NPM : 202062201073
a. Statistika Deskriptif
Digunakan untuk mengambil sampel acak dari hasil suatu proses, kemudian menentukan
apakah karakteristik hasil masuk pada satu rentang kendali yang wajar.
Merupakan proses memeriksa sampel barang dari suatu lot, dan menentukan apakah lot
teresebut diterima atau ditolak.
SPC sendiri digunakan untuk mengenali perubahan dan variasi karakteristik kualitas
yang terjadi selama proses produksi. Variasi ini dapat menyebabkan cacat kualitas dan
kurangnya konsistensi produk.
Penyebab variasi dapat dikategorikan dalam dua macam. Pertama, penyebab umum
(common cause of variation), yaitu penyebab berupa perbedaan kecil dalam pemrosesan,
bersifat acak, sulit dikenali, dan tidak dapat dihindari. Contohnya isi minuman tidak selalu
rata, krim pada roti tidak selalu sama, dll.
Kedua, penyebab tertunjuk (assignable cause of variation), yaitu penyebab yang jelas
teramati, dapat dikenali secara tepat, dan dapat diperbaiki. Contohnya kualitas bahan baku
yang buruk, karyawan yang membutuhkan pelatihan, mesin yang aus, dll.
1. Statistik Deskriptif
Rata-rata (Mean)
Jangkauan (Range)
Metode yang digunakan untuk memantau proses produksi adalah bagan kendali
(control chart). Bagan ini terdiri atas 3 bagian, yaitu garis tengah (center line), batas kendali
atas (upper control limit), dan batas kendali bawah (lower control limit). Proses dikatakan
keluar kendali jika plot data menunjukkan satu atau lebih sampel melampaui batas kendali
tersebut.
Bagan kendali ini digunakan untuk memantau karakteristik bersifat terukur dan
memiliki skala yang kontinyu, seperti tinggi, berat, volum, dan lebar.
Bagan ini digunakan untuk memantau perubahan dalam rata-rata proses. Perhitungan
dilakukan dengan mengambil beberapa kumpulan sampel dan menghitung rata-rata masing-
masing. Tiap sampel terdiri atas 4 s.d 5 pengamatan. Kemudian garis tengah dihitung sebagai
rata-rata dari kumpulan rata-rata sampel tersebut.
Bagan ini digunakan untuk memantai persebaran atau keragaman dalam proses.
Dalam memantau kualitas proses, kedua bagan kendali harus digunakan, karena dapat terjadi
pergeseran kualitas terdeteksi oleh satu bagan tapi tidak oleh bagan lainnya.
Bagan ini digunakan untuk mengukur karakteristik kualitas yang bersifat terhitung. Sebagai
contoh jumlah bohlam yang gagal, proporsi telur yang busuk dalam karton, dll.
a. P-Charts
Digunakan untuk mengukur proporsi barang yang cacat dalam sebuah sampel. Bagan ini
digunakan jika ukuran sampel dapat dihitung. Contohnya proporsi biskuit yang cacat, di
mana sampel biskuit yang dipanggan dapat diketahui. Garis tengah dihitung sebagai rata-rata
proporsi cacat dalam populasi dilambangkan dengan p. Standar deviasi proporsi
dilambangkan σp
b. C-Chart
Digunakan untuk menghitung jumlah cacat secara aktual. Bagan ini digunakan jika ukuran
sampel tidak dapat dihitung. Contohnya jumlah pelanggan yang komplain dalam sehari, di
mana jumlah pelanggan dalam sehari tidak pasti.
Namun rata-rata proses tidak selalu sama dengan rata-rata spesifikasi. Sehingga
pengukuran kapabilitas perlu dimodifikasi menjadi:
C. SAMPEL UNTUK PENERIMAAN (ACCEPTANCE SAMPLING)
Metode untuk menentukan apakah suatu batch atau lot dapat diterima atau ditolak
dengan memeriksa secara acak sejumlah barang dari suatu lot atau batch tersebut. Penarikan
sampel dilakukan jika: