Abstract. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh antara Talent Management terhadap
Workforce Agility yang di mediasi oleh Employee Engagement di RS. PINNA. Penelitian ini
menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Pengambilan data digunakan yaitu teknik survei
dengan menyebar kuesioner kepada responden. Populasi objek dalam penelitian ini
merupakan karyawan tenaga medis sebanyak 63 orang dari 5 unit bagian yaitu Laboratorium,
Perawat, Bidan, Radiologi dan Farmasi dengan pengambilan sample secara random sebanyak
54 responden. Teknik analisis data menggunakan Analisis Jalur (Path Analisys) dengan
program SMARPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Talent Management
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Employee Engagement, 2. Employee Engagement
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Workforce Agility, 3. Talent Management tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Workforce Agility dan 4. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Talent Management melalui Employee Engagement terhadap
Workforce Agility di RS. PINNA.
1. PENDAHULUAN
Talent Management dipandang sebagai tahap strategis pengembangan sumber daya manusia.
Di saat persaingan pasar yang semakin kompetitif, peran sumber daya manusia dirasakan semakin
penting. (Pratamasari, 2019) menyatakan organisasi menyadari bahwa sumber daya manusia
merupakan faktor penting terciptanya keunggulan kompetitif organisasi integrasi, semua aktivitas
tersebut merupakan wujud dari penerapan Talent Management. (Affandi et al., 2019) menyebutkan
praktik Talent Management sendiri meliputi tiga aspek aktivitas organisasi yang terdiri dari working
culture, working condition, dan talent development. Oleh karena itu organisasi perlu melakukan
perencanaan sumber daya manusia. Organisasi perlu menetapkan kompetensi karyawan yang tepat dan
perencanaan yang matang baik dalam hal kualitas sumber daya manusia hingga sarana prasarana.
Sumber daya manusia yang ada perlu dikembangkan sesuai rencana strategis perusahaan. Penerapan
Talent Management yang baik akan berdampak pada peningkatan Workforce Agility seorang karyawan.
Rumah Sakit PINNA merupakan salah satu rumah sakit merintis dan mulai berkembang, upaya
diantaranya menciptakan manajemen baru dalam bentuk melakukan perbaikan baik dalam hal
infrastruktur maupun dengan peningkatan pengembangan karyawan. Seperti yang dikemukakan
(Sulaefi, 2017) bahwa perusahaan (manajemen) mempunyai kewajiban untuk merencanakan suatu
program bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka yang dibutuhkan
di tempat kerja. (Sulaefi, 2017) mengatakan pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi
karyawan dan organisasi agar lebih efektif. Kemudian disisi lain (Patri & Suresh, 2019) menjelaskan
Workforce Agility semakin berharga dalam lingkungan perawatan kesehatan yang berubah dengan
cepat dan tidak terduga. (Martin, 2015) mengatakan ketangkasan tenaga kerja sangat penting untuk
semua jenis organisasi, tetapi organisasi tenaga kesehatan lebih membutuhkan itu karena orang adalah
aset terbesar dalam organisasi tenaga kesehatan dan mereka berkontribusi pada pelayanan terhadap
pasien. Kontribusi baik yang diberikan oleh tenaga kesehatan akan muncul bila telah mempunyai
keterikatan yang dirasakan oleh karyawan (Employee Engagement). (Hughes & Rog, 2008)
menjelaskan bahwa lahirnya sikap atau dukungan positif karyawan dihasilkan dari terciptanya
Employee Engagement atau keterikatan karyawan. Membangun Employee Engagement adalah
tantangan yang dihadapi oleh setiap organisai atau manajemen perusahaan.
2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Talent Management
(Pandita & Ray, 2018) menjelaskan kemampuan dinamis karyawan dipengaruhi juga oleh budaya
kerja, kondisi kerja dan pengembangan bakat. Dalam hal ini, (Fitaloka et al., 2020) juga berpendapat
penerapan Talent Management akan membuat organisasi mampu untuk menciptakan kondisi kerja
ideal dengan cara menstimulasi, memotivasi dan mengembangkan bakat organisasi. Talent
Management memiliki dua aspek, yaitu aspek filosofi dan aspek praktik (Hughes & Rog, 2008).
Secara filosofi, Talent Management dapat dipandang sebagai pola pikir atau budaya organisasi di
mana karyawan benar-benar dihargai sebagai sumber keunggulan kompetitif. Aspek praktik, kerangka
berpikir ini diwujudkan dalam bentuk seperangkat kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang
terintegrasi secara efektif dan menyeluruh di seluruh perusahaan. Menurut (Affandi et al., 2019)
praktik Talent Management sendiri meliputi tiga aspek aktivitas organisasi yang terdiri dari working
culture, working condition, dan talent development. Working culture merupakan adalah bentuk
filosofi organisasi yang mendasari aktivitas organisasi. Organisasi yang memiliki budaya kerja yang
baik akan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja maksimal. Working condition merupakan
komitmen organisasi untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman namun kompetitif. Hal ini dapat
dicapai melalui sistem kompensasi yang kompetitif. Talent development merupakan bentuk
pengembangan kompetensi pekerja. Proses ini dilakukan untuk mendorong pencapaian rencana
strategis organisasi melalui kinerja karyawan. (Sopiah et al., 2020) menerangkan Talent Management
memiliki 4 indikator antara lain Planning Process, Employee Recruitment, Employee Development,
Compensation of Employees
3. Metode Penelitian
Penelitian berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diklasifikasikan menjadi empat
jenis yakni reporting study, descriptive study, explanatory study dan predictive study (Cooper &
Schindler, 2003). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana tujuannya untuk
mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis,
serta akurat dengan menggunakan angka yang menggambarkan karakteristik subjek yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah adalah simple random sampling dengan rumus
slovin margin error sebesar 5%, didapat sampel sejumlah 54. Instrumen dalam mengambil data untuk
penelitian ini berbentuk kuisioner (angket) yang berisi beberapa pertanyaan tentang persepsi atau
pandangan terhadap masalah yang diteliti dengan skala likert menggunakan lima pilihan jawaban. Data
yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan alat analisis Partial Least Square
(PLS).
Tabel 2. R-square
R-square
Employee Engagement (EE) 0.296
Workforce Agility (WA) 0.570
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa : Talent Management terhadap Employee
Engagement menghasilkan nilai R-square sebesar 0.296 (lemah) yang artinya variabilitas konstruk
Employee Engagement dapat dijelaskan oleh variabel konstruk Talent Management melayani sebesar
29.6% sedangkan 71.3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Model
pengaruh variabel Workforce Agility dengan nilai R-square 0.570 (kuat) yang artinya variabilitas
konstruk Workforce Agility dengan variable terikat yaitu Talent Management dan Employee
Engagement sebesar 57.0 % sedangkan 43.0 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji dalam
penelitian ini.
Setelah pengujian determinasi, maka dilakukan analisa jalur untuk mengetahui hubungan sebab
akibat dengan tujuan menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen
dengan variabel endogen dengan melakukan analisa bootstrapping untuk mendapatkan prediksi dari
hasil analisa jalur pada model penelitian ini. Berikut adalah gambar analisis jalur dengan analisa
bootstrapping :
Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) yang dapat kita lihat pada tabel path coefficient
membuktikan bahwa Employee Engagement memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Workforce Agility. Artinya temuan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu
yang menyatakan bahwa terdapat pada penelitian sebelumnya menunjukan bahwa variable
Employee Engagement memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Workforce Agility.
Sehingga hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi variabel Employee Engagement yang RS.
PINNA maka akan semakin tinggi juga Workforce Agility. Seperti pada dalam (Affandi et al.,
2019)yang mengatakan bahwa variabel Employee Engagement memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Workforce Agility. Bagi sebuah perusahaan memiliki Employee Angagement yang kuat
akan sangat menguntungkan, karena Employee Angagement adalah ciri dari cerminan baik dari
perusahaan atau organisasi yang dinilai oleh pasien dan pengunjung.
Hasil pengujian pada hipotesis ketiga (H3) yang dapat kita lihat pada tabel path coefficient
membuktikan bahwa variable Talent Management tidak memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variable Workforce Agility. Dapat dilihat ini bertolak belakang dengan
penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Talent
Management terhadap variable Workforce Agility didalam jurnal (Saputra et al., 2018). Sehingga hal ini
memiliki arti bahwa seharusnya semakin tinggi Talent Management yang dimiliki oleh perusahaan
atau organisasi maka sesemakin tinggi juga Workforce Agility. Workforce Agility adalah kemampuan
suatu perusahaan atau organisasi untuk mempertahankan Talent Managemet yang berkuliatas di
perusahaan atau organisasi yang membuat perusahaan atau organisasi tersebut memiliki tenaga
kerja yang berkualitas unggul (agile). Workforce Agility menjadi aset perusahaan atau organisasi
karena mereka adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk memimpin dengan semangat kewirausahaan, visi, dan semangat tim kerja,
yang akan menjadikan perusahaan atau organisasi menjadi yang terbaik. di bidangnya
dibandingkan dengan perusahaan dan organisasi lain.
Untuk mengetahui pengaruh langsung antar variabel yang diuji pada penelitian ini dapat dilihat
dari tabel 3 Path Coefficient diatas sedangkan untuk melihat pengaruh tidak langsung (mediasi) dalam
penelitian ini dapat kita lihat pada tabel 4 Specific Indirect Effect. Berikut adalah tabel dari Specific
Indirect Effect yang dapat menjelaskan pengaruh tidak langsung antar variabel yang diuji :
Hasil pengujian pada hipotesis keempat (H4) yang dapat kita lihat pada tabel Specific Indirect
Effect membuktikan bahwa variable Talent Management dan variabel Workforce Agility
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variable Employee Engagement. Artinya
sehingga semakin tinggi variable Talent Management dan Workforce Agility di RS. PINNA
maka akan semakin tinggi variable Emplyee Engagement. Hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yang berada didalam jurnal jurnal Abzari et.al (2014). Perusahaan atau organisasi
yang memiliki Talent Management yang baik terhadap karyawan akan membentuk Workforce
Agility dan Employee Engagement yang semakin baik yang menghasilkan pelayanan terhadap
pasien maupun pengunjung
Kesimpulan
5. Referensi
Affandi, A. S., Patrisia, D., Syahrizal, S., & Abror, A. (2019). The Effect of Employee Engagement and
Job satisfaction on Organizational Citizenship Behavior (OCB). 36(2), 212–229.
https://doi.org/10.2991/piceeba2-18.2019.69
Akbar, M. R. (2013). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement (Studi pada
Karyawan PT. Primatexco Indonesia di Batang). Journal of Sosial and Industrial Psychology,
2(1), 10–18. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip/article/view/2124
AL-Kasasbeh, A. M., Halim, M. A. S. A., & Omar, K. (2016). E-HRM, workforce agility and
organizational performance: A review paper toward theoretical framework. International Journal
of Applied Business and Economic Research, 14(15), 10671–10685.
Fitaloka, R., Sugarai, B., Arung Perkasa, A. R., & Saputra, N. (2020). Leadership Agility and Digital
Quotient Influence on Employee Engagement: between PT.X and PINRUMAH.COM. The
Winners, 21(2), 113–117. https://doi.org/10.21512/tw.v21i2.6768
Hughes, J. C., & Rog, E. (2008). Talent management: A strategy for improving employee recruitment,
retention and engagement within hospitality organizations. International Journal of
Contemporary Hospitality Management, 20(7), 743–757.
https://doi.org/10.1108/09596110810899086
Martin, A. (2015). Talent Management: Preparing a “Ready” agile workforce. International Journal of
Pediatrics and Adolescent Medicine, 2(3–4), 112–116.
https://doi.org/10.1016/j.ijpam.2015.10.002
Massie, R., Tewal, B., & Sendow, G. (2015). Pengaruh Perencanaan Karir, Pelatihan Dan
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Pada Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(05), 635–645.
McDonald, P., Brown, K., & Bradley, L. (2005). Explanations for the provision‐utilisation gap in work‐
life policy. Women in Management Review.
Pandita, D., & Ray, S. (2018). Talent management and employee engagement – a meta-analysis of their
impact on talent retention. Industrial and Commercial Training, 50(4), 185–199.
https://doi.org/10.1108/ICT-09-2017-0073
Patri, R., & Suresh, M. (2019). Agility in healthcare services: A systematic literature exploration.
International Journal of Services and Operations Management, 32(3), 387–404.
https://doi.org/10.1504/IJSOM.2019.098356
Paul, M., Jena, L. K., & Sahoo, K. (2020). Workplace Spirituality and Workforce Agility: A
Psychological Exploration Among Teaching Professionals. Journal of Religion and Health, 59(1),
135–153. https://doi.org/10.1007/s10943-019-00918-3
Poulose, S., & Sudarsan, N. (2018). Work life balance: A conceptual review. International Journal of
Advances in Agriculture Sciences.
Rachman, L., & Dewanto, A. (2016). Pengaruh Employee Engagement terhadap Kepuasan Kerja dan
Turnover Intention Perawat (Studi pada Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang). Jurnal
Aplikasi Manajemen, 14(2). https://doi.org/10.18202/jam23026332.14.2.14
Raharso, S. (2018). Membangun Agilitas Organisasi Melalui Budaya Organisasi Dan Berbagi
Pengetahuan. Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 139.
https://doi.org/10.24843/matrik:jmbk.2018.v12.i02.p06
Ratnawati, D. P. D., & Subudi, M. (2018). Pengaruh Talent Management Terhadap Employee Retention
Dengan Employee Engagement Sebagai Variabel Mediasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana , Bali , Indonesia Persaingan usaha pada era milenium saat ini ditandai
dengan perubahan iklim bisni. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(11), 6299–6325.
Robbins, S. P. (2006). Perilaku organisasi, edisi bahasa indonesia. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
Saputra, N., Abdinagoro, S. B., & Kuncoro, E. A. (2018). The mediating role of learning agility on the
relationship between work engagement and learning culture. Pertanika Journal of Social Sciences
and Humanities, 26(T), 117–130.
Soane, E., Truss, C., Alfes, K., Shantz, A., Rees, C., & Gatenby, M. (2012). Development and
application of a new measure of employee engagement: The isa engagement scale. Human
Resource Development International, 15(5), 529–547.
https://doi.org/10.1080/13678868.2012.726542
Sopiah, S., Kurniawan, D. T., Nora, E., & Narmaditya, B. S. (2020). Does talent management affect
employee performance?: The moderating role of work engagement. Journal of Asian Finance,
Economics and Business, 7(7), 335–341. https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no7.335
Sulaefi, S. (2017). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Disiplin Kerja Dan Kinerja
Karyawan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 5(1).
https://doi.org/10.26905/jmdk.v5i1.1212