Kelompok 8
Devi Septiana F0218024
Lidyana Ardiani Putri F0218055
Rayhandhia Afiary F0218094
Pengantar
Semakin banyak penelitian empiris telah meneliti peran penting yang dimainkan oleh
kepemimpinan etis dalam membatasi perilaku tidak etis dari pengikut. Para peneliti juga
menemukan hubungan positif antara kepemimpinan etis dan keduanya dalam peran dan
peran ekstra perilaku pengikut.
Namun, penelitian sebelumnya telah menekankan perlunya penelitian lebih dalam
tentang bagaimana pemimpin etis mempengaruhi pekerjaan perilaku pengikut dalam
organisasi. Sebagai tanggapan, penelitian ini meneliti bagaimana tanggapan pemimpin etis
saluran pengikut untuk pengobatan positif dari organisasi ke dalam pola pikir yang berbakti,
sehingga peran dan kinerja peran ekstra. Secara khusus, kita menganalisis bagaimana
moderat kepemimpinan etis hubungan dimediasi dukungan yang dirasakan organisasi
melalui orientasi tugas pada prestasi kerja dan Organizational Citizenship Behaviors (OCBs).
Tinjauan Literatur
– Hipotesis 1 meramalkan bahwa orientasi tugas akan memediasi hubungan antara persepsi
dukungan organisasi dan OCBI, OCBO, dan kinerja pekerjaan. Seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 3, orientasi tugas memediasi hubungan antara POS dan masing-masing variabel hasil.
Secara khusus, perkiraan efek tidak langsung rata-rata POS melalui tugas ori adalah 0,09 untuk
OCBI (95% CI 0,03-0,17); 0,07 untuk OCBO (95% CI 0,02-0,14); dan 0,13 untuk prestasi kerja
(95% CI 0,04-0,22). Karena nol tidak terkandung dalam interval kepercayaan 95%, Hipotesis 1
didukung.
– Hipotesis 2 mengusulkan bahwa kepemimpinan etis akan memoderasi hubungan antara POS
dan orientasi tugas. Hipotesis 2 melibatkan pengujian interaksi lintas level dengan kemiringan
acak (orientasi POS dan tugas) pada level-1. Analisis menunjukkan ada interaksi lintas level
yang signifikan secara statistik (β = 0,38, p <0,05). Untuk membantu dalam interpretasi
interaksi lintas level, kami merencanakan interaksi menggunakan nilai konvensional satu SD di
bawah rata-rata dan satu SD di atas rata-rata moderator (Aiken dan West 1991).
– Hipotesis 3 meramalkan bahwa hubungan yang dimediasi antara dukungan
organisasi yang dirasakan dan pengikut OCBI, OCBO, dan kinerja pekerjaan
melalui orientasi tugas dimoderasi oleh kepemimpinan etis, sedemikian rupa
sehingga hubungan yang dimediasi lebih kuat ketika kepemimpinan etis lebih
tinggi. Untuk menguji Hipotesis 3, kami menghitung efek tidak langsung dari
POS pada masing-masing variabel hasil pada tingkat yang lebih tinggi (1 SD di
atas rata-rata) dan lebih rendah (1 SD di bawah rata-rata) dari moderator,
kepemimpinan etis.
Diskusi
Dalam studi saat ini, kami mengacu pada teori pertukaran social menguji peran
yang dimainkan oleh POS dan kepemimpinan etis di Indonesia meningkatkan OCB
karyawan dan kinerja melalui pekerjaan mempertinggi orientasi tugas mereka.
Temuan kami menunjukkan bahwa orientasi tugas tingkat tinggi terus
dikembangkan Tabel POS mengarahkan pengikut untuk memberikan kontribusi
positif bagi organisasi dalam bentuk OCBI, OCBO, dan pekerjaan yang kinerja lebih
tinggi. Selain itu, kami menemukan bahwa hubungan yang dimediasi antara POS
dan perilaku kerja karyawan adalah juga dimoderatori oleh kepemimpinan etis,
sedemikian rupa sehingga hubungan positif lebih kuat ketika ada yang tinggi
daripada tingkat rendah kepemimpinan etis.
Implikasi Praktis
– Penelitian saat ini memiliki sejumlah implikasi praktis. Pertama, penelitian kami
menegaskan bahwa penting bagi organisasi untuk menciptakan iklim di mana
karyawan merasa didukung untuk meningkatkan orientasi tugas karyawan dan
mereka selanjutnya dalam kinerja peran dan ekstra-peran. Organisasi dapat
mulai dengan meningkatkan penyediaan dukungan yang terlihat melalui
penyediaan pengaturan kerja yang fleksibel, skema pendampingan, penyediaan
pengasuhan anak, dan rekreasi fasilitas. Daripada menggunakan pendekatan
menyeluruh, organisasi harus melihat dukungan apa yang dibutuhkan dan cara
terbaik untuk menargetkan program-program ini untuk memastikan bahwa
sumber daya organisasi tidak terbuang sia-sia (Maertz et al. 2007).
– Kedua, meskipun penelitian tentang kepemimpinan etis memiliki biasanya menekankan peran yang
dimainkan oleh kepemimpinan etis dalam mengurangi perilaku tidak etis dalam konteks organisasi,
kami penelitian juga menegaskan bahwa kepemimpinan etis dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku dalam peran dan peran ekstra karyawan melalui mempertinggi sejauh mana mereka
membalas positif perawatan dari organisasi. Secara khusus, ada bukti yang menunjukkan bahwa
investasi organisasi dilakukan untuk mendukung karyawan mungkin berlebihan jika manajer tidak
menampilkan kepemimpinan etis. Karena itu, organisasi harus berusaha mengidentifikasi individu
yang cenderung menunjukkan kepemimpinan etis dalam proses seleksi mereka, dan bergabung
pelatihan etis ke dalam program pengembangan kepemimpinan. Untuk misalnya, dalam proses
seleksi sketsa dapat digunakan untuk menilai bagaimana pemimpin potensial dapat menanggapi
berbagai etika skenario.
Keterbatasan dan Jalan untuk Penelitian Masa
Depan