Anda di halaman 1dari 25

Pengendalian Kualitas dengan

Diagram Kontrol
(Control Chart)
Teori Dasar Diagram
Kontrol
Setiap proses duplikasi (pembuatan
produk dalam jumlah tertentu atau
produksi masal) akan memiliki ciri atau
karakteristik tertentu,

bila ditinjau dari hubungan antara


acuan (toleransi geometrik) dengan
geometrik produk yang dihasilkan oleh
proses yang bersangkutan.
Berdasarkan kenyataan ini dan dengan
penerapan teknik statistika maka bisa
dirancang suatu teknik diagram kontrol,

yang berfungsi untuk mengontrol


jalannya proses pembuatan sehingga
dihasilkan produk sesuai dengan
kualitas yang diinginkan.
Diagram kontrol (control chart) merupakan
diagram yang menggambarkan situasi atau
kondisi proses ditinjau dari sifat atau
karakteristik produk yang dihasilkannya
pada setiap satuan atau selang waktu
tertentu.
Diagram kontrol merupakan salah
satu alat untuk:
 mempelajari karakteristik proses yang terus
berlangsung dalam jangka waktu tertentu,
 menetapkan kondisi proses yang dianggap
baik sehingga merupakan standar untuk
menghasilkan produk dengan kualitas
tertentu,
 menetapkan metoda untuk memeriksa atau
mengukur karakteristik produk,
 menentukan saat yang paling tepat guna
mengadakan koreksi proses sehingga tidak
menghasilkan produk di luar spesifikasi.
Mesin perkakas dirancang untuk
menghasilkan produk dengan cara tertentu
dengan hasil yang baik atau optimum
antara kemampuan dan harga.

Mesin perkakas yang presisi atau


ketepatannya tinggi (keterulangan yang
baik bagi hasil proses duplikasinya)
dirancang dan dibuat dengan seksama
sehingga pada umumnya harganya akan
mahal.
Untuk menghasilkan produk yang baik
tidak selalu dibutuhkan mesin perkakas
yang mahal, melainkan ditentukan oleh
toleransi produk sesuai dengan acuan
kualitas.

Bila memang daerah toleransinya cukup


besar maka cukup digunakan mesin
perkakas yang kurang tepat sehingga
harga produk jatuhnya akan lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan mesin
yang presisi (tepat).
Mesin perkakas biasanya diatur sehingga
menghasilkan produk dengan ukuran
geometrik pada daerah toleransinya (di
tengah daerah toleransinya).

Sesuai dengan kemampuannya, ukuran


produk yang dihasilkan akan menyebar
dan membentuk suatu distribusi
(kecenderungan berbentuk distribusi
normal).
Berdasarkan sebaran ukuran produk
(yang dibuat dalam jumlah banyak)
relatif terhadap batas toleransi yang
dirancang bisa dikategorikan jenis
ketepatan prosesnya yang dapat
dibedakan menjadi tiga tingkatan,
yaitu:

1. Proses ketepatan rendah


2. Proses ketepatan menengah
3. Proses ketepatan tinggi
Frekuensi

Karakteristik produk

variabilitas proses
Tingkat proses rata-rata

T = toleransi T = toleransi T = toleransi

a. Proses ketepatan rendah b. Proses ketepatan menengah c. Proses ketepatan tinggi


1. Proses ketepatan rendah
yang merupakan proses yang tidak dikehendaki
karena hasilnya tidak memuaskan walaupun
diusahakan untuk menjaga proses tetap berjalan
normal tetapi akan selalu menghasilkan beberapa
produk yang mempunyai karakteristik di luar
toleransi.

T = toleransi
Pada gambar, terlihat bahwa
ujung-ujung atau ekor dari
distribusi terpotong oleh
batas toleransi.
2. Proses ketepatan menengah
yang merupakan proses dengan hasil yang cukup
memuaskan karena hampir tidak dihasilkan
produk yang keluar dari toleransi atau hanya
sebagian kecil.

T = toleransi
Pada gambar, terlihat bahwa
ujung-ujung atau ekor dari
distribusi menempel pada
batas toleransi.
3. Proses ketepatan tinggi
yang merupakan proses dengan hasil yang sangat
memuaskan karena sama sekali tidak dihasilkan
produk yang keluar dari toleransi.

T = toleransi
Pada gambar, terlihat bahwa
ujung-ujung atau ekor dari
distribusi terletak jauh dari
batas toleransi.
Faktor utama yang menjadi penyebab
variasi yang relatif besar atas
karakteristik produk umumnya terdiri
atas:
- perbedaan di antara mesin perkakas,
- perbedaan di antara operator mesin,
- perbedaan di antara bahan baku atau bahan
pembantu,
- perbedaan dalam setiap faktor di atas
dengan berubahnya waktu,
- perbedaan dalam kaitannya antara satu
sama lain dari faktor-faktor di atas.
Untuk mengantisipasi kemungkinan
menghasilkan produk dengan ketepatan
proses rendah, dengan menaikkan
ketepatan proses dapat dilakukan
dengan dua alternatif yang dapat
dipilih, yaitu:
 Memperbesar toleransi dengan mengubah
spesifikasi produk dengan syarat tidak mengubah
fungsi komponen tersebut, dan/atau
 Memperkecil variabilitas proses dengan perbaikan
beberapa faktor utama, misal
- mengganti bahan baku yang lebih baik yang
mampu mesin, mampu bentuk, mampu las,
dan sebagainya, atau
- mengganti operator mesin yang lebih ahli,
ataupun mengganti mesin perkakas yang lebih
presisi.
Apabila proses tersebut dapat dilaksanakan
dengan menaikkan ketepatan proses, tetapi
permasalahan tidak berhenti sampai di sini
saja.
Proses berjalan dengan
bertambahnya waktu, tingkat proses
rata-rata (average process level)
dapat terjadi pergeseran atau
pembesaran variabilitas proses
(process variability).
geometrik geometrik
produk produk
H

waktu L waktu

Perubahan Tingkat Proses Rata-rata Perubahan Variablilitas Proses

Pergeseran tingkat proses rata- pembesaran variabilitas


rata kemungkinan disebabkan proses biasanya diakibatkan
oleh keausan pahat, karena terjadi perubahan
sifat bahan benda kerja atau
keausan mesin.
Perubahan tersebut umumnya mempunyai kecenderungan pada
kesalahan sistematik (systematic error)
Pada suatu saat kesalahan atau
penyimpangan tak dapat dihindari lagi
akan menghasilkan beberapa produk
yang jelek atau keluar dari toleransi
(ketepatan proses rendah), maka mesin
harus dihentikan guna dikoreksi (misal
pahat diganti dan/atau mesin disetel
kembali).

Tindakan koreksi tersebut dapat


dilakukan dengan pemantauan atau
monitoring menggunakan diagram
kontrol.
Pengukuran karakteristik atau kualitas
produk (komponen mesin dan peralatan)
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara langsung, tak langsung, dengan
kaliber, atau dengan perbandingan.
Pengukuran secara langsung dan tak
langsung (dengan menggunakan alat
ukur yang mampu menunjukkan harga
pengukuran dalam bentuk angka)
merupakan cara yang lebih baik karena
kemudahannya dalam memperkirakan
atau menentukan penyebab dari
ketidakstabilan proses.
Akan tetapi pengukuran dengan
menghasilkan angka secara langsung
tersebut (secara kuantitatif) pada beberapa
keadaan tak mungkin untuk dilaksanakan,
misalnya pada penentuan kualitas produk
hanya mungkin dibedakan kondisi baik
atau buruk (secara kualitatif).
Dengan demikian, diperlukan dua jenis
diagram kontrol sesuai dengan cara penilaian
kualitas produk, yaitu

1. Diagram kontrol kuantitatif


digunakan untuk menentukan kualitas
produk secara kuantitatif.

2. Diagram kontrol kualitatif


digunakan untuk menentukan kualitas
produk antara kondisi baik atau jelek.
Walaupun diagram kontrol merupakan
cara yang terbaik untuk menjaga
kualitas produk, tetapi tidak selalu
merupakan cara yang mungkin dapat
diterapkan, dalam beberapa kasus
berikut:
 bila pengukuran karakteristik produk relatif
sulit untuk dilaksanakan, sedangkan
kecepatan produksi relatif tinggi,
 bila pengukuran karakteristik produk relatif
mahal,
 bila pengukuran karakteristik produk hanya
mungkin dilakukan dengan cara merusak
Sebagai pemecahan permasalahan
tersebut di atas, diperlukan modifikasi
diagram kontrol, yaitu:
 sebagai ganti dari pemeriksaan produk
satu per satu (inspeksi 100 %) dilakukan
pemeriksaan sampel beberapa buah
produk yang diambil secara periodik
selama proses produksi berlangsung,
 diperlukan penggeseran letak atau
posisi dari garis batas dan garis kontrol
sehingga menjadi ke dalam dan diapit
oleh ke dua garis batas toleransi.
Pemecahan permasalahan tersebut di
atas timbul permasalahan baru yang
harus dijawab, yaitu:
• kapan pengambilan sampel harus
dilakukan,
• berapa jumlah produk yang harus diambil
per sampel,
• cukupkah diperlukan hanya satu diagram
kontrol, sedangkan karakteristik proses
yang perlu dikontrol sesungguhnya ada dua
dalam proses produksi yaitu tingkat proses
rata-rata dan variabilitas proses,
• dimanakah letak atau posisi yang paling
baik dari garis batas pada diagram kontrol.
Untuk menjawab pertanyaan diperlukan
pengetahuan dasar atas sifat-sifat
distribusi teoritik sebagaimana yang
dikembangkan dalam bidang statistika.

Anda mungkin juga menyukai