Anda di halaman 1dari 4

Jurnal 1

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model yang mengusulkan bahwa Kepuasan terhadap
Kebutuhan Psikologis (PNS) dan Kepuasan terhadap Kebutuhan Fungsional (PNF) di tempat
kerja berperan sebagai mediator dalam hubungan antara nilai kerja dan kepuasan kerja. Sebagai
berikut:
1. Hubungan antara nilai Kerja dan Kepuasan Kerja:
Nilai kerja dikelompokkan menjadi empat faktor, yaitu nilai intrinsik, ekstrinsik, sosial, dan
status.
• Nilai kerja yang bersifat pertumbuhan diprediksi memiliki hubungan positif dengan
PNS di tempat kerja.
• Nilai kerja instrument diprediksi memiliki hubungan positif dengan PNF di tempat
kerja.
2. Hubungan Kepuasan terhadap Kebutuhan Psikologis (PNS) dan Kepuasan terhadap
Kebutuhan Fungsional (PNF) dengan Kepuasan Kerja:
• PNS di tempat kerja diprediksi memiliki hubungan positif dan sedang dengan kepuasan
kerja.
• PNF di tempat kerja diprediksi memiliki hubungan negatif dan kecil hingga sedang
dengan kepuasan kerja.
3. Mediasi oleh PNS dan PNF di Tempat Kerja:
• PNS di tempat kerja memediasi hubungan antara nilai kerja (intrinsik, sosial, dan
ekstrinsik) dengan kepuasan kerja. Hal ini membuktikan bahwa nilai kerja ini secara
tidak langsung memengaruhi kepuasan kerja melalui PNS di tempat kerja.
• Tidak ada bukti mediasi yang ditemukan untuk PNF di tempat kerja dalam hubungan
antara nilai kerja dan kepuasan kerja. Hal ini membuktikan PNF di tempat kerja tidak
berperan sebagai mediator dalam hubungan ini.
4. Implikasi:
Temuan penelitian ini mendukung konsep bahwa nilai kerja yang bersifat pertumbuhan
berkontribusi pada kepuasan kerja melalui PNS di tempat kerja. Nilai kerja instrumen dapat
mengarah pada PNF di tempat kerja dan secara tidak langsung dapat mengurangi kepuasan
kerja. Implikasi praktis meliputi pentingnya mempertimbangkan nilai kerja dalam konseling
karier dan pengembangan lingkungan kerja yang mendukung nilai kerja pertumbuhan.
Jurnal 2
1. Keandalan Data:
Cronbach's Alpha digunakan untuk menilai keandalan data yang digunakan. Dalam kuesioner
menunjukkan bahwa untuk 15 pertanyaan tentang lingkungan kerja, konsistensinya adalah
77,1%, sementara untuk kepuasan kerja nilainya lebih tinggi, yaitu 81,6%. Tingkat keandalan
yang tinggi menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan konsisten sehingga dapat digunakan
untuk menganalisis hubungan antara lingkungan kerja dan kepuasan kerja.
2. Informasi Demografi:
Data ini mencakup tanggapan dari 210 karyawan. Mayoritas (63,3%) karyawan berada dalam
kelompok usia 21-30 tahun, sedangkan sisanya (36,7%) dari kelompok usia 31-40 tahun.
Dalam hal jenis kelamin, 76,2% adalah karyawan pria dan 23,8% adalah karyawan perempuan.
Dalam hal pekerjaan, 33,3% responden berasal dari tiga sektor yang berbeda.
3. Konfirmasi Hipotesis Alternatif:
Hasil ini mendukung hipotesis alternatif bahwa lingkungan kerja memiliki dampak pada
kepuasan kerja. Ini menunjukkan bahwa analisis data kemungkinan mengungkapkan hubungan
yang signifikan antara lingkungan kerja dan kepuasan karyawan.
4. Penghapusan Pertanyaan:
Ada lima pertanyaan yang dihapus dari matriks faktor karena memiliki beban faktor tunggal
yang rendah. Sembilan pertanyaan secara signifikan memengaruhi kepuasan kerja. Enam
faktor lainnya secara signifikan memengaruhi persepsi terhadap manajemen puncak. Lima
faktor sisanya secara signifikan memengaruhi kebutuhan akan penghargaan dan jam kerja
dalam organisasi serta hubungan kerja.
5. Analisis Korelasi:
Analisis korelasi dilakukan untuk menentukan hubungan antara komponen-komponen
lingkungan kerja dan kepuasan kerja. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen puncak
memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kepuasan kerja (r1 = 0,283, p < 0,05).
Hubungan dengan kebutuhan akan penghargaan dan jam kerja juga signifikan dan positif (r2 =
0,268, p < 0,05). Hubungan dengan rekan kerja juga signifikan dan positif (r3 = 0,137).
6. Analisis Regresi:
Analisis regresi dilakukan untuk menentukan dampak dari manajemen puncak, kebutuhan akan
penghargaan dan jam kerja, keamanan kerja, serta hubungan di tempat kerja pada kepuasan
kerja. Hasil regresi menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki dampak yang signifikan
secara statistik pada kepuasan kerja (R = 0,363, β0 = 0,948, t = 2,335, p < 0,05). Nilai R sebesar
36,3% menunjukkan bahwa ada hubungan linear positif antara lingkungan kerja dan kepuasan
kerja. Hasilnya juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja menjelaskan sekitar 13,2% variasi
dalam kepuasan kerja (R2). Nilai F = 10,421 secara statistik signifikan (P < 0,05) dan nilai t =
2,335 juga statistik signifikan, sehingga hipotesis nol ditolak.
Jurnal 3
Dalam jurnal ini, dilakukan penelitian menggunakan data dari 1057 responden yang mengisi
kuesioner secara anonim tentang kepuasan kerja. Sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden:
Dari 1057 responden, sebanyak 1043 kuesioner yang diisi kembali, sehingga tingkat respons
mencapai 98,7%. Usia rata-rata responden adalah 35,24 tahun, dengan sebagian besar (44,6%)
berada dalam kelompok usia 18-30 tahun. Ada 427 responden pria dan 616 responden wanita.
Mayoritas (73,5%) tidak memiliki anak, sementara 26,5% memiliki anak. Sebagian besar
responden memiliki gelar pasca sarjana, sementara 29,1% hanya lulus SMA. Terdapat variasi
pekerjaan, dengan 22,2% responden adalah dokter, 15,1% guru, dan 14,0% mahasiswa.
2. Pengetahuan tentang Kepuasan Kerja:
Mayoritas responden (91,7%) memiliki pengetahuan yang baik tentang karakteristik utama
kepuasan kerja, seperti definisi utama dan stres terkait pekerjaan. Namun, hanya 31,4% yang
tahu bahwa stres terkait pekerjaan dan mobbing berdampak pada kesehatan kardiovaskular
mereka. Hanya 28,7% responden yang tahu bahwa "Hanya 15% pekerja di seluruh dunia puas
dengan pekerjaan mereka."
3. Sikap terhadap Kepuasan Kerja:
Mayoritas responden melihat beban kerja sebagai faktor kunci dalam kepuasan kerja (93,4%),
serta upah yang memadai dan jadwal tugas yang jelas. Beberapa responden melihat tantangan
sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik (80,2%) dan termotivasi oleh peluang karier (90,7%).
Namun, 50,5% responden memiliki sikap negatif terhadap perubahan.
4. Perilaku Responden:
Beberapa responden menunjukkan tingkat ketahanan yang baik terhadap situasi stress. Namun,
masalah perjalanan ke tempat kerja, seperti waktu tempuh, tampaknya menjadi masalah bagi
setidaknya sepertiga responden. Mayoritas responden menganggap bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi negatif oleh waktu tempuh yang panjang. Tidak adanya perasaan bahagia dalam
pergi bekerja dan kurangnya peluang karier juga menjadi masalah bagi sebagian responden.
5. Analisis Regresi Linear Berganda:
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait kepuasan kerja. Pengetahuan dikorelasikan secara
positif dengan tingkat pendidikan dan sikap yang positif tetapi secara negatif dengan perilaku
yang positif. Sikap yang positif dikorelasikan positif dengan tingkat pendidikan, pengetahuan,
dan perilaku yang positif. Perilaku yang positif dikorelasikan positif dengan sikap yang positif,
tetapi secara negatif dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan.

Perbedaan dan Kesamaan:


• Dalam 3 jurnal memiliki jumlah responden dan rentang usia yang berbeda
• Dalam 3 jurnal ini sama sama menjelaskan terkait kepuasan kerja karyawan dalam
bekerja
• Dalam 3 jurnal ini berbeda dalam hal menganalisis kepuasan kerja karyawannya seperti
dalam jurnal 1 menjelaskan terkait kebutuhan psikologis dari karyawan sedangkan
jurnal 3 menjelaskan terkait perilaku yang ditunjukan karyawannya dalam melakukan
pekerjaannya.
• Dalam 3 Jurnal ini berbeda dalam hal karakteristik responden yang diberika kuesioner
• Dalam 3 Jurnal ini berbeda dalam hal hasil penilitian dan subjek yang dituju seperti
dalam jurnal 2 menggunakan nilai kerja Intrisik, ekstrinsik, dan sosial dalam
peneilitannya sedangkan jurnal 2 menggunakan pengaruh perilaku manajer puncak
dengan kepuasan karyawan
• Dalam 3 jurnal ini sama sama menggambarkan betapa pentingnya pengaruh kepuasan
kerja dengan pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut dan akan berdampak pada
hasil.
• Dalam Jurnal 2 dan 3 menggunakan analisis regresi untuk mengetahui faktor penelitian
kepuasan kerja sedangkan Jurnal 1 tidak menggunakan
Kesimpulan
Jurnal 1
Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana nilai-nilai kerja berperan
dalam kepuasan kerja melalui PNS di tempat kerja, dan ini dapat membantu dalam
pengembangan praktik-praktik manajemen sumber daya manusia yang lebih efektif dan
optimal.
Jurnal 2
Kesimpulannya, penelitian ini menyajikan temuan yang mendukung hubungan antara
lingkungan kerja dan kepuasan kerja karyawan. Hasil analisis korelasi dan regresi
mengungkapkan bahwa faktor-faktor tertentu dalam lingkungan kerja memengaruhi kepuasan
kerja. Dengan demikian, penting bagi organisasi untuk memperhatikan dan meningkatkan
lingkungan kerja agar dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan.
Jurnal 3
Penelitian ini mengindikasikan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait kepuasan kerja
memiliki hubungan kompleks. Peningkatan tingkat pendidikan dan kesadaran akan pentingnya
kepuasan kerja dapat berkontribusi positif terhadap sikap dan perilaku yang mendukung
kepuasan kerja. Selain itu, beberapa faktor seperti waktu tempuh ke tempat kerja dan masalah
keluarga juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja responden.

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/08948453211043878
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567115005249
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9656398/

Anda mungkin juga menyukai