalah belum adanya pengelolaan dan pemeliharaan

infrastruktur sumber daya yang tersedia dan terpelihara dalam lingkungan

kerja. Dikarenakan masih adanya pemborosan infrastruktur teknologi

informasi yang terjadi, seperti pembelian fax email yang tidak terpakai dan

sia - sia karena sudah adanya aplikasi yang menggantikannya, dimana

harapan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas adalah mampu

mengoptimalkan ketersediaan biaya untuk mengalokasikan dana sesuai

kebutuhan.

Belum adanya perlindungan dan penganalisaan data berupa softcopy

dan hardcopy sebagai dasar untuk menunjukan kesesuaian dan efektivitas

proses dikarenakan masih banyaknya data - data yang hilang disebabkan

seperti terkena virus dan komputer yang rusak. Lalu adanya data yang tidak

tersusun rapi menyebabkan data menjadi tececer tidak terkontrol, maka

diharapkan dapat mencapai pengamanan yang sesuai standar SOP (Standar

Operasional Prosedur) dimana tidak akan terjadi lagi kehilangan dalam

penyimpanan di Komputer dan dilakukannya perapihan dan pembagian

penyimpanan data dalam satu tempat dengan penanggung jawab. Lalu belum

adanya identifikasi dan pengontrolan yang diperoleh dari hasil pembaharuan

yang berinovasi seperti jika ada prosedur pengerjaan yang baru

mengakibatkan pekerjaan menjadi kacau, dimana hasil kerja tidak sesuai


dengan perencanaan. Seharusnya setiap ada prosedur pekerjaan baru

dipastikan dijalankan dan diimplementasikan.

Pengendalian pengelolaan sumber daya manusia belum disesuaikan

dengan kinerja sistem, dikarenakan masih adanya pekerjaan yang tidak sesuai

dengan keahlian yang dipunya. Hasil kerja yang diperoleh belum sesuai

perencanaan dikarenakan pelaporan yang dikerjakan belum sesuai dengan

data data yang ada, dimana yang seharusnya bahwa pelaporan yang dibuat

sesuai dengan data yang ada seperti data pasien dan data obat. Dan proses

pengerjaan yang lama, dikarenakan tenaga kerja yang menangani masalah IT

sangat minim. Harapannya adalah hasil kerja tepat dan cepat sesuai dengan

waktu yang ditentukan.

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka Dinas Kesehatan

Banyumas memerlukan sebuah penilaian terhadap tata kelola teknologi

informasi menggunakan COBIT (Control Objectives for Information and

related Technology) merupakan sebuah kerangka kerja atau framework TI

yang diterbitkan oleh ISACA (Informastion System Evaluasi and Control

Association). COBIT 5.0 merupakan pengembangan dari COBIT 4.1

yaitusalahsatu framework yang digunakan untuk melakukan proses evaluasi

pada tahun 2007. COBIT 5.0 menyediakan prinsip-prinsip, praktek-praktek,

alat-alat analisis, dan model yang diterima secara global dan dirancang untuk

membantu memaksimalkan kepercayaan pimpinan bisnis dan TI mengenai

nilai dari informasi dan aset teknologi perusahaan (ISACA, 2012) Standar

COBIT 5.0 dipilih karena kerangka kerja ini mampu memberikan gambaran

paling detail mengenai sebuah control tata kelola teknologi informasi di


Dinas Kesehatan Banyumas. Framework COBIT 5.0 menyediakan input dan

output untuk setiap management practice, sementara COBIT 4.1 hanya

menyediakan ini pada tingkat prosesnya saja. COBIT 5.0 lebih memberikan

penekanan kepada enabler, sedangkan pada COBIT 4.1 tidak menyebutkan

secara spesifik enabler yang dimaksud. (Hans, 2017). Berdasarkan Enterprise

Goals terkait permasalahan diatas penelitian ini menggunakan domain

EDM04, APO01, APO04, APO07, BAI05 dan BAI07 yang mengatur tentang

pengoptimalan operasi, produktifitas produk dan mengatur pengelolaan

tenaga kerja yang terampil dan termotivasi. Berdasarkan uraian masalah

diatas, maka penelitian yang diusulkan yaitu “Tata Kelola Sistem Informasi

Kesehatan Daerah Pada Dinas Kesehatan Banyumas Menggunakan Kerangka

Kerja Cobit 5.0”.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

COBIT 5

COBIT 5 adalah kerangka kerja untuk tata kelola dan manajemen

TI perusahaan (IT governance framework), dan juga kumpulan alat

yang mendukung para manager untuk menjembatani jarak (gap) antara

kebutuhan yang dikendalikan (control requirements), masalah teknis

(technical issues) dan resiko bisnis (business risk) (ISACA,2012).

Versi evolusi menggabungkan pemikiran terbaru dalam tata kelola

perusahaan dan teknik manajemen, dan memberikan prinsip-prinsip

yang diterima secara global, praktek, alat-alat analisis dan model untuk

membantu meningkatkan kepercayaan, dan nilai dari sistem informasi.


a. Model referensi proses pada COBIT 5

COBIT 5 memiliki model refrensi proses, Semua proses

dapat mewakili segala aspek diperusahaan berkaitan dengan

kegiatan TI. Proses model refrensi COBIT 5 terdiri dari 37 proses.

Semua proses tersebut dikelompokkan menjadi dua domain utama

yaitu tata kelola TI dan manajemen.

b. Skala Pengukuran COBIT 5

Pengukuran kemampuan proses dan peringkat skala COBIT

5 mengacu pada ISO/IEC 15504. Peringkat skala yang ada di

dalam ISO/IEC 15504 ini adalah:

1) Not achieved (N)

Terdapat sedikit bukti atau tidak ada sama sekali pencapaian

atribut yang telah didefinisikan dalam penilaian proses. Skor

sebesar 0-15% prestasi.

2) Partally achieved (P)

Terdapat beberapa bukti pencapaian mengenai pendekatan

aktivitas dan terdapat sebagian pencapaian atribut atas proses

tersebut . Skor sebesar 15-50% prestasi.

3) Largely achieved (L)

Terdapat bukti sistematis dan prestasi yang signifikan, namun

masih ada kelemahan yang muncul. Skor sebesar 50-85%

prestasi.

4) Fully achieved (F)


Terdapat bukti lengkap dan sistematis atas pencapaian. Tidak

ada kelemahan atau prestasi baik. Skor sebesar 85-100%

prestasi.

c. Tingkat Kapabilitas Proses dalam COBIT 5

Tingkat Kapabilitas Proses berdasarkan pada ISO/IEC

15504 mengenai Software Engineering dan Process Assessment.

Pada COBIT 5 terdapat enam tingkat antara lain: Level 0,

Incomplete Process, Level 1, Performed Process, Level 3,

Managed Process, Level 4, Established Process dan Level 5,

Optimizing Process.

METODE PENILITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah metode adalah metode dengan cara

pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengamati serta

menganalisis berkas berkas atau dokumen dokumen yang suda ada

yang berhubungan dengan masalah tersebut (Satori,2009). Dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari

kepustakaan yang berhubungan dengan metode penelitian COBIT 5.0.

Sumber sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, hasil

hasil penelitian sebelumnya dan sumber lainnya seperti mencari di

internet.
2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk

mendapatkan data dari responden. Wawancara (interview) dapat

berupa wawancara personal (personal interview) yaitu wawancara

dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden, wawancara

intersep (intercept interview) yaitu sama dengan wawancara personal

(personal interview) tetapi responden-responden dipilih di lokasi-

lokasi umum, misalnya dilakukan di mal. dan wawancara telepon

(telephone interview) yaitu wawancara yang dilakukan lewat telepon.

Jogiyanto (2008). Dalam penelitian ini menggunakan berupa

wawancara personal (personal interview) yaitu bertemu secara

langsung dengan staff IT yang dilakukan di Dinas Kesehatan

Banyumas dengan alat bantu sebuah rekaman.

3. Kuesioner

Kuesioner diperlukan untuk digunakan membentuk konstruk-

konstruk. Kuesioner biasanya berisi dengan banyak item yang

dijadikan sebagai pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Untuk dapat

diukur, maka nantinya item-item pertanyaan tersebut akan diukur

dengan skala pengukuran. (Jogiyanto, 2008). Pada penelitian ini, tahap

awal yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kapabilitas (capability

level) adalah dengan membuat kuesioner, kuesioner didapat dari hasil

mapping Enterprise Goals dan IT-Related Goals. Adapun hasil

kuesioner terlampir.
4. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data – data

yang perlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara

intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian. (Satori, 2009). Dalam penelitian ini teknik

studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dokumen file file

seperti buku buletin jendela dan data informasi kesehatan, profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Banyumas, manual book simpus beta version

2.0 serta gambar gambar pada saat kejadian terkait. Adapun

dokumentasi gambar terlampir.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat – alat yang digunakan dalam penelitian

a. Perangkat Keras (Hardware) :

1) Notebook ACER 722

2) Mouse Sturdy

3) Printer HP 2135

b. Perangkat Lunak (Software) :

1) Windows 7

2) Microsoft Office 2007

3) Foxit Reader PDF

4) Google Chrome (Web Browser)

2. Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa dokumentasi

laporan sebagai berikut :

a. Buku Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan tahun

2016 oleh Dr.Guardian Yoki Sanjaya, dkk.

b. Manual Book Simpus BETA version 2.0 Dinas Kesehatan

Kabupaten Banyumas.

c. Buku Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2016 oleh

Dinas Kabupaten Banyumas.

C. Konsep Penelitian

Konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Konsep Penelitian

Tahap 1 – Perencanaan Peneletian

Studi Pustaka Studi Dokumentas i Wawancara

Tahap 2 – Scenario Mapping

Sasaran Mapping Enterprise Mapping IT


Goals to IT related related Goals to
Enterprise Goals
Process
Goals

Penyusunan
Kuisioner

Tahap 3 – Capability Level dan Analisis GAP

Kuisioner Perhitungan Analisis Rekomenda


Capability GAP si
Level

Keterangan :

1. Tahap 1 – Perencanaan Penelitian

Tahap perencanaan penelitian merupakan tahap awal yang penting

untuk dilakukan dalam melakukan tata kelola. Tahap ini harus


dilakukan secara matang agar kegiatan tata kelola dapat berjalan

dengan terarah dan sistematis. Pada penelitian ini, tahap perencanaan

penelitian dilakukan untuk memperoleh proses-proses domain pada

COBIT 5 yang terpilih sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sebagai

ruang lingkup. Tahap ini dilakukan dengan studi pendahuluan yaitu

studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk dapat memahami teori-

teori tata kelola teknologi informasi dan pemahaman tentang

framework COBIT 5. Untuk mengidentifikasi masalah di Dinas

Kesehatan Banyumas dengan wawancara dan observasi langsung pada

Sistem Informasi Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan Banyumas.

2. Tahap 2 – Scenario Mapping

Langkah awal dalam penelitian adalah melakukan pemetaan atau

mapping sasaran strategis Sistem Informasi Kesehatan Daerah di Dinas

Kesehatan Kabuaten Banyumas terhadap goal objectives COBIT 5

untuk mengetahui kebutuhan sasaran strategis objek. Dari hasil

pemetaan, proses-proses yang terpilih nantinya akan digunakan sebagai

acuan penyusunan pertanyaan-pertanyaan tata kelola yang tertuang

dalam kuesioner.

3. Tahap 3 – Capability level

Setelah diketahui ruang lingkup tata kelola yang didapat dari

pemetaan atau mapping, maka tahap selanjutnya adalah perhitungan

capability level dan analisis GAP. Tahap ini dilakukan dengan

menyusun hasil kuesioner berdasarkan standar Self Assesment Guide


COBIT 5. Di sini dilakukan penjabaran terhadap temuan-temuan tata

kelola.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menentukan kondisi pada level manakah aktifitas – aktifitas yang

terdapat pada form kerja audit itu berada, maka dilakukan analisis berupa mencari

level yang tepat pada form hasil kuesioner. Dari hasil mapping enterprise goals

terhadap sasaran strategis yaitu 14. Operational and staff productifity, 16. Skilled

and motivated people setelah Enterprise Goals terpilih kemudian di mapping ke

Itrelated Goals. IT-related Goals yang terpilih pada pemetaan tersebut, digunakan

sebagai inputan proses pemetaan selanjutnya, yaitu pemetaan Itrelated Process08.

Adequate use of applications, Informatios, and technology solution,16.Competent

and motivated business and IT personel. Hasil dari proses-proses tersebut yang

sesuai dan mendukung digunakan sebagai acuan penyusunan pertanyaan-

pertanyaan evaluasi yang tertuang dalam form assessment. Daftar pertanyaan form

assessment disusun berdasarkan standar base practice dan work product output

domain EDM04, APO01, APO04, APO07, BAI05, BAI07

Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Capability Level dan Analisis GAP

No IT Process Keterangan Level Target GAP

1 EDM04 Memastikan pengoptimalan 3 4 1


sumber daya
2 APO01 Mengelola framework manajemen 3 4 1
TI
3 APO04 Mengelola Pembaruan 2 4 2
4 APO07 Mengelola sumber daya manusia 3 4 1

5 BAI05 Mengelola perubahan organisasi 2 3 1


pemberdayaan
6 BAI07 Mengelola perubahan dan 1 3 2
penerimaan transisi
A. Hasil Perhitungan Rata rata Capability Level

Hasil perhitungan pengoptimalan Capability Leveldiketahui sumber

daya (EDM04) berada pada level 3 dengan target 4 dan gap 1,pengelolaan

framework manajemen TI (APO01) berada pada level 2 dengan target 3 dan

gap 1, Pembaharuan TI (APO04) berada pada level 2 dengan target 4 dan gap

2, pengelolaan SDM (APO07) berada pada level 3 dengan target 4 dan gap 1,

perubahan organisasi pemberdayaan (BAI05) berada pada level 2 dengan

target 3 dan gap 1 dan pengelolaan perubahan penerimaan transisi (BAI07)

berada pada level 1 dengan target 3 dan gap 2.

Berdasarkan data hasil penilaian capability level masing masing proses

maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui rata-rata capability level yang

telah dicapai oleh Dinas Kesehatan Banyumas. Perhitungan dilakukan dengan

rumus rata-rata sebagai berikut:

Capability Level = (0 * y0) + (1 * y1)....(5 * y5)


z
Keterangan :

Yn (y0...y5) = jumlah proses yang berada dilevel n

z = jumlah proses yang dievaluasi

Berdasarkan data pencapaian level masing-masing proses, maka

perhitungan rata-rata Capability Level adalah sebagai berikut:

Capability Level = (0 * 0) + (1 * 1) + (2 * 2) + (3 * 3) + (4 * 0) + (5 * 0)
6

Capability Level = (0) + (1) + (4) + (9) + (0) + (0)


6

Capability Level = 14 = 2,33


6
Dari hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa capability level

pada proses tata kelola Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) di

Dinas Kesehatan Banyumas yang saat ini berada di level 2,33 artinya

capability berada pada level 2 (managed process) di mana pengoptimalan

sumber daya (EDM04), pengelolaan framework manajemen TI (APO01),

pembaharuan TI (APO04), pengelolaan SDM (APO07), perubahan organisasi

pemberdayaan (BAI05) dan pengelolaan perubahan penerimaan transisi

(BAI07) sudah dilakukan dengan cukup baik, karena pada level 2 managed

process telah dikelola, dijalankan dan diimplementasikan dalam cara yang

lebih teratur, kemudian work productnya dijalankan oleh Dinas. Prioritas

bergantung pada kebutuhan Dinas. Pada pembahasan selanjutnya akan

dibahas rekomendasi dan saran apa yang dapat diterapkan dan

diimplementasikan di Dinas Kesehatan Banyumas untuk mencapai nilai tata

kelola yang diharapkan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang disampaikan terbagi menjadi masing – masing

level dikarenakan kriteria pencapaian tiap level berbeda – beda. Diharapkan

Dinas Kesehatan Banyumas dapat melakukan perbaikan untuk mencapai level

3 dan level 4. Berikut adalah beberapa point rekomendasi untuk mengatasi

Gap Capability pada level 2 di Dinas Kesehatan Banyumas


Tabel 1.4 Rekomendasi
Proses Rekomendasi Proses Rekomendasi
EDM04 Menerapkan redundancy dalam regenerasi APO07 Pembuatan HRIS (Human Resources
infrastruktur, agar infrastruktur yang sedang Information System) sistem yang digunakan
diregenerasi tetap dapat berjalan dan tidak oleh departemen sumber daya manusia untuk
mengganggu proses bisnis. melacak karyawan dan informasi tentang
mereka.
APO01 Melakukan pemasangan Anti Virus, BAI05 Penerapan KPI (Key performance Indicator)
pembatasan hak akses serta memberikan untuk mengukur parameter kinerja agar sesuai
pengamanan untuk serangan yang berupa dengan data yang ada.
SQL Injection dan bentuk – bentuk
pengamanan database lainnya.

APO04 Penambahan fitur prosedur pekerjaan yang di BAI07 Adanya penerapan penilaian menggunakan
update setiap adanya pembaharuan dalam SPK (Sistem Penunjang Keputusan) pada
Website Dinkes. setiap orang di dalam organisasi SIKDA
untuk menentukan keputusan penerimaan dan
transisi tenaga kerja.

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tata kelola menggunakan COBIT 5.0 pada Sistem

Informasi Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

menghasilkan rekomendasi yang sudah dijelaskan pada BAB sebelumnya.

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu :

1. Peneliti melakukan penilaian terhadap tata kelola Sistem

Informasi Kesehatan Daerah dengan sasaran Enterprise Goals

Operational and staff productivity dan Skilled and motivated

people dengan menghasilkan 6 domain yang teridentifikasi yaitu

EDM04 berada pada level 3, APO01 berada pada level 3, APO04

berada pada level 2, APO07 berada pada level 3, BAI05 berada

pada level 2 dan BAI07 berada pada level 1. Nilai terendah

terdapat pada BAI07 dan tertinggi pada proses EDM04, APO01,

dan APO07.
2. Hasil Perhitungan Capability Level pada SIKDA di Dinas

Kesehatan Kabupaten Banyumas berada di level 2,33 artinya

capability berada pada level 2 (managed process) dimana

pengoptimalan sumber daya (EDM04), pengelolaan framework

manajemen TI (APO01), pembaharuan TI (APO04), pengelolaan

SDM (APO07), perubahan organisasi pemberdayaan (BAI05)

dan pengelolaan perubahan penerimaan transisi (BAI07) sudah

dilakukan dengan cukup baik, karena pada level 2 performa

proses telah dikelola, dijalankan, dan diimplementasikan dalam

cara yang lebih teratur.

B. Saran

Berdasarkan tata kelola yang telah dilakukan, menghasilkan beberapa

saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan, yaitu : Pada penelitian

selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penilaian menggunakan

kerangka kerja atau metode penilaian yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai