Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PENGENDALIAN MUTU STATISTIK

4.1 Statistik dalam Pengendalian Mutu


Ilmu statistic dikenal kurang lebih sejak dua abad yang lalu dan mulai
berkembang pemakaiannya pada abad 20 dalam bidang fisika, astronomi,
biologi dan sosial. Setelah teori sampling dikembangkan pada tahun dua
puluhan maka barulah ilmu statistic menjangkau bidang control kualitas. Pada
Mei 1924 Walter A Shewart dari Bell Telephone Laboratories (AS)
memperkenalkan sketsa Diagram Kontrol yang merupakan cara baru untuk
memecahkan masalah control kualitas.Cara baru ini dengan cepat
dikembangkan oleh ilmuwan tetapi tidak begitu dihargai pemakaiannya oleh
industry.

Setelah perang dunia II control kualitas statistic mulai banyak dipakai oleh
industry karena dorongan industry militer di AS karena untuk mengembangkan
sector pertahanan Negara. Di Inggris control kualitas statistic sudah mulai
pemakainannya pada tahun 1937 terutama dalam industry batubara, lampu,
kimia, bahan bangunan. Dari kedua Negara industry diatas, control kualitas
statistic mulai menyebar pemakaiannya ke Negara industry lainnya.

4.2 Pengertian Variasi dalam Proses Produksi


Karena melalui berbagai tingkatan proses pembuatan, maka dapatlah
dikatakan bahwa proses kelahiran yang harus dialami oleh suatu produk itu
amatlah panjang. Mulai dari ekstasi bahan alamiah, galian atau tambang,
dilanjutkan dengan berbagai tingkatan pengolahan supaya menjadi bahan
mentah, diproses dalam berbagai tingkatan pembuatan supaya menjadi produk
setengah jadi, dan akhirnya dip roses akhir yang menjadikan komponen siap
dirakit menjadi produk yang siap pakai. Untuk satu tingkatan proses saja, dari
urutan proses diatas sudah banyak sekali factor yang mempengaruhi, masing-
masing mempunyai andil dalam tingkat pengaruh yang bermacam-macam,
sehingga corak, rupa, ataupun sifat fisik suatu produk dapat dikatakan unik.
Suatu komponen yang dibuat secara masal akan memiliki karakteristik yang
unik yang berbeda dengan saudara kembarnya.

33
Variasi atas karakteristik produk merupakan hal yang wajar karena proses
duplikasi ideal tak mungkin terjadi. Oleh sebab itu hamper tiak mungkin untuk
membuat sejumlah produk dengan spesifikasi absolute yang tak menghendaki
adanya penyimpangan. Dengan demikian diperlukan spesifikasi yang
mencantumkan konsep toleransi, yaitu batas-batas diantara karakteristik
produk harus terletak. Batas ini dibuat tidak tanpa dasar, karena harus
memperhatikan segi fungsional atau tujuan pemakaian produk dan juga
pertimbangan atas kemampuan proses pembuatan untuk menghasilkan
produk sesuai dengan toleransi yang diminta.

Apabila ditinjau dari kemampuannya untuk mehasilkan produk, maka setiap


proses produksi yang merupakan kesatuan dari mesin, operator, bahan baku,
dan bahan pembantu, akan mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik
tersebut dapat dinyatakan dalam dua hal yaitu Tingkat Proses Rata-rata
(Average Process Level) dan Variabilitas Proses (Process Variability). Jikalau
proses produksi tersebut dijaga secara sekasama dan seketat mungkin, maka
dapat dicapai suatu kondisi proses yang konstan, atau dengan kata lain yaitu
proses yang normal. Apabila seluruh produk yang dihasilkan selama proses
produksi normal diukur karakteristiknya ( kimiawi, fisik, atau geometric) dengan
kecermatan tertentu, maka akan terlihat bahwa mereka mempunyai harga
yang terkumpul disekitar harga pertengahan atau harga tingkat proses rata-
rata dan derajat penyebaran disekitar titik tengah tersebut menggambarkan
variabilitas proses.

4.2.1 Ketepatan Proses

Untuk sejumlah produksi yang cukup besar yang dikukur dengan proses
pengukuran yang cukup cermat secara umum akan menghasilkan suatu
distribusi yang mendekati bentuk distribusi normal. Dalamm hal ini tingkat
proses rata-rata ( setaraf dengan mean (m) ) dan variabilitas proses ( setaraf
dengan  ) merupakan dua harga yang unik bagi proses produksi yang
bersangkutan. Jika dikehendaki persesuaian antara karakteristik produk
dengan toleransi sebagaimana ditetapkan oleh spesifikasi dalam ini adalah
wajar. Berdasarkan persesuaian ini maka dapat dibedakan tiga tingkatan
ketepatan proses yaitu proses dengan ketepatan rendah, menengah, dan
tinggi.

34
a. Proses Ketepatan Proses Ketepatan Proses Ketepatan
Rendah Menengah Tinggi

Toleransi Toleransi Toleransi

Tingkat proses rata rata

Gambar 4,1 Hubungan antara karakteristik proses dengan toleransi


produk.

Preoses ketepatan rendah merupakan proses yang tidak dikehendaki.


Meskipun diusahakan untuk menjaga seketat mungkin supaya proses tetap
berjalan normal tapi akan selalu menghasilkan beberapa produk yang
mempunyai karakteristik diluar toleransi.

4.3 Diagram Kontrol Kuantitatif Jangkauan


Diagram kontrol (control chart) merupakan diagram yang menggambarkan
kondisi proses yang ditinjau dari sifat atau karakteristik produk dengan kualitas
tertentu. Pada umumnya diagram control digunakann pada produk masal.

Diagram Kontrol Kuatitatif diperoleh dari pengukuran yang menghasilkan


angka. Ada dua jenis diagram kontrol kuatitatif yang digunakan bersama-sama
yaitu Diagram control Jangkauan ( R-Chart) digunakan untuk mengontrol
variabilitas proses dan Diagram Kontrol Harga Rata-Rata ( X-Chart),
digunakan untuk mengontrol tingkat proses rata-rata.

Langkah-langkah pembuatan diagram control Jangkauan.

 Pemilihan obyek Ukur

 Penentuan ukuran sampel dan periode pengambilannya

 Pengukuran dan penulisan hasil ukur

 Penentuan indek ketepatan relatip

 Penentuanj indek ketepatan relatip

35
a. Pemilihan Obyek Ukur

Obyek ukur ditetapkan menurut perkiraan atau pengalaman dimana


pada obyek tersebut merupakan hal yang kritis yang menjadin
sebabditolaknya produk atau karena mudah keluar dari toleransi dan in
I merupakan karakteristik proses. Akan tetapi sedapat mungkin obyekm
ukur harus mudah untuk diukur.

b. Penentuan ukuran sampel dan periode pengambilannya

Penentuan ukuran sampel dan periode pengambilannya merupakan


dua hal yang berkaitan. Jika ukuran besar periode pengambilannya
agak lama., sedangkan ukuran sampel yang kecil memerlukan periode
yang agak cepat. Cara kedua ini lebih dianjurkan karena dengan
ukuran sampel kecil cukup dihitung jangkauannya ( bukan deviasi
standarnya). Sampel bisa kita ambil disekitar 4 buah, dari hasil yang
paling baru ( produk masih “hangat’).

Periode pengambilan sampel ditentukan berdasarkan kecepatan


produksi, bila kecepatan produksi lebih kecil dari 100 buah perjam,
maka sampel dapat diambil stiap 4 jam sampain 1 jam. Untuk
kecepatan produksi lebih dari 100 perjam dapat digunakan periode
pengambilan sampel 1 jam sampai ¼ jam.

Periode pengambilan sampel seperti diatas adalah merupakan petunuk


umum, untuk tahap permulaan, sedangkan nberikutnya tergantung
bdari keadaan proses ( variabilitas proses dan proses rata-rata ).

c. Pengukuran dan penulisan hasil ukur

Untuk mempermudah prosedur, maka pengukuran sedapat mungkin


menghasilkan data yang enak dalam arti angkanya sedikit ( satu atau
dua angka yang bervariasi). Dan tandanya sama guna menghindari
kesalahan perhitungan.

Data pengukuran dicantumkan pada lembaran pengukuran yang


khusus dibuat untuk keperluan ini. Pada lembaran tersebut
dicantumkan beberapa baris sesuai dengan ukuran sampel yang dibagi
menjadi beberapa kolom sesuai dengan nomor urut sampel. Contoh
lembar pengukuran seperti berikut ini.

36
Tabel 4.1 Lembar data pengukuran

No Order : 21 No. Gambar : 146 No. Mesin : 02 Operator : Ade


Nama Produk : Poros Pengukur: Marji Periode Sampling : 2 Jam
Dimensi : 25,08 Toleransi : ± 0,02 Titik nol : 25,06 Satuan ; µm
Nomor Nomor Sampel
Produk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 40 25 20 35 20 20 15 25 15 20

2 25 20 30 20 30 25 30 25 35 25

3 15 25 25 20 10 20 20 30 20 30

4 20 20 25 20 25 30 15 30 25 20

Total 100 90 100 95 85 95 80 110 95 95 945

Rata-rata 25 23 25 24 21 24 20 28 24 24 23,5= X bar

Jangkauan 25 5 10 15 21 10 15 5 21 10 13,5=R bar

d. Penentuan indek ketepatan relatip (RPI)

Indek ketepatan relatip atau Relative Precision Index diperlukan unruk


menentukan ketepatan dari proses produksi. RPI ditentukan
berdasarkan perbandingan toleransi dan Jangkauan.
Toleransi T
RPI = ------------------------ = …………..
Jangkauan R
Tabel 4.2 Klasifikasi Variabilitas proses relative terhadap Toleransi

Ukuran Harga RPI


Sampel Ketepatan Ketepatan Ketepatan Tinggi
rendah menengah
2 <6 6–7 >7

3 <4 4-5 >5

4 <3 3 - >4 >4

5dan 6 < 2.5 2,5 – 3,5 >3,5

37
Tidak Mkemuaskan, asal Memuaskan, asala
Kondisi
memuaskan harga proses rata- harga proses rata-
Proses produk diluar rata didalam batas- rata didalam batas-
toleransi tak batas peringatan bats peringatan
mungkin yang dimodifikasi
dihindari

e. Penentuan Batas- Batas

Berdasarkan hasil penentuan kelas ketepatan proses, maka pembuatan


batas-batas pada diagram control dapat dilakukan . Tindakan pertama
dan umum dilakukan adalah pemeriksaan variabilitas proses dengan
menggunakan diagram control jangkauan ( R-Chart). Batas- batas itu
adalah:

Batas Peringatan = D’.975 R

Batas Kontrol = D’. 999 R

Dimana konstanta D’ tersebut berdasarkan ukuran sampel.

Tabel 4.3 Konstanta untuk menentukan batas-batas pada diagram


control jangkauan
Ukuran sampel D’.975 D’.999

2 2,81 4,12

3 2,17 2,99

4 1,93 2,58

5 1,81 2,36

6 1,72 2,22

Setelah batas-bats tersebut dibuat pada diagram control, dilihat apakah


harga harga jangkauan (dari 10 sampela) tersebar secara rambang
dibawah batas peringatan.
Contoh:
Misal untuk n= 4 harga jangkauan rata-rata R adalah 13,5µm

Batas peringatan = 1,93 . R = 1,93 . 13,5 = 26 µm


Batas Kontrol = 2,58 . R = 2,58 . 13,5 = 35 µm
Titik titik pengamatan beserta batas tersebut pada diagram control
seperti gambar 4.2

38
Jangkauan
(µm )

40
Batas kontrol

30
Batas Peringatan

20
R

10

5 10 15 20 nomor sampel
Gambar 4.2 Diagram control Jangkauan.

Penyebaran titik titik tersebut merupakan gambaran atas variabilitas proses.


Untuk menentukan proses stabil atau tidak dapat digunakan rambu-rambu
berikut ini. Suatu Proses dianggap menjadi tidak stabil jika:
 Ada satu titik berada didekat atau diluar batas control
 Ada dua titik berada didekat atau diluar batas peringatan dalam selang
10 kali pengambilan sampel
 Ada tiga titik berada didekat atau diluar batas peringatan dalam selang
20 kali pengambilan sampel
Sebelum menentukan tindakan apa yang akan diambil kadang kadang perlu
dipastikan dengan cara mengambil satu sampel lagi. Berdasarkan hasil yang
terakhir akan diketahui apakah proses menjadi tak stabil tersebut hanya
disebabkan oleh kesalahan penyetelan. Jika dalam selang 10 sampel ada satu
titik diluar batas peringatan, tetapi masih dibawah batas control, maka proses
masih dianggap stabil bila ternyata untuk sampel – sampel berikutnya
menghasilkan titik-titik dibawah batas peringatan.

4.4 Diagram Kontrol Kuantitatif Harga Rata-rata


Diagram control haraga Rata-rata dapat dibuat dengan menggunakan data
pada table 4.1

39
RPI = T/R = 40/13,5 = 2,96 ( untuk n= 4, termasuk kelas ketepatan rendah)
Batas-batas diagram control harga rata-rata ddihitung dengan rumus sebagain
berikut:
Batas Peringatan = X ± A’. 975 R
Batas Kontrol = X ± A’.999 R
Dimana harga A’ ditentukan berdasarkan ukuran sampel dengan mekai table
4.4.
Tabel 4.4 Konstanta untuk menentukan batas-batas pada diagram
control harga rata-rata
Ukuran sampel A’. 975 A’. 999
2 1,23 1,94
3 0,67 1,05
4 0,48 0,75
5 0,38 0,59
6 0,32 0,50

Contoh dengan n=4 X = 23,5 µm R=13,5 µm maka


Batas peringatan = 23,5 ± 0,48 . 13,5 = 30 dan 17 µm
Batas Kontrol = 23,5 ± 0,75 . 13,5 = 34 dan 13 µm
Toleransi
(µm )

Batas atas
toleransi
40
Batas control atas

Bts Peringatan atas


30
X = 23,5

20 Bts Peringatan bawah

Bts Kontrol bawah


10
Bts bawah toleransi

5 10 15 20 nomor sampel
Seting titik Nol 25,06
Gambar 4.3 Diagram control Harga Rata-rata

40
Proses dianggap stabil jika titik pengamatan tersebar didalam batas-batas
peringatan.
Meskipun jangkauan dan harga rata-rta masih didalam batas control, proses
dengan RPI rendah akan menghasilkan sebagian produk diluar toleransi. Oleh
sebab itu inspeksi 100% harus dilakukan. Sedapat mungkin RPI ditinggikan
sampai pada tingkat ketepatan menengah dengan salah satu cara berikut:
 Memperbesar toleransi ( hrs disetujui perencana dan pembeli )
 Memperkecil variable proses ( memperkecil R)
Jika alternative diatas tdk dapat dilakukan, maka proses harus dihentikan dan
diusahkan menggantikannya dengan cara lain.

41

Anda mungkin juga menyukai