STATISTIK (SPC)
Disusun oleh Kelompok
1. Toifsa Rosita Dewi F0218113
2. Tri Martines W. F0218114
3. Umu Ni’matun N. F0218115
PENGENDALIAN PROSES
STATISTIK (SPC)
Statistik proses kontrol (SPC) adalah aplikasi metode
statistika untuk pemantauan dan pengendalian proses untuk
memastikan bahwa dia bekerja pada potensi penuh untuk
menghasilkan produk yang sesuai. Dalam SPC, proses
berperilaku diduga untuk memproduksi sebanyak mungkin
produk sesuai dengan limbah paling mungkin. Alat kunci dalam
SPC adalah kontrol grafik, fokus pada perbaikan terus-menerus
dan dirancang percobaan.
Dalam menggunakan SPC untuk mengukur kinerja suatu
proses, suatu proses dikatakan bekerja dalam kendali statistika
apabila sumber variasinya hanya berasal dari sebab - sebab
umum (alamiah) dan variasi khusus / terusut (assignable).
Tujuan dari SPC adalah memberikan sinyal statistika apabila
terdapat sebab - sebab variasi khusus. Dengan SPC kita dapat
mempercepat tindakan yg diperlukan untuk menyingkirkan sebab
- sebab khusus (assignable) tersebut
VARIASI ILMIAH (NATURAL
VARIATION)
Variasi Ilmiah (Natural Variation) adalah variabelitas yg
mempengaruhi setiap proses produksi dgn derajat yg berbeda dan
telah diproduksi sebelumnya, serta sering disebut suatu penyebab
umum. Variasi alamiah bertindak seperti suatu sistem konstan yg
memproduksi sebab-sebab yang sifatnya acak. Meskipun setiap
nilainya berbeda, sebagai suatu kelompok, nilai mereka tersebut
membentuk suatu pola yg dapat digambarkan sebagai suatu
distribusi (distribution).
VARIASI TERSUSUT (ASSIGNABLE
VARIATION)
Variasi Tersusut (Assignable Variation) adalah variasi dalam
proses produksi yang dapat ditelusuri ke sebab-sebab tertentu.
Variasi alamiah dan variasi terusut membedakan dua buah
tugas tujuan manajer operasional :
Variasi alamiah : harus bekerja secara terkendali.
Variasi terusut : harus dikenali dan disingkirkan sehingga
semua proses tetap berada dalam kendali.
SAMPEL
Karena variasi alami dan dapat ditugaskan, kontrol proses
statistik menggunakan rata-rata sampel kecil (sering terdiri dari
empat hingga delapan item) dibandingkan dengan data pada
bagian-bagian individual.
Skala horizontal dapat berupa sesuatu yang berat atau
panjang. Skala vertikal adalah frekuensi.
DIAGRAM KENDALI
Ada tiga jenis keluaran proses dalam kendali proses :
1. Berada dalam kendali dan proses tersebut mampu
menghasilkan barang dalam batas-batas kendali yang telah
2. Berada dalam kendali, tetapi proses tersebut tidak mampu
menghasilkan barang dalam batas kendali.
3. Di luar kendali : suatu proses yang tidak terkendali karena
mempunyai variasi- variasi sebab yang terusut
DIAGRAM KENDALI VARIABEL
Diagram kendali kualitas untuk variabel yang menunjukkan
terjadinya perubahan dalam kecenderungan terpusat dari suatu proses
produksi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh factor -faktor :
usangnya peralatan, kenaikan suhu secara bertahap, metode berbeda
yg digunakan oleh giliran kerja kedua, atau bahan-bahan yang baru
dan lebih kuat.
Diagram kendali yang menelusuri “jangkauan” (range=R) dalam
suatu sampel, grafik ini menunjukkan peningkatan atau penurunan
dalam keseragaman yg telah terjadi dalam seberan dari suatu proses
produksi.
TEOREMA LIMIT TENGAH
Landasan teoritis bagi diagram adalah teorema limit tengah
(central limit theorem). Teorema tersebut juga menyatakan :
Rerata dari distribus akan sama dengan rerata dari seluruh
populasi µ.
Standar deviasi dari distribusi sampling σ akan menjadi deviasi
standar populasiσ dibagi dengan akar kuadrat dari jumlah
sampelnya n
MENETAPKAN BATAS-BATAS
DIAGRAM RERATA
Karena standar deviasi proses tidak diketahui atau sulit
dihitung, kita umumnya menghitung batas – batas kendali
berdasarkan nilai jangkauan rata – rata, bukan berdasarkan
standar deviasi. Jangkauan didefinisikan sebagai selisih
antara nilai terbesar dan nilai terkecil dalam suatu sampel.
MENETAPKAN BATAS-BATAS DIAGRAM
JANGKAUAN (DIAGRAM R)
Selain tugasnya memperhatikan rata-rata proses, para manajer
operasi juga perlu memperhatikan dispersi dari proses atau
jangkauannya. Para manajer operasi menggunakan diagram
kendali jangkauan untuk memantau variabilitas proses, selain
diagram kendali rata-rata yang memantau kecenderungan tengah.
Teori di balik diagram kendali sama dengan teori untuk
diagram kendali rata-rata proses. Batas-batas yang ditentukan
memiliki ± 3 standar deviasi dari distribusi jangkauan rata-rata R.
MENETAPKAN BATAS-BATAS DIAGRAM
JANGKAUAN (DIAGRAM R)
Kita dapat menggunakan persamaan-persamaan berikut untuk
menentukan batas-batas kendali atas dan bawah untuk jangkauan :
dimana :
● UCLR = batas kendali atas untuk jangkauan
● LCLR = batas kendali bawah untuk jangkauan
● D4 dan D3 = nilai-nilai yang diperoleh
MENGGUNAKAN DIAGRAM RERATA DAN
JANGKAUAN
Distribusi normal didefinisikan oleh dua parameter, yaitu
rerata dan standar deviasi. Diagram (rerata) dan diagram R
menyerupai kedua parameter ini. Diagram peka terhadap
pergeseran nilai rerata proses, sedangkan diagram R peka
terhadap pergeseran nilai standar deviasi proses.
Langkah-langkah yang ditempuh ketika
menggunakan diagram kendali:
Pada umumnya, ada 5 langkah yang ditempuh saat menggunakan diagram dan
R,yaitu :
• Kumpulkan 20-25 sampel yang masing-masing berukuran n=4 atau n=5
dari proses yang stabil. Hitung rerata dan jangkauan setiap sampel.
• Hitung rerata keseluruhan, tetapkan batas-batas kendali yang sesuai,
biasanya pada tingkat 99,73%, dan hitung batas-batas kendali atas dan
bawah awal. Gunakan tabel yang tersedia sebagai acuan untuk batas-batas
kendali yang lain. Jika saat ini prosesnya belum stabil, gunakan rerata yang
diinginkan, µ, untuk menggantikan dalam menghitung batas-batas kendali.
Langkah-langkah yang ditempuh ketika
menggunakan diagram kendali:
● Gambar titik-titik rerata dan jangkauan sampel pada diagram
kendalinya masing-masing dan tentukan apakah titik-titik itu
berada di dalam atau di luar batas yang diterima.
● Periksa titik-titik atau pola titik yang menunjukkan dari
variasi tersebut, atasi penyebabnya, kemudian lanjutkan
prosesnya.
● Kumpulkan sampel tambahan. Bila perlu, sesuaikan batas-
batas kendali menggunakan data yang baru.
DIAGRAM KENDALI UNTUK ATRIBUT
● Nilai Cpk senilai 1,0 baik untuk batas kendali atas dan bawah
menunjukkan variasi proses berada dalam batas kendali atas dan
bawah. Nilai Cpk yang berada diatas 1,0 menunjukkan
prosesnya menjadi semakin terarah pada sasarannya dengan
berkurangnya cacat. Apabila Cpk kurang dari 1,00 , prosesnya
tidak akan memproduksi barang dalam toleransi yang telah
ditentukan. Dibutuhkan angka Cpk diatas 1,0 agar prosesnya
tetap berpusat dan tidak menyimpang atau “bergeser”.
SAMPLING KEBERTERIMAAN