(Measurement model)
NPM :1921011028
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul B. Inggris Motivating deference: Employees' perception of
authority legitimacy as a mediator of supervisor
motivating styles and employee workrelated
outcomes
Judul B. Indonesia Motivasi hormat: Persepsi karyawan tentang
legitimasi otoritas sebagai mediator pengawas gaya
motivasi dan hasil kerja terkait karyawan
Jurnal European Management Journal xxx (2018) 1-15
Volume & Halaman European Management Journal xxx (2018) 1-15
Tahun 2018
Penulis Yaniv Kanat-Maymon, Erez Yaakobi dan Guy Roth
Publikasi Elsevier Ltd
Subjek Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meneliti dua gaya
Penelitian motivasi pengawas: gaya otonomi-mendukung yang memelihara
sumber daya motivasi batin karyawan dan gaya kontrol di mana
pengawas menekan karyawan mereka untuk berperilaku dalam
manajer spesifik- cara yang diarahkan. Legitimasi otoritas yang
dipersepsikan ditentukan menurut Relational Model of Authority
(RMA). Hasil Studi 1 (n = 191) menunjukkan bahwa gaya
motivasi yang mendukung otonomi, tetapi bukan gaya
pengendalian, dikaitkan dengan kepuasan kerja, komitmen, dan
kelelahan karyawan melalui legitimasi. Hasil ini direplikasi
dalam Studi 2 (n = 314) dari berbagai perusahaan Israel secara
sukarela berpartisipasi. Dan merekrut peserta melalui iklan yang
diposting di jejaring sosial (mis., Facebook, WhatsApp, dll.).
Data dikumpulkan dengan menggunakan platform survei online
(Qualtrics). Untuk mengurangi distorsi tanggapan, para peserta
diberitahu bahwa tanggapan mereka akan diperlakukan secara
rahasia.
Para peserta bekerja di berbagai industri (3% dalam energi, 10%
dalam bahan dasar, 23% dalam produk konsumen, 10% dalam
kesehatan, 22% dalam layanan konsumen, 8% dalam keuangan,
8% dalam infrastruktur, 4% dalam infrastruktur, dan 20% dalam
teknologi) dan kategori pekerjaan. Usia rata-rata karyawan
adalah 30,77 tahun (kisaran ¼ 21e67 tahun, SD ¼ 8,80). Dari
karyawan, 70% adalah perempuan, 32% menikah, dan 70%
memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi. Masa jabatan organisasi
rata-rata adalah 6,39 tahun (kisaran e140 tahun, SD ¼ 7.21).
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kuesioner. Kuesioner ini diberikan pada Data dikumpulkan dari
192 pekerja dari berbagai perusahaan Israel. Peserta menanggapi
kuesioner melalui iklan yang diposting jejaring social.
Hasil analisis ini menggunakan model pengukuran untuk
menemukan hipotesisnya
- Ananlisis Strategi
Sebelum menguji hipotesis kami, kami melakukan analisis
Faktor Konfirmatori (CFA) untuk menilai validitas konvergen
dan diskriminan dari variabel inti. Untuk menguji Hipotesis 1e10
tentang peran mediasi legitimasi dalam hubungan antara gaya
motivasi yang dirasakan supervisor dan hasil bawahan, kami
memediasi peran legitimasi dalam hubungan antara gaya
motivasi yang dirasakan supervisor dan hasil bawahan, kami
mengadopsi pemodelan persamaan struktural (SEM) pendekatan
dalam AMOS.
Definisi - Motivasi otonom
Operasional 1. SDT adalah pendekatan untuk motivasi manusia yang
Variabel mengaitkan proses motivasi dengan kinerja dan kesejahteraan
Independen dan mengeksplorasi kondisi tempat kerja (misalnya, gaya
manajerial, kontingensi gaji) yang memfasilitasi atau merusak
motivasi berkualitas tinggi dan berkelanjutan (Deci & Ryan,
1985; Ryan & Deci, 2000). SDT telah berhasil diterapkan di
banyak domain termasuk pengasuhan anak, pendidikan,
perawatan kesehatan, dan olahraga, serta bidang motivasi dan
manajemen kerja (Deci et al., 2017; Ryan & Deci, 2000). Tidak
seperti pendekatan tradisional lain yang memperlakukan motivasi
sebagai konsep kesatuan, SDT berpendapat bahwa kinerja dan
kesejahteraan karyawan dipengaruhi oleh jenis motivasi yang
mereka miliki untuk kegiatan pekerjaan mereka. Jenis motivasi
dibedakan menjadi dua kategori besar: otonom dan terkontrol
(Deci & Ryan, 2000; Roth, Assor, Kanat-Maymon, & Kaplan,
2006).
- Motivasi Terkendali
Fundamental ke SDT adalah gagasan bahwa faktor sosial di
tempat kerja seperti gaya manajerial berdampak pada kepuasan
terkait, kompetensi, dan kebutuhan otonomi dan akibatnya
membentuk motivasi pekerja (Deci et al., 2017). Baru-baru ini,
para peneliti telah menyarankan mengadopsi pandangan yang
berbeda dari gaya manajerial dan efek motivasi mereka yang
berbeda (Jang et al., 2016; Patall et al.,2017). Pandangan ini telah
dilabeli sebagai model proses ganda; dengan demikian, motivasi
otonomi karyawan adalah konsekuensi dari gaya manajerial yang
berorientasi pada dukungan otonomi, sedangkan motivasi yang
dikendalikan karyawan muncul sebagai akibat dari frustrasi
otonomi.
Langkah- Organisasi dan karyawan yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Langkah dengan tahapan :
Metodelogi
1.Diambil dari meneliti dua gaya motivasi pengawas: gaya
otonomi-mendukung yang memelihara sumber daya motivasi
batin karyawan dan gaya kontrol di mana pengawas menekan
karyawan mereka untuk berperilaku dalam manajer spesifik- cara
yang diarahkan. Legitimasi otoritas yang dipersepsikan
ditentukan menurut Relational Model of Authority (RMA)yang
diambil 2 sampel yaitu 314 dan 192 pekerja dari berbagai
perusahaan Israel secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian
ini. Peserta direkrut dengan bantuan lima siswa M.A. yang
berpartisipasi dalam seminar penelitian tentang motivasi. Siswa
penelitian merekrut peserta melalui iklan yang diposting di
jejaring sosial (mis., Facebook, WhatsApp, dll.)